Oh it's love
(Typo is everywhere)
Meja bundar dengan taplak meja berwarna green soft serta vas bunga putih berbentuk slim menjadi tempat berkumpul ketiga manusia yang kini hanya bertatapan tanpa satupun kata keluar dari mulut masing-masing.
Pria berkacamata bingkai berwarna coklat itu menarik nafas serta membuang nya beberapa kali dalam tempo cepat, mata terpejam serta bibir dilipat dengan dua tangan didepan dada.
"BYUN BAEK HYUN !" suara keras itu membuat seisi café saling bertatapan, yang dipanggil sibuk sendiri dengan pacuan jantung nya yang tak menentu.
"Oh Sehun, astaga kenapa kau berteriak ? apa itu perlu ? aku didepan mu" Baekhyun mengusap dada nya pelan, berusaha tenang. Tapi tidak dengan pria yang berteriak tadi didepan nya.
"Yak Byun Baekhyun" kali ini pria lain yang tepat duduk disamping nya
"Kau pikir bagaimana kami bisa tidak kaget hah ? kau – ah benar-benar" laki-laki yang duduk disamping nya nampak frustasi sambil mengerut kening nya.
"Kalian kenapa sih, apa ini tidak terlalu berlebihan ? ekspresi yang kalian tunjukan seperti melihat anjing mati dijalanan saja tau"
"Bodoh, kau hamil anak Chanyeol. Bagaimana aku bisa tidak tenang ? kau setuju kan Luhan ?"
"Mm aku setuju, sangat setuju. Dasar si kampret, belum 2 bulan ku tinggal kau sendiri di korea. Haishh jinjja, lalu apa yang akan kau lakukan sekarang hah ?"
Baekhyun dibuat bingung, ia menggaruk sisian kepalanya yang tidak gatal. Tapi mendadak inggin digaruk. Cengiran tengil keluar dari bibirnya. Disaat kedua temannya sendiri bahkan bersitegang seperti harimau kelaparan.
"Entahlah, tapi Chanyeol bilang dia akan menikahi ku – tahun depan"
"TAHUN DEPAN ?"
"KAMPRET"
"TAI"
"BEGO"
"TOLOL"
Oh my god hunhan
Anak kecil yang melewat baru saja buru-buru Baekhyun usir dan menyuruh nya untuk menutup telinga.
"YAK ! perhatikan kata-kata mu, untung saja anak itu tidak dengar. Kasihan ibunya yang sudah susah-susah menyekolahkan nya malah mendengar kata-kata maki- "
"Yak ! urusan mu belum selesai"
"Jangan coba-coba ganti topik pembicaraan"
Ah mati sudah
"Kenapa? why ? why ? aku yang hamil kenapa kalian yang ribut, haish jinjja"
"Ha, apa ? kau bilang apa?"
"Hey hey luhan a-aku tidak bermaksud begitu, hanya saja ini terlalu berlebihan. Kalian seperti tidak menyukaiku lagi – sebagai teman dekat"
Pria bernama Oh Sehun itu melepaskan kaca mata nya, cahaya blits nampak dari depan seorang siswi penggemar oppa boyband fanatik memprotet nya tanpa permisi setelah ia melepas kacamata nya.
"Oh Sehun ! pake lagi"
"Iyah iyah" dan Luhan kembali membuat pria kekar itu ketakutan. Pasangan suami istri yang tak jelas.
"Baek, kau hamil dan Chanyeol harus menikahimu secepat nya. Tahun depan ? kau pikir bayi mu akan bertahan satu tahun didalam perut mu. Pikir itu baik-baik Baek" nasihat dari Oh Sehun yang sudah berpengalaman dalam mengarungi rumah tangga bersama kekasih nya atau istrinya XI Luhan, membuat pikiran Baekhyun luluh lantak.
Disisi lain Luhan mengusap bahu sebelah kanan nya sambil memberi tatapan ketenangan.
"Aku sebenarnya tidak perduli kau akan menikah dengan siapa, asal kau bisa bahagia. Tapi untuk Chanyeol, aku tidak yakin Baek. Kalian berdua kan – cukup jauh untuk bisa disebut akrab. Apalagi sebagai sepasang suami istri. Apa kau yakin hubungan kalian sudah baikan ?"
"HAHAHAH"
Tawa terbahak-bahak datang dari Baekhyun memenuhi atmosfer yang sudah susap payah diciptakan setenang mungkin. Rasanya Luhan sudah menyiapkan kepalan tangan nya untuk membanting isi kepala anak itu.
"Wah Luhan-ssi, kau pikir aku masih anak SMA apa ? bertengkar lagi seperti dulu rasanya aku sudah cukup tahu diri. Aku ini sudah tua tau"
"Sejak kapan kalian sudah baikan ?" tanya Sehun, Baekhyun hanya terdiam sambil mengendikan bahunya. Keadaan kembali tenang seperti di awal, semuanya terdiam. Tapi kedua sahabat Baekhyun itu masih saling merasakan ke khawatiran yang tiba-tiba datang.
Baekhyun meraih cangkir yang berisi coklat panas yang ia pesan, menempelkan telapak tangan nya yang terasa beku ke beberapa sisian lebar mug besar itu.
"Baekhyun" panggil Luhan
"Hm ?" yang dipanggil sibuk sendiri sambil meniupkan kebulan asap dari coklat panas nya
"Apa Chanyeol mencintai mu ?"
DEG
"Apa? c-cinta ?"
Sehun lagi-lagi menutup wajah nya dengan dua tangan lebar sambil berusaha tenang.
"Mana ada orang yang akan menikah jika satu sama lain tak saling jatuh cinta, kau dan Chanyeol tak mungkin seperti itu kan ? benar ?"
"Yah mungkin begitu"
"Baekhyun-ah" kali ini Sehun yang memanggil, dulu saat masih di sekolah laki-laki itu yang sering menjadi benteng pelindung untuk Baekhyun dan Luhan. Mungkin sekarang pun masih.
"Kau harus tetap seperti ini, aku percaya pilihan mu itu tepat. Aku dan Luhan adalah saksi bisu hubungan kalian berdua yang tak pernah baik sewaktu disekolah. Tapi siapa yang bisa menebak kalau takdir yang akan merubah nasib kalian suatu hari nanti"
Dan hari itu adalah hari ini...
Sehun kau benar
Suara beep beep dari pintu apartement yang sudah terkunci membuat langkah Baekhyun semakin yakin untuk memasuki flat kecil nya yang sudah ia tempati bertahun-tahun. Tepat nya, setelah ia memutuskan untuk pergi dari Bucheon dan menetap di Seoul.
Begitu juga dengan kejadian itu, dimana mata tertutup kabut nafsu dan selintas pemikiran hanya tertuju pada panas nya hasrat yang menggebu-gebu. Baekhyun lelah sehabis pulang bekerja disuatu swalayan tenaga nya habis terkuras seharian, tapi ia melihat seorang Park Chanyeol terlihat jalan tak menentu di dekat mobil hitam. Awal nya Baekhyun hanya berdecak kesal, tapi kemudian ia merasa iba. Bagaimana seseorang yang telah terpengaruh oleh alkohol bisa mengemudikan mobil nya.
Mungkin untuk menancap gas dan berakhir pada sebuah tabrakan beruntun itu yang bisa terjadi. Ia memutuskan untuk menjadi malaikat putih hari itu. hanya mengantarkan makhluk itu ke rumah nya. dan selesai.
Tapi malam itu, mereka menyelesaikan nya tepat di sofa putih yang terdapat di ruang tamu apartement Baekhyun, kain berserakan dimana-mana. Untuk seukuran lelaki mabuk seperti Chanyeol ia memiliki tenaga yang tersimpan lebih tapi tidak untuk Baekhyun. ia benar-benar sudah sangat lelah. Dua jam mengitari jalanan demi mencari alamat rumah manusia itu yang tak berakhir ditempat nya juga.
Ingin menyesal hari ini tapi rasanya sudah terlambat, bibit benih Chanyeol sudah tertanam di dalam rahim nya.
Dan pagi itu, disaat mereka bangun bersama dengan Chanyeol yang tidur di atasnya dan nyeri di bagian selatan tubuh nya. Baekhyun berteriak, mendorong Chanyeol keras. Nyeri itu semakin bertambah dan serasa lubang anus nya seperti basah. Chanyeol merangkak kesudut ruangan mencari-cari kain sisa untuk menutupi burung nya. pagi terkonyol sepanjang hidup nya.
Sepertinya malam penuh hawa kelaparan itu datang lagi, sejak janin itu tumbuh di dalam rahim nya. tak ada satupun malam yang bisa ia isi dengan tidur nyeyak. Kelaparan,nyeri,mual selalu mengganggu waktu jam tidur berkualitas nya. ditambah lagi, ia harus menghadapi kepada kenyataan – jika isi didalam kulkas nya kini kosong melongsong. Sudah dua minggu ia tidak pergi berbelanja. Biasanya ia akan pergi ke flat Chanyeol dan memakan apa saja yang ada disana. Makhluk itu memiliki segalanya bahkan untuk seukuran lemari es.
Baekhyun memegang perutnya lagi, ia lapar benar-benar lapar. Jika pun ada cicak disini sudah dipastikan ia akan melahap nya.
"aishh kenapa aku bisa selapar ini, aughhss heh bayi kalau kau lapar minta saja sama daddy mu sana. Kenapa juga aku bisa hamil" ia terduduk lemas sambil menonton acara televisi tengah malam. Sebotol air putih yang hanya bisa ia masukan kedalam mulut nya malam ini.
"Hah si kampret (chanyeol) itu pasti sudah tidur nyeyak di tempat tidurnya, sementara aku disini kelaparan dan mengandung bayi nya. haishh jinjja, tak bisa aku biarkan"
...
"Hei kau tak pulang ?"
"Oh, Kai. Sepertinya aku tidur di sofa kantor lagi malam ini" Chanyeol masih membuka dokumen di atas meja nya, padahal orang-orang diluar sana sudah menutup mata sambil bermimpi tentang rencana liburan akhir tahun nanti.
"Kau yakin ? butuh bantuan? Aku bisa menyelesaikan nya di rumah dan mengiirm file nya besok pagi"
"Tak perlu"
"Oh yasudah, yeah kau lajang sih jadi masih bebas berkutat pada kerjaan kapanpun dan dimanapun. Tidak seperti aku, tak pulang sehari saja ke rumah pasti kena omelan istri sendiri"
Chanyeol membeku tiba-tiba, ia seperti teringat sesuatu...
Oh no
"Kai-ah aku berubah pikiran, aku butuh bantuan mu"
...
Chanyeol hanya memakirkan mobil nya di tepian jalan, ia ragu sambil menatap gedung tinggi didepan nya. ini agak canggung, sebelumnya ia tak pernah pergi sendiri ke flat Baekhyun atau yeah mengunjungi manusia itu bahkan di waktu seperti ini – jam dua malam. Apa itu masuk akal?
Kaki nya tetap melangkah, lupa-lupa ingat tentang lantai berapa dan no berapa Baekhyun tinggal di gedung ini. Tapi usahanya untuk mengingat tidak sia-sia, ia membuka pintu apartement seseorang dengan password yang benar. 1004, entah dari mana ingatan itu datang. Padahal hanya firasat.
Chanyeol ragu untuk memasuki dirinya kedalam, apa ini tidak terasa aneh ? apa yang akan Baekhyun pikirkan tentang nya setelah ini ?
Kabar kehamilan Baekhyun yang ia dengar setelah bertemu dengan manusia itu di lorong rumah sakit membuat sekujur tubuh nya benar-benar lemas. Ia baru saja menghamili musuh bebuyutan nya sendiri ? dan rasanya tak mungkin untuk bisa melarikan diri.
Tapi itu bukan hal yang mustahil, Chanyeol banyak uang ia bisa pergi ke negara manapun yang ia mau. Tapi hati kecil nya selalu berontak dan menolak keras, hidup nya jadi tak nyaman dan segala pikiran nya kacau balau. Kalau sudah begini mau apa lagi.
Ada seseorang yang sudah mejadi tanggung jawab nya saat ini, lupakan soal masa lalu yang ada sekarang adalah moment hari ini.
Chanyeol berjalan perlahan seperti perampok unggulan, lampu diseluruh ruangan masih menyala. Mungkin Baekhyun masih terbangun, tapi untuk apa ? Kenapa dia bangun di tengah malam seperti ini
BLAAARRRGGGHHHHH
"Baekhyun ?" Chanyeol buru-buru mencari asal suara tersebut, pikiran nya semraut antara rasa penasaraan dan takut ketahuan. Ia berani masuk ke dalam kamar, ia tahu itu pasti kamar Baekhyun meskipun baru dua kali Chanyeol menyentuh flat ini. Tapi rasanya semua sudah di scan masuk ke dalam otak nya.
Benar seperti apa yang di duga-duga, suara itu milik Baekhyun. Tapi apa yang terjadi ? Kenapa dia mengeluarkan suara aneh?
Bunyi toilet terdengar sampai ke luar, Chanyeol hanya mematung tepat di pintu depan. Dua detik kemudian Baekhyun keluar dengan baju lengan panjang nya yang menyeka mulut nya.
"Yeol ?ngapain disini ?"
"A-ah itu...mmm...-"
"Apa mungkin -"
Dugaan apalagi kali ini ?
"Mungkin apa ?"
"Yah ! Kau bawa makanan kan ? Iya kan ?"
"M-makanan ? Aku tak bawa apa-apa kesini"
"WHAT ?! Gila apa yah, jadi malam ini aku kelaparan lagi begitu ?! Yak ! Haish jinjja! Brengsek aku muntah,lemas seharian hah kau...enak-enak hidup santai begitu?"
"Apa ? Santai ? Kau pikir mengurus puluhan dokumen kau bilang santai ?"
"Kalau begitu kau saja yang hamil, brengsek ! Aku sudah tak tahan lagi"
"Ok ok, aku beli makanan di luar sekarang"
Chanyeol berbalik, ia tak punya pilihan lain.
"Jangan, percuma aku sudah capek"
"Tapi-"
Terlanjur, Baekhyun sudah menaiki tempat tidur nya dan menggulung sendiri tubuh nya dengan selimut.
Chanyeol masih berdiri di samping sambil melihat makhluk itu menjemput mimpinya. Yang hanya bisa ia lakukan hanya bernafas lega, melihat Baekhyun tertidur pulas membuat mata nya sedikit mengantuk. Tapi malam ini ia harus memutuskan untuk tidur dimana ?
Sambil berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba Baekhyun memanggil lagi dari belakang.
"Yeol"
"Hm ?"
"Tolong matikann lampunya"
Seorang CEO yang biasanya memerintah bawahan nya kini dengan mudah nya tunduk pada seorang pria mungil yang tengah mengandung dua minggu.
"Sudah"
"Ok huaaa"
"Mmmm Baek, aku tidur disini malam ini"
"Therherahhh"
Mungkin suara Baekhyun kurang jelas tapi bisa dipastikan Chanyeol dapat menterjemahkan nya dengan mudah. Laki-laki tinggi itu gerah membuka jas ketat nya, kancing kemeja hanya dibuka 1-3. Kaos kaki yang ia pakai pun di lempar disisian tempat yang tersembunyi. Matanya melirik pada sofa putih yang kosong.
Kedua pupil nya begitu berbinar, ia benar-benar butuh waktu tidur malam ini. Tidak ingat sejak kapan ia bisa memejamkan matanya setenang ini. Meskipun hanya tidur di sofa.
Ahhh hnnn chan- anghh
Oh shit, moment erotis itu terulang lagi. Chanyeol duduk di sofa dengan mengusap kening nya frustasi. Ia tak punya ingatan apapun yang jelas, bagaimana caranya bisa mendeskripsikan kejadian itu padahal ia sedang mabuk berat. Hasrat nya tiba-tiba menggebu. Padahal sebelumnya ia tak pernah seperti ini. Ia bukan lelaki murahan yang mudah tergoda.
Tapi kenapa harus BYUN BAEK HYUN !
"Haishh" Chanyeol hanya menggeram, ia melentangkan tubuh nya di sofa itu. Kaki nya yang panjang dan diameter sofa yang kurang pas membuat ujung kaki nya terpaksa menggantung.
Chanyeol menutup wajah nya dengan sebelah tangan kanan. Kenapa ia melakukan ini ? Ia bisa saja menelpon jasa supir pengganti atau memakai jasa supir pribadinya yang siap 24 jam. Hasrat Chanyeol tak terlalu merindukan rumah nya, hanya dengan sofa pendek ini tidurnya sudah bisa nyeyak. Padahal ada ranjang tempat tidur miliran won menanti nya di kamar pribadinya. Ada apa dengan chanyeol ? Rumah musuh bebuyutan nya lebih nyaman dibanding istana megah nya ?
Maybe...
Who knews ?
BLLAAAARRRGGHH
"Astaga Baekhyun"
Mata Chanyeol langsung merespon cepat, ia segera bangkit dan masuk ke dalam kamar. Pintu kamar mandi disana sudah terbuka, ia yakin Baekhyun pasti masuk kedalam.
"Baekhyun" manusia itu sedang menunduk di lingkaran toilet duduk. Suara isakan tangis keluar. Chanyeol mencoba mendekat perlahan.
"Kenapa ? Kau muntah lagi ?"
Baekhyun mendonggakan kepalanya dengan wajah basah sembab yang ia tunjukan.
"Hei, kenapa kau menangis ?"
"Aku menyerah yeol, aku nggak mau hamil. Please aku nggak mau hamil"
DEG
Ada rasa tusukan yang membuat dada Chanyeol terasa sesak, kenapa hanya dengan mendengar perkataan Baekhyun membuat ia merasa sakit.
"Kau bisa berdiri, kau butuh banyak istirahat malam ini"
Baekhyun beberapa kali terjatuh, lutut nya bergetar hebat seperti orang kedinginan. Chanyeol secara perlahan menuntun Baekhyun menuju tempat tidur nya. Ia membungkus tubuh Baekhyun dengan selimut membuat manusia itu merasa senyaman mungkin.
"Sudah mendingan ?" Tanya chanyeol. Kemeja kusut nya ia tarik sampai lengan atas lalu membenarkan posisi kepala Baekhyun pada bantal nya.
"Yeol"
"Huh ?"
"Aku menceritakan semuanya pada sehun dan luhan tentang hal ini"
"K-kau menceritakan nya ?"
Baekhyun menatap binar ke arah Chanyeol. Ia menatap kecewa kepada lelaki itu.
"Mungkin Sehun benar, aku harus menjauhi mu"
"Hei, kau berbicara tentang bayi ini? Sungguh aku tak akan lari Baek, meskipun kejadian itu dilakukan karena tak sengaja tapi aku tak sebrengsek yang kau kira"
Mata Baekhyun semakin suntuk, tapi ia tetap berusaha untuk membuka matanya.
"Aku akan bertanggung jawab"
"Yeol"
"Hm?"
"Aku mencintaimu"
Dan baru sempurnalah mata Baekhyun terpejam kali ini. Chanyeol masih tetap bertahan disana.
"Apa kau mengatakan nya tak sengaja juga baek ?"
I wish i could say this thing to you
Baby i need you all the time
Baby i know because you need me
Without you it's never be the same
(*flasback)
Sevit high school adalah sekolah ternama di seoul. Anak-anak dari seluruh penjuru korea berdatangan ingin bersekolah disini. Baekhyun salah satu yang beruntung, ia jauh-jauh datang dari Bucheon jarak 3 jam sekali perjalanan membuat perjuangan nya berbuah manis. Sekolah impian nya akhirnya terwujud.
"Baekhyun , akhirnya kita lulus gyaaa" luhan dari dulu memang selalu histeris seperti itu. Tak salah jika banyak anak laki-laki yang merasa Luhan juga Baekhyun jelmaan wanita bising.
"Hei hei, apa kalian akan melupakan laki-laki tampan ini?"
"Oh sehun ? Haaa siapa juga yang bakal kaget kau bisa masuk sevit" remeh Baekhyun, pasalnya diantara mereka bertiga Sehun memang yang paling pintar. Jadi untuk mendengar berita lulus nya sehun masuk tes sevit HS bukan hal yang mengejutkan.
"Bagaimanapun juga, kita harus merayakan nya dengan pesta meriah" ucap Luhan
"Call, ayam dan cola oke ?"
"Haishhh - good idea byun"
"Yak, augh ku pikir kau akan menentang nya"
"Hah ? Menentang nya ? Hanya manusia gila yang menolak party ayam dan cola"
"Orang gila"
Semua membeku,saling menatap satu sama lain.
"L-luhan apa kau yang mengatakan nya ?" Tanya Baekhyun
"Aku ? Yah mana mungkin"
"Sehun ?"
"Itu juga mustahil"
Lalu siapa ? Semua nampak berpikir. Dikoridor sekolah ini bukan nya hanya ada mereka bertiga. Lalu siapa yang mengatakan hal tersebut. "Orang gila"
"Sudahlah Baek itu pasti hanya imajinasi mu saja"
"Ha kau benar han, huu imajinasi"
"Bodoh"
Baekhyun melirik ke arah sehun tajam
"Yaaaa kenapa aku lagi ?"
"Kau yang barusan mengatakan nya bukan ? Bodoh ? Yaaa-"
"Seseorang yang merayakan kelulusan dengan hura-hura party pasti hanya orang gila dan bodoh"
Entah siapa tapi dari belakang Sehun muncul seseorang berpakaian sama seperti yang mereka pakai. Hari pertama ini seluruh murid memang di wajibkan memakai seragam sevit HS.
"OI ! Urusan mu apa memang nya ?" Baekhyun melangkah maju paling depan. Seseorang yang baru saja memancing keributan itu hanya tersenyum sungging, puas.
"Waktu ku terlalu berharga untuk berbicara dengan -"
"Park Chanyeol? Kau Park Chanyeol kan ?"
"Aku tak akan terkejut maaf"
"Apa ? Cih siapa juga yang ingin membuat kejutan ! Sok pintar"
Luhan berusaha menarik mundur baekhyun, ia takut masalah ini menjadi larut.
"Sudahlah Baekhyun"
"Sudah apanya ?! Orang sombong seperti dia harus -"
"-eh kemana dia ? Aishh jinjja"
If you love me
Come over get to know me
TBC
