Disclaimer: Katekyo Hitman Reborn!, Amano Akira
Warning: AU, OOC, Sho-ai (don`t like, don`t read)
Rating: T
Pair: 5927, 02Gio, 1869, AlauDei
XXX
Halo...Vanniechan09 kali ini berkolaborasi dengan ren-chan dan hibari yoru...
Belum selesai ficku yang menggantung itu, aku malahan bikin fandom baru XP
Humm...fic ini juga fic pertama KHR ku
Mungkin kalau ada sedikit OOC atau aneh, harap dimaklumi hehe...
Aku masih berusaha untuk mengenal sifat tokoh dan berusaha menghayatinya...
Apalagi kayanya sifat Tsuna disini rasanya OOC dan Gokudera juga jadi ga tsundere orz
Lagipula jadi aneh kalau Gokuderanya ga nyebut Tsuna "juudaime" (tapi nanti kuusahakan Gokudera memanggil Tsuna Juudaime)
Tsuna juga asal SMPnya dari SMP karakura orz (karakura itu aslinya SMPnya adikknya Ichigo dari Bleach)
Gomenansai...T.T
Kalau berkenan, silahkan RnR...
Terima Kasih XD
XXX
==Gokudera POV==
Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana semua orang berlibur dari aktivitasnya dan dapat bersenang-senang. Mereka terbebas dari belenggu stress akan kegiatannya yang telah mereka lalui selama 6 hari dan dapat melewati hari spesial ini bersama keluarga, berjalan-jalan dengan teman dan pacar atau bahkan cukup dengan bersantai dirumah.
Aku memilih pilihan yang terakhir. Bersantai di apartemenku, menonton TV dengan cookie cokelat karamel kesukaanku, bermain bersama kucing nakal peliharaanku, Uri dan bermalas-malasan. Yeah, Hanya berdua saja.
Aku hidup hanya berdua bersama kucingku yang kupelihara diam-diam disini (mengingat ibu gendut pemilik apartemen ini tidak mengizinkan hewan masuk ke apartemennya) dan aku berusaha hidup mandiri serta tidak menggantungkan hidupku pada siapapun terutama keluargaku.
Bicara tentang keluargaku, Ayahku dan Ibuku sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas waktu aku kecil, kakak tiriku bekerja di luar kota dan satu-satunya saudara yang kumiliki, kakak kandungku sudah tidak diketahui kabarnya. Aku bahkan belum pernah melihat wajahnya sejak aku lahir hingga sekarang. Fotonya saja tidak ada d
an aku pun tidak tahu apa dia masih hidup atau tidak
Untuk menghidupi diriku sendiri dan membayar kebutuhan serta sewa apartemen ini, aku diam-diam bekerja part time menjaga toko di sebuah toko kelontong (mengingat sekolahku tidak mengizinkan siswanya untuk bekerja dan barangsiapa yang ketahuan bekerja partime maka komite kedisiplinan sekolah akan mengeluarkannya dari sekolah, apalagi ketua kedisiplinannya itu cukup tegas dalam mengambil keputusan itu).
Yah, tapi minggu ini kebetulan toko tersebut sedang libur sehingga aku tidak bekerja dan aku dapat bersantai dirumah
Aku tinggal pada kamar no 59 lantai 27...Cukup tinggi dari apartemen berlantai 69 ini dan pemandangan dilantai ini cukup indah karena disini aku dapat melihat langit beserta gedung-gedung pencakar langit dari lantai ini. Aku paling suka tinggal disini karena tempat ini cukup nyaman dan apalagi saat malam hari, aku dapat melihat indahnya gemerlip kilap lampu-lampu pada kota Namimori ini. Cukup romantis bukan?
Tetangga-tetanggaku juga sangatlah ramah padaku. Pemilik kamar no 57 misalnya, Pemilik kamar itu adalah pegawai pemerintah yang sering dinas ke luar kota. Karena sering keluar kota, ia sering membagikan oleh-oleh khas daerah tempat ia dinas kepada kami, tetangga-tetangganya. Ia cukup ramah dan begitu pula dengan keluarganya sehingga kami cukup menyukainya
Pemilik kamar 58 adalah seorang guru sejarah SMA. Usianya cukup muda dan Ia cukup ramah padaku. Jika bertemu, setidaknya ia menyapaku dan mengajakku untuk bermain ketempatnya. Maklumlah, ia juga tinggal sendirian dan apalagi dia belum berkeluarga
Namun, pemilik kamar no 60 ini adalah pengganggu hari-hariku
Pemilik kamar no 60 ini adalah seorang pemabuk, penjudi bahkan seorang pengedar narkoba. Ia sudah sering keluar-masuk penjara dan sialnya, kali ini ia memilih kamar apartemennya sebagai markas rahasianya. Ia sering sekali berpesta dengan teman-temannya hingga larut malam dan tentu saja mereka sangatlah ribut dan menganggu tetangga yang lainnya. Ini membuatku kami sebal dan terutama aku, karena aku pasti jadinya kurang tidur dan di sekolah, aku jadinya ketiduran untuk menrecovery tubuhku
Bayangkan, mereka biasanya berpesta dari jam 7malam hingga jam 4 pagi subuh. Belum lagi dentuman musik seperti ditempat-tempat dugem dari kamarnya dan teriakan-teriakan mereka yang sudah seperti orang gila ini membuatku terganggu dan kurang tidur. Kami para tetangganya sudah komplain ke Ibu gendut itu, tapi payahnya, ia hanya cuek-cuek saja karena ternyata mereka membayar biaya sewa apartemen ini 2x lipatnya, jadi tidak masalah baginya. Uang memang sudah mengalahkan segalanya. Parahnya, ibu gendut itu juga mengetahui kalau mereka itu pengedar dan ia tenang saja karena (seperti biasa) uang mengunci mulut...
dasar matre...
Aku sering melihat mereka melakukan transaksi narkoba dan alat suntik-suntikan terang-terangan di depan apartemen kami. Aku bahkan sudah pernah melihat beberapa temannya yang tewas saat berpesta karena over dosis. Para tetangga hanya bisa diam saja dan mereka terlalu takut untuk mengadukannya pada polisi. Namun akhirnya, Aku bersyukur karena akhirnya kegiatan mererka terendus oleh pihak kepolisian dan mereka ditangkap minggu lalu dan kini mereka semua sudah mendekam di penjara
Tentu saja, kamar no 60 ini kini kosong dan aku bersyukur tidak ada yang mengganggu hari-hariku ini sementara. Hehehe...
Tapi sepertinya, hariku akan diwarnai oleh kedatangan seseorang~~~
"Kaa-san...apa ini rumah kita yang baru?" tanya seseorang dari luar kamarku.
"iya sayang, kita akan tinggal disini sekarang...Kamu bantu kaa-san bawa barang-barangnya dari mobil yah..." jawab seorang wanita dengan suaranya yang lembut berasal dari luar kamarku pula
"ngg...okay...Tou-san dimana?" tanya pemilik suara pertama tadi
"masih di mobil...kamu bantu Tou-san beres-beres bawaannya ya..." jawab wanita itu
"iya...aku kebawah dulu ..."
Huh? Ada apalagi ini... Sepertinya ada tetangga baru
Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara barang-barang dibawa dari luar dan percakapan beberapa orang. Sepertinya mereka berjumlah 3 orang dan juga sepertinya mereka adalah keluarga (mengingat tadi ia mengatakan tou-san dan kaa-san)
Semoga aja tetangga kali ini ga sebrengsek tetangga yang lama...
Aku mematikan TVku seraya keluar dari kamarku untuk mengintip dari balik pintu dan melihat seperti apa wajah-wajah tetangga baruku itu.
Aku melihat seorang pemuda berambut cokelat karamel yang kelihatannya seumuran denganku di lorong sedang berusaha mengangkat kardus yang cukup besar baginya (melihat tubuhnya yang begitu kecil) dan kelihatannya ia dalam kesulitan untuk membawanya kekamarnya.
Beberapa detik kemudian, aku melihat kakinya sudah gemetaran dan ekspresi wajahnya mulai panik. Dalam sekejap, ia mulai kehilangan keseimbangannya dan aku yakin ia pasti akan jatuh dan kardus itu akan menimpa tubuh kecilnya itu.
"U...UWAAAAA~~!" teriaknya
"h...HEI...!"
Aku buru-buru keluar dari kamarku, menghampirinya dan membantunya menahan dengan mengangkat kardus tersebut. Yah, memang kardus ini cukup berat dan untungnya, ia dapat kembali mengontrol keseimbangannya. Wajahnya menjadi lega dan ia mendesah pelan
"hei...kau gapapa?" tanyaku padanya
Ia pun menganguk lega, "Huehh...yokatta...te...terima kasih sudah membantuku..." jawabnya gugup dan nafasnya masih tersenggal-senggal dan ia berusaha mengontrol degup jantungnya yang tidak karuan itu
Aku pun membantunya membawakan kardus itu dan meletakkannya pada kamarnya. Saat aku melihat lebih jeli wajahnya, ia memiliki bola mata yang warnanya senada dengan warna rambutnya itu. Wajahnya cukup manis dan seperti anak perempuan...mungkin bisa dibilang, ia cukup moe...
laki-laki yang moe...
"hehe...thanks udah membantuku..."ujarnya, "na...namaku Sawada Tsunayoshi...salam kenal..." ujarnya sambil tersenyum malu-malu dan mengulurkan tangannya padaku
"Aku Gokudera Hayato...pemilik kamar no 59 ini...salam kenal Sawada-san..." jawabku seraya menyambut uluran tangannya
"Panggil aku Tsuna saja Gokudera-kun...senang berkenalan denganmu" ujarnya lagi
Sepertinya keluarga ini ramah juga...syukurlah ga kaya tetangga yang dulu...
"Tsuna-san, memangnya kau berasal darimana?" tanyaku mencoba membuka topik
"Tokyo...aku pindah kesini karena pekerjaan Tou-san. Aku lumayan sering berpindah-pindah kota karena alasan tersebut dan sepertinya Tou-san memutuskan akan menetap disini...jadi, aku juga akan menetap di kota ini..." jawabnya
Beberapa saat kemudian, Tou-san dan Kaa-san Tsuna muncul di hadapanku dan menatapku
"Oh!...Halo, kami adalah pemilik kamar no 60 yang baru...salam kenal..." ujar Kaa-san Tsuna tersenyum padaku. Kaa-san Tsuna terlihat berusia sekitar 30 tahunan. Warna bola mata dan warna rambutnya mirip dengan Tsuna, hanya sedikit lebih gelap. Ia terlihat ramah sama seperti dengan anaknya dan kurasa wajah manisnya Tsuna itu karena keturunan dari Kaa-sannya
"Tsuna, kau sudah menyapanya?" tanya Kaa-sannya lagi
"iya..." jawab Tsuna
"Aku Gokudera Hayato...pemilik kamar no 59 tetangga kalian...salam kenal..." ujarku
"hoho...aku Tou-sannya Tsuna...salam kenal juga Gokudera..." jawab Tou-sannya Tsuna padaku dan tersenyum memamerkan gigi-giginya yang putih itu. Berbeda dengan Kaa-sannya, ia terlihat sudah berumur dan aku bisa melihat jelas ia sudah memiliki keriput-keriput pada kulit wajahnya yang gelap itu. Selain itu, ia juga memiliki Janggut tipis pula pada bagian bawah dagunya
Kalau menurutku, sepertinya Tsuna lebih mirip pada Kaa-sannya dibanding Tou-sannya.
"Salam kenal juga...Hei, kalau tidak keberatan, gimana kalau kubantu kalian membereskan barang-barang?"
XXX
Sial, sudah hari Senin lagi.
Hari yang paling kubenci karena hari ini adalah hari dimana aktivitasku kembali dimulai. Sangat membosankan karena aku harus kembali bersekolah dan mendengarkan ceramah guru-guru itu. Kemarin akhirnya aku membantu keluarga Tsuna untuk membereskan barang-barang pindahannya hingga sore kemarin. Sebagai rasa terima kasih mereka, mereka membelikanku beberapa makanan dan lumayan, makanan itu bisa menjadi sarapanku pagi ini sehingga aku tidak perlu repot untuk memasak hari ini. Biasanya, aku harus bangun pagi untuk memasak makanan untuk sarapanku dan bekal makan siangku
Jam pelajaran pertama adalah pelajaran Nedu-sensei. Sungguh membuatku semakin ogah untuk bersekolah. Ia adalah wali kelas kami yang sangat cerewet dan menyebalkan. Kuharap hari ini ia tidak masuk karena sesuatu...
Sial, Baru beberapa detik kupikirkan nama orang itu, kini ia sudah masuk ke kelas 2-A ini dan tampang judesnya tetap menempel pada wajahnya itu. Aku benci dia karena selain judes, dia juga sangat tidak ramah pada kami. Kerjaannya hanya ngomel-ngomel, berceramah dan memberikan banyak ulangan serta tugas pada kami
Bukan hanya itu, ia juga suka menjelek-jelekan guru-guru yang lainnya dan herannya, kenapa kepala sekolah tidak menegur perbuatannya itu. Padahal, guru-guru serta murid-murid bahkan orang tua murid sudah protes kepadanya. Aku heran dengan kepala sekolah dan Nedu-sensei itu...rasanya ingin kulempar guru itu dengan dinamitku hahahaha...
Ia berdiri di depan kelas, menarik napas panjang dan memulai pidatonya, "Nah, anak-anak ada sedikit hal yang ingin bapak sampaikan pada kalian mengingat nilai ulangan kalian kemarin..."
Nah, berarti ceramah akan dimulai...dan tolong diralat kata 'sedikit'nya itu, karena pasti bakalan bayak banget yang dia ceramahin...aku yakin ini bisa setengah jam ia berceramah ria
Betul kan. Sekarang dia lagi ceramah karena nilai rata-rata kelas ini cukup rendah, perilaku anak-anak yang tidak baik, masa depan anak-anak kelas ini dan bla-bla-bla. Kesel ga sih baru pagi-pagi udah ngomel-ngomel itu guru. Ia selalu aja ga pernah lihat sisi positive dari kami dan betapa kerasnya murid-murid sudah berusaha dalam pelajarannya
Bahkan kali ini ia menyinggung guru-guru kelas 1 kami karena mendidik kami dengan tidak baik. Jelas-jelas ini membuat kami kesal dan jika guru-guru kami kelas 1 mendengarnya, pasti mereka akan kesal juga padanya
Hehee...daripada aku bosan, mendingan lihat reaksi teman sekelasku padanya.
Yamamoto alias yakyuu-baka itu terlihat sudah terlelap pada alam bawah sadarnya. Bisa kulihat salivanya sudah mengalir dan membasahi buku tulisnya...huh, dasar jorok...
Kyoko-chan terlihat bengong sambil menatap awan-awan ke arah jendela. Hana terlihat bengong sambil menggambar-gambar chibi pada buku catatannya. Yang lainnya, entah mendengarkan, entah tidak
Setelah sekitar 20 menitan, aku melihat ia sudah mulai kecapekkan karena ngomong cukup lama. Itu pertanda baik karena pasti ia akan menyudahi ceramah panjangnya itu
"Ya sudahlah lah...sekarang Bapak akan memperkenalkan murid baru yang akan menjadi bagian dari kalian..."
Huh...murid baru? Jangan-jangan tetanggaku yang kemarin lagi...
PIntu kelas pun dibuka dan anak baru itu melangkahkan kakinya dari pintu kedepan kelas seraya menunjukkan sosoknya pada murid lainnya. Rambut cokelat karamel, wajah itu...benar dugaanku.
"nah, silahkan kau perkenalkan dirimu.."
"I...iya...Ha...halo...namaku Tsunayoshi Sawada, aku pindahan dari kota Tokyo...salam kenal..." sapanya pada teman-teman sekelasku. Entah sejak kapan teman-teman sekelasku jadi memperhatikannya dan saat kulirik Tsuna, sepertinya ia jadi malu-malu kepada kami.
"ngg...a..aku pindah kesini karena pekerjaan ayahku dan aku berasal dari SMP karakura. Mohon kerjasamanya..." lanjutnya seraya membungkukkan badannya
"ya sudah, kau sekarang duduk di bangku kosong sana samping jendela itu" potong Nedu-sensei
"i...iya..." jawabnya seraya berjalan ke arah bangku kosong itu.
GUBRAK!
Baru beberapa langkah, ia malahan jatuh karena tersandung tali sepatunya yang kendor itu sendiri. Otomatis teman-teman sekelasku menertawakannya dan mengata-ngatainya. Ia hanya meringis kesakitan lalu cepat-cepat bangkit dengan wajahnya yang menahan malu. Nedu-sensei langsung marah-marah karena kelasnya menjadi ribut dan itu membuat kelas kembali sunyi lagi
Huh...baru hari pertama sudah heboh begitu...
XXX
"haha...aku jadi penasaran kota Tokyo itu seperti apa" tawa pemilik rambut spiky hitam dengan bola mata brunette alias si Yakyuu-baka itu yang memecahkan gendang telingaku
"oi, kau itu ketawanya berisik banget sih" kesalku sambil menyikutnya
"haha...gomen Gokudera-san..." tawanya tanpa wajah bersalah
"ngg...tapi aku juga penasaran kota tempat tinggalmu seperti apa...hehe..." ucap Kyoko, gadis berambut cokelat muda pendek itu dengan wajah cantiknya yang sedikit penasaran seraya meminum jus jeruknya. "yang kudengar, kota itu banyak gedung-gedung tinggi dan biasanya banyak perindustrian disana..."
"yeah...apa rumahmu yang sebelumnya juga dekat gedung-gedung itu?" tanya Yakyuu-baka itu
"ngg...yang jelas, rumahku biasa-biasa saja kok karena aku sempat tinggal pada pinggiran Tokyo...bukan pada tengah-tengah kotanya, jadi tidak semegah yang kalian bayangkan hehehe..." ujar Tsuna sambil menggigit sandwich yang menjadi bekalnya. Melihat wajahnya, aku tahu ia berusaha menyembunyikan wajah malunya dari Kyoko-chan dan aku juga tahu kalau ia sepertinya mengangumi Kyoko-chan. Secara, sepanjang jam pelajaran, kulihat Tsuna melirik Kyoko-chan terus-menerus
"ohh...begitu...tapi apa kau sudah berjalan-jalan di kota Namimori ini?" tanya Hana, teman baik Kyoko yang memiliki rambut hitam panjang lembut seperti iklan-iklan shampoo yang ada pada TV itu.
"be...belum sih...soalnya aku takut nyasar, aku paling susah mengingat jalan sih hehe...jujur, aku bahkan masih belum ingat jalan ke rumahku hehe..."tawanya malu-malu. "tadi aku diantar kesini oleh ayahku, dan palingan nanti aku pulang sambil nanya-nanya jalan sama orang-orang disini...haha..."
"hehe...Tsuna ini pelupa juga yah..." tawa Yakyuu-baka itu yang lagi-lagi memecahkan gendang telingaku lagi
"oi! Berisik tahu!" kesalku padanya sambil memukul pelan kepalanya, "hehe...sori..." tawanya lagi.
"ya sudah, biar kau ga nyasar, nanti pulang sekolahnya bareng aja , kan kita tetanggaan ini...kalau kau mau..." ujarku pada Tsuna
"err...ma..makasih Gokudera-kun...Maaf kalau merepotkan..."Senyum Tsuna lagi. Senyumannya benar-benar manis...aku heran kenapa ada anak laki-laki yang bisa semanis ini...
"btw, kudengar nanti kita ulangan matematika mendadak dari anak kelas sebelah.." ujar Kyoko-chan
"EEH? Aku baru masuk sehari, udah langsung ulangan?" panik Tsuna
"haha...tenang aja...palingan nanti juga aku bikin contekan..." tawa Yamamoto tanpa beban
"kau itu, bikin contekan mulu...payah..." ujar Hana
"haha...biarin..." jawab Yamamoto. Kyoko-chan terlihat santai juga seperti Yamamoto dan sementara kulihat wajah Tsuna mulai pasrah.
"hiii~~~...gawat...pasti nilaiku jelek lagi~~~" pasrah Tsuna
XXX
"Ini toko kue yang paling terenak di kota ini...biasanya ramai pada hari sabtu-minggu...Kyoko-chan dan Hana-chan paling suka membeli kue disini...kau juga harus mencobanya juga kapan-kapan..." ujarku sambil menunjuk toko kue yang ada pada sudut jalan. Tsuna terlihat tertarik, "okay...kapan-kapan aku akan datang kesana..."
"kalau sudah melewati toko itu, kau mesti belok kanan...kalau kau lurus saja, kau akan ke tengah-tengah kota.."
Lalu, kami terus berjalan dan aku membantu Tsuna untuk mengingat jalan pulang dari sekolah ke apartemen. Kalau melihat wajah Tsuna, aku yakin dia pasti masih belum ingat jalan pulangnya. Palingan besok kami akan pulang bersama lagi dan aku kembali membantunya mengingat-ingat jalan lagi
"lalu, setelah kau melewati taman itu, kau harus belok ke kanan...kalau kau belok ke kiri, disana adalah sungai yang menghubungkan kota ini dengan kota sebelah..." ujarku lagi
"humm...kelihatannya di daerah sana tempat yang indah..." ujar Tsuna
"yup...paling enak kalau kesana kalau sore hari...disana tempat yang paling enak untuk menenangkan diri...kalau aku lagi sedih atau kesal, aku biasanya kesana dan pasti hatiku kembali menjadi tenang melihat pemandangan sore itu..." lanjutku,
"nah, ayo belok kanan..."
Tiba-tiba tangan Tsuna menarik seragamku. Aku jadi kaget dan menghentikkan langkahku.
"hey, ada apa Tsuna?" tanyaku kebingungan
"engg...ano...kalau ga keberatan aku mau kita kesana dulu yah..." pintanya padaku, "boleh? Ehh...ka..kalau ga mau juga gapapa kok...ma..maaf..."
XXX
"Tsuna..."
Tsuna tersadar dari lamunannya dan segera menoleh ke arahku. Aku segera duduk di rerumputan pada sampingnya dan aku menyerahkan sekaleng Coca-Cola yang barusan kubeli dengan mesin otomatis itu, "ini..."
"makasih Gokudera-kun..."ujar Tsuna seraya menerima pemberianku itu. Ia kembali memandang langit merah kejinggaan itu dan ia kelihatannya cukup menikmati pemandangan yang ada. Aku juga dapat melihat pantulan awan dan langit itu pada air sungai yang mengalir perlahan. Cukup indah...
yeah...pemandangan ini sungguh membuatku tenang...Melihat wajah Tsuna, aku yakin, pasti ia memiliki suatu beban, karena itu ia minta aku untuk menemaninya disini dan ia pasti ingin menenangkan dirinya sejenak
"Umm...Boleh aku cerita sesuatu Gokudera-kun?"
Mendengar itu, aku hanya menganguk, "ya udah, mau cerita apaan? biar kudengerin..."
Tsuna pun memulai menceritakannya, "Sebenarnya...aku berpindah-pindah bukan karena alasan pekerjaan ayahku saja..."
Saat aku melihat wajah Tsuna, ia terlihat sedikit menunduk dan aku dapat melihat wajahnya yang menunjukkan kesedihannya. Aku juga jadinya bingung mesti bagaimana untuk menghiburnya
"lalu...memangnya ada apa Tsuna? Ceritakan saja apa yang mengganggu pikiranmu itu..." ujarku berusaha menghiburnya
"kakakku..."
"memangnya ada apa dengan kakakmu?" tanyaku
"Sebenarnya aku memiliki seorang kakak kandung...Tapi ia menghilang begitu saja sewaktu aku masih berusia 5 tahun...aku bahkan tidak mengingat apapun tentangnya dan aku hanya mengingat wajahnya samar-samar. Seingatku, ia memiliki rambut emas dan warna bola mata yang sama dengan warna senja ini...
Tapi satu hal yang pasti, dari dulu ia selalu melindungiku dan menjagaku sebagai seorang kakak...Tapi aku masih bisa merasakan keberadaannya hingga sekarang dan entah kenapa, aku merasa sampai sekarang ia masih melindungiku dari belakang..."
"Tou-san dan Kaa-san tadinya berusaha mencarinya hingga berpindah-pindah kota selama bertahun-tahun, tapi sekarang mereka sudah menyerah dan mereka tidak akan mencarinya lagi...Mereka menganggap kakakku sudah meninggal dan mereka sudah merelakannya..." lanjut Tsuna
"dan kau...masih ingin mencari kakakmu?" tanyaku padanya.
Tsuna mengangguk pelan dan ia melanjutkannya, "Ya...aku masih penasaran dengan keberadaan kakakku...aku ingin memastikannya sediri, tapi...apa mungkin aku bisa menemukannya disini sendirian? Bagaimana kalau yang dikatakan orang tuaku itu benar kalau kakakku sudah meninggal...Aku sangat tidak siap dan aku tidak bisa menerima itu semua...Aku pasti sangat sedih..."
"Oi, jangan mikir kaya gitu dulu...kau setidaknya berusaha dulu mencarinya disini...Pasti kalau kau berusaha akan ada hasilnya...dan kalau perlu, biar kubantu deh..."
Mendengarku Tsuna jadi kaget, "kau mau membantuku?"
"iya...kebetulan, aku juga sebatang kara dan satu-satunya saudara yang kumiliki adalah kakakku...tapi kakakku juga menghilang sejak aku masih kecil. Aku juga ga tahu dia masih hidup atau tidak...Makanya, kita nyarinya barengan aja, hehehe..." ujarku seraya menghiburnya, "aku juga akan berusaha membantu, dan kalau kita bekerja sama, pasti bisa lebih cepat, bukan?"
"ehh...ja..jadi Gokudera-kun tidak punya orang tua?" kaget Tsuna lagi.
"iya...kau jauh lebih beruntung karena kau masih punya orang tua...Masih ada yang menyayangimu dan memperhatikanmu...tapi sudah tenang saja, aku sudah terbiasa akan itu dan aku juga masih penasaran dengan kakakku seperti apa...kau jangan bersedih gitu dong, aku juga senasib tahu...hahaha..." ujarku lagi berusaha menghibur Tsuna
Akhirnya Tsuna tersenyum dan senyumannya yang kali ini memancarkan kalau bebannya sudah hilang sedikit dari kepalanya dan ada secercah harapan dari wajahnya
"Nah, besok bagaimana kalau kita coba berusaha nyarinya? Sekarang ayo kita pulang, nanti kemalaman..." ajakku seraya membangkitkan tubuhku dan mengulurkan tanganku padanya
Tsuna tersenyum dan aku sepintas melihat bola matanya berwarna seperti langit senja. "A...arigatou Gokudera-kun..." ujarnya seraya menyambut uluran tanganku
==XXX==
Hueh...akhirnya selesai juga fic kebutku ini...
Maaf kalau fic ini terlalu pendek atau alurnya terlalu cepat .
Tapi setidaknya, aku sudah berusaha hehe...
Makasih sudah membaca XD
Selanjutnya, chapter 2 akan dilanjutkan oleh ren-chan...
Sekian~~
Terima Kasih ^^!
