Hai, hai… NakamaLuna kembali dengan cerita baru! Lagi demen yang hurt/comfort nih!
Oh iya! Mengenai balesan repiu atas 'Who's My Father?' disini aja yah!
Chikunatsuko
Menjedukkan kepala dengan bantal? Boleh aja, tapi jangan terlalu keras ya.. nanti sakit loh XD
TobleroneChoco
Hehe, iya nih, lagi pengen buat MPREG aja…
Ke-keren? Uwah makasih banget! –peluk Choco ampe gepeng-
Iya tuh, Sena doyan banget hamilnya! –ditendang Sena-
Sana Uchimaki
Saudara? Ahaha, Hise saudara Sana… Hise manis loh dia! Walau gak tau wujud sebenarnya Hise gimana… XD
Keren? –peluk Sana sampe sesek-
Ini udah bikin lagi 'kan? XD
Hikari Rio
Eh, aneh ya? Iya cerita Lu-chan memang aneh bin ajaib…. DX
Iya tebakan Rio-senpai tepat! Lu-chan buru-buru ngerjainnya, karena sudah tengah malam… dan takut kepergok sama Bunda malem-malem main internet.. XD
Nulis terus? Kalau nulis kan capek Senpai, mendingan ngetik ajah! XD
Fic senpai kapan apdeth? Lu-chan tunggu selalu!
Eh, buat doujin lagi dong Senpai~!
*merana karena nasib Lu-chan yang tidak bisa gambar*
Akatsutsumi Ayayuki
Aya-chan! –meluk-
Iya nih, Lu-chan bikin fic baru terus… hehehe
Eh? Lu-chan ada yang salah ngetik ya? Kalau begitu maaf!
Iyah, tetep Kobayakawa, karena mereka sama-sama cowok… -alah gak nyambung Lu-chan-
Oke, ini Multi-chapter!
Eh, kalau ad aide tentang fic collab langsung hubungi Lu-chan saja ya… hahaha
kuro nolawlie
Ayo sering-sering maen ke fandom Eyeshield Indo! Sekalian bikin ficnya juga yah!
MPREG? Hiya, Lu-chan juga (LUMAYAN) suka~!
Ham? Daging ham? –disepak-
Oooh, hamil toh..
Sekuel? Hmm, Lu-chan mikir dulu yah! XD
AiNeko-chan
I-iya, Se-senanya hamil… memang kenapa? –panik-
Iya, statusnya masih cowok, karena itulah termasuk MPREG
Keren? Gyaahh.. –meluk Ai sampe kehabisan nafas-
Ahaha, entahlah… apakah Mamori akan menuruti keinginan Hise atau tidak… XD
Persis Ibunya? Wuahaha, sangat! XD
Warning: AU, OOc, Shounen-ai, yang tidak suka tombol back masih menanti kalian… XD
Back to the story! Ehm, sebenarnya nama tempatnya ngasal, jadi harap maklum ya… maaf banget…
Prologue*
Zaman Edo, dimana masa-masa dalam kedamaian. Tersebutlah suatu kota, bernama Hyoto, kota yang tenang dan damai, dimana semua pusat pemerintahan bermula dari sana, para persenjataan, bahkan samurai-samurai dan pembunuh bayaran terkenal berada disana. Kota yang disebut-sebut kota dimana segalanya bermula, kota yang menjadi pusat kehidupan orang-orang pada zaman itu. Namun, semua itu berubah, ketika datang seorang pemuda ke kota itu… pemuda dimana yang menjadi awal kehancuran bagi kota tersebut, pemuda mengerikan yang menjadi sejarah kelam.
Pemuda itu membumi hanguskan semua yang ada disana, bak tidak mempunyai hati, semua orang yang berada disana dibunuh tanpa terkecuali. Tidak peduli, mau anak-anak atau perempuan, sayangnya tidak ada seorangpun yang mengenali pemuda itu. Karena dia tidak akan membiarkan ada seorangpun yang menjadi saksi hidup atas tragedi ini.
-o-0-o-
Sreek, "I..ni, dimana?" gumam salah seorang disana, di tempat tragedi itu. Pemuda itu membuka matanya, mata yang besar berwarna coklat, seolah polos tidak berdosa. Dia kemudian bangun, dan melihat keadaan di sekelilingnya.
"Huh? Ti-tidak! Hah? A-apa ini?" ucapnya terkejut. Panik menguasai dirinya, rasa takut yang luar biasa menghantuinya. Bagaimana tidak? Di depannya ini, sudah bergelimpangan mayat-mayat yang sangat banyak. Pemuda itu mencoba berdiri, namun tidak bisa, dia menengok ke arah kakinya. Ada mayat, yang menggenggam pergelangan kakinya.
"Aaahk! Huaa!" pemuda itu berteriak kencang tanpa memperdulikan ada yang mendengarnya atau tidak. Dia berusaha menyingkirkan kakinya dari genggaman mayat itu. Ketika berdiri dia baru sadar bahwa yukata yang dipakainya itu sudah lepek, darah memenuhi yukatanya. Bau pekat menusuk hidungnya, namun dia terus lari, dan berlari.
Tidak peduli sejauh apapun dia berlari, dia akan terus melakukan itu. Tanpa menyadari bahwa dia telah melupakan sesuatu yang fatal.
~~~ooo0000ooo~~~
Eyeshield 21© Riichiro Inagaki & Yusuke Murata
Why Must You?© NakamaLuna
Rated: T mungkin bisa ke M
Perkenalan Dengan Orang Baru
~~~ooo000ooo~~~
Seorang pemuda berambut cokelat berjalan tidak menentu arah. Entah, tetapi dia masih trauma dengan peristiwa itu, peristiwa mengerikan yang telah menyimpan sejarah kelam baginya. Setelah mampir di beberapa toko dan membeli Yukata baru, dia memutuskan untuk menetap di kota ini. Kota yang lumayan dekat dengan tempat tragedi bersejarah itu. Beruntung ternyata dia mempunyai uang lebih di saku yukata-nya. Jika tidak? Mungkin saja dia akan dipandangi orang-orang karena berkeliaran dengan memakai baju bersimbah darah.
Walau sebenarnya orang-orang sudah memaklumi bahwa dia adalah korban yang selamat dari kejadian itu. Pemuda itu menatap pada sebuah bangunan bertingkat yang tidak begitu besar, namun terkesan ramah. Kemudian dia memasuki bangunan itu, "Pe-permisi," ucap pemuda itu ketika dia menggeser pintu ala Jepang itu.
"Selamat datang," seru dua wanita manis yang berada di hadapannya itu dengan kompak. Yang satu berambut cream dengan sanggulan di atasnya. Dan yang satu perempuan berambut biru dengan senyum lebar di wajahnya, entah, tetapi mereka terlihat seperti kakak beradik.
"Ma-maaf, saya ingin menyewa satu kamar," ucap pemuda itu sambil memberi beberapa receh uang Jepang.
"Baik, kamarmu ada di lantai dua. Ini kuncinya," ucap wanita berambut cream dengan ramah.
"Hei, boleh tahu? Namamu siapa?" tanya wanita berambut biru itu.
"Na-nama? Namaku… namaku… Se-na," ucap pemuda itu.
"Sena? Namaku Suzuna! Dan ini kakakku, Mamori!" ucap Suzuna sambil memeluk Mamori.
"Ah, Hajimemashite," ucap Sena sambil membungkuk. Setelah berkenalan dan berbincang-bincang, Sena kemudian menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Sena langsung berbenah di kamar itu. Kamar yang tidak bisa dibilang luas, tetapi simpel dan nyaman.
Usai berbenah, Sena kemudian merebahkan diri di kasur, mencoba menikmati semilir angin yang berhembus masuk melalui jendela kamarnya yang tadi ia buka. Sena menenggelamkan pikirannya, dia masih ingat dengan jelas bagaimana mayat-mayat itu berada di dekatnya, memegang kakinya. Rasanya Sena ingin menangis mengingat kejadian itu.
"Huff, aku ingin mengganti yukata-ku dahulu, karena sedari tadi habis berjalan jauh mencari tempat yang cocok," gumamnya.
~~~ooo000ooo~~~
Sreek, brak! Dua wanita yang sedang memakan dango itu terkejut ketika mengetahui siapa yang datang. Untungnya mereka tidak keselek karena suara tersebut. Sang wanita berambut cream langsung mengambil alih, dia langsung mendekati sang pembuat masalah itu.
"Apa-apaan kamu? Kenapa kebiasaanmu itu tidak berubah sih? Pintu kami ini sampai harus diganti empat belas kali karena kau!" bentak sang wanita berambut cream.
"Diam kau, cerewet. Dan… aku ambil ini," ucap seseorang pemuda berambut pirang yang dibentak tadi, dan dengan seenaknya dia mengambil dango yang berada di piring.
"Dango-ku! Itu kan yang terakhir! Kau ini..", ucap Mamori geram. Dia benar-benar sudah putus asa karena kelakuan pria berambut pirang ini.
Namun, pria berambut pirang itu sudah ke lantai dua duluan untuk masuk ke kamarnya. "Heh, dasar, dia sama sekali tidak berubah. Tetap cerewet," ucap pria itu. Dia kemudian membuka pintu kamarnya, "Eng?" gumamnya ketika melihat seorang pria asing di kamarnya itu.
"A-ah! Kyaa! Mesum! Apa yang kau lakukan di kamarku, hah? Uwah! Hentai! Jangan dekat-dekat! Jangan masuk! Aaaah!" ucap pemuda asing berambut cokelat yang tak lain tak bukan adalah Sena itu. Yah, Sena yang sedang bertelanjang dada karena sedang berganti baju.
"Tu-tunggu-!" Buck! Sena melempar tasnya. "Aku hanya-!" Duak! Lampu yang berada di meja kecil pun terkena muka pemuda berambut pirang itu. "Salah masuk," praak! Sebuah teko kecil mengenai muka pemuda itu. "Kamar!" kali ini pemuda itu menutup pintu kamar itu duluan karena takut melihat Sena yang sudah bersiap-siap dengan meja di tangannya.
"Astaga, yang tadi itu… apakah jenis binatang buas baru berwujud manusia?" ucap pemuda berambut pirang itu lalu masuk ke kamar yang sebenarnya.
~~~ooo000ooo~~~
"Uwah, Mamo-nee, kelihatannya apartemen ini akan menjadi ramai dengan kedatangan mereka pemuda itu ya," ucap Suzuna sambil meminum teh.
"Kau benar Suzu-" Praak! "Na… hebat, apa yang mereka pertengkarkan sih?" ucap Mamori.
~~~ooo000ooo~~~
"Apa-apaan tadi itu? Apakah salah seorang penghuni apartemen ini? Mesum sekali," gumam Sena membereskan barang-barangnya yang berceceran. Seusai membereskan kembali barang-barangnya, Sena merasa lapar, dia kemudian dengan hati-hati membuka pintu kamarnya.
"Huff, syukurlah orang mesum tadi tidak a-" Jegrek, terdengar suara pintu yang dibuka. Sena menengok ke arah kamar disampingnya, benar saja, ternyata pemuda tadi telah berdiri di sampingnya.
"Ka-kau…" gumam Sena.
"Huh? Ternyata kau pendek sekali," ucap pemuda itu.
"Apa-apaan kau? Pemuda mesum!" ucap Sena.
"Aku tadi hanya salah masuk kamar, Chibi. Lihatlah wajahku, karena kau, wajahku sekarang sudah babak belur begini," ucap pemuda itu.
"Oh, maaf. Aku lepas kendali, dan… hei, namaku bukan Chibi! Namaku Sena!" ucap Sena.
"Hiruma Youichi. Aku baru melihatmu, kau dari mana?" tanya Hiruma.
"Uhm, dari daerah Hyoto. Aku ini mungkin adalah saksi hidup dari semua peristiwa tersebut," gumam Sena.
Hiruma tertegun, dia kemudian memandang Sena. "Saksi hi-dup?" gumam Hiruma. "Kau, melihat wajah sang penghancur itu?" tanya Hiruma.
"Uhm, sepertinya tidak," balas Sena.
"Oh, begitu. Jadi kau kemari untuk mengungsi?" tanya Hiruma.
"Bisa dibilang begitu," ucap Sena. Kruyuk~! "A-ah, maaf," wajah Sena tiba-tiba memerah seperti tomat, perutnya berbunyi, dia sepertinya sangat kelaparan.
"Kau belum makan?" tanya Hiruma. Sena hanya menggeleng pelan sambil memegang kepalanya. "Baiklah, ikut aku. Aku akan mentraktirmu," ucap Hiruma lalu menggandeng tangan Sena.
"Traktir? Sungguh?" tanya Sena tidak percaya.
"Tentu saja, anggap ini sebagai… traktiran untuk tetangga baru,"
"Asyik!" ucap Sena tersenyum manis, namun sepertinya dia sama sekali tidak menyadari, pipi Hiruma yang bersemu akibat senyumnya tadi.
~~~ooo000ooo~~~
"Hebat. Jadi ini ya daerah Okinawa, memang ramai sekali ya," gumam Sena ketika dia melihat pusat kota yang begitu ramai. Dia membenarkan tali Yukata yang dia pakai lalu mengikuti Hiruma.
"Terima kasih traktirannya tadi, jadi sekarang kau membawaku untuk berkeliling?" tanya Sena.
"Hm, yah.. bisa dibilang begitu," ucap Hiruma.
"Kyaaa! Uangku!" teriakan panik seorang perempuan langsung menarik perhatian. Sejenak semua mata tertuju padanya, uang yang barusan digenggam wanita itu telah raib begitu saja karena dicuri oleh salah seorang warga. Dengan sigap mereka semua mengejar, namun tidak ada yang bisa menangkapnya.
"Hei, tunggu!" teriak Sena berusaha mengejar. Namun tangannya telah ditarik oleh Hiruma.
"Mau apa kau? Kalau kau tersesat dan tidak bisa kembali bagaimana? Lebih baik kau disini dan serahkan itu pada pihak keamanan setempat," ucap Hiruma santai.
"Ta-tapi.."
Desh!
'Hah? A-apa itu? Aku tidak salah lihat 'kan? Yang tadi itu… angin?' pikir Sena. 'Bu-bukan itu.. orang!'
Orang itu dengan cepat berhasil mengejar pencuri itu kemudian menendangnya. Sang pencuri akhirnya diselesaikan oleh pihak yang berwajib. "He-hebat sekali. Cepatnya..", gumam Sena.
"Cih, jadi dia ya," gumam Hiruma.
Sena memperhatikan sosok yang menangkap pencuri itu. Seorang pria tampan, berkulit coklat, bermata hijau emerald, dan berambut putih. Sosok yang sangat tampan bagi setiap wanita, dia mengenakan Yukata berwarna biru yang serasi sekali di tubuhnya, di pinggangnya juga bertengger pedang.
"Pedang? Dia itu samurai?" gumam Sena. Matanya tetap tidak lepas dari sosok itu, merasa diperhatikan, sosok itu balas menatap Sena dan tersenyum ke arahnya. Merasa disenyumi, Sena pun menjadi salah tingkah.
Pemuda itu mendekati Sena dan Hiruma, "Halo, kau baru disini ya?" tanyanya ramah.
"Iya," balas Sena, mereka saling berpandangan.
'Oh, jadi aku dicuekin ya? Bagus sekali' pikir Hiruma.
"Tapi bagaimana kau bisa tahu kalau aku baru disini?" tanya Sena.
"Ayahku adalah pemimpin dari pusat keamanan disini, sudah sewajarnya dia mempunyai data-data warga disini. Kebetulan aku sering memeriksa data itu," ucap pemuda itu. "Jadi, siapa namamu?" tanya pria itu menggenggam tangan Sena.
"E-eh, Sena," ucap Sena malu.
"Ho, nama yang bagus. Kau juga manis," ucap pemuda itu mendekatkan wajahnya ke Sena.
"Ahaha, terima kasih," ucap Sena. "Jadi, namamu?"
"Kaitani Riku, kau boleh memanggilku Riku," ucap Riku mendekatkan wajahnya lagi.
"Yakk! Cukup sampai disini saja! Kami ingin pulang!" ucap Hiruma yang tiba-tiba langsung menggendong Sena.
"Memangnya kalian tinggal bersama?" tanya Riku tajam.
"Bukan urusanmu, anak kecil," ucap Hiruma menyindir.
"Sebenarnya kami tinggal di Apartemen dekat sini," ucap Sena. "Mampir-mampir ya," sambungnya.
"Oh, baik. Itu pasti," entah ketika berbicara dengan Sena, Riku langsung memasang senyumnya itu.
~~~ooo000ooo~~~
"Hebat! Orang tadi ternyata anak dari kepala keamanan daerah ini? Keren sekali," gumam Sena.
"Hanya begitu saja," gumam Hiruma.
"Dia itu juga seorang samurai! Keren!" ucap Sena lagi.
"Aku juga… seorang samurai," gumam Hiruma.
"Tadi… kau bilang apa?" tanya Sena.
"Ah, tidak,"
Duk, duk, suara derap langkah kaki menuju ke lantai dua terdengar jelas. Serentak mereka berdua menengok ke arah tangga. "Halo, Sena," ucap pemuda berambut putih itu.
"Riku! Kau datang kemari, cepat sekali… kau ingin bermain?" tanya Sena.
"Che, untuk apa kau datang kemari?" ucap Hiruma tajam.
"Bukan urusanmu pirang lancip. Sena, aku kemari untuk tinggal disini," ucap Riku.
"Uwah!"
"Hah?"
~~~ooo000ooo~~~
To Be Continued
~~~ooo000ooo~~~
Uwahahaha, Lu-chan suka bikin fic multi chapter! Astaga… ide yang terlintas begitu saja di benak Lu-chan…
Entah, Lu-chan lagi demen bikin Sena tersiksa nih…
Tak bisa melepaskan pair threesome Lu-chan… HiruRikuSena… yah, karena Riku ganteng sih! Sementara Hiruma keren! Mereka berdua cocok banget sama Sena yang polos. Hahaha!
Ehehe, betewe, Suzuna sama Mamori jadi kakak beradik disini. Wkwkwk…
Lu-chan minta review dan flame yang bermutu dari kalian semua yang baik~! Arigatou…
