"Kaa-san, kali ini kita akan pindah kemana?"
"Tou-san akan bekerja di Tokyo. Kira-kira kita akan pindah lagi setelah 9 bulan di Tokyo. Maka dari itu buatlah kenangan yang indah dengan teman barumu nanti ,Rin." Kata sang ibu dengan tersenyum lembut.
"Haah... teman baru lagi huh.." kata anak yang disebut Rin itu.
Desclaimer :
Vocaloid © Yamaha Corp.
Forever with you © Megumi Claire
.
Warning :
Typo, Alur Kecepetan, Bahasa gak jelas (?)
Summary :
Rin, anak baru dari sekolah ter-elit sejepang bertemu dengan teman kecilnya, pengurus OSIS yang terkenal di sekolahnya, anggota cheerleader, basket, club musik. Rin juga bertemu saingan cintanya. "Ada patah hati, rasa sesak di dada. Tapi diatas itu semua, banyak juga hal yang menyenangkan, saat-saat bahagia yang muncul dari dada dan juga rasa hangat yang di berikannya padaku."
Kringg.. Kringg... Krinnggg... Kri-
Segera kumatikan jam weker berbentuk jeruk yang menganggu tidurku.
"Rinn-chann! Cepat bangun!" teriak kaa-san yang mengetuk (baca : menggedor) pintuku.
"Iyaa kaa-san! Aku sudah bangun." Teriakku malas.
"Cepat mandi dan pakai seragam barumu sebelum terlambat."
Aku langsung mandi dan memakai seragam baruku. Jika dilihat baik-baik, seragam sekolah yang kupakai kali ini terlihat elegan dan imut. Kemeja putih yang rapih ini dilapisi jas coklat dengan garis merah gelap dipinggir kerah jas dan lengan, warna dasi pita besar yang aku gunakan juga senanda dengan warna garis pada jas yang kupakai saat ini. Rok yang kupakai juga berwarna merah gelap dengan garis hitam kotak-kotak.
Untuk mencocokkan seragamku, aku memakai jepit pita yang agak besar yang berwarna putih bersih di sela kupingku yang berada dibagian kiri. Sedangkan bagian kanan kukepang rambutku sedikit dan menjepitnya dengan pita merah kecil. Aku memilih untuk memakai kaus kaki berwarna coklat selutut. Setelah merasa puas dengan style ku hari ini, aku turun kebawah dan melihat kaa-san ku yang sedang menyiapkan sarapan.
"Ohayou Kaa-san."
"Ohayou Rin-chan. Cepatlah sarapan. Nanti kamu terlambat loh. Kaa-san sudah menyiapkan bento-mu hari ini."
"Tanpa dibilang pun aku sudah tau kaa-san."
"Hey sopan lah sedikit pada orang tuamu ini." Kata kaa-san dengan nada kesal.
Aku tertawa kecil dan memakan sarapanku sampai habis.
Setelah selesai sarapan, aku memakai sepatuku dan keluar untuk bersiap mengambil sepedahku.
"Oh ya, Rin mulai hari ini kamu berangkat pakai supir karena sekolahmu yang baru ini lebih jauh dari sekolahmu yang dulu." Kata kaa-san.
Setelah mendengar itu, aku meletakkan sepedahku ketempatnya kembali dan memberi salam pada kaa-san.
"Ittekimasu Kaa-san!"
"Itterashai!"
Di mobil, aku hanya melihat kejendela dan menikmati indahnya kota tokyo ini.
Ah, aku lupa memperkenalkan diri, mungkin karena terlalu sibuk tadi (?) Namaku Rin Kagami. Umurku baru mencapai 16 tahun di tahun ini (?). Ayahku pekerjaannya selalu pindah-pindah, jadi aku dan kaa-san terpaksa mengikutinya. Aku tidak terlalu terkenal, dan juga tidak anti-sosial. Aku adalah siswi yang terkenal dengan kepintarannya saja. Aku tidak tahu kalau sekolah ini aku bisa mendapat teman atau tidak. Karena kebanyakan dari temanku di sekolahku yang dulu,hanya mau berteman denganku karena otakku saja. Oh ya, kali ini aku akan sekolah di Sakura Crypton High School. Kaa-san tidak memberi tahuku detail dari sekolah baruku ini. Dia hanya memberi tahu namanya saja. Jujur saja, aku juga tidak terlalu peduli mau sekolah dimana pun asal tempat itu normal dan banyak teman yang menyenangkan.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, aku keluar dari mobil dan terkejut melihat sekolah baruku.
Belum puas dengan rasa terkejut-ku, smart phone ku berdering dan melihat ada e-mail baru dari kaa-san.
To : Rinny Orangesweetie Kagami
From : Lily Beautyellow Kagami
Subject : Gomen Rin-chan.
Aku lupa memberi tahu kalau sekolahmu yang baru ini adalah sekolah terelit se-jepang. Hehehe.. Semoga harimu menyenangkan!~ ^^
Aku hanya cengo melihat e-mail kaa-san ku ini. Pikiranku kacau dan bingung. Sekolah ini sama sekali tidak 'normal' karena sekolah yang berkelas dunia dan juga tidak mungkin memiliki siswa yang 'menyenangkan', setahuku murid yang bersekolah di sekolah elit ini terlalu formal dan sama sekali tidak menyenangkan. Kebanyakan dari mereka hanya berbicara tentang pelajaran atau memamerkan pekerjaan orang tua mereka. Intinya, sekolah ini jauh dari kata 'normal' dan 'menyenangkan'.
" Saya akan mengantar anda pulang nanti. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah itu supirku meninggalkanku sendiri di sekolah yang besar ini (?).
"Oke, tenang Rin. Kamu hanya 9 bulan disini. Ya! Hanya 9 bulan." Ucapku untuk menenangkan diri.
Setelah merasa siap, aku masuk kepintu utama dan berjalan keruang kepala sekolah. Eh- tunggu dulu! Kaa-san tidak memberi tahu letak ruangannyaa!
Arrghh!- Oke Rin! Think possitive. Kalau aku 'tidak mengetahui' letaknya, aku hanya perlu 'mencarinya' dengan mengelilingi sekolah ini.
/20 menit kemudian atau 10 menit sebelum bel berdering/
Arghh! Seluas apa sebenarnya sekolah ini?! Sudahlah, lebih baik aku bertanya pada siswa yang bersekolah disini.
.
.
.
Eh? Tunggu- kenapa gak kepikiran dari awal ya?
Sudahlah kepalaku pusing. Lebih baik aku cepat bertanya dan masuk kekelasku nanti. Sepertinya aku bisa bertanya pada gadis twintail itu.
"Permisi, apa kamu tau letak ruangan Kepala sekolah?"
"Eh, kamu siapa? Anak baru ya? Wah kamu imut dan mungil!~." Kata siswi berambut twintail.
Mungil? Ah itu agak menyakitkan sebenarnya. Tapi kau beruntung gadis twintail, aku tidak akan membahas hal itu sekarang karena aku ingin ke ruang kepsek secepatnya!
"I-iya. Bisa kau tunjukkan letaknya?"
"Oke! Ikuti aku ya."
Aku berjalan mengikutinya. Aku rasa gadis ini baik. Tapi apa dia tidak merasa terganggu dengan rambutnya yang hampir menyentuh lantai itu? Ditambah lagi warna rambutnya hijau teal. Maksudku, apa tidak terlalu mencolok ka-
"Hey, kamu belum memberi tahu namamu."
"Oh iya, namaku Rin Kagami. Kalau kamu siapa?"
"Aku Miku Hatsune dari kelas 2-A. Salam kenal Rin-chan!"
"S-salam kenal juga Miku-chan."
Kami bercakap-cakap selama perjalanan dan tak terasa kalau kami sudah sampai di ruangan kepala sekolah.
"Ini ruangannya Rin-chan. Aku kekelas dulu ya!"
"Oke! Arigatou Miku-chan."
Normal POV
Rin mengetuk ruangan itu dan membukanya setelah pemilik ruangan itu mengizinkannya masuk. Dengan perasaan cemas, Rin masuk kedalam ruangan itu dan terkejut melihat siapa yang ada diruangan tersebut. Didalam ruangan itu terlihat seorang bapak-bapak yang dikenalnya sedang bercakap-cakap dengan laki-laki yang sepertinya seumuran dengan dirinya. Dengan gugup dan belum puas akan rasa terkejutnya, ia memperkenalkan diri.
"A-ano, maaf menganggu. Saya Rin Kagami, yang akan menjadi murid baru disekolah ini."
"Ah, selamat datang di Sakura Crypton High School, Rin Kagami. Kagamine-kun, kau bisa kembali kekelasmu, tapi sebelumnya bisakah kamu panggilkan Gumi-sensei kemari?"
"Baiklah Leon-sensei."
Setelah berkata demikian, laki-laki berambut pirang itu segera meninggalkan ruangan tersebut.
"Oke, Rin-chan bagaimana kabarmu? Sudah lama aku tidak melihatmu sejak 7 tahun yang lalu."
"E-eh?! Jadi sekolah ini benar-benar milik Jii-san?!"
"Hey, kamu tidak perlu sekaget itu kan? Apa jangan-jangan kamu tidak menyangka kalau jii-san mu ini punya sekolah elit?" tanya Leon kesal.
Tanpa menghiraukan ekspresi kesal dari Leon-jii-san nya ini, Rin mengangguk dan tertawa kecil.
"Sudahlah, bagaimana tanggapanmu tentang sekolahku ini Rin-chan?"
"Sekolah ini benar-benar bagus dan luas. Aku tidak tahu jii-san memiliki sekolah yang sebagus ini. Oh ya, aku juga sebenernya kangen sama jii-san dan baa-san. Aku sudah lama ingin bermain dengan Lenka-chan dan Sakura-chan juga."
"Tenang Rin-chan, mereka berdua sekolah disini juga kok. Bahkan kakakmu juga ada disini. Aku yakin setelah 9 bulan nanti, kamu pasti tidak mau meninggalkan sekolah ini." Kata Leon tertawa kecil.
"Eh? Nii-chan juga disini?! Sebenarnya aku juga tidak mau meninggalkan sekolahku yang dulu, tapi aku mau tidak mau harus mengikuti Tou-san-"
"Kali ini kamu pasti diperbolehkan Rin . Dengan umurmu yang sudah menjelang dewasa itu, Jii-san yakin kaa-san mu akan mengizinkannya. Buktinya kakakmu diperbolehkan memulai masa SMA nya disini."
"Tapi kan nii-chan pergi ke tokyo karena mendapat beasiswa."
"Tenang saja Rin-chan, kamu akan jii-san bantu. Tapi itu kalau kamu betah sekolah disini loh." Kata Leon tertawa kecil.
Tak lama setelah mereka bercakap-cakap untuk melepas kerinduan itu, Gumi-sensei datang ke ruang kepala sekolah.
"Nah Rin-chan, ini adalah Gumi-sensei wali kelas kamu yang baru. Dia akan mengantarmu kekelasmu yang baru di kelas 2-A."
"Ayo Kagami-san, bel sekolah akan segera berbunyi." Kata Gumi-sensei.
"B-baiklah. Saya permisi dulu Leon-sensei." Kata Rin dengan nada yang sedikit gugup (?)
"Semoga kelasmu menyenangkan, Rin." Balas Leon-sensei sambil tersenyum hangat.
Rin POV
~TENG TENG TENG~
Bel sekolah sudah berbunyi dan aku sedang menuju kekelas baruku dengan dampingan Gumi-sensei ini. Jujur saja selama kami berjalan menuju kelas, suasana sangat sunyi, Gumi-sensei tidak mengajakku berbicara begitu pula denganku. Setelah berjalan dalam keheningan selama 3 menit-an, akhirnya kami sampai dikelas 2-A.
"Tunggulah disini sampai aku memanggil namamu." Kata Gumi-sensei dengan nada lembut.
"B-baik." Jawabku formal.
"Tak usah sungkan, aku tidak mengajakmu berbicara waktu perjalanan itu hanya karena aku tidak memiliki bahan pembicaraan."
"A-ah iya, gomenasai."
Gumi-sensei hanya tersenyum menanggapi jawabanku.
"Kagami Rin-"
Jujur saja aku agak malu saat Gumi-sensei mengatakan hal itu.
"Kagami Rin, silahkan masuk- "
Tapi kalau dilihat-lihat dia seperti guru bahasa saja. Maksudku, tata bahasanya itu sa-
"Kagami-san? Aku sudah memanggilmu dari tadi."
"E-eh? G-gomen." Aku terkejut mendengar sensei bicara begitu.
Sebenarnya aku sudah terbiasa memperkenalkan diri di depan kelas tapi kali ini aku sedikit gugup. Setelah siap mental (?) aku masuk kekelas 2-A.
"Ohayo m-minna-san, watashi wa no namae wa Kagami Rin desu. Yoroshiku onegaisimashu."
("Selamat pagi semuanya, nama saya Kagami Rin. Mohon bimbingannya.")
"Yoroshiku onegaishimasu!" kata seluruh kelas 2-A.
Aku merasa lega karena perkenalan ini berjalan normal dan tidak ada yang bertany-
"Nah, minna-san! Bagi yang ingin bertanya silahkan tunjuk tangan!-"
Apaa?! Ini kan sekolah elit! Kenapa sensei nya ngomong gitu?!
Beberapa detik setelah sensei berkata seperti itu, satu kelas jadi berisik dan banyak yang menujuk tangan. Sensei yang melihat itu hanya tertawa kecil dan tersenyum geli.
"-Tapi, hanya 1 orang yang boleh bertanya." Lanjut sensei.
"Ah, sensei gak seru!"
"Tapi siapa yang akan bertanya?"
"U-uh, aku penasaran sama gadis kecil itu." Oke yang ini julukannya agak nge-'jleb' .
"Sensei, gimana kalau yang bertanya si 'shota prince' saja?" tanya Miku.
Eh? Miku?! Kenapa dia bisa disini?! Oh ya dia bilang kalau dia dari kelas 2-A, tapi kenapa tidak Miku saja yang bertanya?! Hm? Kalo dilihat dari mukanya itu aku yakin dia hanya mengusili temannya.
"Baiklah, tapi dimana dia?"
"Ini sensei. Dia 'tidur' dari sebelum sensei masuk." Kata Miku dengan nada jahil.
.
.
.
.
Deg!
Sekujur tubuhku tiba-tiba merinding karena merasakan aura hitam disekeliling sensei. (?)
"Len Kagamine! Bagun sekarang atau saya siram kamu dengan pupuk!" teriak sensei.
Seluruh kelas terdiam dan takut untuk membela sang 'korban' itu.
Normal POV
Sang pemegang julukan 'Shota Prince' itu pun terbangun karena mendengar teriakan dari sensei maniak worterl yang tidak mau dia dengar itu /dilempar wortel.
"A-ah s-sensei, ohayou!~" kata pemuda itu sambil tersenyum masam.
"Keluar!" teriak sensei (lagi?)
Sang korban yang memiliki nama 'Kagamine Len' itu langsung berdiri, berjalan dengan langkah yang bisa dibilang 'cepat' dan keluar melewati Rin tanpa melihatnya karena masih terlalu ngantuk.
"Ini benar-benar sekolah elit?" tanya Rin dalam hati.
Setelah sang 'korban' itu keluar, Rin dipersilahkan duduk disamping kiri Mikuo Zatsune yang katanya saudara Miku (?)
"Salam kenal Kagami-san" kata Mikuo-kun sambil tersenyum.
"Salam kenal juga Mikuo-kun. Panggil aku Rin-chan saja. Nama marga terdengar terlalu formal."
"Baiklah, Rin-chan." Kata Mikuo ramah.
Gumi-sensei memulai pelajarannya. Dan benar sekali dugaan Rin kalau dia mengajar dibidang bahasa. Atau lebih tepatnya Bahasa Jepang.
Pelajaran terus berlanjut sampai bel kedua berbunyi. Gumi-sensei keluar dari kelas dan Kagamine Len masuk dengan muka yang 'segar' (?)
"Mikuu! Jahat sekali kamu ya! Seandainya kamu tidak memberi tahu Gumi-sensei, aku tidak akan kena hukumannya." Kata Kagamine Len sambil cemberut.
"Salah sendiri tidur dikelas! Kalau kamu gak kena hukuman kamu nya keenakan dong. Kan aku juga mau tidur." Sekelas hanya sweatdrop mendengar balasan yang 'blak-blakan' dari nyonya Hatsune itu.
"Hey, Rin-chan." Panggil Mikuo ramah.
"Ada apa Mikuo-kun?" tanya Rin.
"Aku tahu ini terlalu mendadak tapi-
.
.
.
.
.
TBC ^O^)/
A/N :
Halo minna-san!~ Makasih udah baca ceritaku.
Maaf agak gak jelas, soalnya aku masih amatir, jadi aku minta keritik (tapi jangan terlalu nusuk) dan sarannya ya.
