.

.

.

Entah kenapa,namja itu terus mengikutiku. Dimana pun aku berada,namja tinggi misterius itu terus ada di sana. Tepat setelah sesuatu terjadi. Seperti hari ini,dia ada lagi di sana..

Orang-orang berteriak,suara dentuman keras benda bertubrukan masih mengiang dikepalaku. Tempat yang tadi sepi kini menjadi ramai,penuh sesak dengan polisi,paramedis,dan lain-lain. Aku hanya menatap datar kumpulan orang itu..

"Mendapat pemandangan bagus,hmm?"

"Tidak juga.." jawabku,masih melihat lurus kedepan

"Ck,berhentilah bersikap seperti itu. Kita sudah bertemu lebih dari sekali.." kata namja itu,aku tidak memperdulikannya.

"Jadi siapa hari ini?sepertinya kau senang sekali.." aku bertanya,masih tidak menatap wajahnya

"Tentu saja,karena hari ini aku mendapat sesuatu yang sangat special.." bisiknya di telingaku,aku membelalakan mata tak percaya.

"Terkejut?"

"T-tidak.." jawabku,berusaha mengatur deru nafasku. Aku yakin dia tengah menyeringai senang sekarang.

"Begitu,ya?Xi Luhan.."

"Berhentilah WuYiFan.."

Suasana hening menyelimuti kami berdua,orang-orang di lokasi kecelakaan sana masih sibuk mengevakuasi korban kecelakaan.

"Kau mau lihat?"tanya Wufan,kemudian menarik tanganku.

Kami melewati kerumunan orang-orang itu,orang-orang di sana seperti tidak melihat kami. Aku melewati para polisi dengan entengnya,padahal seharusnya aku sudah di seret keluar dari sini.

Sesosok namja perpostur kecil terbujur kaku disana,kondisinya mengenaskan. Luka bakar hampir di seluruh tubuh,leher yang patah,luka menganga di perut dan kaki,benar-benar kondisi yang tidak bisa aku jelaskan.

"Kau mau tahu itu siapa?"

"Tidak.. tidak perlu ku cari aku sudah tahu.." jawabku,seperti mati hanya manatap sosok kaku itu dengan tatapan datar..

"Saya sudah menemukan identitas korban!"

"Segera laporkan!"

"Korban bernama Xi Luhan,pak!"

"Segera evakuasi!"

"Baik!"

Aku berbalik,berjalan mendahului Wufan. Rasanya hampa,aku menatap langit mendung diatasku. Sebentar lagi hujan..

"Kau menyesal?" tanya Wufan,aku masih menatap langit.

"Aku tidak akan pernah menyesal Wufan.. tidak akan.." aku menatap tepat di manik matanya

"Kalau begitu mari.." Wufan merangkul pundakku,aku tidak menolak ajakannya. Dan berjalan pergi dari sana..

.

.

.

++END?++

.

.

.

Annyeong~ new author di FFn /bow/

Ini fict pertama yang berani saya publis, dan apa ini?

Saya ga tau ini ficlet,drabble, atau apalah itu haha~ /garing/

Saya sebenarnya udah lama baca fanfict,satu tahun ada malah. Udah lama bikin fict,dan baru ini yang berani saya publis di tempat yang banyak orang mau baca(?)

Soal fict yang diatas,saya masih belum tahu mau sampai segitu saja atau di lanjut(?)

Mianhae kalo masih banyak typo dan EYD yang acak-acakan,saya masih pemulai sih ^^"

Jadi mohon bantuannya,dan jangan lupa Review (/^^)/\(^^\)