Note : (WARNING ALERT!) ini ff murni imajinasiku yang liar. Harap baca, disini banyak adegan untuk usia dewasa dan kata-kata kasar.
Main Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook (GS), Park Jimin (GS)
Genre : Romance, Suspense, Horror, Mystery
Aku tidak mengambil keuntungan dari cerita ini. Semua karakter dalam cerita ini bukan milikku (milik TUHAN, BIGHIT, dan mereka sendiri) .
.
.
.
-KILLING YOU-
Present
By, Kyanzha16
.
.
.
Park Jimin membenci Jeon Jungkook, membencinya hingga ingin menggulitinya hidup-hidup.
Park Jimin itu PRIMADONA di Universitas Bangtan. Semua laki-laki mengincarnya, memujanya dan menjadikan dirinya objek fantasi dalam bercinta. Park Jimin tidak terlalu tinggi tapi untuk ukuran seorang perempuan, tingginya terbilang cukup. Mempunyai lekuk tubuh yang ramping, dan kulit putih yang tidak terlalu pucat. Tatapan mata cokelatnya mampu meluluhkan hati setiap orang yang dipadu bibir merah gemuk dengan wajah yang seksi. Rambutnya yang terurai sebahu sengaja ia cat berwarna Blonde-Brown.
Intinya Park Jimin itu perempuan Perfect yang menjadi kekasih idaman para lelaki.
Tapi kini karena seorang Jeon Jungkook, statusnya sebagai perempuan paling diincar, harus rela tergantikan.
Jeon Jungkook, perempuan pindahan Busan yang menjadi anak baru di Universitas Bangtan, menggantikkan posisinya sebagai Primadona kampus.
Jimin tidak mengerti apa yang menarik dari perempuan lugu dan pendiam seperti Jeon Jungkook selain tinggi badannya yang seperti model Catwalk, dan mempunyai tubuh montok dengan lekuk pinggang jam pasir. Tidak kurus dan tidak terlalu berisi.
Jimin memang harus mengakui Jungkook memiliki wajah yang manis, dengan kelam malam di kedua bola matanya, dan dua gigi yang menyembul saat tertawa seperti kelinci. Tapi tetap Jungkook tidaklah selevel Jimin hingga bisa menyainginya.
Apa yang para lelaki kampusnya lihat dari perempuan polos dengan surai hitam yang terurai bergelombang sepinggang?
Dimata Jimin, Jungkook biasa saja ! tidak menggoda sepertinya malah terkesan seperti perempuan culun. Tapi sekali lagi tidak hanya lelaki seisi kampus yang mulai mengincarnya, kekasihnya pun kini menunjukkan gelagat tertarik pada Jeon Jungkook.
Kim Taehyung, pemuda yang sangat cocok bersanding dengannya, karena menjadi pemuda paling diincar para perempuan.
Kim Taehyung sangat populer dikampusnya, pemuda tampan dengan fisik sempurna. Tak ada cela dalam diri Kim Taehyung, kekasih yang paling sangat dicintai Park Jimin. Hingga Jimin merelakan dan melakukan segalanya untuk Kim Taehyung.
Kemarahan Jimin pada Jungkook bermula saat Kim Taehyung yang mempunyai beberapa kelas yang sama dengan Jeon Jungkook, melakukan tugas kelompok bersama.
Kim Taehyung juga menjadikan dirinya sendiri pemandu Jeon Jungkook yang masih belum hafal seluk beluk kampus dan membantunya belajar sebagian materi yang tertinggal.
Awalnya, Park Jimin tidak masalah. Siapa yang bisa membuat Kim Taehyung berpaling dari Park Jimin yang cantik?
Jelas tidak ada ! sebelum akhirnya gelisah melandanya. Kim Taehyung yang terkenal dingin menjadi lebih ramah hanya pada Jeon Jungkook.
Taehyung yang tak pernah tersenyum lebar seperti orang bodoh, jadi lebih banyak tertawa dan melakukan hal-hal konyol dan itu semua karena Jungkook.
Park Jimin sangat tau sifat Kim Taehyung seperti apa. Kim Taehyung itu playboy, Yang akan mengotori perempuan jika tertarik dan esoknya membuangnya bagai sampah.
Park Jimin tidak pernah mempermasalahkannya, karena Taehyung hanya akan mencintai dan terus memuja tubuhnya, meski sering bermain perempuan lain yang Park Jimin tau.
Terkadang jika perempuan yang ditiduri Kim Taehyung itu mencoba menggoda lagi, maka sebelum Taehyung berpaling, Park Jimin akan bertindak terlebih dahulu untuk menghabisinya.
Park Jimin tidak suka jika ada yang ingin mengambil miliknya. Dan Kim Taehyung tau itu, juga membiarkan kekasih sexy nya itu berlaku sesukanya.
Tapi kesekian kalinya semuanya berubah semenjak ada Jeon Jungkook yang hadir dihatinya Kim Taehyung.
Kim Taehyung tidak pernah mengejar seorang perempuan, begitupun pada Park Jimin dulu.
Keduanya yang mabuk di pesta salah satu teman sekampusnya, saling berbagi kehangatan, bercinta tanpa tau malu di sofa sang tuan rumah, Kenny, temannya yang mengadakan pesta. Tak memperdulikan sebagian anak yang melihat dan bersorak keras. Karena yang lainnyapun ada yang melakukan hal sama.
Tertidur dengan telanjang bulat dilantai marmer dengan Taehyung yang memeluknya, juga sebagian anak lainnya yang sama mabuknya.
Tak peduli dengan berita yang beredar dengan cepat dikampusnya. Tanpa ada kata yang terucap, Park Jimin meresmikan diri sebagai kekasih Kim Taehyung, dan semua anak menganggap mereka pasangan kekasih yang serasi.
Kim Taehyung tak ambil pusing, selama Park Jimin membuka lebar kedua kaki untuknya.
Tidak ada yang membuat Kim Taehyung bergairah selain Park Jimin. Sekali lagi itu sebelum Jeon Jungkook datang.
Kim Taehyung seperti orang bodoh, setiap hari mengantar jemput diluar kelas jika keduanya berbeda jadwal kelas. Bercerita panjang lebar yang tak biasanya, tersenyum secerah matahari dan lebih bersemangat menjalani hari.
Park Jimin sadar Kim Taehyung sudah mencintai Jeon Jungkook.
Dan itu tak bisa ia terima, Park Jimin akan memberinya pelajaran.
.
.
.
.
Jari-jari dari kedua tangan Taehyung meremas kuat dua bongkahan kenyal Jimin. Junior yang besar dan panjang menusuk-nusuk vagina yang sama gemuknya dengan bibir Jimin.
Terengah-engah, kedua telapak tangan Jimin menyentuh semua bagian depan tubuh taehyung putus asa sebelum meraih tengkuk leher Taehyung, menarik kepalanya mendekat untuk mempertemukan bibir masing-masing dalam ciuman tak beraturan.
Taehyung akan sampai, mempercepat tempo gerakan menusuknya membuat Jimin menggelinjang dibawahnya. Tangan Jimin kini meremas sprei yang ditidurinya. Kedua kakinya memeluk pinggang Taehyung agar menumbuknya semakin dalam.
Keringat membasahi tubuh panas keduanya. Taehyung menggeram rendah dengan suara deep voice nya yang seksi.
"Ohh-Ahh- Taehh-Teruus", diiringi desahan Jimin yang tiada henti mengalun.
Bunyi penyatuan milik Taehyung yang menusuk vagina basah Jimin semakin terdengar keras.
Tubuh Jimin bergetar, vagina-nya menghisap kuat junior besar Taehyung. Membusungkan tubuh atasnya, Jimin akan sampai. Tapi —
"Ahh Jungkook"
Junior Taehyung sudah memuncratkan cairan miliknya dirahim Jimin, sebelum Jimin mencapai puncaknya.
Mendapat erangan tak puas dari dua belah bibir Jimin yang belum keluar orgasme. Kim Taehyung tidak memperdulikkan raut wajah Jimin yang bukan lagi memerah karena nafsu gairah, melainkan amarah. Terlebih Taehyung mengerang keras nama Jungkook.
Melepaskan junior-nya yang perlahan layu dari vagina Jimin yang mengeluarkan keluar sperma miliknya.
Turun dari ranjang Jimin dan memakai satu persatu pakaiannya ditubuh polosnya.
"aku belum keluar tae !", protes Jimin yang merasa frustasi karena gairah yang belum dilampiaskan.
"aku tidak peduli, keluarkan sendiri", Taehyung berucap acuh, mengambil minuman dingin dikulkas mini yang terdapat dikamar Jimin.
"atau kau ingin aku menghubungi Yoongi? Atau mungkin Namjoon? Untuk menidurimu agar kau puas?"
Mata Park Jimin membola mendengar ucapan terlampau santai yang keluar dari bibir tipis Taehyung. Park Jimin memang nakal dan sama bajingannya dengan Taehyung, yang ia anggap kekasihnya itu. Tapi bukan berarti Park Jimin juga perempuan murahan hingga bisa tidur dengan beberapa orang sekaligus dalam satu waktu.
Selama bersama Taehyung pun Jimin hanya bercinta bersamanya.
"kau mau kemana tae?"
Taehyung yang hendak keluar kamar Jimin, menghentikkan langkahnya saat dipintu yang baru dibuka olehnya.
Memutar tubuhnya menghadap ranjang yang berisi Jimin yang terduduk menatapnya nyalang.
Berdecak, Kim Taehyung menaikkan satu alinya, "kau tidak lihat aku akan pergi?", lidahnya menjilat bibir bawahnya, "ada malaikat cantik yang harus aku jemput"
Menahan pisau tak kasat mata yang menusuk hatinya, "Jungkook? Kau meninggalkanku demi Jungkook? Disaat kau baru selesai bercinta bersamaku tanpa memuaskanku, dan kau pergi begitu saja?!"
Binar mata Kim Taehyung kini menatapnya dengan ekspresi lucu, senyum miring meremehkan kini tercipta disudut bibirnya, "kau yang menghubungiku chim, mengatakan agar aku datang ke apartemenmu untuk kutiduri. Dan aku sudah melakukannya"
"tapi aku tidak terpuaskan !", suara Jimin terengah menahan teriakan marah yang akan keluar.
Taehyung menatap Jimin tajam, meneliti lekuk tubuh yang dulu sering dipuja dalam fantasi liarnya dengan dingin, "dan apa yang membuatmu berfikir aku puas chim?", Jimin tersentak menatap Taehyung bingung.
Kekehan sinis keluar dari mulut Taehyung, "kau sudah tidak memuaskanku lagi Park Jimin", menghela nafas kasar dengan pandangan mata yang menatap wajah cantik Jimin tak tertarik. "vaginamu terlalu banyak dilecehkan batang pria lain. Sudah tak sempit dan tidak nikmat lagi"
Ekspresi Jimin mengeras tak terima dengan binar terluka yang tak ditutupinya. "jadi sekarang Jungkook yang akan jadi mainanmu?!"
Taehyung mengibaskan tangan kanannya, tawa keras menggema keseluruh ruangan. "apa yang membuatmu berfikir Jungkook akan jadi mainanku?"
Kening Jimin mengerut.
"mungkin aku harus memberitahumu, sayangku", Taehyung berdehem keras.
Melangkah kembali mendekati ranjang, menangkup pipi Jimin dengan kedua tangannya dengan tubuhnya yang sedikit membungkuk didepan Jimin yang masih terduduk dikasur empuknya.
"aku mencintainya dan mungkin aku akan menjadikannya seutuhnya milikku. Bukan mainan seperti kau, sayang", nada suara Taehyung setengah berbisik dengan suara husky yang seksi. Nafas hangatnya menyentuh permukaan wajah Jimin.
Air mata yang tak diundang jatuh dikedua mata coklat Jimin.
Taehyung menatapnya pura-pura kasian, mencium sekilas bibir bengkak yang tadi dianiayanya, "kita bukan sepasang kekasih, kau dan delusimu yang menganggapnya seperti itu. aku hanya mengikuti keinginanmu, selama kau memberiku pelayananmu. Aku tidak mempermasalahkannya", meniup wajah Jimin dengan nafas yang berbau mint, "tapi sekarang aku tak menginginkanmu lagi chim, kau saat ini dimataku sama seperti perempuan sampah yang kutiduri satu malam"
"aku terpaksa harus mengatakan ini, aku menginginkan makhluk murni seperti Jungkook untuk masa depanku", Taehyung mencium semua yang ada diwajah Jimin, "kau harus mengerti ini, sayangku".
Menempalkan kening keduanya, "kau tidak lebih dari barang bekas kini Park Jimin tersayang".
Melepaskan kedua tangannya yang menangkup wajah Jimin dan bergerak menjauh dari tubuh Jimin yang bergetar menahan emosinya, "selamat tinggal kekasih mainanku".
Badan Taehyung membelakangi Park Jimin, melambaikan tangannya dan melangkah keluar tanpa sedikitpun menoleh. Meninggalkan apartemen mewah Park Jimin dengan sang empu yang menatap kepergiannya dengan binar mata yang menggelap dan tangan yang terkepal erat dengan jari-jari tangan yang memutih.
.
.
.
.
"Taehyung-ssi ?"
Kedua sudut bibir Taehyung tertarik keatas menampilkan senyum lebar. Jungkook menatapnya heran, Jungkook baru saja selesai dengan pelajaran kuliah sorenya, menunggu anak lainnya keluar duluan karena sudah menjadi kebiasaan Jungkook untuk keluar terakhir dari kelasnya.
Dan saat ia ingin keluar, Kim Taehyung memblok jalannya didepan pintu kelas yang terbuka dengan cengiran anehnya.
"sedang apa disini?"
Meskipun ada sebagian mata kuliah yang sama, tapi Jungkook tau hari ini jadwal kelas Taehyung tak ada yang sampai sore. Sebab itu Jungkook bingung sedang apa Taehyung disini.
"aku menunggumu, ayo pulang bersama"
Jungkook melongo tak percaya, wajahnya pasti saat ini tampak lucu karena Taehyung terkikik dengan ekspresi yang ditunjukkan Jungkook.
Bagaimana Jungkook tidak berekspresi seperti ini, Taehyung selama beberapa bulan ini memang terus dekat dengannya, selalu menjemput dirinya dan mengantarnya pulang. Tapi itu karena sebagian jadwal kelas mereka yang sama, Jungkook tidak menolak ajakan Taehyung karena katanya jalan rumah mereka searah dan Taehyung yang khawatir karena Jungkook belum mengenal sepenuhnya kota Seoul hingga Taehyung menawarkan dirinya juga sebagai pemandu dikampusnya.
Jungkook tak mengerti kenapa Kim Taehyung, sang pangeran kampus, sengaja menungguinya untuk mengantarnya pulang seperti saat ini.
Menggigit bibirnya, Jungkook menatap Taehyung ragu. Jungkook senang dengan semua perhatian Taehyung padanya, jujur Jungkook menyukainya.
Hanya saja Jungkook tidak buta dan sangat peka dengan Park Jimin yang seluruh anak katakan sebagai kekasihnya, meski Taehyung tak pernah mengatakannya dan Jungkook yang tak pernah membahasnya.
Selama beberapa hari ini Jungkook selalu merasa diawasi dan Jungkook pernah memergoki Jimin yang menatapnya tajam.
Awalnya Jungkook tak tau kenapa Jimin memandanginya seolah akan membunuhnya, sebelum Jimin menyeret tubuhnya ke wc wanita kampus dan mengatakan padanya agar menjauhi Taehyung, kekasihnya, yang tentu mendapat tatapan tak mengerti dari Jungkook.
Berkata padanya bahwa Jimin akan menyakitinya jika tidak mengikuti perkataannya.
Jungkook tidak mau ada salah paham karena itu mencoba menjauhi Taehyung perlahan, yang anehnya semakin membuat Taehyung mendekatinya dan berakhir dengan acara rutin Taehyung menjadi supir pribadinya.
"tidak perlu Taehyung-ah, aku lebih baik pulang sendiri", tolaknya halus.
Cengiran yang menghias wajah Taehyung luntur dengan raut kecewa, membuat Jungkook tak enak hati karenanya.
"kenapa?", Taehyung bertanya meminta alasannya, tak biasanya Jungkook menolak.
Jungkook mengalihkan matanya, memandang kesamping. Memikirkan jawaban yang pas untuk diberi pada Taehyung.
"umm—aku sudah tau jalanan kota Seoul Taehyung-ah. Jadi kau tak perlu repot-repot seperti ini"
Jika Jungkook tak meneguhkan hatinya bahwa pemuda didepannya ini sudah dimiliki orang lain, mungkin Jungkook saat ini juga akan menyatakan diri menyukainya apalagi melihat tatapan mata keemasan Taehyung yang memesonanya dengan senyum lembut, membuat hatinya meleleh.
"apa ada sesuatu? Kau tidak menjauhiku kan?", suara dalam Taehyung terdengar sexy membuat Jungkook gugup apalagi kini Taehyung mendekatinya perlahan.
Mata doe Jungkook membola dengan dirinya yang terlihat sekali sangat shock, Taehyung memegang pundakknya dan dengan cepat menariknya kesamping, membuat punggungnya menabrak sedikit keras pada tembok kelas.
Tubuh Taehyung sedikit mendempetnya, dengan tangan kanan Taehyung meremas lengan atasnya dan tangan kirinya menahan tubuhnya sendiri pada tembok dibelakangnya.
Jantung Jungkook berdetak cepat. "jangan menjauhiku Jungkook-ah", memiringkan kepalanya yang mendekat dan menambrakkan bibir tipisnya pada bibir delima Jungkook, ciuman Taehyung sangat menuntut.
Kedua tangan bebas Jungkook menahan dada bidang Taehyung yang semakin menempel erat pada tubuh montoknya.
Kedua mata kelam malam Jungkook menutup erat, membuka pelan dua belah bibirnya. Jungkook tidak membalas lumatan Taehyung yang mulai bernafsu, hanya membiarkan bibir dan lidah lihai Taehyung menggigit, mengulum, dan menghisap bibir bawahnya lalu menjelajahi rongga mulutnya.
Melepaskan ciumannya dengan erangan pelan saat dirasa Jungkook yang mulai kehabisan nafas.
Menatap dengan mata berkabut pada Jungkook yang kini wajahnya memerah dengan menghirup nafas rakus.
Melepas remasan lengan atas Jungkook, kini tangan kanan Taehyung mengelus pipi tembam Jungkook penuh afeksi, mengangkat dagu Jungkook yang menunduk kebawah. Mempertemukan dua warna mata yang berbeda dalam tatapan yang intens.
"aku mencintaimu Jungkook-ah"
Jungkook menganga, merasa pendengarannya sedikit terganggu.
Kim Minggyu dan Kang Daniel sahabatnya selalu mengatakan padanya bahwa perlakuan Taehyung padanya itu karena Taehyung yang tertarik padanya, dan Jungkook selalu menyanggahnya karena menganggap Taehyung itu pribadi kelewat ramah.
Sungguh Jungkook tak menyangka perkataan kedua temannya itu jadi kenyataan.
Kerongkongan Jungkook terasa kering mendadak, Jungkook akui ia suka Taehyung. Tapi Taehyung sudah ada yang memiliki, Jungkook itu perempuan perasa meski terkenal pendiam.
Jungkook tentu mengerti perasaan Jimin jika tau kekasihnya ini menyatakan perasaannya pada nya.
"maafkan aku Taehyung-ah, kau sudah memiliki kekasih. Jadi lebih baik jangan dekat denganku lagi"
Taehyung tertawa kecil mendengar penuturan dari mulut manis Jungkook, masih tidak melepaskan kontak mata dari Jungkook. "aku tidak memiliki kekasih Jungkook-ah"
Kedua alis Jungkook mengerut, tak percaya akan apa yang diucapkan Taehyung. Jungkook tidak hanya mendengar dari semua anak dikampusnya tapi ia juga pernah beberapa kali memergoki Taehyung berciuman dibelakang kampus, atau melihat langsung Jimin yang merangkul manja lengan Taehyung saat berjalan diarea kampus.
Jelas perlakuan seperti itu hanya dilakukan sepasang kekasih, lalu kenapa Taehyung tak mengakui hubungannya?
"Taehyung-ah seluruh kampus tau, kau dan Park Jimin memiliki hubungan khusus. Tolong jangan seperti ini", Jungkook tak suka dengan Taehyung yang terasa mempermainkannya kini.
Bernafas pelan, "dari awal Jimin yang menganggap perlakuanku padanya itu sebagai hal lebih, aku hanya menganggapnya teman. Dan ia menangis terus-menerus ingin bersama denganku, aku kasihan dan akhirnya aku menjadi kekasihnya dengan harapan bisa menyukainya", pandangan mata Taehyung menatap kesamping, menyendu. "tapi sifat posesif Jimin membuatku tak bisa menyukainya. Karena itu aku memutuskannya", jelas Taehyung.
"apa itu bukan karenaku?", Jungkook bertanya memastikan. ia merasa khawatir mendadak.
Jimin juga kadang selalu menerornya dengan surat bernada ancaman yang pernah satu kali dipergoki sahabatnya tengah memasukkan surat pada lokernya. Inti dari semua isi surat itu adalah ia yang menjadi perusak hubungannya dan memintanya menjauhi Taehyung.
Dan jika benar Taehyung putus dari Jimin karenannya. Jungkook takut ancaman yang akan menyakitinya itu dilakukan Jimin. Mendengar dari banyaknya anak bahwa Jimin selalu menyingkirkan perempuan yang akan merebut Taehyung darinya.
Kim Taehyung menggeleng pelan, "itu murni karena aku sudah tak sanggup dengan dirinya".
"lalu kenapa kau mengatakan mencintaiku Taehyung-ah?"
Taehyung menatapnya serius, "karena aku mencintaimu, aku sudah memastikkan hatiku bahwa aku benar-benar mencintaimu. Aku takut kau akan dimiliki yang lain jika aku tidak mengungkapkan perasaanku", Kali ini apa yang dikatakan Taehyung benar adanya, Jeon Jungkook berteman dengan dua orang pemuda yang diam-diam menyukainya dan mencoba menariknya.
Rata-rata anak perempuan tak mau dekat dengan Jungkook selain mereka menganggap Jungkook itu pendiam, tapi mereka juga merasa tersaingi begitupun dengan Park Jimin.
Jungkook tak seperti perempuan lainnya, yang sekali diberi perhatian dari dirinya langsung meleleh dan saat itu juga minta ditidurinya.
Mencairkan hati Jungkook yang baginya seperti es batu sangatlah sulit, awalnya Taehyung hanya penasaran yang lama-kelamaan berubah menjadi rasa yang belum pernah dirasanya selama ia hidup.
Dibalik sifat sempurna Taehyung yang ditunjukkan, ada iblis didalamnya. Taehyung itu nakal dan brengsek, menyakiti dan memanfaatkan perempuan itu sudah menjadi kebiasaannya. Tapi saat pertama kali Jungkook hadir dihidupnya sebagai anak baru, entah mengapa taehyung merasakan sesuatu getaran aneh didadanya.
Lalu menjadi dekat dengan Jungkook, Taehyung merasa jiwa iblisnya berubah perlahan menjadi malaikat. Bagaimana Taehyung tak pernah ingin menyakiti apalagi memanfaatkan tubuh Jungkook.
Taehyung menyadari ia mencintainya saat Minggyu dan Daniel membuat Jungkook tertawa renyah atau membuat wajahnya berseri bahagia, hati Taehyung panas. ia cemburu.
Dan saat melihat Jungkook bersedih, Taehyung seolah merasakan juga kesedihan yang melandanya bahkan terasa dua kali lipat.
Ya, Taehyung yang tak punya hati dan berjiwa dingin kini mengakui pada dunia bahwa ia mencintai Jungkook yang mampu merubahnya.
Taehyung jadi lebih sering tersenyum tulus atau tertawa bahagia karena cerita yang dibagi keduanya.
Taehyung menginginkan Jungkook yang tidak hanya sebagai kekasihnya tapi juga masa depannya.
"maaf Taehyung-ah, aku tidak bisa. Jimin akan menganggapnya sebagai aku yang merusak hubunganmu"
Kim Taehyung mengerang kesal dalam hati, Park Jimin selalu jadi penghalang bagi perempuan yang mendekatinya.
Jika dulu Taehyung takkan peduli, Kali ini tidak, karena Jungkook takkan menjadi mainan satu malamnya, tapi calon nyonya KIM yang mendampinginya.
"beri aku kesempatan Jungkook-ah, kumohon jangan tolak aku"
Taehyung kini memeluk tubuh empuk Jungkook, jari panjang tangannya mengelus surai hitamnya yang mengurai panjang sepinggang. Harum tubuh Jungkook menguar begitu kuat, memabukan taehyung yang tengah menahan hasratnya.
Kedua gumpalan kenyalnya yang besar menempel dengan dada bidangnya.
Jungkook masih gugup diposisinya saat ini, jantungnya berdetak cepat. Membalas ragu-ragu pelukan Taehyung dengan tangan yang ikut melingkar diarea pinggangnya.
Bimbang antara menerimanya atau menolaknya kembali. Satu sisi Jungkook juga menyukai Kim Taehyung, tapi disisi lain Jungkook tau Taehyung itu playboy dari gosip yang beredar. Belum lagi Park Jimin yang meresahkan hati Jungkook, sejujurnya Jungkook takut dengan Park Jimin.
Tatapan mata Jimin dan aura yang dikeluarkannya seolah berkata ia tidak main-main dengan ucapannya.
"aku juga sebenarnya mulai menyukaimu Taehyung-ah", aku Jungkook, Taehyung mengeratkan pelukannya, "tapi aku tau cap pemain perempuan yang melabeli dirimu Taehyung-ah".
"percaya padaku, jangan dengarkan kata orang. Jika kau tak suka dengan sifatku, aku akan berubah menjadi lebih baik. aku mencintaimu, dan akan kulakukan apapun untukmu", Taehyung tak pernah memohon tapi untuk pertama kalinya Taehyung memohon hanya untuk perasaannya pada Jungkook.
Jungkook menidurkan kepalanya pada perpotongan leher Taehyung, tubuh Taehyung bergidik merasa nafas yang menyapa, "beri aku waktu untuk memastikan perkataanmu benar adanya Taehyung-ah".
Taehyung tersenyum senang, meski bukan jawaban yang diinginkannya. Setidaknya Jungkook memberinya harapan, Taehyung hanya perlu berusaha lebih keras untuk membuktikkan pada Jungkook bahwa ia sungguh-sungguh dengan perasaannya.
Hingga Jungkook yakin padanya.
"aku akan sabar menunggu jawabanmu, terima kasih tidak menolakku"
Jungkook tersenyum kecil menanggapinya.
.
.
.
Park Jimin menatap drama yang ditunjukkan Kim Taehyung dan Jeon Jungkook lewat TV diruang CCTV kampus Universitasnya.
Tidakkah kedua orang itu sadar bahwa setiap kelas dipasangi kamera pengawas?
Tangan Jimin kembali terkepal erat. Wajahnya yang tadi menampilkan emosi terluka, kini mengubahnya dengan seringai kejam dan tatapan mata dingin. Dengan bisikan iblis yang menambah panas hatinya dan pikiran yang penuh rencana.
.
.
.
.
Selama sebulan lebih Taehyung membuktikan keseriusan dari perkataannya, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih baik. membuat seluruh kampus gempar dengan perubahan yang ditunjukkan Taehyung.
Taehyung memang bukan anak yang merisaukan kampus atau membangkang pada Dosennya, justru Taehyung itu mahasiswa kesayangan kampus karena kesempurnaan dirinya yang pandai di bidang Akademis dan Non Akademis, bahkan membawa PRESTASI baik pada Universitas Bangtan.
Tapi seluruh kampus juga tau selain menjadi pangeran kampus, taehyung juga seorang pemain. selalu ada berita setiap harinya mengenai seorang perempuan yang menangis dan memohon karena dibuang oleh Kim Taehyung setelah cinta satu malam.
Bahkan ada yang sampai bunuh diri karena kelakuannya.
dan kali ini tak ada lagi berita seperti itu, bahkan Taehyung yang angkuh menjadi lebih ramah pada semua anak.
Tutur bahasanya pun semakin sopan, bahkan menolak dengan halus para perempuan yang menawarkan dirinya sendiri pada Taehyung.
Dari itu semua yang paling menggemparkan kampus ialah hubungan yang dijalani Taehyung dengan Primadona kampus selama satu tahun lebih kini dikabarkan telah kandas. Padahal seluruh kampus tau benar bagaimana Park Jimin sangat mencintai Kim Taehyung.
Hingga tau Taehyung berselingkuh pun tetap tak membuat Jimin meninggalkannya, malah membantu Taehyung menyingkirkan perempuan yang masih memohon cinta pada Taehyung setelah dibuangnya.
Park Jimin pun selalu jadi bayang-bayang Kim Taehyung, sebagian anak kampus yakin jika Park Jimin sangat tergila-gila pada Taehyung hingga menuruti semua perkataan Kim Taehyung, seperti boneka.
Mereka semua juga tau, Kim Taehyung akan selalu kembali pada pelukan Park Jimin seberapapun cantik dan menggodanya perempuan yang bercinta semalam dengannya.
Adanya perempuan yang kini dicintai oleh Kim Taehyung pun sama beredar secepat kilatnya, yang bisa membuat Kim Taehyung berpaling dari primadona seksi kampus.
Dan melihat dengan begitu gencarnya Kim Taehyung terus mendekati Jungkook dengan sifat barunya, membuat alasan dibalik pupusnya tali kasih Taehyung dengan Park Jimin jadi bahan pembicaraan seantero kampus sampai menjadi berita hangat yang tidak pernah mendingin.
Banyak yang membandingkan antara Park Jimin dan Jeon Jungkook, keduanya sama-sama primadona. Kecuali dengan posisi yang berbeda, posisi Jimin kini menurun peringkat dengan Jeon Jungkook yang menggantikkannya diposisi satu.
Apalagi Jungkook telah memenangkan lomba sebagai MISS Universitas Bangtan, mengalahkan Park Jimin yang selalu menang berturut-turut. Beberapa pendukung Jimin kini berkurang kecuali sebagian anak perempuan yang jadi teman (pengikut) nya yang setia mendukungnya.
Sebagian perempuan yang tak suka dengan sifat angkuh Jimin dan beberapa laki-laki yang pernah ditolak dan dihina olehnya, kini menjadi pendukung dan pengagum rahasia Jungkook.
Jungkook memang pendiam dan tak pandai bergaul, tapi perkataannya tak pernah menyakiti hati orang.
Sebagian perempuan yang iri padanya pun diam-diam menyukainya, dan laki-laki yang menyatakan cinta padanya akan Jungkook tolak dengan berkata halus dan menampilkan senyum menawan, hingga yang ditolak tidak merasa sakit hati meski kecewa.
Perbedaan itulah yang membedakan keduanya, sampai beberapa sekumpulan biang gosip menyatakan tak aneh jika akhirnya Jimin dibuang Kim Taehyung yang lebih menginginkan Jungkook.
Apalagi Kim Taehyung sangat suka perempuan yang setara dengannya.
Jungkook memang tidak sekaya Park Jimin, tapi setidaknya Jeon Jungkook mempunyai otak yang cerdas dan sama membanggakan kampus seperti Kim Taehyung.
Dan karena gosip seperti itu membuat hati Park Jimin semakin panas dan Jeon Jungkook yang juga risih mendengarnya.
Sudah dua minggu Park Jimin tidak masuk kampus, tidak ada kabar beritanya pula, bahkan teman satu sepermainannya nya pun tak tau dimana Park Jimin.
Membuat sebagian orang simpati dan berdoa semoga Park Jimin tidak bunuh diri karena cinta.
Salah satu teman seperkumpulan Jimin memberitahu hal itu pada Taehyung, yang hanya dibalas tatapan tak perduli dengan mengatakan itu bukan urusannya.
.
.
.
.
.
Taehyung merasa ada yang aneh dengan Jungkook, gelagat Jungkook seperti orang ketakutan dengan binar mata penuh kewaspadaan.
Kim Taehyung mengenal Park Jimin sebagai orang yang nekat, berfikir mungkin keanehan Jungkook disebabkan oleh Park Jimin.
Dan jika itu memang benar bahwa sikap aneh Jungkook diakibatkan oleh mantan mainannya itu, Taehyung bersumpah akan mencincang habis Park Jimin.
"Jungkook-ah selama beberapa hari ini kau bersikap tak biasanya, katakan padaku ada apa?"
Kim Taehyung bertanya khawatir untuk kesekian kalinya, keduanya tengah berada ditaman belakang kampus. Sebelumnya Taehyung menyeret paksa Jungkook yang seolah menghindarinya seharian ini.
"Taehyung-ah, aku ada kelas", Jungkook mengelak lagi, menghindari tatapan mata Taehyung yang menatapnya menyelidik.
"katakan apa ini ulah Jimin? Apa dia melukaimu?", Taehyung tidak memperdulikannya, masih tak menyerah mencari tau ada apa dengan Jungkooknya ini.
Memikirkan Jimin yang mungkin melukai Jungkooknya, meski saat ini Jimin sedang menghilang atau bersembunyi entah dimana, Taehyung akan mencarinya dan membuat pelajaran padanya.
Ada rasa terkejut yang kemudian ditutupinya dengan raut wajah yang mencoba tenang, "tidak", jawabnya.
Taehyung menatapnya tak percaya, mengatakan lewat matanya bahwa ia tau Jungkook tengah berbohong.
"apa kau sangat mencintaiku Taehyung-ah?"
Kali ini Taehyung menaikkan satu alisnya, bingung dengan bahasan yang berbeda dari awal pembicaraan.
Taehyung menampilkan senyum tulus yang menghangatkan hati Jungkook.
"tentu, aku sangat mencintaimu. Ini mungkin hal teraneh yang pernah aku alami dan aku jadi orang bodoh karena tak bisa menahan perasaanku padamu. dan ini mungkin menggelikan tapi aku mencintaimu bukan karena fisik atau kelebihanmu tapi karena kau seorang Jeon Jungkook yang mampu membuat bajingan Taehyung berubah, aku menginginkanmu untuk menjadi istriku pula", jelas Taehyung dengan kekehan malu karena pengakuannya.
Jungkook tau Taehyung berkata jujur, binar matanya saat menatap Jungkook mencerminkan semua perasaannya, Taehyung sungguh mencintainya tulus.
Jungkook sangat terharu melihat seberapa dalam perasaan yang dipunya Taehyung padanya. Hati Jungkook pun merasakan hal yang sama.
Taehyung tersentak melihat Jungkook yang kini menampilkan raut kesedihan dengan air mata mengalir jatuh.
"Jungkook-ah, apa aku mengatakan yang salah? Mengapa kau menangis?"
Jungkook menggeleng pelan kepalanya, terisak kecil. "terima kasih Taehyung-ah, aku senang mendengarnya. Aku mencintaimu Taehyung-ah", Jungkook berucap mencoba menahan tangis yang akan keluar lebih hebat.
Taehyung mendekati Jungkook, menghapus cairan bening yang mengalir dikedua pipi yang dihiasi semu.
"tak perlu terima kasih. Aku bahagia kau mencintaiku juga", mencium sekilas dua belah bibir yang bergetar pelan.
'dan aku terluka karena nya juga', batin jungkook.
Menutup kedua matanya dengan kepala menengadah, membiarkan bibir tipis Taehyung memeta setiap detail wajahnya.
"Taehyung-ah?", suara Jungkook sedikit tercekat, bernafas menenangkan sesak didada, "saat ini aku resmi kekasihmu, kau mau berkencan denganku malam ini?"
Taehyung terkejut mendengarnya sebelum senyum cerah yang mengalahkan sinar matahari menghiasi wajah tampannya, "tentu".
Kebahagiaan tak ditutupi Taehyung, memeluk tubuh Jungkook dalam dekapannya. Perjuangannya tidak berakhir sia-sia.
.
.
.
To : Kim Taehyung
From : Park Jimin
Subject : (none)
Kembalilah padaku Taehyung dan mungkin aku akan memaafkanmu.
Aku mencintaimu dengan sangat, meski kau selalu menghancurkanku sebegitu dalamnya, dan kali ini hatiku kembali kau hancurkan sampai tak tersisa.
Tapi aku akan berbaik hati mengampunimu. Jika tidak, kau akan lihat apa yang bisa aku perbuat !
.
To : Park Jimin
From : Kim Taehyung
Subject : Perempuan Gila
Aku tidak tau kau sebegitu tak punya harga dirinya, sayang.
Sudah kukatakan aku tidak menginginkamu, lebih baik kau pergi jauh-jauh dari hidupku.
aku punya masa depan yang lebih penting saat ini daripada menanggapi kegilaanmu.
Dan jangan coba-coba kau mengusik calon masa depanku, jika tidak aku bersumpah kau akan mendatangi ajalmu, sayang.
.
To : Kim Taehyung
From : Park Jimin
Subject : Benarkah?
Kita lihat dewa kematian lebih dulu mendatangi siapa ! jangan salahkan aku jika kau menyesal, karena kau sudah menyiakan-nyiakan kesempatan terakhirmu dari pengampunanku.
Rasa cintaku lebih besar dari perempuan itu, kau bahkan tidak tau siapa Jungkook.
Dan ya, aku memang sudah menjadi gila karenamu, cintaku.
.
Kim Taehyung hanya mendengus remeh, tak berniat membalas pesan email yang diterimanya.
Menatap jam dinding dikamarnya yang menunjukkan pukul 8 malam, senyum terkembang diwajahnya melupakan kekesalannya tadi.
Mengambil handphone dan jaket jinsnya, malam ini adalah kencan pertamanya dengan Jungkook. Taehyung tak ingin mengecewakannya dengan raut kesal yang ditampakkan wajahnya atau telat datang menjemput sang calon masa depan.
.
.
.
.
Malam ini adalah malam yang membahagiakan bagi Taehyung, berkencan sebagaimana pasangan yang tengah dimabuk cinta. Ini benar-benar pertama kalinya bagi Taehyung merasakan kencan seperti pacaran pada umumnya.
Taehyung dan Jungkook menghabiskan waktu kencannya dengan menonton bioskop horror karena Jungkook yang sama sekali tidak menyukai film berbau roman. Taehyung yang takut dengan film sejenis akan menampakkan raut tegang, kadang berteriak kecil yang mendapat kekehan lucu dari Jungkook yang duduk disampingnya.
Membuat wajah Taehyung bersemu malu, takut dianggap sebagai lelaki penakut.
Lalu dilanjut dengan Jungkook yang merajuk manja ingin bermain-main di Game Center, senyum dan tawa menghiasi wajah keduanya sebelum diakhiri dengan makan malam yang Taehyung buat seromantis mungkin di restaurant bintang 5.
Ini malam minggu, taman kota Seoul masih terlihat hidup meski waktu menunjukkan akan memasuki tengah malam. Keduanya memutuskan berjalan-jalan disekitaran taman sebelum akhirnya Jungkook minta diantarkan pulang.
.
.
.
.
.
"terima kasih untuk hari ini Jungkook-ah"
Taehyung mencium lama kening Jungkook, saat ini keduanya tengah berada didepan pintu apartement biasa milik Jungkook yang berada di lantai atas.
Jungkook menatap Taehyung dengan pandangan yang tak dapat diartikan, menggigit bibir bawahnya, Sebelum berucap ragu, "Taehyung-ah, mau menginap?"
Raut terkejut terlihat jelas di ekspresi wajah Taehyung, apa Jungkook baru saja memintanya menginap?
Mengabaikan perasaan anehnya, Taehyung mengangguk cepat. Jungkook menampakkan senyum tipis dibibir delimanya.
.
.
Debaran di jantung Taehyung semakin berdebar cepat.
Setelah keduanya memasuki apartement Jungkook, Jungkook pamit untuk membersihkan dirinya dan membiarkan Taehyung meneliti isi apartementnya yang sederhana.
Bosan menunggu Jungkook yang menurutnya terlalu lama, Taehyung menundukan dirinya disofa dengan menghidupkan TV didepannya. Dan berjingkat kaget saat Jungkook datang membawakannya minuman dengan cemilan.
Bau sabun Citrus tercium oleh indra pernafasan Taehyung, dan yang membuat taehyung sangat terkejut sampai berdebar tak menentu adalah Jungkook yang belum memakai pakaiannya.
Tubuh polosnya dililit handuk putih sampai paha, memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih mulus tanpa bulu. Rambut hitam panjangnya yang basah masih meneteskan air.
Wajahnya semakin terlihat cantik tanpa make-up.
seketika panas langsung menjalar ditubuh Taehyung, kerongkongannya mendadak terasa kering.
Jungkook sepertinya tak menyadari telah membangungkan monster dalam diri Taehyung dengan menampilkan dirinya yang seperti itu, mata lapar Taehyung menjelajahi tubuh yang terlilit handuk.
Dua bongkahan kenyal milik Jungkook masih tampak besar meski tanpa BH yang menyangganya.
"maaf Taehyung-ah, aku kalau sudah mandi memang lama tak kenal waktu", wajahnya menunjukkan senyum maaf, "aku lupa kau akan menginap disini dan menungguku tanpa aku beri minum, jadi aku terburu-buru tanpa sempat berpakaian. Maafkan aku ya", jungkook berkata dengan rasa bersalah.
Taehyung meneguk ludahnya susah payah, mengangguk menanggapinya.
Meminum habis cairan kuning digelas yang disodorkan Jungkook, Taehyung sangat kehausan melihat Jungkook yang seolah menggodanya dengan menunjukkan wajah polosnya.
"kalau begitu aku akan berganti pakaian dulu", tersenyum tipis dan melangkah keruangan yang merupakan kamar milik Jungkook.
Taehyung melirik Jungkook dengan kedua bongkahan pantat bulat berisinya yang bergoyang.
Menutup matanya, mencoba bernafas untuk menenangkan dirinya yang mulai berfikir tidak-tidak, sebelum rasa sakit dibawahnya mulai menyiksa.
Celanannya mengembung, junior-nya meminta pelepasan.
Taehyung bukan orang yang kuat menahan nafsu apalagi melihat Jungkook, perempuan yang dicintainya seperti sengaja menggoda hasratnya. Menghiraukan kata hatinya yang bergejolak batin dengan pikirannya.
Taehyung membiarkan nafsu menguasainya.
Taehyung memasuki kamar Jungkook yang pintunya terbuka, membuat sang empu kamar terlonjak mendapati Taehyung didepannya menatapnya dengan pandangan yang berkabut nafsu.
Jungkook yang hendak mengambil baju dilemari pakaiannya, kini ditarik dan dihimpit tubuh Taehyung.
DEJA VU
Posisi seperti ini sama seperti dahulu Taehyung menyatakan rasa cintanya dikelas kosong. Tubuh Jungkook bersandar pada tembok belakangnya.
"Jungkook-ah", bisik Taehyung tepat dicuping Jungkook, suaranya yang husky merendah sexy.
"aku menginginkanmu"
Gestur tubuh Jungkook gugup, bernafas susah payah untuk meredakan debaran aneh didadanya yang membuatnya sesak. Menatap kebawah tidak berani membalas tatapan mata Taehyung yang menelanjanginya.
Kedua pipinya merah padam semakin menggoda Taehyung.
Jemari panjang Taehyung mengelus seductive paha mulus Jungkook, naik pasti keatas pada area tengah selangkangannya.
Jungkook terpaku, kaget. Menatap Taehyung dengan mata doe nya yang membulat, "Tae—"
"Ssshhh, nikmati saja"
Ucapannya terpotong dengan satu tangan bebas Taehyung yang mengelus bibir merahnya.
Mencium dengan lumatan gairah yang menguasainya, Jungkook kali ini membalas permainan lidah Taehyung.
Kelima jari panjang Taehyung, menggesek vagina-nya yang mulai basah.
Jungkook melenguh melepas tautan bibir keduanya saat jari yang awalnya menggesek lembut miliknya kini bergerak kasar dengan dua jari yang mencapit main-main clistoris-nya.
Bibir Taehyung kini menjelajahi lehernya. jungkook menelengkan kepalanya, membiarkan Taehyung memberi tanda dikulit tanpa celanya.
Tubuh Jungkook lemas, kakinya seolah menjadi jeli. Menahan dirinya sendiri dengan kedua tangan yang berpegangan pada kedua pundak kokoh Taehyung agar tidak terjatuh.
Jari tengah Taehyung sengaja menekan-nekan bagian lubang vagina-nya yang semakin basah sebelum memasukan jari tengahnya kedalam, Jungkook meringis linu dengan rasa tak nyaman pada jari panjang yang mengganjal dilubangnya.
Jari tengahnya bermain dengan gerakan memutar sebelum menambah satu jari lainnya dan menusuknya dengan gerakan vertikal.
Memeluk leher Taehyung yang kepalanya masih memanja kurvanya, kedua kaki Jungkook bergetar, mata Jungkook menutup akan sesuatu yang akan keluar.
"Tae-Hh Ahhh"
Rasanya seperti tengah buang air kecil, Jungkook mengeluarkan cairan beningnya.
Mengeluarkan dua jarinya dari lubang Jungkook yang terlumuri cairan cintanya, Taehyung memasukannya pada mulutnya, menjilat rasa akan Jungkooknya dengan menampilkan senyum menggodanya.
Melepas handuk putih yang melilit tubuh Jungkook dan membuangnya asal, matanya bergerak liar mengagumi tubuh yang lebih sexy dari model pemain porno yang sering ditontonnya.
Terbentuk sempurna seperti gitar spanyol, Kedua gumpalan payudaranya besar dengan perut rata. Pinggangnya juga ramping disertai dua bongkahan pantatnya yang bulat berisi.
Taehyung kelaparan, apalagi saat ini Jungkook menyenderkan punggungnya pada tembok dingin dengan mata yang menatapnya sayu.
"Kau Cantik Love"
Mencium sekilas hidung bangirnya. Taehyung mengangkat tubuh polos Jungkook yang pasrah dengan gaya pengantin.
Menidurkannya dengan hati-hati pada kasur ranjang yang terbalut sprei berwarna merah muda. Taehyung membuka seluruh pakaian yang melekat ditubuhnya sebelum bergabung naik keatas ranjang.
Menciumi kening Jungkook lalu turun menggigit main-main hidung bangirnya sebelum kembali mencium bibir yang kini bengkak dengan lumatan lembut.
Kedua tangannya meremas payudara Jungkook dengan jari-jari yang tidak bisa menangkup sepenuhnya bongkahan besar kenyalnya. Kedua jari telunjuk dari kedua tangannya menunjukkan kelihaian dalam bermain dengan putingnya yang mulai tegak, menekan-nekan sebelum mengapitnya.
Jungkook belum pernah dijamah lelaki manapun, ini pertama kalinya seorang lelaki yang Jungkook biarkan bermain dengan tubuhnya, rasa nikmatnya tak terbayangkan yang tak mampu diungkapkan dengan kata.
Menghirup udara sekitarnya rakus sebelum nafasnya kembali tersendat, karena ciuman bibir taehyung yang kembali bermain di leher dan dada atasnya.
Dan dilanjutkan dengan mengulum juga menggigit keras kedua putingnya silih berganti sebelum menyusu kehausan.
Tangannya tak tinggal diam memeta seluruh tubuh Jungkook, mengelus perut ratanya.
"Ohh Tae-Hhh", Jungkook menangis membiarkan mata sayu nya menitikan air mata.
bergerak turun, kedua kaki Jungkook dilebarkannya, wajah Taehyung menghadap jelas pada kemaluannya.
Jungkook malu, wajah memerahnya ia tolehkan kesamping menatap asal. Taehyung terkekeh saat melirik Jungkook sebentar.
Lidah panjangnya kini menjulur, menjilat tanpa jijik kemaluannya hingga bertambah basah dengan liur, menggoda clistoris sebelum kembali menekan masuk vaginannya.
Membuat tubuh jungkook terus mengelinjang enak.
.
"aku akan memasukan milikku love"
Taehyung meminta ijinnya dengan suara parau, memposisikan juniornya yang tegak menyakitkan dari tadi setelah mendapat anggukan kepala dari Jungkook.
Berbeda dengan dua jarinya yang panjang dan kurus, junior Taehyung yang lebih panjang dan besar memaksa masuk pada vagina Jungkook yang belum terjamah benda berurat.
"AAAKKKHHHHH", berteriak sakit karena Taehyung langsung memasukannya tanpa perlahan.
Jungkook merasa selaput dara-nya semakin sobek dengan cairan merah yang mengalir menodai sprei.
"Engg, Rileks Lo-Vve"
Taehyung mencium, meremas payudaranya kembali demi mengalihkan rasa sakit yang dirasa Jungkook.
Sedikit menggeram karena vagina perawan Jungkook yang meremas nikmat, membuatnya ingin segera menumbuk.
Jungkook terisak, me-rileks-kan dirinya sesuai perkataan Taehyung. "kau boleh bergerak tae", isaknya.
"kau yakin?", Taehyung berkata memastikan.
Jungkook kembali mengangguk, menahan rasa sakitnya saat Taehyung memulai tumbukkannya.
Menusuknya dengan ritme teratur, sampai rasa sakitnya kini bercampur dengan rasa nikmat yang entah datang darimana.
"Lebih Cepat Tae-Hh", menuruti keinginannya, Taehyung mempercepat ritmenya.
"Akhhhh Disanah Taehyuunghh", Jungkook berteriak, dadanya membusung keatas.
Taehyung menumbuk keras sesuatu yang membawanya terbang kelangit.
Taehyung menampilkan smirk-nya, menemukan spot milik Jungkook. Menumbuk keras spot nya dengan gerakan cepat, membuat Jungkook kehilangan pikirannya, melupakan apapun selain rasa nikmat yang didapatnya.
Atas tubuh Taehyung membungkuk, menenggelamkan kembali kepalanya diperpotongan leher Jungkook. Membaui tubuh basah Jungkook yang terbalut keringat, Jungkook akan kembali mengeluarkan cairan cintanya, meremas lebih kuat junior Taehyung.
Taehyung yang tau Jungkook akan kembali keluar, semakin menambah kecepatan ritmenya.
Tubuh atasnya kembali membusung tinggi, Jungkook kembali menggelinjang dengan mata menutup erat.
"TAEHYUNG AHHH", mendesah nyaring dengan cairan yang kembali menyembur.
Kembali mengatur pernafasannya, Jungkook terbaring lemah, lelah.
Taehyung tersenyum sayang menatapnya. "kau puas Jungkook-ah?"
Jungkook mengangguk memandang mengantuk pada Taehyung yang menghentikkan pergerakan junior-nya, agar Jungkook menikmati pasca orgasme-nya dulu.
Jungkook memandang bingung pada Taehyung yang kini menampilkan seringai kecil, "aku akan kembali bergerak".
Jungkook yang paham hanya mengangguk lemah. Taehyung belum mencapai puncaknya, membiarkan junior besarnya kembali menusuk lubang vagina nya.
Kembali bergerak memaju mundurkan junior-nya, Taehyung menggeram rendah dengan vagina sempit yang masih meremas kuat junior-nya.
.
Air mata Jungkook kembali mengalir kali ini bukan karena nikmat, menatap pada sesuatu dipintu kamarnya yang melangkah mendekat.
Mengalihkan tatapannya pada taehyung yang menikmati remasan vagina-nya dengan mata yang menutup erat.
Taehyung sebentar lagi akan mencapai puncak surga. Menggerakkkan kembali dengan tempo sangat cepat, mulutnya membuka, "Jung—"
.
—JLEB—
.
"AARRRGGGHHH"
Erangan nikmat tak dapat dilanjutkan digantikkan teriakan sakit yang nyaring. Rasa perih terlebih dahulu mendera tubuhnya, sebelum ia bisa mengeluarkan spermanya.
Ada Pisau tajam yang panjang menusuk tepat keletak hatinya berada, dari belakang.
Mulut Taehyung mengeluarkan darah, terbatuk sakit. Cairan merah yang ikut menodai tubuh Jungkook dibawahnya.
Seseorang tertawa dari belakang, suara perempuan yang tak asing dipendengaran Taehyung menggema keras.
"hallo sayangku, senang bisa bertemu dewi kematianmu?"
Tubuh jungkook bergetar, menatap ngeri pada Taehyung yang masih mengeluarkan batuk darah. Menahan jeritan yang akan dikeluarkan bibir delimanya, Jungkook menggigit kuat hingga berdarah bibir bawahnya.
Ketakutan setengah mati, tubuh jungkook tidak bergeming dari posisinya, Terlalu Shock.
"Ji-Min?"
Taehyung berucap susah payah menatap Park Jimin yang kini ikut naik keatas ranjang.
Seringai mengerikan tercipta diwajah cantiknya, menatap senang dengan apa yang diperbuatnya pada taehyung.
Menarik keluar pisau yang menghujam punggungnya, Tubuh taehyung terjatuh lemah pada tubuh Jungkook yang masih membatu.
menghela nafas prihatin, Jimin menggulingkan tubuh sekarat Taehyung dari atas jungkook hingga jatuh kelantai dengan bunyi gedebuk keras.
berkata sinis, "rasanya tak menyenangkan bukan saat kau tak bisa mencapai orgasme?"
Jimin turun dari ranjang untuk berdiri dihadapan Taehyung yang mencoba bergerak putus asa.
"tak enak bukan karena tidak puas?", tanyanya lagi dengan nada penuh cemoohan, yang tidak mendapat balasan dari taehyung yang menatap nanar lantai.
menatap dengan raut polos pada Kim Taehyung. "Apa kau tau, hatiku sakit karena kau menghujamnnya dengan seribu pisau tajam, apa kau sekarang merasakannya juga bagaimana sakitnya hatiku?"
Jimin mulai terisak, menendang nafsu tubuh Kim Taehyung yang merangkak, seperti mangsa yang terjebak.
"aku sudah memberimu kesempatan, dan kau menolaknya", kini binar mata cokelatnya menatap taehyung nyalang. "kau ingin membawaku menemui ajal kan Taehyung? Ahhh- lihatlah saat ini kau sendirilah yang akan menemui ajalmu duluan, bukan?", suaranya masih mengalun manja dengan nada penuh racun.
Dan sekarang Park Jimin tertawa keras dengan mata yang mengeluarkan tangisan penuh luka, "aku akan menjadi malaikat kematianmu sayang, seperti yang aku katakan", isaknya.
"Kauu Gil—La, -Uhukk- Chim", berkata dengan tenggorokan yang panas menyakitkan diselingi darah yang mengalir keluar dari mulutnya terus-menerus.
Mata sedih dan kecewa nya seketika menampakkan binar geli, Park Jimin menatap Taehyung seperti bocah yang menatap badut ulang tahun.
"gila? Aku memang gila ! DAN ITU KARENA MU BRENGSEK !", teriaknya, jari telunjuknya menunjuk taehyung murka.
meludah pada taehyung, "berani sekali kau membuangku setelah apa yang aku korbankan padamu bajingan !", Jimin mendesis penuh nada ancaman. "kau pikir selama ini siapa yang memberimu semuanya !"
Mata Taehyung kini menitikkan air mata, mengangkat kepalanya keatas perlahan, menatap memohon pada Jimin, "Maafkan-Uhukk-Aku-Uhukk-Chim-Kumohon", pintanya.
park jimin dapat melihat binar ketakutan dikedua bola mata keemasan taehyung membuatnya tertawa seperti orang gila, menggema lebih nyaring memenuhi kamar.
Menendang tubuh Taehyung keras dengan kaki jenjangnya, "KAU BARU MINTA MAAF SETELAH MENGHANCURKAN JIWAKU JADI DEBU? AKU BAHKAN MEMBERI KESEMPATAN TERAKHIR DAN KAU MENOLAKNYA BAJINGAN !"
"ma-af", ucapnya lemah dan bergetar disela siksaan yang mendera tubuhnya.
Menginjak kepala dan punggung Taehyung. park jimin mengatur nafasnya dari berbagai amarah yang merasukinya, matanya semakin menggelap menatap dingin pada tubuh tak berdaya Taehyung. "meminta maaf setelah akan mendekati kematian", ucapnya kembali mengalun lembut.
Memukul keras tubuh yang terus bergetar sakit dengan kakinya yang dipakaikan hills hingga terlentang pasrah, dapat terlihat jelas binar mata Taehyung meminta pengampunannya.
Jimin tersenyum kecut, "aku memaafkanmu cintaku".
Jimin memposiskan kedua kakinya berada di kedua sisi pinggang Taehyung. Mendudukan dirinya di perut telanjang Taehyung yang dipenuhi luka dan warna merah-kebiruan lebam.
"apa kau mencintaiku tae?", Jimin bertanya halus dengan suara serak dan ekspresi terluka, satu tangan bebasnya mengelus wajah kesakitan Taehyung.
Taehyung mengangguk cepat, "Aku—UKKHH –Mencintaimu-Chim"
Jimin kembali menangis dengan nada yang menyayat hati. Merendahkan tubuh atasnya, dan mempertemukan bibirnya dengan bibir Taehyung yang terus mengeluarkan batuk darah. Tanpa jijik park jimin menciumnya dengan lumatan penuh perasaan cinta.
"kau pembohong", jimin berbisik, menatap sayang dan terluka pada Taehyung.
"Ja—Ngan –Uuhhukk- Chim"
Mata Taehyung membola takut, memohon agar Jimin tidak berbuat lebih kejam saat dilihatnya satu tangan yang memegang pisau. kini diangkatnya Tinggi,
"aku juga mencintaimu sayang".
Dan menusuk berulang kali dada kim taehyung hingga tergeletak tak bernyawa. Pisau tajamnya dibiarkan tertanam ditempat jantung Kim Taehyung berada.
.
Menjilati darah yang menodai tangannya, Jimin kembali melangkah dan menaiki ranjang mendekati Jungkook yang masih tidak bergeming dengan tubuh yang bergetar pelan.
Jungkook menutup kedua matanya, mencoba menikmati perlakuan jimin saat menjilati seluruh tubuh polosnya yang ternoda darah.
Jungkook menghentikkan tangisnya, "Taehyung sudah mati?", bertanya sedikit terisak dengan suara parau.
Jimin menatap sendu pada Jungkook, mencium sekilas bibir bengkaknya dan menghapus air mata yang jatuh dikedua pipinya Jungkook dengan jilatan lidahnya juga.
Jimin menganggukan kepalanya, "dia sudah dineraka sekarang", menangkup wajah Jungkook dengan kedua tangannya, Park Jimin tersenyum lembut dengan kembali menitikkan air mata, kedua belah bibir gemuknya memeta semua yang ada diwajah jungkook dalam kecupan sayang.
"lalu bagaimana dengan mayat Taehyung? Polisi akan menemukannya dan menangkapku sebagai tersangkanya",
Pembunuhan terjadi di apartement Jungkook dengan pisau daging milik Jungkook pula, tentu jika polisi melakukan penyelidikkan ia yang akan menjadi tersangka utama.
Jimin kini terkekeh, mengibaskan tangannya. "jangan khawatir, aku sudah mengatur semuanya. Selama uang berkuasa, kita bisa bebas dari jerat hukum apapun"
"sekarang bersihkan dirimu, kita akan pergi dari sini", pinta jimin.
Jungkook mengangguk paham, mengikuti perkataan Park Jimin.
.
.
.
.
Seluruh kampus kembali dihebohkan dengan berita hangat, kali ini berita duka.
Kim Taehyung, sang pangeran kampus, diberitakan tewas dimutilasi pembunuh berantai. Polisi menemukan potongan mayatnya ditempat sampah di apartement Taehyung, tak ada bukti satupun hingga polisi kebingungan dan menyatakan ini hanya pembunuhan berantai tanpa motif.
Bagaimanapun sikap Taehyung, seluruh anak dikampus termasuk para perempuan yang disakitinya merasa kehilangan akan sosok Kim Taehyung. Apalagi, Universitas Bangtan kini kehilangan mahasiswa berprestasinya.
Park Jimin, sang mantan kekasih, yang sangat mencintai Taehyung, menangis dan menjerit histeris pada hari pemakaman Taehyung. Mengundang tatapan simpati dengan teman seperkumpulan nya yang mencoba menenangkannya.
Jeon Jungkook, yang menjadi incaran dan kekasih baru Taehyung, pingsan ditempat. Tak terima karena lelaki yang baru beberapa hari menjadi kekasihnya kini terbaring tak bernyawa dipeti mati.
Dua minggu di Bangtan Universitas yang masih tidak percaya dengan apa yang dialami sang pangeran kampus, masih diliputi duka.
Semua anak tak heran saat mendapati Jeon Jungkook juga Park Jimin yang keluar dari Bangtan Universitas. Keduanya adalah orang yang mencintai pangeran kampus, mengingat banyaknya kenangan yang ada di kampus akan sang pangeran. Tentu keduanya akan memilih pergi untuk melupakan kejadian tragis yang dialami sang pangeran, setidaknya begitulah menurut pandangan mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kedua wanita cantik yang diam-diam menjadi pusat perhatian dari penumpang lain yang kagum termasuk para pramuniaga karena penampilan keduanya yang bak model papan atas, tengah duduk bersebelahan di pesawat class satu tujuan PARIS, Jeon Jungkook dan Park Jimin dengan tangan yang saling menggenggam.
Senyum seksi menghiasi wajah Jimin dengan ekspresi senang sedang disebelahnya Jungkook tengah menatap kosong pada jendela kecil pesawat yang menampakkan awan putih.
Mengangkat tangan Jungkook dan menciumi lembut punggung tangannya, sehingga menarik atensi Jungkook yang kini mata keduanya bersitatap, mempertemukan dua warna berbeda dari coklat tua dan hitam malam.
"kita akan memulai hidup baru, Jungkook", menatap Jungkook dengan mata yang memandang tajam, "kumohon jangan mencoba mengkhianatiku seperti Taehyung"
Jungkook tersenyum diwajah cantiknya dengan kilat aneh dimatanya yang tak dapat dijelaskan, bergerak mendekat mencium bibir merah gemuk Jimin. "ofcourse, my doll"
.
.
tadinya mau nyelesaiin cerita yang belum complete, ehh.. jadinya malah buat cerita aneh kaya gini, wkwkwk
.
.
