Title : Ruining His Date

Author : Kim Sun Ri

Genre : Comedy, Romance

Rating : T

Length : Twoshot

Disclaimer : This fict is mine, but the casts aren't

Warning : Yaoi, BoyXBoy, BL, AU, OOC(?)

Pairing : EunHae, SiBum, EunSiHae!Friendship

.

Don't Like Don't Read!

Inspired by The Lion King's - 'Can't You Feel the Love Tonight'. Yup, the version sang by Pumba and Timon. Seriously that Disney movie is my all time favorite.

A/N : Sekali lagi mencoba membuat komedi. Semoga tidak gagal, mengingat percobaan sebelumnya malah jadi fluff… *amin*. Kalo masih ada yang bingung, gimana lagu romantis itu bisa menginspirasi fanfic comedy, silahkan di tonton adegan pas film itu, yang di Lion King 1 ½. Atau cek lirik lagunya yang versi Pumba dan Timon.

Enjoy!

.

.:Ruining His Date:.

.

Part 1

.

.

Author's POV

"Hyukjaeee!"

*BrukK!*

Hyukjae baru saja berbalik untuk menoleh, saat ia merasakan tubuh kurusnya itu ditabrak dengan keras hingga terjatuh menghantam lantai di belakangnya. Entah makhluk mana yang 'menyerang'nya di siang bolong itu. Ia merasakan sepasang lengan memeluknya dengan begitu keras dan erat.

"Aku berhasil, aku berhasil!" Seru orang yang menubruknya itu berulang-ulang, semakin meremukkan tubuh kurus tak berdaya Hyukjae dengan pelukan mematikannya.

"W-Won… N-napas… t-tidak bisa…!" seru Hyukjae dengan agak mengenaskan.

Namun sepertinya orang tersebut sama sekali tidak mendengar rintihan sahabatnya. Entah terlalu dibutakan oleh rasa bahagia yang tengah ia rasakan, atau memang karena tubuh sekurus ikan teri Hyukjae tak terasa dibanding tubuh besarnya yang kekar. Ia terus berceloteh mengungkapkan kebahagiaan yang ia rasakan tanpa menyadari wajah Hyukjae yang mulai meng-ungu karena kehabisan udara.

"Kau tidak akan percaya hal hebat ini! Kau tau? Kau memang selalu bilang bahwa ini akan sulit karena aku yang terlalu pemalu untuk menghampirinya lebih dahulu. Tapi tebak!"

"Si—Won…!"

"Kemarin aku memberanikan diri untuk mengajaknya kencan! Dan tebak apa jawabannya?!"

"W-Won-! T-tidak b-b-bisa-"

"Ani, ani! Dia tidak menolakku! Dia menerimaku! Percayakah kau?! Dia menerimaku! Dia menerimaku, Hyukjae!" serunya sambil mengguncang-guncang bahu Hyukjae di bawahnya, kini sudah terduduk diatas tubuh Hyukjae yang telah berevolusi menjadi selembar kertas.

"…"

"Hyukjae? Kenapa kau tidak mengatakan apapun? Apa kau tidak merasa senang untukku?"

"…"

"H-Hyukjae? Hei Hyukjae!" nada suara Siwon mulai berubah khawatir. "H-Hei Hyukjae! K-kenapa wajahmu berwarna hijau?! H-Hyukjae?!"

.

.

.:Ruining His Date:.

.

.

"Jadi… Dia menerimamu?" tanya Hyukjae.

Kini keduanya tengah duduk di sebuah café yang terletak di dekat 'insiden' tadi berlangsung. Setelah mendapat beberapa pertolongan, akhirnya wajah Hyukjae kembali ke warna semula dan ia mulai bisa mendapat pasokan udara bebas. Entah apa yang membuat Hyukjae mau duduk di café ini menemani sahabat yang nyaris membunuhnya.

Oh, mungkin strawberry milkshake gratis yang kini ia minum.

Sejujurnya, Choi Siwon merupakan seorang sahabat yang baik dan tenang pada kesehariannya. Tak lupa dia adalah salah satu sahabat yang paling disayangi Hyukjae karena terus men-suplai nya dengan berdus-dus susu strawberry yang tak pernah habis. Mungkin memang hal yang ia ingin sampaikan begitu besar hingga membuatnya jadi sedikit berlebihan seperti itu. Karena tentu, menginjak sahabat baiknya sejak kecil sama sekali bukan hal besar.

"Ya! Percayakah kau! Dia menerimaku, Hyukjae!" seru Siwon tak dapat menyembunyikan antusiasmenya.

Hyukjae tertawa melihatnya. "Ya, ya. Aku percaya! Tapi bagaimana kau akhirnya berani mengajaknya kencan?"

Siwon terlihat larut dalam lamunannya sesaat, dan Hyukjae cukup takjub karena Siwon sungguh terlihat seperti seorang bodoh yang terpanah cinta asmara cupid. "Entahlah. Aku melihatnya sedang duduk di bawah pohon kampus seperti biasa, membaca buku dengan tenang. Kemudian aku tiba-tiba sudah berjalan kearahnya, berdiri di depannya membawa sebuket bunga."

Hyukjae mengerutkan keningnya sedikit. "Won, kau tidak benar-benar membeli bunga yang kau bilang terlihat bagus yang kita lihat saat di toko bunga bukan?"

"Memangnya kenapa?"

"… Won, itu bunga bakung. Biasa di berikan untuk orang yang sudah meninggal."

Siwon terlihat lega. "Syukurlah aku tidak jadi membelinya. Aku membeli bunga mawar. Kebetulan kemarin ada bunga mawar berwarna hitam yang keren sekali. Kudengar itu langka."

Hyukjae bergidik sedikit. "Won, kau tau kalau bunga mawar hitam berarti kematian?"

Wajah Siwon berubah pucat. "Mungkinkah itu sebabnya ia menatapku dengan takut?"

Hyukjae menepuk wajahnya sendiri frustasi atas kebodohan sahabatnya. Tapi kemudian ia menggeleng. "Sudahlah, yang penting ia menerimamu bukan?"

Meski aku curiga ia menerimamu karena rasa takut.

Ia menambahkan di benaknya.

"Ah, ya. Dia menerimaku…" ujar Siwon, kembali dengan tatapan penuh cinta pada udara kosong.

Hyukjae memutuskan ini saat yang baik untuk memesan satu lagi strawberry milkshake secara diam-diam selagi ia bisa mendapatkannya secara gratis.

"Tapi baguslah," ujar Hyukjae sambil memilin sedotan strawberry milkshake yang baru datang diantara jemarinya. "Akhirnya seorang Choi Siwon berhasil mengajak Kim Kibum untuk kencan dengannya. Aku turut senang untukmu! Jadi, kau sudah menyiapkan kencan kalian?"

"Sudah tentunya. Semua persiapan sudah sempurna. Aku akan memberikannya sebuah kencan pertama yang tak terlupakan," jawab Siwon tegas.

"Hmm… Tapi aku khawatir masih ada satu masalah lagi…" Hyukjae berujar dengan seulas senyuman paksa.

Siwon menaikkan alisnya. "Apa?"

"Donghae," Hyukjae berujar singkat sambil bergidik ngeri sebelum melanjutkan. "Kau tau dia sangat sensitif terhadap… hal seperti ini."

"Maksudmu?"

Hyukjae menggeleng tak percaya. "Kau seperti tidak mengenalnya saja. Memangnya sudah berapa tahun kita bertiga bersahabat baik? Aku yakin ia akan mulai panik saat mengetahui kau akan punya pacar sekarang, dan mulai histeris mengenai bagaimana kita akan perlahan pergi satu persatu meninggalkannya sendirian."

"Hyukjae, aku hanya akan pergi kencan. Bukan menikah."

"Katakan itu pada Donghae. Karena percayalah, ia yang akan menjadi begitu panik."

Siwon kembali mengangkat alisnya, tapi kemudian mengibaskan tangannya dengan gestur yang agak berlebihan. "Ah, tenang saja! Aku yakin ia pasti akan dapat menerimanya dengan baik!"

.

.

.:Ruining His Date:.

.

.

"INI BENCANA!"

Hyukjae hanya menghela napasnya saat sahabatnya yang satu lagi, Lee Donghae, berujar histeris sambil mengacak rambut brunettenya, menatap Siwon seolah ia baru saja menyampaikan bahwa dunia akan kiamat sebentar lagi. Sepertinya memanggil Donghae ke café ini untuk menyampaikan kabar gembira ini bukan rencana yang baik.

Karena pertama, berita ini tidak dianggap cukup baik oleh sang brunette. Dan kedua, perhatian seluruh penghuni café kini tertuju kepada mereka bertiga. Terakhir, ia cukup kasihan melihat Siwon yang terlihat sedih dan bingung di saat yang sama.

"Di kencan romantis. Pertama akan berawal dari pegangan tangan, kemudian pelukan, kemudian cium pipi, kemudian cium bibir, kemudian ranjang… kemudian, kemudian-… Kibum akan hamil dan kau terpaksa menikahinya. Kemudian kau akan meninggalkan kami. Kemudian, kemudian-"

"Donghae. Kau sadar bahwa Kibum adalah namja dan dia tidak akan bisa hamil, bukan?" sela Hyukjae sambil menghela napas frustasi.

"Yang pasti dia akan meninggalkan kita, Hyukjae!" seru Donghae tak menggubris protesan Hyukjae.

"Ayolah, Donghae… Aku memiliki seorang pacar bukan berarti kita bertiga tidak bisa bersahabat lagi bukan? Dan aku tidak percaya kau menuduhku akan segera melakukan 'itu' di kencan pertama. Itu dosa, Donghae," jelas Siwon.

Hyukjae hanya menonton saat kedua sahabatnya itu mulai memperdebatkan hal yang menurutnya tidak perlu di perdebatkan, sambil menyeruput gelas strawberry milkshake ke empatnya. Awalnya ia hanya berniat menikmati pertunjukan gratis ini. Tapi ia mulai merasa kasihan melihat wajah putus asa Siwon. Tentunya ia kecewa karena usahanya mengejar cinta yang dipenuhi jerih payah –menurut Siwon- tidak diterima oleh seorang sahabatnya.

Atau mungkin ia hanya risih saat orang di café itu mulai saling berbisik sambil menatap aneh kearah mereka bertiga.

"Kita masih tetap bersahabat, Donghae. Tidak masalah kalau aku mendapat seseorang untuk menjadi kekasihku. Kaupun suatu hari nanti akan menemukan orang yang tepat untuk mendampingimu, aku yakin itu!"

Belum sempat Donghae membalas, Hyukjae akhirnya turun tangan. Ia menarik lengan Donghae sehingga namja berambut brunette itu jatuh terduduk (ya, ia sebelumnya tengah berdiri hanya karena ia sedang dramatis) di bangku sebelahnya. Kemudian ia merangkulnya dan mengacak lembut rambut brunette itu.

"Siwon benar, Hae. Lagipula, apa kau tidak senang jika Siwon merasa senang? Bukankah sebagai seorang sahabat yang baik seharusnya kau mendukungnya, hmm?"

"T-tapi-"

"Siwon sudah menginginkan ini sejak lama. Apa kau tega, menyakitinya seperti ini? Siwon sangat membutuhkan dukungan kita Hae. Kau juga ingin mendukung keputusannya kan?" ujarnya dengan lembut.

Donghae memasang wajah merajuknya. Namun Hyukjae sukses membuatnya terdiam dengan patuh. Hyukjae mengulaskan gummy smile khasnya kearah Donghae. Dan perlahan renggutan Donghae berubah menjadi seulas senyuman kecil.

Siwon menggeleng pelan melihat kedua sahabatnya tersebut. Dalam hati mengeluh bahwa sebenarnya ialah yang ditinggalkan.

"Kau malah sudah menemukan orang tersebut, Hae… Entah kalian yang terlalu lamban atau apa…" gumamnya tanpa sepengetahuan mereka sambil tersenyum.

.

.

.:Ruining His Date:.

.

.

"Tapi aku tetap tidak tenang!"

Hyukjae kembali menghela napas saat Donghae kembali berseru. Kini keduanya tengah bersantai di kamar rumah Hyukjae, setelah pulang dari café. Hyukjae berbaring diatas ranjangnya dalam posisi tengkurap, menatap Donghae yang tak henti-hentinya berjalan bolak-balik seperti setrika. Sesekali namja ikan itu mengacak rambutnya sendiri dengan frustasi.

"Hae… Berhentilah berjalan seperti itu, kau membuatku pusing," protes Hyukjae, dagunya bersandar diatas kedua tangannya yang terlipat.

"Tapi Hyukkie, aku masih risih!"

"Aku tak mengerti… Sebenarnya apa yang membuatmu risih seperti ini sih? Apa jangan-jangan… Kau menyukai… Siwon?"

Mata Donghae membulat saat ia berhenti berjalan dan menghadap Hyukjae dengan ekspresi yang sebenarnya cukup lucu. "Mwo?! Tentu tidak! Apa kau sudah gila?"

Hyukjae sendiri tak menyadari ia menghela napas kecil karena lega, entah mengapa.

"Lalu apa yang kau khawatirkan?"

Donghae terdiam sebentar dengan wajah serius. Sebelum membuka mulutnya, hanya untuk tiba-tiba bernyanyi dalam bahasa Inggris nya yang agak kaku, atau mungkin tepatnya Engrish. Tak lupa dengan gaya yang cukup dramatis.

"I can see what's happening."

"Err… Hae?"

"And they don't have a clue."

"Hae… Mengapa kau menyanyikan lagu Lion King?"

"They'll fall in love, and here's the bottom line."

"Oke Donghae, kau mulai membuatku takut."

"Our trio's down to two!"

"Ya Tuhan…" Hyukjae mengerang, membenamkan wajahnya ke kasur, posisi tengkurap sempurna.

.

.

.:Ruining His Date:.

.

.

"Sudah kuputuskan!"

Seru Donghae akhirnya. Hyukjae mengangkat wajahnya dari posisi tengkurap sempurna sebelumnya, menatapnya masih dengan agak takut. Dan saat ia melihat mata Donghae yang berkilat dengan dedikasi, ia tau ini tidak akan berujung baik. Andai ini adalah kamar Donghae. Maka ia bisa segera berlari pergi untuk menyelamatkan diri. Sayangnya, ini adalah kamarnya sendiri. Dan menendang Donghae keluar sama dengan ikan yang merajuk seperti anak umur lima tahun selama tiga hari. Percayalah, kau tidak ingin menjadi sasarannya.

"Kita bisa mencegah Siwon untuk jatuh cinta lebih dalam! Dengan itu ia tidak akan meninggalkan kita!"

"… Lalu? Bagaimana kau berencana akan melakukannya?" tanya Hyukjae ragu.

"Kita harus mengikutinya, Hyukkie!" seru Donghae menggebu-gebu.

"Kurasa itu bukan ide yang ba-"

Ucapan Hyukjae terhenti saat Donghae langsung menatapnya dengan ekspresi anak anjing kecil yang terbuang. Dengan mata bulat berkaca-kaca dan bibir yang dimajukan sedikit.

Aku benci diriku sendiri yang tak bisa menghadapi ekspresi itu.

Hyukjae mengutuk dalam hati. Kemudian ia menghela napas panjang, dan akhirnya menjawab permintaan tersebut dengan berat hati.

"… Baiklah. Kau menang."

Meski aku tau aku akan menyesali hal ini nanti.

Wajah sedih Donghae langsung terhapuskan dan digantikan oleh senyuman lebar yang begitu kekanakan, menunjukkan gigi gingsulnya. Hyukjae mengerang. Sungguh ia tidak tau mengapa ia selalu bisa jatuh kedalam semua rencana konyol Donghae hanya karena tatapan itu. Kini ia harus rela terseret kedalam satu lagi hal bodoh yang tidak penting.

"Ze sweet caress of twilight, there's magic everywhere," Donghae tiba-tiba mulai bernyanyi lagi.

"Donghae."

"And with all this romantic athmosphere."

"Donghae hentikan itu."

"Disaster's in the air."

"Donghae hentikan sebelum aku menendangmu keluar."

Namun Donghae hanya mengirimnya sebuah death glare, yang sukses membungkam Hyukjae sebelum menyanyi lebih keras.

"And caaaaaaan you feel, the loveee tonight? The peace the evening brings!"

Terdengar rintihan putus asa Hyukjae sebelum ia bermaksud kembali membenamkan wajahnya ke ranjang, namun malah tergelincir dan terjatuh kepala duluan ke lantai kayu yang tidak terlalu empuk.

.

.

.

-To Be Continued-

.

Uwahh seriously it's so hard to write comedy!

Ini pun sepertinya gagal hiks…

Dan aku masih menyelipkan romance (yang mungkin muncul lebih banyak di ending Part 2 nanti) karena aku gak bisa nulis tanpa romance. Entah kedengerannya aku author yang cheesy sekali ya nulis selalu fluff dan romance. Padahal aslinya aku gak romantis sama sekali. Ahahaha *ketawa ngenes*

Part 2 (and hopefully it's the last part) akan di post besok. Tapi silahkan komentar tentang Part 1 ini… Kritik dan Saran sepenuhnya diterima, dicari malah.

Mind to RnR? :)