1섹션
We Are (Forced to Get) Married!
.
.
.
ㅎㅅㅎ
BREAKING NEWS:Aktor Park Chanyeol akhirnya melepas masa lajang dengan menikahi seorang psikolog cantik, Byun Baekhyun!
Lihat Semua Komentar
[ +21 ] Noooooooooooooo ㅠㅠkau tidak bisa melakukan ini pada kami oppa ㅠㅠ
[ +32 ] aku akan membunuh Byun Baekhyun! Lihat saja nanti!
[ +33 ] sebenarnya aku bertanya-tanya kenapa sekarang ini banyak sekali pria tampan yang akhirnya menikahi pria tampan lainnya /sigh/
[ +45 ] hanya pendapatku saja atau memang benar jika byun-jelek-baekhyun itu wajahnya benar-benar aneh? Lihat! Matanya terlalu kecil dan pipinya terlalu besar
[ +87 ] kurasa mempelai wanitanya (oh, dia bukan wanita lmao) kali ini benar-benar memalukan. Seharusnya dia terlihat tampan karena dia laki-laki. Bukannya terlihat bodoh karena mirip tante-tante seperti ini
ㅎㅅㅎ
Tarik napas, buang.
Baiklah, baiklah.
Lu Han hampir tidak kuat menahan tawanya. Dia menggigit bibir sembari melanjutkan kegiatannya berselancar di dunia maya. Tangan kirinya sibuk meraih toples kacang almond di samping sofa refleksi ketika matanya mulai kegelian membaca satu persatu komentar yang masuk pada akun Dispatch yang sedang dibukanya tersebut.
"Hey, Baek…dengar ini! Mereka bilang wajahmu mirip tante tante! Oh—ada juga yang bilang kau mirip badut ulang tahun. Dan dan…—oh,"
BRAK!
"HEY!" Lu Han berteriak, merasa terkejut ketika tiba-tiba saja seorang pemuda dengan setelan jas formal, lengkap dengan flower crown sintetik, serta tudung pengantin datang dari arah pantry. Dan tanpa babibu, langsung menggebrak tab-nya dengan tongkat bisbol. Amat sangat keras, sehingga layarnya pecah berkeping-keping. Dan benda itu terbelah menjadi dua. Oh tidak, maksudku empat bagian.
Intinya, pukulannya keras sekali sehingga berhasil menyebabkan tab kesayangan Lu Han yang seharga sekian juta dolar itu remuk dalam satu detik. Diulangi sekali lagi, tab yang berhasil Lu Han beli dengan susah payah itu remuk dalam satu detik.
"BYUN BAEKHYUN!"
Sang pemilik nama hanya memutar bola mata, lalu melemparkan tongkat bisbolnya ke sembarang arah. Dia mendengus, "Kalau ku bilang jangan bacakan itu untukku, ya jangan dibacakan! Sekarang rasaka akibatnya!" lalu si mungil itu menghempaskan bokongnya di samping Lu Han—yang masih tampak begitu bodoh dengan mulut menganga lebar serta mata yang hampir mencuat keluar.
Baekhyun memutar matanya sekali lagi, "Oh, ayolah, Lu. Itu hanya tab butut,"
Lu Han menoleh cepat. Dengan ekspresi kecewa yang amat sangat mendalam, dia menatap Baekhyun dengan matanya yang berair. "Tapi itu hasil kerja kerasku selama tiga bulan, Baek! Itu—"
"—itu lebih tepatnya hasil kerja kerasmu selama tiga bulan, ditambah hasil kerja kerasku selama tiga tahun sebanyak lima puluh juta dolar. Dan harga tab itu sebesar 65 juta dolar. Secara teknis, tab itu harusnya milikku."
Diam.
Baekhyun tahu dia menang dalam perdebatan, dan Lu Han kalah telak. Dan kabar buruknya adalah, Lu Han tidak pernah suka dikalahkan. Nobody does, exactly. Dia melirik ujung jari-jari sang kawan yang kini sedang sibuk meremas-remas kulit almond. Ketika matanya bergerak ke atas, dia dapat menjumpai wajah Lu Han yang tengah menggigit bibir kuat-kuat, hidung mengkerut, serta alis yang hampir menyatu di ujung batang.
Satu kesimpulan; si manja ini akan menangis.
Dan Baekhyun yakin, itu adalah suatu hal yang amat sangat merepotkan.
Mengurus Lu Han itu sama saja dengan mengurus anak kecil. Jadi Baekhyun dengan segera bergerak mendekat. Berjongkok di depan wajah sahabatnya tersebut, lalu menangkup kedua pipinya dengan telapak tangan. Baekhyun dengan sengaja mencebikkan bibir, sambil memasang puppy mode yang dia yakin akan sangat ampuh, dia mulai merayu bak seorang pro.
Nada suaranya ia kecilkan sedikit, "Baiklah, maafkan Baekhyunie, hum? Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan ke Mall? Baekhyunie akan memberikan Lu Han-ie tab baru yang lebih bagus dari itu."
And it works.
Perlahan namun pasti, Lu Han mengangkat wajahnya yang penuh air mata. Terlihat lucu di dalam perspeksi Baekhyun. Tapi menjadi amat sangat menyebalkan ketika si cantik itu mulai berbicara. "T—tapi…kali ini tab nya harus yang lebih mahal. Ku dengar, mereka baru saja meluncurkan satu model limited edition minggu lalu,"
"Ya ya ya—terserah saja kau mau yang mana,"
Lu Han tersenyum sampai matanya menyipit. Si mungil itu mengalungkan tangannya di leher Baekhyun—menerjangnya dan hampir membuat si korban kekerasan terjungkal ke lantai marmer jika saja refleks tubuhnya tidak begitu bagus. Baekhyun mendesah merasakan tulang belakangnya yang dirasa hampir patah jadi dua. Sakit, serius. Namun bagaimanapun, si mungil itu tetap tersenyum dalam hati mengetahui si cengeng itu sudah tidak lagi marah padanya.
Setidaknya sampai sedetik sebelum tawa Lu Han yang mirip lonceng anjing itu kembali terdengar, Baekhyun kembali membencinya hingga ke akar-akar.
Dia tahu ke mana arah pembicaraan mereka kali ini akan bermuara.
"Tapi, Baek—serius. Mereka…—umfh, kau benar-benar mendapatkan banyak haters karena si aktor tampan itu. Mereka bilang wajahmu seperti banci, dan mereka bilang kau tak pantas…ugh—puaHAHAHA maaf—maaf, aku tidak bisa menahan tawaku…BWAHAHAHA!"
See?
Pernah dengar peribahasa; don't judge book by its cover? Well, itu seratus persen benar. Terkadang, seorang penari swan lake yang tampak lembut dan halus pun ternyata merupakan setan kecil dengan tampilan berupa troll bodoh yang benar-benar menjengkelkan. Sesuatu yang benar-benar tepat untuk menggambarkan karakter Lu Han yang sesungguhnya.
Setelah beberapa detik dia habiskan untuk menanggul emosi, Baekhyun akhirnya berdiri dengan wajah sekusut goni. Si pendek itu berjalan tergesa-gesa, lengkap dengan langkah terhentak-hentak mirip anak kecil menghampiri pintu kamar. Membukanya dengan cepat, lalu menutupnya dengan keras.
Lu Han mengikuti dengan matanya, masih berusaha menahan tawa. "Ayo lah, kau tahu mereka hanya iri dengan kecantikanmu, princess,"
"FUCK YOU, LU!"
ㅎㅅㅎ
Pernah dengar tentang perjodohan antar kolega? Yang semua didasarkan hanya untuk masalah balas budi dan uang saja?
Oh—tentu saja. Kalian sudah pernah mendengarnya. Mungkin lewat drama menggelikan di TV, atau dari plot novel dengan genre romance di toko buku. Hal ini amat sangat umum, sehingga kebanyakan orang menyebutnya dengan cliche.
Tapi konyolnya, hal itu sekarang terjadi di kehidupan nyata seorang Byun Baekhyun.
Baekhyun—anak tunggal dari Tuan Byun Seokwon serta Nyonya Kang Gayeon. Seorang pewaris tunggal Saebyeok Institute yang merupakan rumah sakit swasta terdepan di Seoul. Si mungil itu berhasil meraih gelar sarjana psikologi di umurnya yang baru menginjak 22 tahun—yang juga merupakan lulusan terbaik di kampusnya tahun lalu. Sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat dia waktu itu harus membagi fokus antara belajar dan menjalankan rumah sakit. Dia kaya, cantik, pintar, dan berani. Satu kata; perfect.
Tapi ternyata, kesempurnaan tersebut tidak sekalipun mengendurkan niat kedua orang tuanya untuk menjodohkannya dengan anak lelaki dari pemilik perusahaan bioteknologi terbesar di Asia Tenggara, Medival Enterprise.
Dan anak lelaki itu bernama Chanyeol, Park Chanyeol.
Park Chanyeol—atau yang biasa dikenal banyak orang dengan sebutan Yeol dari Phoenix. Tinggi, tampan, bertalenta, juga bagian dari jejeran hot babies tahun ini. Dia seorang aktor, rapper, sekaligus seorang CEO muda. Peraih Grammy Awards tahun 2016 lalu dalam kategori Best Actor of This Year berhasil membuat namanya melejit bagai roket di dunia hiburan. Dan—tentu saja, banyak orang yang mengidolakannya. Baik perempuan, maupun laki-laki. Entah karena fisik, talenta, atau bahkan mungkin uang yang berada di dalam buku tabungannya—oh astaga!
Dan dibalik semua itu, ada segelintir orang yang menyimpan seribu kebencian padanya sampai ke akar-akar. Mencaci, men-diss seluruh tindakannya, juga mengancam akan membunuh. Orang-orang awam menyebut golongan itu dengan sebutan antis, atau mungkin—hater.
Dan Byun Baekhyun berada di dalamnya.
Dia benci Park Chanyeol, melebihi rasa bencinya pada Lu Han dan potongan timun. Rasa bencinya amat sangat dahsyat hingga rasanya dia ingin sekali mencabuti satu per satu rambut api itu sampai botak.
Dan coba tebak apa yang baru saja terjadi?
Byun Baekhyun baru saja mengubah nama depannya menjadi Park. Dan poin terindahnya adalah—mereka suda resmi menikah. Sekarang, status Park Chanyeol dan Byun coret Park Baekhyun adalah sepasang suami istri yang sah.
"GYAAAAAA!"
Sekarang, coba tebak siapa yang baru saja berteriak dan membuat gendang telinga Lu Han hampir pecah?
Baik, ku beri beberapa clue.
Dia kaya, cantik, pintar, dan berani. Dan dia adalah satu-satunya mempelai wanita yang menangis beberapa jam setelah acara pemberkatan di hari pernikahannya. Si mungil yang sekarang sedang menggigiti bantal, lengkap dengan rembesan air di sekitar matanya.
ㅎㅅㅎ
Entah beberapa jam yang dia habiskan untuk menangis kemudian jatuh tertidur, Baekhyun tidak peduli.
Yang pasti ketika pertama kali membuka mata, langit di balik kaca laminasi di sampingnya sudah menggelap. Si mungil itu mengerjap, mengucek matanya beberapa kali sampai pandangannya mulai jelas. Dia mendecak, meregangkan tubuhnya sekali lagi sebelum bangkit, duduk di atas selimut serta ranjang berantakan. Baekhyun menguap. Melirik sedikit jam di atas nakas, lalu menggaruk lehernya yang terasa gatal.
09:00 PM
Oh, bagus. Dia sudah menghabiskan lima jam waktunya untuk beristirahat dan menguatkan diri menghadapi kenyataan.
Oh—sudahlah. Jangan membuatnya bersedih lagi.
Dengan mata yang setengah tertutup serta rasa malas yang amat sangat kentara, Baekhyun menggerayangi dufet kecil di samping ranjang—berniat mencari segelas air yang biasa disiapkan para maid setianya. Setelah beberapa detik tangannya berusaha menjelajah, dia berdecak kesal. Si mungil itu baru ingat bahwa ini bukan rumahnya yang dulu, dan tidak ada maid di sini.
Sialan.
Baekhyun mengerucutkan bibir, melangkah terseok-seok keluar kamar dengan sandal rumahan bermotif sapi. Kemejanya yang tampak kusut dan berantakan (bahkan beberapa kancingnya telah lepas) tidak sekalipun dia hiraukan. Dia terus saja melangkah. Tujuan utamanya adalah dapur, jadi dia tidak peduli dengan apapun lagi kecuali dapur. Juga gelas. Juga cairan. Dia benar-benar dehidrasi.
Sambil menggumam kata air berulang kali, Baekhyun meraih gagang kulkas. Mengambil sebotol air dingin dan meminumnya dalam sekali teguk. Baekhyun mendesah puas ketika merasakan kesegaran yang baru saja dia dapat pada kerongkongannya. Kesadarannya pun mulai kembali sedikit demi sedikit.
Dan saat itu lah dia mendengar suara yang amat sangat aneh terdengar beberapa meter dari tempat dia berdiri.
"Oh—God,…ungfhh,"
Baekhyun mengernyitkan dahi. Dia berkedip beberapa kali, sambil perlahan-lahan melangkah dengan rasa penasaran yang membuncah di dalam dadanya.
Baekhyun bersumpah, dia belum pernah mendengar suara-suara semacam itu sebelumnya. Well—uh, uhuk belum secara langsung uhuk. Pengecualian untuk beberapa klip video yang beberapa kali dia tonton di situs xxx yang—SUDAHLAH. Itu tidak penting.
"AGHH, a—astaga…p-pelan, pelaanh saja, Yeol,"
Semakin melangkah, maka semakin keras suara tersebut. Dan Baekhyun pikir, mereka semua berasal dari ruang tamu. Maka dari itu lah, dia segera bergerak, melangkah hampir berlari menghampiri ruangan yang sedang ia tuju.
Hal selanjutnya yang terjadi adalah—Byun Baekhyun yang baru saja menyesali perbuatannya.
Dia berdiri di samping kabinet, dengan kemeja pernikahannya yang kusut serta—astaga, kenapa dia baru sadar jika selama ini tudung pengantinnnya belum lepas sama sekali?
Dan di depannya adalah dua tubuh telanjang yang saling menindih di atas sofa. Dengan pria tinggi dan rambut merah menyala yang berada di posisi atas, mengungkungi tubuh mungil seorang wanita yang kini sibuk mendongakkan kepala sambil mendesahkan kata 'Yeol' berulang kali. Lampu ruangan yang semuanya dalam keadaan menyala membuat Baekhyun bisa dengan jelas menyadari siapa gerangan dua orang yang tengah dengan ganas membuat sofa di ruang tamu itu mendecit dan terhentak samar.
Semua orang pun tahu, itu Park Chanyeol, dan itu Kim Sejeong.
Baekhyun menaikkan alis, merasa jengah dengan apa yang baru saja dia tonton.
Tidak, dia tidak terhibur maupun terangsang oleh apapun yang sedang terjadi di sini.
Karena apa?
Karena yang pertama, Byun Baekhyun adalah seorang gay. Jelas dia tidak tertarik dengan tubuh wanita, seseksi apapun mereka. Kedua, desahan wanita itu bukannya membuat sesuatu di bagian selatan tubuh Baekhyun berdiri tegak, tapi malah membuat syaraf jijik di otaknya meningkat 200 persen. Menurutnya itu terlalu berisik, dan menjengkelkan. Dan terakhir, walaupun dia gay, tapi menatap tubuh kekar seorang pria yang merupakan musuh terbesarnya itu tidak akan menghasilkan reaksi apapun pada tubuhnya.
Satu-satunya hal yang membuatnya tertarik di sini adalah, dua orang itu. Dua orang yang beberapa bulan lalu terlibat gosip berpacaran, ternyata memang benar?
Oh—Byun Baekhyun sebagai istri Park Chanyeol seharusnya merasa sakit hati karena hal itu.
Tapi, tidak. Of course not!
Hell, untuk apa dia melakukan hal itu?
Alih-alih merasa sedih dan ingin menangis, Baekhyun justru menampilkan sebuah seringai jahil. Sesuatu baru saja menghampiri otaknya. Dia segera berlari ke kamar. Mengambil ponselnya, lalu kembali ke ruang tamu secepat mungkin.
Beruntung, kedua orang itu sampai sekarang belum menyadari kehadirannya ketika dia mulai membuka aplikasi kamera. Setelah mengatur angle, pencahayaan, serta fokus yang tepat, Baekhyun menyeringai.
Ruangan itu terlalu sepi sehingga suara sepelan apapun akan terdengar dengan baik. Dan sebenarnya, Baekhyun hanya berbicara dengan menggunakan sedikit tenaga saja.
"Say cheese!" Katanya.
Kedua orang di atas sofa itu sontak berhenti. Mereka menoleh, melongo dengan mata sebesar pingpong menatap tepat pada shutter kamera. Dan pada saat itu lah Baekhyun memotretnya. Sekerjap cahaya blitz tergaung sebentar di ruangan itu.
Baekhyun menyeringai, merasa puas dengan apa yang baru saja dia dapatkan. Dia menurunkan ponselnya, lalu tersenyum begitu manis pada pasangan yang baru saja masuk ke dalam mode blank tersebut.
Begini. Dia ini sudah terlanjur masuk ke dalam jurang pernikahannya dengan Chanyeol. Dan daripada terus menyalahkan takdir, mengapa dia tidak sedikit bersenang-senang dengan semua ini sambil menikmati statusnya yang baru?
"Perkenalkan, aku Byun Baekhyu— AH! Bukan, aku Park Baekhyun, istri sah dari Park Chanyeol! Senang bertemu denganmu, Sejeong-ssi!"
ㅎㅅㅎ
Baekhyun menyuap sesendok penuh es krim ke dalam mulutnya yang kecil ketika Chanyeol masih sibuk mondar-mandir di depannya. Hanya dengan menggunakan celana pendek, serta ponsel keluaran baru berada di telinganya. Baekhyun berkedip lambat-lambat, lalu menghela napas.
"Hey, Chanyeol-ssi, menyingkir dari sana. Tubuh besarmu itu menghalangi layar TV," dengusnya kesal.
Chanyeol berhenti melakukan hal itu, lalu terdiam di sisi kanan. Baekhyun mengangguk-angguk acuh, lalu menggumamkan kata; oh, bagus, kau anak yang pintar, Chanyeol sambil mencecap rasa stroberi yang tertinggal di mulutnya. Dia baru saja akan memindah channel ketika remote control di tangannya diambil secara paksa. Dan ketika dia mendongak, si mungil itu dapat menemukan benda tersebut sekarang sedang berada dalam genggaman Chanyeol.
"YAH!" teriak Baekhyun bersungut-sungut. Dia berdiri, mencoba meraihnya. "Cepat berjongkok dan berikan itu padaku!"
Chanyeol berdecih. Dia membuang muka sebentar, kemudian menyentak tubuh Baekhyun yang sedaritadi menempel di dadanya—membuat si mungil itu terhempas kembali ke sofa. "Apa remot ini lebih berharga daripada hubunganku dengan Sejeong? Kau sadar apa yang telah kau lakukan, hah?!" Bentaknya.
Sayang seribu sayang, itu tidak memberikan efek apapun pada Byun Baekhyun yang cuek dan tidak peduli sama sekali. Dia hanya memutar mata, dan kembali bangkit dari tempat duduknya. "Tentu saja remot itu. Sekarang, berikan padaku atau aku akan memanggil polisi!"
Baekhyun merangsek, mencoba meraih benda hitam itu dengan sekuat tenaga sementara Chanyeol, lelaki itu sedang berperang dengan emosinya yang kacau. Dan ketika Baekhyun secara tidak sengaja menyikutnya, dia tidak dapat lagi menahannya.
Dulu sekali ketika SMA, Chanyeol pernah menjadi tim inti klub hand ball di sekolahnya. Dan karena hal itu lah, hanya dengan satu lemparan kuat, Chanyeol berhasil membuat remot itu menabrak lantai. Pecah berkeping-keping dan tersebar ke mana-mana.
Hal yang tidak terduga adalah ketika batu baterai di dalamnya mencuat. Terlempar ke sana kemari—mengenai dinding, vas bunga, almari kayu, kemudian mencapai goal-nya.
Kening Baekhyun.
"ARGH!"
Refleks, si mungil itu menutupi bagian wajahnya yang baru saja terkena peluru nyasar. Rasanya panas, dan sakit, dan dia ingin sekali menangis karena hal itu. Baekhyun mendongak, menatap nyalang wajah sinis Chanyeol yang kini menatap mantap pada kedua matanya.
"Aku membencimu, Park Chanyeol!" Teriaknya marah.
Di satu sisi, Chanyeol hanya berdecih remeh. "Seperti aku tidak membencimu saja!"
Air telah menggenang di pelupuk mata Baekhyun. Bukan karena sakit hati, tapi karena rasa sakit yang benar-benar sakit di ujung keningnya. Oh, dia yakin besok bagian itu akan berubah ungu.
"Kalau begitu, kita bercerai saja!"
Baekhyun menyulut, mendobrak dada keras Chanyeol dengan dadanya sendiri yang kecil dan lembut. Chanyeol berdecih, menarik dagu si cantik itu agar mereka dapat berpandangan dengan benar.
"Ayo, siapa takut?!"
tobecontinued—
.
Author's Box:
Halo, saya baru di sini .-. mohon dukungannya❤ —shift.
