Damn! Iam manly Oh Sehun!
Cast: Hunhan and other
Rate: T-M
Genre: Yaoi only
Fanfic yaoi Hunhan ke-2 persembahan dari Hunhan Seraxi, semoga para siders segera mendapat hidayah dan bertobat amiiin... setidaknya tinggalkan jejak walau kalian tidak suka, terserah kalian mau kasih author kritik,saran,maupun pendapat yang membangun author ke depannya.
"Kyaaaa Luhaaan! Astaga dia bertambah cantik saja"
"Ohh... pesonanya sungguh, aku akan mengabadikannya!"
"Mata rusanya benar-benar membuatku gila!"
Pagi ini seperti biasanya, Luhan berjalan memasuki kawasan sekolahnya ditemani sang sahabat Lao gao disampingnya, suara-suara teriakan namja tadi benar-benar membuatnya jengah sekaligus jijik, Luhan itu namja dan dia TAMPAN! Luhan mengutuk para namja gay itu dalam hati, Hell mereka bilang mereka gay karena melihat pesona dirinya yang katanya Cantik huhh.. yang benar saja! haruskah Luhan memberikan mereka dana untuk periksa mata?
Baru saja Luhan sampai dikelasnya, siulan-siulan laknat menyapa pendengarannya dan Luhan risih akan hal itu tapi ia mengabaikannya dan memilih untuk membaca komiknya.
"Hikss.. pacarku juga ikut-ikutan gay sekarang huweee"
"ckck kurasa dia salah pakai susuk,lihat! Bukan perempuan yang mengejarnya tapi malah lelaki"
"haha kau benar, mana ada perempuan yang mau berkencan dengannya? Yang ada pasti si perempuan akan minder karena kalah cantik"
"Huhh... kenapa dia tidak sekalian operasi transgender saja!"
Bisikan-bisikan yeoja dikelasnya membuat telinga Luhan panas, ingin sekali rasanya ia menyobek satu-persatu mulut gadis tersebut, Lao Gao yang mengerti keadaan Luhan segera menahan bahunya untuk tidak menghajar mereka.
"Ingat Luhan! Mereka perempuan! Mau ditaruh mana wajahmu jika berkelahi dengan mereka? Ckck Kau kan Manly"
Mendengar kata manly membuat Luhan mengurungkan niatnya, dengan kesal ia membaca komiknya kembali hingga sang guru datang untuk mengisi jam pertama.
Di jam istirahatnya seperti biasa pasangan Luhan dan LaoGao selalu jadi primadona, ketika mereka lewat secara otomatis para namja tsb memberikan jalan dengan tatapan yang errr.. tentunya sekaligus iri melihat Laogao, kenapa pria gendut itu beruntung sekali menjadi sahabat Luhan?
"Heyy apa menurutmu aku ini cantik? Aku bahkan sering berkonsultasi pada stylist langgananku agar aku terlihat manly, katakan! Apa aku masih kurang tampan?" sejujurnya Luhan enggan mengatakan kata Cantik dalam kalimatnya,tapi ia ingin mendengar pendapat sahabatnya
"Kau tampan kok, sungguh Luhan aku tidak berbohong! Dibandingkan denganku lebih tampan dirimu, sungguh!" Laogao mengangkat 2 jarinya dan bersikeras mengatakan Luhan tampan, walau dalam hati ia mengatakan wajah Luhan takkan pernah berubah karena sejak lahir memang seperti itu.
"Luhan ge..."
Luhan seketika menoleh mendengar suara yang tak asing ditelinga nya, ia tersenyum mendapati pacarnya tengah berjalan menghampirinya.
"Xuan Yi, bagaimana kabarmu hari ini?" Luhan menatap sang gadis sambil tersenyum dengan tangan yang membelai surai rambutnya.
" aku baik-baik saja ge.." Xuan Yi tersenyum palsu, ia meremat seragam sekolahnya kuat
" Ge, sepulang sekolah nanti apa kau ada waktu? Aku ingin kita jalan-jalan" Pinta Xuan Yi
"Baiklah" Luhan berucap santai
Sebelum Xuan Yi menghampiri Luhan tadi, sebenarnya ia ingin mengutarakan sesuatu tapi ia bingung sekaligus ragu apakah ia akan melakukannya atau tidak? Banyak tekanan dari sekitarnya karena ia berpacaran dengan Luhan, terutama dari para lelaki gay penggemar Luhan dan bisikan-bisikan cemooh teman perempuanya.
"Xuan Yi! Sudah berapa kali kubilang padamu, putuskan Luhan secepatnya eoh!"
"Tapi bagaimana bisa? Aku baru saja 2 minggu berkencan dengannya" protes XuanYi
"Hahaha... Kau dengannya, bahkan lebih cantik pacarmu! Orang-orang akan mengira kalian pasangan Yuri" kali ini teman yeoja nya yang menimpali
Sungguh hati XuanYi sakit mendengar cemoohan teman-temannya, ia seorang yeoja dan ia akui ia memang kalah cantik dengan Luhan tapi ia menyukai namja itu, namun sepertinya hinaan mereka lebih menyakitkan daripada kenyataan bahwa Luhan lebih cantik darinya.
"Hentikaan perkataan kalian, XuanYi tidak seperti itu! Dan kau, jangan dengarkan perkataan mereka" Namja yang bernama Huang Zitao tsb menarik pergelangan XuanYi dan menyeret yeoja tsb agar menjauh dari kerumunan orang-orang.
"Xuan Yi sudah berapa kali kukatakan padamu, Putuskan saja namja itu! Tidakkah kau merasa sakit karena dihina sekitarmu? Dan lihatlah aku XuanYi, aku menyukaimu sejak awal jadi kumohon..." Tao tak dapat melanjutkan kata-katanya lagi dan ia menunduk
"Baiklah..." XuanYi merasa putus asa dengan genangan air mata di pelupuknya
Sesuai permintaan XuanYi tadi kini Luhan tengah menunggu sang gadis di gerbang sekolahnya, ia meminta LaoGao untuk pulang duluan karena mereka akan berkencan sepulang sekolah. Setengah jam kemudian XuanYi datang dan langsung memasuki mobil Luhan.
"Kau kenapa tiba-tiba ingin jalan-jalan?" tanya Luhan memecah keheningan
"Hanya ingin saja ge.. tak bolehkah?"
"Kupikir kau merindukanku ckck"
Sesampainya mereka ditaman, seperti biasanya mereka membeli es krim lalu permen kapas dan sedikit bermain disana. Hingga pada akhirnya ketika mereka beristirahat XuanYi memberanikan dirinya
"Ge.. ada yang ingin kukatakan padamu" ucap XuanYi lirih
"Katakan saja" jawab Luhan sambil tiduran di rerumputan
"Aku sudah memikirkan ini jauh-jauh hari, maafkan aku ge.. aku ingin kita putus"
"Kenapa? Apa kau dipaksa—"
"Maafkan aku ge.. bukan karena mereka, tapi aku merasa bosan denganmu" potong XuanYi cepat
"Terimakasih kau sudah mengabulkan keinginanku hari ini, aku harap kita masih berteman baik setelahnya" Xuanyi menyeka air matanya kemudian berlari meninggalkan Luhan yang masih mematung ditempatnya.
Sepulang acara kencannya dengan Xuanyi, Luhan terlihat kacau. Bahkan ia mengabaikan sapaan ramah pelayan rumahnya dan tak memperdulikan sang baba yang tengah menatapnya heran.
"Aishh dasar namja Gay sialaaan ! awas saja kalian!" geram Luhan
Ia bangkit dari kasurnya kemudian berjalan menuju sebuah cermin besar dimeja riasnya, Luhan menatap pantulan dirinya di cermin dan meraba bagian wajahnya, sungguh ironis ia adalah lelaki tapi orang-orang disekitarnya selalu mengatakan dirinya cantik.
"Sepertinya aku harus ganti stylist lagi" gumam Luhan
Keesokan harinya Luhan mendatangi sebuah salon yang cukup mewah di daerahnya, banyak orang mengatakan bahwa setelah kau keluar dari salon itu pasti takkan ada orang yang mengenalimu. Luhan yang mendengar pendapat mereka pun penasaran dan mengunjungi salon tsb.
Baru pertama kali masuk rasanya Luhan ingin muntah karena ternyata salon ini memperkerjakan para transgender yang umhh.. lumayan genit, walaupun bulu kuduknya meremang ia harus yakin bahwa setelah ini ia akan bertransformasi menjadi namja yang sesungguhnya, dan untuk itu ia mengeluarkan biaya yang tak sedikit.
"Kau tinggal duduk manis saja tampan, percayalah padaku! Kau akan berubah jadi pangeran setelah ini" ucap sang stylist sambil sesekali mencolek dagu Luhan
Setengah jam berlalu hingga membuat Luhan tertidur, dan ketika sang stylist selesai mengerjakan tugasnya ia menggoncangkan bahu Luhan hingga membuatnya tersadar. Luhan mengerjabkan matanya dan ia tak percaya dengan pantulan dirinya di cermin, benarkah itu dirinya?
Rambut yang ditata keatas dengan gel yang terlihat mengkilap, juga sedikit hairspray untuk merapikan penampilannya, terakhir dahi mulus nya yang diumbar membuat kesan manly nya bertembah, Perfect!
Luhan memuji kinerja sang stylist TG tsb, ia bersyukur kali ini uangnya tidak terbuang secara percuma dan ekspektasinya akan manly terpenuhi. Ketika menjemput LaoGao dirumahnya, bahkan ia cengo dengan penampilan Luhan yang luar biasa tampan dengan style barunya.
"Hari ini kau benar-benar berbeda" puji LaoGao
"Tentu, satu sekolah pasti akan ternganga karena ketampananku!" ucap Luhan pede
Sesampainya disekolah, seperti biasa para namja penggemar Luhan langsung mengerubunginya, bukannya ternganga seperti ekspetasi luhan sebelumnya melainkan mereka tertawa karena penampilan terbaru Luhan
"Aigoo rusa cantik kita! Ada apa dengannya? Apa ia terkena demam Rock and roll?"
"Pfttt.. dia bersihkeras ingin terlihat manly, tapi lihat! Ia malah seperti yeoja tomboy"
"Bahkan kurasa Amber (fx) lebih manly darinya ckck"
Dan lihat! Siapa sekarang yang ternganga? Bukan para namja gay itu melainkan Luhan sendiri. Ia bersumpah dalam hati saat ia keluar dari salon tsb ia merasa penampilannya terkesan manly melebihi biasanya, dan lihat respon mereka! Arghh... sepertinya akal sehat mereka sudah hilang.
Luhan kini berada di lapangan karena jam pertamanya hari ini adalah olahraga. Sang guru akan mempraktekkan tentang basket dan basket adalah olahraga favoritnya, dengan semangat Luhan mengoper bolanya dan menyelip-nyelip dari lawannya karena tubuhnya yang mungil dan sekali lompat ia sudah memasukkan bolanya dalam ring.
Permainan Luhan memang mengagumkan, dan lagi, suara teriakan para penggemarnya membuat Luhan jengah setengah mati, ia mendudukkan dirinya di sebuah bangku dan dengan segera Laogao menyodorkan minuman isotonik padanya.
"Permainanmu sangat bagus Luhan" Puji Laogao
"Tentu, aku ini ahlinya kalau soal olahraga"
"Ohh ya, aku harus pergi ke kantor guru setelah ini. Aku pamit" setelahnya LaoGao meninggalkan luhan
Luhan memutar musik di ponselnya dan mengaitkan earphone dikedua telinganya, ia memejamkan mata menikmati alunan musik tsb hingga tanpa sadar ada seseorang yang duduk disebelahnya.
"Heii bro, apa kau baru putus dari pacarmu?"
Suara itu membuat Luhan membuka matanya, ia melihat Huang Zitao tengah bersandar disebelahnya, ia memang mengenal namja ini namun tidak terlalu akrab.
"Apa kau juga penggemarku hingga membuang waktu demi menstalker ku?" Luhan berucap ketus
Setelahnya hanya terdengar suara gelak tawa dari Tao, "Huhh.. kau pikir satu sekolah ini gay? Ingat Luhan! Karenamu XuanYi sangat menderita dan berita baiknya... aku baru saja jadian dengannya" Tao bercap santai
"Jadi Kau -"
"Tenang bro, aku takkan menyakitinya. Aku akan membahagiakan XuanYi" Tao menahan bahu Luhan agar tidak menghajarnya
"Aku pergi dulu ya, aku harus menjemput XuanYi dikelasnya" Tao tersenyum menang
Luhan benar-benar kesal hari ini, ia mengacak rambutnya frustasi kemudian berjalan menuju ruang olahraga untuk bermain basket lagi. Ia menumpahkan seluruh kekecewaannya dengan bermain basket, ia mendribble bola tsb dengan beringas dan berulang kali memasukkanya dalam ring. Luhan tak memperdulikan bahwa tubuhnya sudah letih dengan keringat yang hampir membasahi seluruh kaos olahraganya.
Sudah ke-25 kalinya ia memasukkan bola dalam ring, napasnya terasa memburu dan hawa panas yang menyergap seluruh kulit tubuhnya. Ia menidurkan dirinya di ruang tsb dengan memejamkan mata, menahan emosi yang berulang kali mengusai dirinya.
Glek..Glek..
Luhan menghabiskan air mineralnya, kemudian ia mengembalikan bola tersebut. Disaat ia akan berbalik sebuah tangan kekar mendorong tubuhnya di dinding dan mengunci pergerakannya.
"Apa yang kau Lakukan eoh?" walaupun Luhan belum sadar sepenuhnya, ia merasa takut akan keadaannya sekarang, disini ia tengah sendiri bersama seorang lelaki asing yang tengah menyerigai kerahnya. Luhan berulang kali menyebut nama LaoGao dalam hati, berharap namja itu datang dan segera menyelamatkannya.
"Ternyata benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa kau itu cantik" namja itu mengusap pipi Luhan lembut dan sedetik kemudian ia mendekatkan bibirnya kerah luhan. Shit! Namja ini menciumnya, Luhan merutuki kelemahannya karena tidak memberontak, segera ia mendorong namja itu kuat dan berlari menjauh.
"Hikss... apa salahku tuhan? Kenapa orang-orang selalu mengataiku cantik" Luhan menangis tersedu dalam bilik toilet, ia sudah tak tahan lagi berada di sekolah ini. Walaupun sekolah ini termasuk sekolah elit yang hanya bisa dimasuki oleh anak-anak dari orangtua berduit sekaligus pintar. Tapi nyatanya sekolah ini membuatnya muak dan sialnya ia juga mendapat ciuman dari sesama lelaki disekolah ini.
Ponselnya berulang kali berdering menampilkan nama LaoGao dilayarnya, ia dengan sengaja mematikan ponselnya dan segera pulang. Hari ini ia ingin sendiri dan enggan berurusan dengan siapapun.
Sesampainya Luhan dirumah, ia segera menghampiri babanya yang tengah menonton televisi bersama mamanya, Luhan mengambil tempat disamping babanya dan merajuk seperti Luhan biasanya.
"Baba.. aku ingin pindah sekolah" pinta Luhan memelas
"Kenapa Luhan? Bukankah sekolahmu itu yang terbaik disini" protes mamanya
"Aku tau, tapi aku ingin pindah. Aku mohon Baba" Luhan merajuk
Baba nya tahu, anak semata wayangnya ini jika tidak dituruti keinginannya maka akan terus menggelanyutinya selama berhari-hari dan jangan lupakan mata rusanya ketika merajuk seperti itu, sungguh orang lain pasti akan terhipnotis dan menuruti keinginannya.
"Mama mu benar, sekolahmu itu yang terbaik disini. Kau kenapa? Ceritakan pada Baba"
Luhan meremat kemeja sekolahnya kuat, ia menggigiti bibirnya dan bingung harus mengatakannya atau tidak. Babanya yang mengerti kebiasaan Luhan ketika gugup segera mengusap punggung putranya dan memintanya untuk tenang.
"Aku baru saja dicium oleh seorang namja disekolahku, hiks.. aku sudah tidak kuat lagi baba! Orang-orang disekolah selalu mengataiku cantik dan bahkan mereka mendesak pacarku agar segera memutuskan hubungannya denganku, hiks... sungguh baba, aku tidak bisa bertahan dengan kumpulan namja gay itu, dan aku normal baba" adu Luhan sambil terisak pilu, mamanya segera mengusap air mata putranya dengan tisu dan memeluknya
"Astaga Luhan, kenapa kau tak mengatakannya dari awal" Mamanya menggeram setelah mendengar penuturan anaknya, jika keadaannya seperti itu, ia akan sependapat dengan Luhan untuk segera memindahkan sekolahnya.
"Baiklah, kau ingin pindah sekolah dimana?" Tanya Babanya lembut
"Aku ingin sekolah diluar negri, dan aku memutuskan untuk memilih Korea selatan sebagai tujuanku" ucap Luhan menuntut
"Tidakkah itu terlalu jauh Luhan? Dan apa kau ingin berpisah dari kami?" tanya Babanya
"Tidak, aku ingin sekolah Akademi Musik disana. Aku ingin jadi penyanyi, baba" jelas Luhan
"Sudahkah kau pikirkan matang-matang akan keputusanmu Luhan?, sanggupkah jika kau berpisah dengan kami dan juga Laogao sahabatmu? kau terbiasa hidup dengan banyak pelayan dirumah dan aku tak yakin jika kau bisa menjalani hidupmu dengan mandiri" Babanya mengingatkan
"Aku sudah besar baba, aku juga ingin hidup mandiri. Aku sudah memikirkan keputusanku ini jauh-jauh hari sebelumnya, dan soal LaoGao, kurasa tak begitu penting karena aku juga bisa mendapatkan seorang teman disana" jelas Luhan
"Baiklah, besok aku akan mengurus surat kepindahan sekolahmu." Putus babanya dan luhan tersenyum
"Terimakasih baba"
Setelah 2 hari mengurusi berkas-berkas kepindahan sekolahnya, kini Luhan berpamitan pada kedua orangtuanya dan juga sahabatnya sejak SD, LaoGao. Mereka berpelukan cukup lama dan bahkan mamanya sempat menangis karena setelah ini ia akan jarang melihat putra kesayangannya.
"Mama,Baba,dan juga LaoGao, aku mohon pamit. Jangan khawatirkan aku disana. Aku akan baik-baik saja dan selalu merindukan kalian"Luhan tersenyum dan memeluk mereka satu-persatu
"Jaga dirimu baik-baik nak" mamanya mengecup dahi luhan
"Jangan membuat ulah disana" pesan babanya
"Jangan lupakan aku sebagai sahabatmu, Luhan" ucap LaoGao
"Yaa.. aku akan mengingat semua pesan kalian, jaga diri kalian baik-baik. Jadwal penerbanganku sebentar lagi, aku mohon pamit" Luhan membungkukkan badannya
"Jangan lupa meminum obat penenangmu Luhan" mama nya memperingati
"terimakasih mama" Luhan mencium kening ibunya
"Selamat Jalan, Luhan" LaoGao melambaikan tangannya
Ketika Luhan menapakkan kakinya ditangga pesawat, ia merasakan hatinya berdenyut sakit. Ia rela melakukan ini agar ia bisa tenang bersekolah, jauh dari gangguan pria-pria gay disekolahnya terdahulu, semoga saja pilihan luhan kali ini tepat.
Setelah menghabiskan 3 jam perjalanan, akhirnya ia sampai di Incheon airport. Ia menghirup udara korea selatan dan menyemangati dirinya sendiri untuk melangkah dan segera meninggalkan bandara.
Setelah menunjukkan alamat sekolah barunya pada sang supir taksi, kini ia sampai disebuah gerbang sekolah. Ia mengamati bangunan sekolah itu lekat, setelah memastikan alamatnya ia menggeret koper nya masuk dan segera menuju ruang administrasi untuk mendapatkan kamarnya.
"Baiklah, namamu Xi Luhan. Siswa pindahan dari Beijing?" sang TU memastikan
"Nde, saya pindahan dari Beijing" jawab Luhan
"Hm..dari nilai-nilaimu sepertinya kau siswa berprestasi, baiklah ini seragam mu dan juga kunci lokernya dan kau akan tidur sekamar dengan Park Chanyeol, dengan alamat pintu B938" jelas TU tsb
"terimakasih informasinya" Luhan membungkuk dan segera pergi dari ruangan tsb
Luhan berjalan menagamati asrama nya yang baru, ia membuka ruangan tempat loker dan membuka lokernya dengan kunci yang sudah diberikannya tadi. Luhan menggantung seragamnya dan juga sepatu beserta peralatan sekolah lainnya. Setelah beres, ia keluar dari ruangan tsb dan mencari alamat kamarnya
Begitu ia sampai tepat disebuah pintu dengan kode B938, ia memutar knop pintu tsb dan sebelum ia mengucapkan salam, ia begitu terkejut dengan pemandangan didepannya
"ngghh..Chan lebih cepat eunghh.."
"Eunghh..Baek kau sungguh nikmat"
"sshh...aku akan segera sampai, Ouch.."
"Bersama Baek...hhh"
BRAKKK...
Luhan pingsan setelah menyaksikkan adegan keduanya, dan kedua sejoli yang sehabis bercinta tsb juga terkejut dengan kehadiran orang lain secara tiba-tiba.
TBC
Huahahaha *author ketawa nista bagi yang bertanya-tanya kapan Sehun muncul, insyaallah di chap depan dan ingat ini hanya PROLOG jadi jangan protes kenapa gak ada sehun nya -_- dan untuk para siders hati-hati, karma masih berlaku -_-
