In My Dream
Author: Park Hyesung
Pairing: YeWook
Genre: Romance
Rate: T
Summary:
Warning: YAOI
Disclaimer: Author hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita. Tak suka dengan pairing ini? Tinggal keluar dari halaman ini kok ^^
"Ya! Kalian berdua! Mau kemana eoh?!"
"Ayo, larinya lebih cepat! Dasar kura-kura!"
"Cih, ikan amis! Diam saja dan cepat lari!"
Dipagi hari di kota tenang Incheon, seperti biasa di sekolah yang cukup terkenal di Incheon itu ada yang membuat keributan. Kedua murid Cheonsa High School itu terus berlari meninggalkan sang penjual buah yang mengejar.
"Hah.. Hah.. Yesung-ah! Hah.. Aku tidak kuat lagi!" Panggil salah satu namja yang tertinggal beberapa meter di belakang temannya. Merasa dipanggil, Yesung, namja yang di depannya itu berbalik arah dan menghampiri temannya.
"Aish, Ppali! Pemilik buahnya masih ada nih! Kita juga harus buru-buru kesekolah." Yesung lari kecil ditempat sambil menunggu temannya itu mengambil nafas. "Aku tahu, Kim Yesung! Gara-gara ponselmu berbunyi sih jadinya kita ketahuan nyurikan!"
Yesung menghela nafas keras dan memukul kepala namja itu, "Lee Donghae pabbo! Jangan comment dan cepat kita lari!" Namja bermata sipit itu lari meninggalkan temannya, Donghae.
"Kura-kura! Tunggu aku!"
"Kalian dua bocah maling! Berhenti!" Saat mendengar omelan pemilik tokoh buah dari kejauhan, Donghae mau tak mau langsung berlari. "Kim Yesung! Akan kubunuh kau saat sampai disekolah!"
.
"Hah.. hah.. hah. Akhirnya sampai juga.. Hahh.." Yesung memegang perutnya dan satu lagi ia taruh di salah satu lututnya. Nafasnya terengah-engah. Untung saja gerbang sekolah ditutup saat sesudah ia masuk.
Pletak!
"Kura-kura brengsek! Sudah kubilang tunggu aku!" Donghae datang dengan pukulan di kepala besar itu. Yesung memegang kepalanya, "Aw! Sakit pabbo!" Ringisnya sakit. Donghae mengambil nafas memburu, "Kajja kita kekelas!"
Sekolah Cheonsa High School adalah sekolah yang cukup ternama di kota Incheon. Sekolah ini memakai point untuk memberi sikap disiplin para muridnya. Namun apa dikata ternyata ada dua murid yang sangat terkenal nakal namun berprestasi tinggi.
Kim Yesung, namja bercita-cita menjadi penyanyi rock namun tak ada satupun yang mendukungnya, termasuk kedua orang tuanya. Kebanyakan orang mengatakan jika suaranya lebih baik untuk musik bergenre ballad dan tentu saja di tolong mentah-mentah olehnya.
Lee Donghae, sahabat sehidup semati Yesung. Mereka adalah duo anak ternakal di sekolah. Hanya saja, Donghae tidak bercita-cita seperti Yesung. Ia lebih suka mempunyai boyband atau menjadi penyanyi biasa dibanding menjadi penyanyi rock.
"Yesung-ah! Donghae-ah! Dipanggil sama Lee Seonsae tuh!" Ujar temannya yang baru balik dari kantin setelah bel istirahat selesai berbunyi. Yesung yang sedang mendengar lagu dengan earphone-nya tentu tak mendengar.
Donghae menghela nafas karena sejak tadi ia memanggil namja itu namun tidak ada sahutan. "Ya! Kura-kura pabbo!" Dengan kasar namja berpanggilan dekat 'ikan' itu memukul kepala Yesung.
Secepat kilat Yesung menarik earphone-nya dan berdiri seperti akan menantang Donghae, "Ikan amis! Apa yang kau lakukan eoh?" Donghae memutar matanya lalu beranjak meninggalkan Yesung. "Kau dipanggil Lee Seonsae, Tuan Kim." Ujarnya sebelum benar-benar keluar kelas.
"Hm? Lee seonsae? Guru BK?" Tanya Yesung bingung. Memang apa yang ia lakukan sampai dipanggil guru BK? Daripada penasarannya tidak terjawab, ia berlari menyusul teman seperjuangannya itu.
Saat kedua anak nakal itu masuk kedalam ruangan Lee Seonsae, mereka dipersilahkan duduk. "Lihat ini!" Tanpa basa-basi, guru berkacamata itu melempar buku berjudul 'Buku pelanggaran' ke depan wajah mereka.
Yesung dan Donghae hanya memerhatikan buku itu, "Jangan dipelototin saja! Baca pelanggaran kalian yang terakhir dan lihat point kalian berkurang berapa!" Bentak Lee Seonsae. Dengan gerakan malas, duo pasangan hewan laut itu membaca buku keramat tersebut.
"Mencuri buah, merusak pagar warga, dan menginjak rumput di taman." Baca kedua orang itu dengan santainya tapi seketika kedua pasang mata mereka terbuka, "Point berkurang sampai 100?!"
Lee seonsae menjentikkan jarinya, "Yup! Sisa point kalian selama ini hanya 100 bukan? Dan kalian resmi akan dikeluarkan besok! Jadi berbicaralah pada kedua orang tua kalian apa yang telah dilakukan kalian pagi ini."
"Tapi Lee Seongsaenim..."
"Tidak ada tapi! Keluar dari ruangan saya sekarang!" Tegas seonsae itu. Dengan wajah tertekuk, Yesung dan Donghae keluar begitu saja tanpa perlawanan.
"Argh!" Donghae mengacak rambutnya kesal. "Ini semua gara-gara kau!"
"Kok aku?"
"Lagian kenapa ponselmu pakai acara berbunyi sih? Sekarang lihatlah kita akan dikeluarkan dari sekolah!"
"Jangan salahin aku dong! Kan yang merusak pagar juga kau! Aku kan tidak merusaknya sama sekali!"
"Aish, tapi kau juga menginjak rumput-rumput itu kan? Mengaku saja deh!"
"Apa kau bilang?!"
"Panggilan kepada Kim Yesung dari kelas sebelas seni dan kepada Lee Donghae dari kelas seni ke kantor kepala sekolah sekarang." Tepat saat tangan Yesung akan memukul kepala Donghae untuk kesekian kalinya, pengumuman dari speaker sekolah masuk kedalam telinga.
"Sekarang ada apa lagi?" Desah mereka kesal.
.
"Kudengar dari Lee Seonsae kalau kalian akan dikeluarkan dari sekolah." Guru sekaligus kepala sekolah itu melipat tangannya di dada dan menatap mereka berdua tajam. "Kali ini kalian berbuat apa?"
"Ehm, anou.."
"Cepat katakan!"
"Kami mencuri buah dan merusak pagar." Jawab Donghae ketakutan.
"Ada lagi?"
"Kami juga menginjak rumput di tempat yang tidak diperbolehkan." Yesung menundukkan kepalanya.
"Hm, itu sudah cukup untuk jawaban pertanyaanku." Kepala sekolah itu memgambil dua map dan memberikan kepada mereka. "Kalian akan ku kirim ke sekolah SM High School di Seoul."
"Eh?"
"Kenapa? Bukankah lebih bagus daripada kalian ku keluarkan? Ini juga karena disuruh oleh kepala sekolah SM, jika tidak sudah kukeluarkan kalian hari ini juga." Jelas kepala sekolah.
"Lalu kapan kami akan dikirim ke Seoul?" Tanya Yesung. "Sekarang juga. Aku sudah meminta ijin kepada orang tua kalian. Kalian cepat pulang dan berkemas." Donghae dan Yesung cengo.
"Cepat kubilang!"
"Arraseo!"
.
"Whoa... Besar sekali sekolahnya." Mulut Donghae yang menganga besar itu dipukul gemas oleh Yesung. "Oh ayolah, Ikan! Yang sebelahnya itu asrama, bukan sekolah. Makanya besar banget kan?"
"Kok tahu? Ngintip ya?" Yesung memutar matanya. "Dasar gila. Begini kan aku suka searching di internet. Sudahlah, kajja kita keasrama. Ini sudah sore." Yesung menenteng semua barang yang ia bawa.
"Hei, anak muda!" Kedua pasangan itu menoleh kebelakang, "Ne, ahjussi?' Tanya Donghae pada ahjussi yang membawa mereka sampai ke sini dengan mobil. "Memangnya kalian sudah tahu kamar kalian nomor berapa?"
Yesung menepuk dahinya, "Oh iya! Berapa ya ahjussi?" Ahjussi itu mengambil kertas kecil. "Untukmu kamar nomor 305 dan untukmu 303."
"Kita beda kamar?"
"Tentu saja. Untukmu, hati-hatilah dengan teman sekamarmu." Ahjussi itu menepuk dada Yesung pelan. "Kalian sekarang sudah boleh pergi."
Keduanya mengangguk kemudian pergi masuk kedalam asrama. "Kura-kura..."
"Hm?"
"Apa kau tidak berpikir ahjussi itu aneh?" Donghae berdiri di depan Yesung dan berjalan mundur ketika namja rocker itu berjalan maju. "Aneh?"
"Iya, aneh. Aneh seperti dirimu! Masa dia suka lagu rock sepertimu!" Donghae tertawa lebar.
Bruk!
"Jangan bercanda, Tuan Lee. Setiap orang mempunyai haknya masing-masing." Tubuh ramping Donghae terjatuh saat namja tampan itu mendorongnya. "Aw, sakit." Ringis namja ikan itu sambil berusaha bangun.
"Kim Yesung?" Panggil seseorang. Yesung dengan cepat menoleh, "Kau hampir saja melewati kamarmu sendiri." Namja yang lebih mungil darinya itu masuk kedalan kamar bertuliskan 303 di atas pintu itu.
"Jadi ini kamarku? Kenapa aku tinggal dengan yeoja?" Namja bermata sipit itu juga masuk kedalam kamarnya. (Bayangin saja kamar dan asramanya mirip drngan yang ada di film To The Beautiful You)
"Yeoja?" Namja mungil yang baru saja duduk pada mejanya berdiri lagi dan menghampirinya. "Enak saja! Aku namja! Namja tulen!" omelnya.
"Masa sih? Kok kecil banget tubuhnya?" Tangan Yesung mencubit pipi tirus itu. "Bahkan postur wajah kau saja seperti yeoja." Namja mungil itu mengembungkan pipinya dan memegang kedua tangan Yesung.
"Aku bukan yeoja! Aku namja tulen!" Serunya kesal. "Oke, oke. Aku nyerah. Ini kan tempat tidurku?" Yesung langsung tiduran dengan berbagai macam barangnya di atas tempat tidur pertama itu.
"Ya! Itu tempat tidurku! Tempat tidurmu diatas, namja pabbo!" Namja itu memukul wajah Yesung dengan bantal miliknya. "Aish, daritadi marah-marah terus! Bilang kek daritadi!"
"Cih, belum mandi saja naik ke tempat tidurku! Sana mandi dan pergi dari tempatku!" Namja bersuara tenor itu menarik tubuh Yesung hingga terjatuh. "Barang-barangmu juga nih dibawa pergi sana."
.
Yesung yang baru saja selesai mandi dengan handuk yang masih diatas kepalanya itu menyusun barang-barangnya di atas sementara temab sekamarnya itu sedang mandi.
"Ish, masa ada namja segalak itu? Dia yeoja kali ya?" Yesung mengacak rambutnya dengan handuk guna mengeringkan surai hitam itu. Ia beranjak turun ke meja dengan tangan penuh barang-barang kecil seperti foto dan lainnya.
"Meja ini kosongkan? Berarti meja itu miliknya." Gumam Yesung sambil menyusun barang-barangnya. "Ngomong-ngomong, nama namja itu siapa?" Penasaran, Yesung mendekati meja seberang dan melihat nama di sebuah buku tulis.
"Kim Ryeowook? Nama yang cukup manis." Yesung menjauhi meja itu ketika mendengar suara pintu yang berderit. "Kim Ryeowook." Panggilnya kecil.
"Ada apa?" Balas Ryeowook cuek. Ia mengambil buku dan membacanya diatas tempat tidur.
"Aniya. Lupakan saja."
.
"Wah, jadi kau lahir di Mokpo?" Donghae mengangguk menjawab semua pertanyaan yang terlontar dari bibir segitiga itu. "Keren. Pasti masa kecilmu begitu bahagia."
"Hah? Bukankah kau lebih enak terlahir dari keluarga yang kaya, Kyuhyun?" Tanya Donghae balik. "Hm, tidak juga. Terlahir di keluarga kaya itu membosankan. Kau jarang mendapatkan kasih sayang orang tuamu saat mereka berkerja."
Donghae mengangguk mendengar penjelasan teman sekamarnya itu. Yang ia tahu nama temannya itu Cho Kyuhyun. Salah satu anak orang kaya di Seoul tapi memilih tinggal di sekolah asrama seperti ini.
Kyuhyun berbaring di tempat tidurnya, "Huft, aku ingin sepertimu!" desahnya. Donghae ikut beranjak berbaring disebelahnya. Berhubung Kyuhyun sepertinya sangat menerima ia tinggal disitu.
"Wae?"
"Sepertinya kau begitu bebas di tempatmu. Sekolahmu yang sebelumnya di Incheon kan? Pasti benar-benar bebas." Kyuhyun melipat tangannya dibawah kepala. Ia gunakan sebagai bantalan.
"Hm, tidak juga. Disekolah ku pakai sistem point sih. Disini tidak kan?" Kyuhyun mengangguk. "Tapikan aku tetap iri. Oh iya, kau kesini juga dengan temanmu kan?"
Sekarang giliran Donghae yang mengangguk. "Apa temanmu itu imut? Atau tidak setinggi namja biasanya?" Tanya Kyuhyun beruntun. "Tidak. Dia bahkan lebih tinggi 2cm dariku."
"Oh~ Berarti temanmu itu seme ya?" Namja yang berjulukan 'Ikan' itu kembali mengangguk. "Ah! Temanmu di kamar nomor berapa?"
"Nomor 303." Kyuhyun menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah Donghae. "Sayang sekali, sepertinya temanmu itu kurang beruntung."
"Kurang beruntung?"
"Ne. Kamar itu dihuni oleh namja mungil tapi galaknya sama saja seperti guru disini. Apa yang tidak ia suka benar-benar bisa dihancurkannya tanpa ampun."
"Oh~ Temanku itu bercita-cita jadi rocker. Apa namja itu suka lagu seperti itu?"
"Hahaha, tentu tidak. Aku yakin gitar listrik yang akan dipakai temanmu itu akan hancur ditangannya."
"Apa aku harus bilang padanya yah?"
"Kirim pesan saja padanya. Suruh dia berhati-hati dengan namja mungil itu."
.
Namja bermata sipit di kamar 303 itu sedang memetik gitar listriknya kecil. "Hm? Ponselku berbunyi yah?" Yesung menajamkan pendengarannya. "Sepertinya tidak."
Karena bosan, ia memetik gitarnya dengan keras. Memainkan lagu bernada keras dan dapat membuat telinga berdengung.
Ryeowook yang berada di tempat tidurnya mengeluh padanya. "Yesung-ah! Berisik tahu! Cepat berhenti atau aku banting gitar itu!" Percuma, Yesung yang tidak dengar atau berpura-pura tidak tahu tetap saja memainkan alat musik itu.
Namja manis itu mendengus dan menutup bukunya. Kemudian menaiki tangga yang berputar menuju atas, tempat Yesung berada. "Kim Yesung! Hentikan cara bermainmu itu atau tidak jangan bermain dengan speaker itu!"
Beberapa detik terlewatkan namun Yesung tidak bergeming. Dengan sekali gerakan, namja manis itu menarik tali yang menghubungkan suara gitar ke speaker itu dan mengambil gitarnya. "Kubilang berhenti!"
Yesung mendecak, "Itu hak ku jika aku tak ingin berhenti!" Balasnya sambil berusaha merebut benda kesayangannya di balik punggung Ryeowook. Namja mungil tersebut berjalan mundur tapi memutar kesisi lain tempat tidur Yesung.
"Tapi kau juga harus memikirkan orang disekitarmu yang tak menyukai genre lagumu itu!" Bentak Ryeowook sambil terus mundur. Namja tampan itu akhirnya dapat mengambil ujung gitarnya.
Ia mendorong Ryeowook agar lebih mudah mengambil gitarnya namun Ryeowook malah menarik gitarnya hingga Yesung ikut tertarik.
"Kya! Ehm.."
Mata keduanya terbelalak lebar. Bibir mereka saling bersentuhan diatas tempat tidur. Yesung menyeringai mesum, 'Boleh juga nih.' Batinnya. Tangannya yang tadi memegang gitar langsung memegang tengkuk namja dibawahnya.
Bibir Yesung meraup bibir kecil itu sambil memiringkan kepalanya. Ryeowook berusaha mendorong dada Yesung namun tak berhasil. Bibir bagian bawahnya di hisap kuat oleh Yesung.
"Eumh..." lenguh Ryeowook. Ia hanya pasrah dan menutup matanya. Merasakan bibir Yesung yang terus mengerjainya. Seringaian terlukis pada bibir Yesung. Ia semakin menekan tengkuknya agar ciuman mereka semakin dalam.
Lenguhan terus keluar dari bibir kecil Ryeowook. Memang tidak bisa kalau ciuman panas Yesung ditolak olehnya. Perlahan, Ryeowook mengalungkan tangannya di leher jenjang itu.
Lidahnya menjilati garis bibir Ryeowook meminta akses masuk. Akhirnya Ryeowook membuka bibirnya.
Namja yang memiliki suara baritone itu tersenyum dalam ciumannya. Betapa polosnya Ryeowook saat ini. Tangan Ryeowook menepuk bahu Yesung, seakan tahu namja itu sudah kehabisan oksigen, ia melepaskan ciuman itu.
Manik mata mutiara Yesung menatap wajah yang memerah apel itu. Air keringat mengalir deras di sudut lain wajah mungil milik Ryeowook. "Ngah.. Hah.. Hahh." Ryeowook masih mengambil nafas dengan rakusnya.
"Ckckck, begini saja sudah kelelahan." Yesung terkekeh kecil dan menghapus keringat Ryeowook. Namja manis itu memalingkan wajahnya kesamping. "Cih, aku dipermainkan anak sepertimu."
Ryeowook mendorong Yesung lalu beranjak pergi menuju bawah dengan wajah yang memerah. Tawa namja tampan itu menggelegar begitu saja ketika melihat ekspresi wajah Ryeowook.
"Hahahaha, wajahmu lucu sekali!" Yesung bahkan memegang perutnya yang sakit karena kebanyakan tertawa.
Sementara Ryeowook bersembunyi dibawah selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Wajahnya masih memerah padam mengingat kejadian tadi.
"Hahaha, sudahlah. Aku jadi sakit perut kan. Hei, apel. Aku tahu kau dengar ucapanku jadi meresponlah." Yesung turun ke bawah dan menatap gumpalan selimut itu.
"Apel, sudah jangan marah! Nanti pipinya tambah merah!" Candanya menepuk pelan selimut itu. Tangan namja itu makin mengeratkan selimut yang menutupinya, "Jangan panggil aku 'apel'!" Serunya malu.
"Ah, Waeyo? Wajahmu yang memerah itu mirip dengan warna apel yang sudah matang." Balas Yesung sambil terkikik. "Hmm, Ya sudahlah! Aku mau tidur dulu." Yesung beranjak pergi ke atas.
"Ini jam makan malam, gak mau ke kantin?" Ryeowook menyembulkan kepalanya. "Tidak usah. Kalau aku lapar kan tinggal 'makan' kau." Wajah Ryeowook semakin memerah dan kembali sembunyi dibawah selimut.
Dengan cepat Yesung membereskan peralatan musiknya dan segera berbaring pada tempat tidurnya. Jarinya mengelus permukaan bibirnya yang masih terasa akan lembut bibir namja mungil itu.
"Manis juga." Gumamnya kecil kemudian menutup matanya untuk tidur.
"Kenapa aku mau saja dicium olehnya?" Ryeowook memukul kepalanya kecil. "Aku malu melihat wajahnya." Ujarnya lagi.
"Argh, ini membuatku gila!"
.
Sinar matahari yang begitu terik dipagi ini memaksa sepasang kelopak mata untuk terbuka. Dengan gerakan malas, kelopak tipis itu terbuka. Sebuah tangan menguceknya agar matanya dapat terbiasa dengan cahaya matahari.
"Hei, Apel. Belum mau bangun ya?" Namja mungil bernama Ryeowook dengan cepat menoleh pada sumber suara. "Emh~" Pandangannya buram dan ngantuk masih mendatanginya.
Gara-gara Yesung, ia semalam tidak bisa tidur dengan tenang. Tunggu dulu. Yesung?
"Apel! Kau tidak takut telat ya?" Tangan mungil Yesung menepuk-nepuk pipi tirus miliknya. "Cepat bangun atau akan kucium lagi." Kalimat itu membuat Ryeowook tersentak bangun.
"Mwo?" Ia langsung mendudukkan diri tapi rasa pusing melandanya. Ryeowook memegang kepalanya, "Kau tidak apa-apa?" Yesung menuangkan air kedalam gelas dan memberikannya. Teman sekamarnya itu meneguk habis air tersebut.
Ryeowook memalingkan wajahnya. Yesung terlalu dekat dengannya, membuat jantungnya berdetak dengan cepat. "Apel, pipi mu merah lagi tuh." Jari telunjuk Yesung menusuk-nusuk pipinya.
Ryeowook menepisnya, "Aish, sudah hentikan! Aku mau mandi saja!" Namja manis itu langsung lari meninggalkan Yesung. "Tingkahnya manis tapi galak." Senyun terukir pada bibirnya.
"Akan kubuat dia berubah."
Beberapa menit kemudian, Ryeowook keluar dari kamar mandi dengan seragam yang sudah melekat padanya. (Bayangin aja seragamnya seperti di Attack the pin up boys)
"Sudah siap berangkat?"
"Kya!" Tubuh mungil Ryeowook menabrak tubuh Yesung. Tangan Yesung memeluk erat pinggang ramping tersebut. Jarak diantara mereka semakin menipis seiring Yesung mengeratkan pelukannya.
Wajah mereka begitu dekat bahkan kedua hidung mancung itu saling bersentuhan. Terpaan nafas Yesung yang begitu hangat saat mengenai wajahnya. "Kau suka kan?"
Ryeowook tak dapat menjawab, bibirnya terasa seperti di lem. Matanya tidak bisa lepas dari mata hitam pekat itu. Jari namja tampan itu mengelus pipi Ryeowook lembut. "Wangi vanilla ya." Gumam Yesung kecil.
Ia memiringkan wajahnya dan meminimkan jarak mereka. Mata Ryeowook terpejam pasrah apa yang akan dilakukan Yesung
Krek!
"Yesung~ Pergi bareng yuk!" Padahal baru saja bibir itu bersentuhan namun suara cempreng dari Donghae di pintu masuk sukses membuat kedua mata itu terbuka lebar tanpa merubah posisi
"Omo!" Kyuhyun yang penasaran ikut melihat disamping Donghae. "Wha! Raja galak berciuman dengan anak baru!" Dengan cepat, namja berambut ikal itu langsung mengambil ponselnya dan mengambil gambar kejadian langka itu
Bruk!
Ryeowook mendorong kasar Yesung hingga terjatuh dan bersembunyi di balik pintu kamar mandi. "Whoa~ Kura-kura hebat!" Donghae langsung masuk dan menepuk-nepuk kepala Yesung gemas.
Padahal bagian bawahnya itu sakit habis mencium lantai, sekarang malah kepalanya yang harus merasakan sakit lagi. "Ckckck, temanmu benar-benar beruntung!"
Kyuhyun menyikut siku Donghae. "Ini bakal jadi berita terpanas minggu ini." Ujar namja itu sedangkan Donghae membantu Yesung untuk berdiri. "Kura-kura polosku ternyata bisa seperti ini." Namja ikan itu merangkul Yesung.
"Kajja kita kesekolah!" Donghae menarik paksa leher Yesung untuk keluar kamar bersama Kyuhyun yang masih fokus melihat foto kedua insan itu. "Eumh... Ryeowook-ah! Aku pergi duluan ya!" Pamitnya.
Ryeowook yang memegang dada kirinya semakin berdetak kencang itu mulai gelisah. "Ish, wajahku memerah lagi!" Ia bercermin di kaca yang menempel di dinding.
"Ugh, tadi ada si Kyuhyun lagi. Pasti tuh anak kasih foto kejadian tadi ke redaksi sekolah. Huwa! Eottheoke? Gelar raja galak hilang sudah!" Nelangsanya. "Kim Yesung, awas saja kau kalau tidak bertanggung jawab untuk masalah ini!"
The And
or
The End
Chapter 1 selesai! FF ini nggak pake prolog jadi jangan nyariin prolognya deh hahaha. Btw, mungkin ada yang masih bingung? Kujelaskan yah, kalo pas di Cheonsa High School, sekolahnya kayak di Attack the Pin up boys kalo yg di SM High School, sekolahnya kayak yang di To The Beautiful You. Seragam yang SM High School itu kayak di Attack the pin up boys ._. Cuman kalo sekolah SM, asramanya tuh disebelah sekolah '-' Ngerti?
Oke sip, yang nggak ngerti tinggal nanya. Di comment yah ^^ Nggak peduli kalian kapan baca tapi harus di comment '-')b Saya tunggu comment kalian~ Dan jika emang ada yang mau saya lanjut disini, berikan commentnya -" nggak ada? saya benar-benar bakal lanjut di wp sendiri. kemungkinan besar nggak akan disini lagi. saya publish disini lagi karena permintaan para yewook shipper soalnya. cha, pada review neeee ^^
