Title : CRAZY.
Genre : romance, mistery, fiction, kill, smut.
Cast : Im Jaebum, Kim Yugyeom, Mark Tuan.
Author : Han April (SellyApril)
Rating : M
Length : Maybe Three chapters
Disclaimer : all of the cast is belong to God, their parents, and themselves. But this fanfiction is MINE.
Warning : DIRTY TALK, BOYS LOVE, a lot of typo, alur kecepetan, EYD ancur, NO FLAME, NO BASHING, AND REMEMBER PLEASE REVIEW.
#yang lagi puasa jangan baca waktu puasa ya. Cz ini smutt, ratenya M. Ini ff sebagai tanda maaf karena author masih belum bisa lanjutin Love Me.#
.
.
So what you trying to do to me .
It's like we can't stop we're enemies
But we get along when I'm inside you
You're like a drug that killing me
I cut you out entirely
But I get so high when I'm inside you (Maroon 5 - Animals)
Sesampainya dihalte, Yugyeom melirik jam tangan miliknya. 'ini masih belum pukul 9 malam, seharusnya masih ada satu bus terakhir'. Angin malam itu berhembus pelan, membuat bulu disekitar tengkuknya berdiri. 'bukankah sekarang musim panas, tapi kenapa udara begitu dingin'. Lagi-lagi Yugyeom hanya mampu berbicara dibenaknya karena percuma ia bergumam, tidak ada gunanya. 'ini semua gara-gara Jinyoung sunbae. Gara-gara dia aku harus membersihkan ruang dance. Awas saja tunggu pembalasan ku sunbae sialan'. Tanpa sadar Yugyeom mengerucutkan bibirnya karena sebal dengan subaenya. Yaap, ia dihukum oleh pelatih dance sekolah untuk membersihkan ruangan sebelum pulang. Gara-gara Jinyoung sunbaenya yang memaksa Yugyeom menemaninya menonton anak basket latihan. Dan hal itu membuat Yugyeom terlambat mengikuti exstra sekolah dan kena hukuman.
Yugyeom terus menunggu datangnya bus sambil berdiri dan sedikit menghentakkan kakinya kecil untuk sekedar menghilangkan rasa takutnya. 'kemana semua orang siih ?' Yugyeom terus bertanya dalam hatinya kemana perginya orang-orang. Tetapi kegelisahan Yugyeom terganti saat ada sinar menyilaukan yang datang. Akhirnya penantiannya terbalas, satu bus datang. Dengan mengucap syukur, ia masuk kedalam bus yang sekarang berhenti tepat didepannya.
.
"Astaga, kenapa bus ini menakutkan ?" Gumam Yugyeom yang sekarang sudah duduk dibangku depan dekat pintu masuk. Bus yang ia tumpangi hanya berisi satu penumpang, penumpang itu memakai baju aneh. Usia penumpang itu pasti sekitar 28 tahun, fikir Yugyeom. Yugyeom sempat menahan tawa saat pertama kali melihat pakaian orang itu. Ia berfikir bahwa penumpang itu pasti baru saja ikut festival. Baju yang ia kenakan seperti baju orang zaman romawi, atau apalah namanya. Sangat kuno dan menggelikan dengan adanya renda-renda. Semacam pakaian bangsawan. Sekilas Yugyeom melihat namja itu, kulitnya putih pucat, exspresinya sedikit menyeramkan, dan tatapan matanya begitu tajam. Membuat Yugyeom begidik.
Dengan tiba-tiba namja itu menatap Yugyeom, membuat Yugyeom segera berpaling. Yugyeom terus bergumam dalam hati untuk fokus dan tenang.
"Baby it's so crazy crazy
from break up to make up
iraetdaga jeoraetdaga like a rollercoaster
up and down naega wonhaneun geon anjeonggam (Jay Park – Metronome)"
Suara dering handphone memecahkan kesunyian didalam bus itu. Yugyeom segera mengeluarkan ponselnya dari dalam ransel biru miliknya. Itu telfon dari eommanya, Yugyeom pun mengangkat telfon itu.
"Yeoboseyo eomma"
"Ne. Gyeomie sedang ada dijalan."
"Ne. Bye eomma."
Yugyeom kembali memasukkan ponselnya keranselnya. Yugyeom kembali melihat jam tangannya, pukul 09.30.
"Eeeh seharusnya kan sudah sampai." Perlahan Yugyeom melihat ke jendela bus, ia terkejut bahwa bus yang ia tumpangi tidak lagi berjalan dijalan Seoul. Melainkan disuatu daerah yang Yugyeom tidak tau.
Yugyeom pun bangkit dari duduknya dan hendak berjalan kesupir bus untuk bertanya.
"Ahjussi, sebenarnya bus ini jurusannya kemana ?" Karena tidak mendapat jawaban, Yugyeom memberanikan diri menyentuh pundak supir tersebut. Yugyeom membelalakkan matanya, terkejut. Ahjussi itu meninggal, dilehernya terdapat gigitan yang mengerikan. Seolah leher ahjussi itu habis diterkam binatang buas.
Yugyeom pun membalikkan badannya berniat untuk keluar dari bus itu. Tapi ia segera terjungkal kebelakang terjatuh dengan posisi duduk. Namja yang tadi duduk dikursi belakang sudah berada tepat didepannya. Dan tanpa sengaja Yugyeom menabrak namja itu. Namja itu pun berjongkok didepan Yugyeom, tangannya terulur untuk menyentuh pipi Yugyeom.
Yugyeom sendiri hanya bisa diam. Ia tidak tau harus berkata apa. Ingin rasanya ia berteriak meminta tolong, tetapi mulutnya seolah kelu untuk sekedar terbuka. Tangan namja itu begitu dingin seperti es. Tangan itu mengelus pipinya pelan. Dan Yugyeom hanya mampu melihat mata namja itu dan memundurkan tubuhnya dari jangkauan namja itu pelan. Mata namja itu berwarna kuning sedikit coklat. Betapa terkejutnya Yugyeom saat namja itu tersenyum, Yugyeom melihat taring.
Otaknya reflek menyuruhnya berlari, tetapi tubuhnya menolak dan justru membuat Yugyeom diam ditempat. Meskipun terlihat tenang, tetapi mata Yugyeom menyiratkan ketakutan yang begitu sangat.
Orang asing itu pun mendekat dan menyusup disela leher Yugyeom. Tangan Yugyeom refleks menahan dada orang itu, tidak ada detak jantung. Yugyeom semakin ketakutan, hingga ia menggenggam baju orang asing itu begitu kuat. Orang asing itu menghirup aroma tubuh Yugyeom dengan sekali tarikan nafas. Membuat bulu kuduk Yugyeom berdiri.
Setelahnya orang itu menjilat telinga Yugyeom dan berbisik ditelinga Yugyeom.
"I like your smell. It's so delicious. You are mine. Now." Setelahnya semuanya gelap.
.
Jaebum memandangi sosok yang sekarang terbaring disampingnya. Sosok namja itu begitu cantik, rambutnya yang berwarna perak sedikit pirang begitu halus. Poni namja itu menutupi mata sipitnya yang begitu indah. Pipinya putih, bibirnya merah cherry. Seolah tidak pernah bosan, Jaebum tidak hanya memandang tetapi menyentuh setiap bagian wajah namja itu.
Perlahan Jaebum mendekat dan mencium bibir yang terkatup itu. Bibir itu begitu manis. Ini pertama kali bagi Jaebum merasakan sesuatu semanis ini, sejak ribuan tahun ia hidup. Bahkan darah perawan yang menurutnya manis, terkalahkan oleh bibir namja itu. Jika bukan karena ia menyukai namja ini, mungkin Jaebum sudah melahap habis namja ini.
Tangan Jaebum membuka kancing seragam putih yang dikenakan namja itu. Hanya tiga kancing teratas, dan saat itu pula semerbak bau namja itu menguar hingga membuat kamar Jaebum berbau harum seperti aroma tubuh namja itu. Aroma itu begitu memabukkan, membuat Jaebum menelan kasar salivanya. Berharap bahwa ia tidak memakan namja itu.
Jaebum mulai mengendus aroma tubuh itu. Hidung Jaebum sudah bersarang dileher namja itu, menghirup aroma tubuh itu tanpa henti.
"Yaa Jb, apa yang kau lakukan ?" Teriakan seseorang menginterupsi kegiatan yang Jaebum lakukan.
"Wae ? Aku menyukainya. Jadi biarkan ia bersama ku." Jaebum bangkit dari tempat tidurnya, dan dengan cepat ia sudah berada didepan seseorang tadi.
"Apa kau gila ? Orang tuanya pasti mencarinya. Aku tidak ingin ada masalah karena anak itu. Pulangkan ia cepat." Sosok berambut biru tua ia bersedekap, menyuruh Jaebum memulangkan namja yang masih tertidur itu.
"Tapi Mark, aku menyukainya. Tidak bisakah ia tinggal disini bersama kita ?"
"Yaa tinggal disini dan membawa musibah di bangsa kita." Sosok bernama Mark itu berbicara ketus.
"Itu tidak akan pernah terjadi. Aku bisa menjaminnya." Dengan sekali dorongan dari Jaebum, Mark keluar dari kamar itu. Dan pintu kamar itu tertutup dengan bunyi yang sangat nyaring.
"Sekalipun aku harus memulangkannya. Aku tidak akan pernah melepaskannya." Janji Jaebum sebelum berjalan kembali keranjangnya.
.
Yugyeom perlahan sadar dari tidur atau pingsan, ia bingung menyebutnya apa. Kedua matanya mengerjap pelan. Ia perlahan duduk dikepala ranjang. Ia melihat sekelilingnya. 'ini bukan kamarku'. Yugyeom memaksa otaknya utuk mencerna apa yang terjadi. Yang ia ingat kejadian saat ia dibus malam tadi. Setelah itu ia lupa apa yang terjadi.
Kamar ini begitu luas, bahkan ranjangnya sangat luas tapi terkesan seperti ranjang zaman dulu. Ada tirai yang mengelilingi ranjang ini disekitarnya. Pandangan Yugyeom mendarat dibarang-barang yang terpajang rapi diatas meja. Itu seperti barang antik. Lukisan-lukisan didinding juga terlihat antik. Yugyeom pun beranjak dari ranjang itu untuk keluar dan pulang.
Saat ia duduk ditepi ranjang itu, Yugyeom sedikit mengerut heran. Pakaiannya berantakan, kemeja sekolahnya terbuka dikancing atasnya. Jazz sekolahnya berada dilantai bersama dengan sneaker dan ranselnya. Yugyeom segera memungut ransel dan mencari ponselnya.
"Kemana ponsel ku ?" Yugyeom terus mengobrak-abrik tasnya, hingga mengeluarkan semua buku didalamnya. Tapi ia tidak menemukan benda persegi putih miliknya.
"Kau mencari ini sweetie ?" Yugyeom sontak menoleh keasal suara.
Namja itu, dia orang yang terakhir Yugyeom lihat. Refleks Yugyeom mundur hingga ia menempel dengan kepala ranjang, menghiraukan semua bukunya yang berserakan.
"Maafkan aku sweetie, aku harus menyingkirkan benda ini. Jika tidak, kau akan meninggalkan ku." Sosok itu mendekati Yugyeom yang ketakutan diatas ranjang. Sosok itu kemudian duduk ditepi ranjang, membuat Yugyeom sedikit menjaga jarak dengannya.
"Don't afraid okay. I won't to hurt you. My name is Jaebum, and I older than you. I'm 1024 years old." Sosok bernama Jaebum itu menyeringai kearah Yugyeom.
"1-1-1024 ?" Yugyeom terbata-bata mengulang usia Jaebum. Sedangkan Jaebum hanya tersenyum sambil menampakkan taringnya. Hal itu membuat Yugyeom memeluk erat kakinya.
"Se-Se-Sebenarnya k-kau ini apa ?"
"Menurut mu ?"Hanya butuh 5 detik untuk sosok itu sekarang memerangkap Yugyeom dikedua lengannya. Tubuh Yugyeom sekarang sudah terbaring manis dibawah Jaebum. Tangan Yugyeom berada didada Jaebum, berusaha mendorong Jaebum. Tapi itu mustahil.
Jaebum terkekeh, dan mendekatkan bibirnya ditelinga Yugyeom yang reflek sudah berpaling saat Jaebum mendekatkan kepalanya.
"I'm vampire sweetie. I can life forever. I'm eternal baby." Jaebum menjilat dan menggigit lembut telinga Yugyeom.
Sedetik kemudian Jaebum sudah berada ditepi ranjang kembali. Jaebum mengulurkan tangannya ke Yugyeom. Tetapi Yugyeom tetap tidak bergerak untuk menerima uluran itu.
"Aku tidak akan menyakiti mu Yugyeom. Come on, give your hand." Jaebum berucap lembut sambil tetap mengulurkan tangannya.
Yugyeom tau bahwa hidupnya saat ini ditengah bahaya. Sosok itu adalah vampire, dan vampire suka meminum darah manusia. 'tamatlah riwayat ku'.
"Hahaha, kau benar-benar lucu sweetie. Tenang, aku tidak akan meminum darah mu. Kau terlalu berharga."
Entah mengapa perkataan vampire itu membuat Yugyeom merona. Ia pun menundukkan kepalanya, agar vampir itu tidak melihat rona merah dipipinya.
"Sweetie, I ask you. You wanna take my hand or no ?" Jaebum mengulang lagi pertanyaannya.
Dengan sedikit ragu, Yugyeom menerima uluran tangan itu. Dengan sangat cepat Jaebum menarik Yugyeom kedalam pelukkannya, dan menempelkan bibirnya di bibir Yugyeom. Yugyeom terkejut bukan main. Ingin rasanya ia meronta, tetapi tubuhnya melemas dengan ciuman yang diberikan Jaebum. Ciuman itu sangat lembut. Bibir Jaebum terus mengecup dan bahkan melumat pelan bibir miliknya. Lengan Jaebum melingkar dipinggang Yugyeom dan mengeratkan pelukannya. Membawa tubuh Yugyeom lebih dalam kedekapannya. Sedangkan lengan Yugyeom terkalung dengan indahnya dileher Jaebum.
Ciuman Jaebum terlihat semakin menuntut. Jaebum menggigit bibir bawah Yugyeom lembut. Meminta akses agar Yugyeom membuka gua manis miliknya. Yugyeom yang sudah mulai larut dalam ciuman itupun membuka mulutnya tanpa ragu. Tangan Yugyeom mulai bermain dengan surai hitam Jaebum. Ini adalah pengalaman pertamanya, berciuman. Karena ia tidak tau harus melakukan apa, ia membiarkan Jaebum memimpin ciuman itu. Lidah Jaebum dengan gesit mulai mengeksplor semua yang ada dimulut Yugyeom. Tidak lupa pula Jaebum mengajak lidah Yugyeom untuk bermain. Tetapi Yugyeom kalah dengan mudahnya.
Ciuman yang awalnya lembut kini penuh dengan nafsu. Membuat Yugyeom kehabisan nafas. Ia memukul dada Jaebum untuk melepaskannya, tetapi Jaebum menghiraukannya. Tidak lama kemudian Jaebum tidak lagi menikmati mulut Yugyeom. Ia beralih kebawah keleher Yugyeom mengikuti arah saliva mereka berdua turun. Membiarkan Yugyeom menghirup udara sebanyak-banyaknya, mungkin jika 2 detik lagi Jaebum tidak berhenti. Yugyeom bisa mati kehabisan nafas.
"Ahh. .. ahh . . ." Yugyeom mendesah saat Jaebum mulai menggigit kulit dilehernya. Gigitan Jaebum meninggalkan warna kemerahan dileher Yugyeom. Gigitan itu tidak hanya satu, tetapi banyak hingga memenuhi leher Yugyeom.
Tangan dingin Jaebum mulai menyusup dibalik baju sekolah Yugyeom. Menyentuh dan mengelus kulit Yugyeom. Jaebum tersenyum dalam kegiatannya menandai Yugyeom.
'kulitnya halus. dan ia adalah milik ku sekarang. MINE NOW.'
Satu tangan Jaebum membuka setiap kancing baju Yugyeom. Dan satu tangan masih melingkar dipinggang Yugyeom. Setelah semua kancing itu lepas, Jaebum melepas baju Yugyeom. Membuat Yugyeom half naked. Jaebum membuang sembarangan baju Yugyeom.
Kemudian membimbing Yugyeom untuk berbaring diranjang.
"Agrrh." Yugyeom mengeluh sakit saat punggungnya menindih buku-buku sekolahnya yang berserakan diranjang. Jaebum pu segera mencium bibir Yugyeom penuh nafsu. Untuk mengalihkan perhatian Yugyeom.
Setelahnya Jaebum turun kedada Yugyeom, kembali menggigit kulit itu. Menandai kulit itu dengan kissmark. Membuat Yugyeom melenguh nikmat sekali lagi.
"hmm , , . . nggh . . ahh . . ." Yugyeom mendesah nikmat kembali saat Jaebum menghisap nipple merah mudanya.
Jaebum menghisap nipple kanan Yugyeom begitu kuat dan memelintir lembut nipple satunya dengan tangannya. Karena sudah terhanyut dan terangsang, tanpa sadar Yugyeom menarik-narik pakaian Jaebum. Jaebum yang mengerti keinginan Yugyeom kembali mencium bibir Yugyeom dan tangannya dengan cepat melepas pakaiannya hingga sekarang sama-sama half naked seperti Yugyeom.
Mata Yugyeom yang sedari tadi terpejam sekarang terbuka. Ia menatap mata sosok diatasnya. Mata itu penuh dengan nafsu, sama seperti dirinya. Yugyeom mengalihkan pandangannya kearah dada dan abs Jaebum yang terbentuk begitu sempurna. Tangan Yugyeom menyentuh meraba enam persegi abs Jaebum. Jaebum menggigit kasar bibir Yugyeom, saat tangan Yugyeom memelintir nipplenya.
"Kau mulai nakal sweetie." Setelahnya Jaebum kembali mencium bibir Yugyeom. Jaebum menurunkan pinggulnya hingga membuat juniornya bergesekan dengan junior Yugyeom. Jaebum tersenyum dalam ciumannya. Junior Yugyeom sudah mulai menggembung, sama dengan miliknya.
Jaebum melepaskan ciumannya dari bibir Yugyeom.
"If you want to continue this, I will do this. But if you want me to stop, then I will stop. Choose your choice baby." Tangan Jaebum mengusap peluh yang mengalir dipelipis Yugyeom sambil tersenyum.
"Let's continue this hyung. I want you." Suara Yugyeom menjadi lampu hijau baginya untuk mem-fuck Yugyeom sekarang juga.
"I wan you too baby." Dengan itu tangan Jaebum membuka resleting celana Yugyeom. Yugyeom pun melakukan hal yang sama. Tapi ia kalah cepat, Jaebum sudah membuka celana seragam beserta celana dalam milik Yugyeom. Menampakkan junior imut milik Yugyeom yang sudah basah oleh precum. Jaebum pun mendekatkan wajahnya ke junior Yugyeom dan memasukkan junior Yugyeom dengan mudah kemulutnya.
Jaebum mulai menghisap dan satu tangannya ia gunakan untuk memelintir nipple Yugyeom. Jaebum mulai mengangguk-anggukan kepalanya keatas dan kebawah. Membuat Yugyeom semakin menggeliat dan mendesah tanpa henti.
Jaebum menyodorkan tiga jari kemulut Yugyeom. Meyuruh Yugyeom untuk menghisapnya. Dan Yugyeom menurut begitu saja.
"Ahh. . hyuuung. . . lepaaaassh. . .akuu ingin. . ." Yugyeom mulai mendesah tidak karuan saat ia akan mencapai klimaksnya. Ia menyuruh Jaebum untuk berhenti, tetapi Jaebum justru semakin kuat menghisap junior Yugyeom. Hingga akhirnya Yugyeom tidak dapat menahannya.
CROOOT.
Yugyeom klimaks dimulut Jaebum. Jaebum pun dengan senang hati menelan semua cairan cinta milik Yugyeom. Dan menghisapnya sekali lagi, untuk memastikan tidak ada lagi sperma yang tertinggal.
"It's so delicious and sweet like you. I love it." Bisik Jaebum ditelinga Yugyeom yang masih mencoba mengatur nafasnya.
Jaebum pun membuka kaki Yugyeom sedikit lebar hingga sekarang sudah nampak hole Yugyeom yang berwarna pink. Jaebum mendekatkan wajahnya ke hole itu, lidah Jaebum terjulur dan mulai menjilati hole itu. Jaebum menyukai hole ini.
"Ahh. nggh. . hyuung. . ." Yugyeom mendesah geli dengan lidah Jaebum yang sekarang mulai menusuk-nusuk holenya.
Jaebum pun mengakhiri kegiatan menusuk-hole-Yugyeom-dengan-lidah, dan mulai memasukkan jarinya ke hole Yugyeom.
Jaebum terus mencium Yugyeom selama proses penetrasi itu. Saat Jaebum memasukkan jari keduanya.
"Aaaarghh." Yugyeom berteriak kesakitan. Tetapi teriakan itu teredam oleh mulut Jaebum yang terus menciumnya. Jaebum mulai menggerakkan jarinya dengan pola menggunting. Membuka jalan agar hole Yugyeom sedikit meluas.
Jaebum sendiri mati-matian menahan hasratnya, ia tidak ingin menyakit Yugyeom yang notabenenya adalah manusia. Ingin rasanya segera membobol hole itu tanpa harus melakukan penetrasi.
Jaebum pun kembali berfokus ke hole Yugyeom. Jari ketiga masuk, Yugyeom mulai menangis terisak.
"Rileks sweetie. Rileks." Ucap Jaebum lembut sambil mengecup kedua mata Yugyeom.
Jaebum pun menggerakkan jari-jarinya keluar masuk dari hole Yugyeom. Sekarang Yugyeom tidak lagi meringis sakit tapi mengerang nikmat.
"hyuuung. . mooooree. . " Pinta Yugyeom. Jaebum pun menghentikan kegiatannya. Ia mengeluarkan jari-jarinya disertai erangan kecewa Yugyeom. Jaebum tersenyum dan mulai membuka celananya yang setengah terbuka akibat ulah yugyeom.
Yugyeom terpesona dengan junior Jaebum yang sekarang sedang mengacung tegak itu. Tangan Yugyeom mengelus junior Jaebum. Jaebum yang melihat hal itu pun menyodorkan juniornya didepan Yugyeom.
"Suck it."
Dengan sedikt ragu Yugyeom membawa junior Jaebum kedalam mulutnya. Karena ukuran junior Jaebum yang lebih dari rata-rata membuatnya tidak bisa masuk seluruhnya kemulut Yugyeom. Jadinya Yugyeom menggunakan tangannya untuk meremas bagian junior Jaebum yang tidak bisa ia hisap.
Yugyeom mulai melancarkan tugasnya. Ia memaju mundurkan kepalanya sambil menghisap junior besar Jaebum.
"ooh . . . Gyeomieee. .this good baby. . hhmm. ." Desah Jaebum, sambil tangannya ikut memegang kepala Yugyeom. Membawa junior Jaebum semakin dalam ke mulut Yugyeom.
Yugyeom hampir tersedak. Tetapi ia tetap menghisap junior Jaebum. Hingga tangan Jaebum sedikit menjambak rambutnya pelan, membuatnya melepas junior Jaebum dengan bunyi plop yang keras.
"Stop it baby. Aku ingin mengeluarkannya didalam hole mu sweetie. Aku ingin merasakan kenikmatan dan kehangatan hole mu baby." Ucap Jaebum dan mencium bibir Yugyeom sambil mengarahkan juniornya kehole Yugyeom.
Dengan pelan Jaebum memasukkan juniornya ke hole Yugyeom. Yugyeom sebenarnya sudah berteriak kesakitan, tapi karena Jaebum menciumnya. teriakan itu teredam. Baru kepalanya saja Yugyeom sudah kesakitan minta ampun.
Karena tidak tega melihat wajah Yugyeom yang menahan sakit. dengan sekali hentak.
JLEB.
Junior Jaebum sudah bersarang sepenuhnya dalam hole Yugyeom. Jaebum melepas ciumannya, dan menatap bibir Yugyeom yang bengkak dan berdarah akibat ciumannya.
Jaebum masih belum bergerak, ia masih menunggu Yugyeom menyesuaikan dengan juniornya.
"move hyung." Satu kalimat itu cukup membuat Jaebum menyeringai.
Ia pun mulai menggenjot hole Yugyeom. Kecepatan vampir melebihi kecepatan manusia. Karena hal itu membuat Yugyeom tersentak keatas dan kebawah saat Jaebum menumbuk holenya.
"hyuung. . disanaah .aah" Jaebum tersenyum saat ia menemukan titik kenikmatan Yugyeom. Ia pun menumbuk titik itu berkali-kali membuat Yugyeom mengerang nikmat sekali lagi.
"hyuunng pelan-peelaan. . " Cara Jaebum yang terus memasukkan dan mengeluarkan juniornya dengan kesetanan membuat Yugyeom harus menahan hasratnya untuk tidak segera keluar.
Jaebum tanpa henti terus menggenjot hole Yugyeom tanpa ampun.
"aaah. .ngghhh. .aah. ." Jaebum dan Yugyeom sama-sama mendesah tanpa henti saat merasakan kenikmatan dunia yang tiada tara itu.
"hyuuung . . akuu mauu. . " Yugyeom sudah tidak tahan lagi.
"together baby. . ." Hal yang sama pun Jaebum rasakan. Dengan tusukan terakhir yang penuh dengan tenaga Jaebum menyemburkan cairannya didalam hole Yugyeom.
CROT
CROT
Yugyeom mengeluarkan cairannya diatas perutnya dan perut Jaebum.
Jaebum jatuh ambruk diatas Yugyeom. Tetapi Jaebum menggunakan sikunya dan lututnya agar ia tidak menindih Yugyeom. Jaebum pun merebahkan dirinya disamping Yugyeom yang sedang mengatur nafas.
"Arrgh" Yugyeom sedikit meringis sakit saat bergerak bangun. Punggungnya benar-benar sakit karena tidur diatas buku-buku sekolahnya.
Jaebum pun ikut bangun dan duduk disamping Yugyeom. Tangan Jaebum menyentuh guratan luka dipunggung Yugyeom. Seperti sebuah sihir, luka-luka itu hilang. Yugyeom yang tadinya merasa sakit, kini heran karena rasa sakitnya hilang.
"B-Ba-Bagaimana bisa ?" Yugyeom bertanya pelan.
Hanya sekali lirikan, buku-buku itu terbang dan tertata rapi dimeja samping ranjang. Yugyeom terpukau dengan hal itu. Ia segera menoleh ke Jaebum yang menatapnya sambil tersenyum lembut.
"Remember. I'm vampire. I can do everything." bisik Jaebum dan membawa Yugyeom agar kembali tidur tanpa melepas sedikitpun tatapannya dari Yugyeom. Perlahan selimut mulai bergerak sendiri, menyelimuti dua namja telanjang itu.
"You're so beautiful Gyeomie. I love you." Yugyeom merona merah kembali. Ia menundukkan kepalanya, Jaebum terkekeh melihat tingkah Yugyeom. Ia pun menarik Yugyeom kedalam pelukkannya. Yugyeom menyembunyikan wajahnya di dada bidang Yugyeom sambil tersenyum.
Yugyeom merasakan perasaan yang aneh, ia begitu senang tetapi disatu sisi ia takut. Apakah mungkin kita bisa jatuh cinta disaat pertama kali bertemu ? Yugyeom tidak tau.
"Ta-tapi . . ."
"Just say you love me. I don't want hear anything." Kalimat Jaebum begitu tegas dan dingin. Membuat Yugyeom kembali takut, dan dengan sedikit terpaksa Yugyeom mengucapkan kalimat yang diinginkan Jaebum.
"I-I love y-you too." Jaebum tersenyum mengerikan. Ia tidak perduli jika ia terkesan memaksa Yugyeom. Yang terpenting sekarang Yugyeom miliknya.
"You are mine, remember ? Aku akan membunuh siapapun yang mencoba memisahkan kita. Dan tidak akan aku biarkan siapapun menyakiti mu." Jaebum pun mencium kening Yugyeom. Dan semakin membawa Yugyeom lebih dalam kepelukkannya.
Yugyeom hanya mampu diam. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi hari ini. Ini seolah mimpi. Ia bercinta dengan vampire. Mustahil.
"You can sleep sweetie. I will keep you in my arm forever." Yugyeom pun memejamkan matanya mencoba tidur. Berharap bahwa ini semua hanya mimpi. Dan ia akan terbangun dengan suara teriakan eommanya.
.
"Kau benar-benar sudah gila Jb." Ucap Mark saat Jaebum menuruni tangga hendak keluar mencari makan untuk Yugyeom.
"I don't care. I want to go. Bye Mark." Mark hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah Jaebum. Jaebum dan Mark memang bukan saudara kandung tetapi hanya sahabat. Tetapi mereka sudah bersama sejak garis hidup mereka berubah. Dari dulu ia selalu mengkhawatirkan sikap Jaebum. Keegoisan Jaebum selalu berakhir dengan mereka yang harus pindah dari negera yang mereka tinggali.
Baru beberapa minggu tinggal di Seoul, Jaebum sudah mulai membuat ulah. Mark sendiri sudah tidak ingat berapa kali mereka berganti nama dan berpindah tempat hanya untuk menghindari masalah. Mark tau menghindar bukan cara yang baik, tapi daripada kedok mereka terbongkar lebih baik pergi sebelum semuanya terlambat.
Mark dan Jaebum, mereka berbeda. Jika Mark adalah orang yang penyabar dan selalu berhati-hati. Maka Jaebum adalah orang yang tidak sabaran dan ceroboh. Mark selalu meminum darah dari kantung darah yang ia beli dari rumah sakit tempat ia bekerja. Yaa Mark adalah seorang dokter. Dari dulu hingga sekarang ia tetap menjadi dokter. Sudah tidak terhitung berapa pasien yang ia selamatkan hidupnya. Dan sudah tidak terhitung seberapa banyak pengalaman yang ia rasakan.
Berbeda dengan Jaebum, ia adalah pengusaha. Ia memiliki banyak perusahaan, tetapi ia tidak pernah keluar untuk mengurus perusahaan miliknya. Ia hanya mengawasi setiap perusahaannya dari jauh, dengan menyuruh orang yang ia percaya untuk memegang perusahaan miliknya. Cara Jaebum meminum darah pun berbeda dengan Mark, Jaebum lebih suka meminum dari korbannya secara langsung. Alias membunuh korbannya.
Gaya hidup mereka pun berbeda 100%. Jika Mark lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca atau jalan-jalan di kota. Jaebum justru berada di kasino untuk berjudi atau didiskotik untuk bermain wanita. Tetapi karena Mark adalah tipe orang yang fleksibel. Ia bisa dengan mudah bergaul dengan siapapun dengan watak apapun.
Mark pun menutup buku yang sedari ia baca. Jujur ia penasaran dengan namja yang sudah menarik perhatian Jaebum. Pasalnya Jaebum tidak pernah menyukai seorang namja, ia adalah pria normal. Jaebum selalu mengatakan hal itu. Dan Mark tau betul bahwa Jaebum tidak berbohong. Jadi ia heran dengan perubahan sikap Jaebum.
Mark akhirnya memutuskan untuk melihat siapa sebenarnya namja itu. Menurut deskripsi yang Mark lihat sekilas, namja itu masih bersekolah. Itu artinya usianya pasti sekitar 16-18 tahun. Masih begitu muda.
Mark membuka pintu kamar Jaebum. Ia melangkah keranjang yang diatasnya tertidur seorang namja yang telanjang tetapi tertutup selimut. Mark memperhatikan wajah namja itu.
"Pantas Jaebum mengagumi mu. Kau memang cantik." Tanpa sadar Mark mendekati sosok namja itu. Dan tangan Mark mengelus pipi Yugyeom.
"Lembut." Mark segera melepaskan sentuhannya saat Yugyeom menggeliat dalam tidurnya. Membuat selimut itu tersibak kebawah dan menampakkan dada dan leher Yugyeom yang penuh dengan kissmark. Mark menelan salivanya kasar saat melihat nipple merah muda Yugyeom. Mark seolah sedikit terbawa nafsu untuk menyentuh nipple merah muda itu. Mark meyentuh nipple itu dan mencubitnya lembut.
"hah. .ahh. ." Desahan Yugyeom membuat salah satu organ tubuh Mark bangun. Yaap juniornya bangun.
"Jangan Mark. Berhenti sampai disini." Mark bergumam untuk dirinya sendiri. Tetapi tangannya tetap bertahan mencubit dan menekan nipple Yugyeom.
Sepertinya Mark sudah kehilangan akal warasnya. Ia menunduk untuk meraih nipple merah muda Yugyeom. Dengan cepat ia mengemut nipple itu dan menghisap serta menjilatnya. Sedangkan si empu nipple hanya bisa mendesah tanpa terbangun dari tidurnya.
Aroma tubuh yang menguar dari tubuh Yugyeom membuat nafsu Mark semakin meningkat. Ingin rasanya Mark melakukan yang tadi Jaebum lakukan. Tetapi Mark segera menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Ini tidak boleh terjadi." Dengan cepat Mark meninggalkan kamar itu, sebelum ia terbawa nafsu iblisnya.
Mark segera turun menuju kekamarnya. Saat ia sudah didalam kamarnya, Mark melihat bagian bawah miliknya menggembung.
"Astaga ada apa dengan ku ? Kenapa hanya mendengar desahannya aku bisa turn dengan mudah."
Mark mulai berfantasi liar. Ia membayangkan jika sekarang tubuh Yugyeom tergeletak pasrah dibawahnya, siap menerima apa yang akan dilakukan Mark. Tanpa sadar Mark menjalankan tangannya ke juniornya. Mengeluarkan juniornya yang sudah basah dan mulai mengocok junior miliknya.
Mark membayangkan bahwa tangan yang sedang mengurut juniornya adalah tangan halus Yugyeom. Mark terus berfantasi seperti itu, hingga ia melenguh puas saat hasratnya keluar.
"Aku pasti sudah gila. Sama seperti Jaebum." Gumam Mark sambil melihat junior dan tangannya yang berlepotan dengan sperma miliknya.
.
Yugyeom terbangun dari tidurnya karena rasa lapar. Ia belum makan dari kemarin malam. Saat ia membuka matanya. Yang pertama ia lihat adalah wajah Jaebum yang begitu dekat dengannya tepat disampingnya. Yugyeom sedikit merona jika melihat wajah Jaebum dari dekat. Vampir ini begitu tampan, tetapi Yugyeom segera memalingkan wajahnya sebelum Jaebum mengetehui sikapnya.
Yugyeom merasakan sebuah lengan yang berada dipinggangnya, memeluknya begitu erat. Wajah Jaebum yang sedang berada dileher Yugyeom terus menghirup aroma tubuh Yugyeom.
Yugyeom heran, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Padahal sebelum ia jatuh tertidur, holenya begitu perih. Tetapi sekarang holenya terasa baik-baik saja, seperti sebelum ia melakukan 'hal' itu dengan Jaebum. Yugyeom melirik tubuhnya. Ia menggunakan kemeja putih seseorang yang sedikit kebesaran.
Perlahan Yugyeom mencoba menyingkirkan tangan Jaebum. Tetapi tangan itu tidak ingin lepas dari pinggangnya, justru semakin erat. Yugyeom kembali berusaha.
"Sampai kapanpun kau tidak akan bisa lepas. Berhenti berusaha baby." Suara berat Jaebum membuat Yugyeom menghentikan aksinya.
"Eeh ?" Yugyeom melihat kesamping, dimana Jaebum berada. Mata itu masih terpejam. 'apa ia mengigau ?'. Seketika itu Jaebum membuka matanya dan menatap mata Yugyeom dengan tajam.
"Aku tidak mengigau baby. Kau mau kemana hm ?" Jaebum bertanya lembut, tetapi tatapannya tetap tajam menatap kedua obsidian Yugyeom. Tangan Jaebum sedikit menyibak poni Yugyeom, karena hal itu menghalangi sinar mata Yugyeom yang begitu indah.
"A-aku lapar." Mendengar jawaban Yugyeom, Jaebum terkekeh. Ia pun sedikit mengangkat kepalanya untuk mengecup bibir Yugyeom. Reflek Yugyeom menyentuh bibirnya, sebelumnya bibir itu berdarah dan sakit. Tapi bibirnya bik-baik saja. Yugyeom pun menatap Jaebum, menyiratkan pertanyaan 'apa yang terjadi ?'.
Jaebum kembali terkekeh dengan raut wajah Yugyeom yang begitu menggemaskan. Ia mengecup pipi kanan Yugyeom, dan menyusupkan kepalanya dileher Yugyeom. Menghirup aroma Yugyeom lagi. Jaebum tidak tau ada apa dengan dirinya. Aroma Yugyeom begitu adiktif untuknya. Hingga ia tidak pernah bosan menghirupnya.
"Berhenti takjub dengan apa yang terjadi Yugyeom. Ini sudah biasa." Jaebum bangun dari tidurnya dan dengan cepat sekarang sudah berada disamping Yugyeom.
Jaebum mengulurkan sebuah nampan berisi makanan dan air putih.
"Makanlah. Aku sudah menyiapkannya dari tadi." Yugyeom pun sedikit ragu menerima nampan itu.
Jujur ia pasti sudah memakan makanan ini dengan lahap. Tapi karena ia sedang diperhatikan, ia sedikit pelan menyuapkan setiap sendok makanannya. 'kenapa aku bertingkah seperti ini ?'. Yugyeom tidak ingin memikirkan hal itu lagi. Ia sudah cukup pusing dengan apa yang terjadi dari kemarin hingga hari ini. Ditambah dengan perasaannya, ia hampir gila.
Akhirnya makanan dipiring itu habis. Yugyeom tidak mampu menahan cengirannya. Ia malu sudah bertingkah seperti itu. Jaebum sendiri hanya terkekeh. Tangan Jaebum pun mengacak-acak surai Yugyeom lembut.
Yugyeom meminum air digelas yang berada diatas meja. Setelah selesai, Yugyeom sedikit salah tingkah karena Jaebum terus memandangnya. Yugyeom gugup dan mulai memainkan tangannya. Ia tidak pandai dalam memulai percakapan jadi lebih baik ia diam dan terus menundukkan kepalanya.
"Lihat aku sweetie ?" Jaebum mengangkat dagu Yugyeom dengan jari telunjuknya. Kemudian Jaebum menggenggam tangan Yugyeom dan meremasnya lembut.
"Katakan apa yang ingin kau bicarakan baby ?" Jaebum mengelus pelan tangan Yugyeom.
"Bi-bisakah aku pulang ?" Saat itu Jaebum segera bangkit, melepaskan genggamannya. Dan berdiri membelakangi Yugyeom. Yugyeom ketakutan, apa ia salah jika bertanya seperti itu ?
"Tidak. Kau akan disini selamanya. Because YOU ARE MINE." Setelah mengatakan itu dengan setiap penekanan dalam katanya, Jaebum meninggalkan Yugyeom yang mulai meneteskan air mata.
Yugyeom tidak ingin berada disini lagi. Ia ingin pulang. Ia ingin bersekolah lagi. Bahkan meskipun ini baru sehari ia tinggal ditempat ini. Ia tidak betah. Sekarang pun pasti orang tuanya mencarinya.
.
"Kau tidak bisa memaksanya tinggal disini Jb. Apalagi untuk selamanya. Ia juga punya kehidupan." Mark kali ini menasihati Jaebum. Inilah Jaebum, meskipun ia egois tetapi ia akan meminta nasehat Mark saat ia benar-benar kacau.
Dan Mark akan dengan senang hati membantu. Diam-diam Mark memuji Yugyeom, orang pertama yang membuat Jaebum kacau. Biasanya Jaebum kacau karena soal perusahaan. Tapi kali ini pertama kalinya Jaebum kacau karena seseorang.
"Tapi aku tidak bisa melepaskannya Mark. Aku benar-benar sudah tertarik dengan anak itu." Jaebum mengusap kasar wajahnya dengan tangan.
"Yang kumaksud melepaskannya itu bukan seperti itu."
"Lalu seperti apa ?" Jaebum memandang Mark kembali. Tetapi Mark tidak memandang balik Jaebum karena masih menaruh perhatian ke buku yang ia baca.
"Biarkan ia kembali kekehidupannya. Bukankah kau masih bisa menemuinya dan menjalin hubungan dengannya tanpa harus mengurungnya disini."
"Tapi bagaimana jika ada namja yang mendekatinya atau dia menyukai orang lain ?"
"Itu mudah. Kau kan terbiasa mengawasi seseorang. Kenapa kau tidak mengawasi anak itu saja ?"
"Ini berbeda Mark. Aku tidak akan puas hanya dengan melihat saja. Aku benar-benar ingin menjaganya. Aku tidak ingin menjalin hubungan dibelakang. Aku ingin semua orang tau, bahwa Yugyeom milik ku." Kali ini Mark memberikan perhatian sepenuhnya ke Jaebum.
"Sebenarnya apa nama perasaan mu Jaebum ?"
"Aku tidak tau apa namanya. Perasaan ini aneh. Perasaan ini membuatku ingin terus disampingnya. Melindunginya. Mengklaim ia sebagai milik ku."
Mark tau perasaan Jaebum bernama apa.
"Itu namanya cinta. Tetapi dalam kasus mu, kau mencintai anak itu terlalu berlebihan hingga menimbulkan sisi possesif dari mu. Jika memang begitu, keluar dari persembunyian mu."
"Apa maksudnya ?"
"Menyamar Jaebum."
"Aku harus menyamar menjadi apa ? Apa ada peran yang pantas untuk ku dalam kehidupan Yugyeom."
Mark tertawa melihat sikap putus asa Jaebum. Karena ini adalah pertama Mark melihat Jaebum putus asa.
"Wajah mu tidak terlalu tua Jb. Kau bisa memalsukan identitas mu, dan mengubah usia mu 17 tahun. Kemudian kau bisa menjadi siswa baru disekolah Yugyeom."
"Atau kau bisa menjadi guru disekolah Yugyeom. Kau kan pandai menyanyi, dance, soal ekonomi apalagi."
"Jika menjadi guru, hubungan ku dengan Yugyeom akan aneh. Aku pilih opsi pertama." Setelahnya Jaebum berucap terima kasih ke Mark dan pergi mengurus semuanya.
Mark tersenyum melihat tingkah unik Jaebum.
"Jaebum sepertinya serius dengan anak itu." Ada sedikit rasa tidak suka melihat kedekatan Jaebum dengan Yugyeom dalam hati Mark. Tetapi Mark segera menepis perasaan itu.
"Aku harap Yugyeom bisa merubah Jaebum menjadi lebih baik." Dengan terpaksa Mark tersenyum.
.
Disinilah Yugyeom sekarang. Matahari pagi menyinari kamar Jaebum begitu terang. Dan Yugyeom terbangun pagi itu tanpa menemukan siapa pun disampingnya. Ia berencana untuk pergi dari tempat itu. Kesempatan tidak vampir itu. Yugyeom tidak tau bahwa masih ada satu vampir lagi dirumah itu.
Yugyeom mencari celana seragamnya, tetapi ia tidak menemukan apapun. Ia mencari diseluruh kamar, tapi ia tidak menemukan lemari atau celana. Ia tidak mungkin kan pulang hanya dengan kemeja putih kebesaran tanpa celana. Memang kemeja itu menutupi juniornya, tetapi tetap saja itu sangat pendek. Bahkan pahanya terlihat sangat jelas.
Ia bisa dikira orang gila jika keluar dengan pakaian seperti itu. 'mungkin aku bisa mencari diruangan lain. siapa tau aku menemukan celana ku'. Yugyeom keluar dari kamar itu, tapi sepertinya yang ia dapat nihil. Semua ruangan disamping kamar itu terkunci. Yugyeom pun memutuskan untuk mencari dilantai satu. Jadi ia menuruni tangga dengan kaki jenjangnya tanpa alas. Yugyeom sedikit begidik merasakan dinginya lantai marmer itu. Setiap langkah yang ia ambil, ia terus mengedarkan pandangannya keseluruh rumah itu.
'aku tidak pernah melihat rumah yang seperti ini. ini seperti rumah seorang bangsawan. tapi setau ku di Seoul tidak ada rumah seperti ini.'
Saat Yugyeom sudah berada di anak tangga ketiga dibawah. Ia menyadari ada orang lain dirumah ini. Selain vampir itu. 'apa jangan-jangan ia vampir juga ?' Terbersit niat untuk bertanya, tetapi saat ia melihat kondisinya yang tidak memungkinkan. Yugyeom pun membatalkan niatnya, dan akan kembali keatas. Saat ia baru berbalik, ada suara dibelakangnya.
"Apa yang kau lakukan disini ?" Suara itu begitu dingin, tidak kalah dingin dari vampir yang tadi. Yugyeom pun membalikkan tubuhnya, ia kemudian menatap wajah namja yang berada dihadapannya. Yugyeom tau namja ini pasti vampir juga, karena begitu cepatnya ia sekarang sudah berada didepan Yugyeom.
"A-a-aku hanya ingin keluar. T-ta-tapi, tidak apa-apa aku akan kembali." Baru mengambil ancang-ancang untuk pergi. Vampir itu dengan cepat sudah berada dihadapannya, menghalangi jalannya untuk kembali keatas. Karena terkejut, tidak sengaja Yugyeom berjalan mundur membuatnya sedikit terpeleset. Yugyeom sudah menutup mata, ia akan jatuh dari tangga.
Tapi yang ia rasakan justru ada lengan yang memegang pinggangnya begitu erat. Yugyeom membuka matanya, saat itu namja asing itu menarik Yugyeom hingga Yugyeom sekarang berada dipelukkan namja asing itu. Yugyeom mencium aroma maskulin, terkesan santai tetapi tegas. Namja asing itu semakin mengeratkan lengannya dipinggang Yugyeom.
"Kau seharusnya tidak keluar cutie." Setelah itu, namja asing itu mengangkat Yugyeom menggendongnya ala bridal style. Yugyeom memekik pelan, saat tangan namja itu menyentuh buttnya yang tidak terlindungi apa-apa. Refleks tangan Yugyeom berada diatas juniornya mencoba menutupi miliknya. Dan ia benar-benar malu sekarang.
Namja itu membawa Yugyeom kembali kekamar tadi. Namja asing itu menurunkannya diranjang yang ia tiduri tadi. Setelahnya namja itu merangkak diatasnya. Tangan namja itu mengelus paha dalamnya hampir saja akan menyentuh juniornya. Mata namja itu terus menatap mata Yugyeom, tidak mau melepaskannya. Tangan dingin itu sekarang berada dilehernya, mengelus dan menyelinap kebelakang memegang tengkuknya. Setelah itu namja asing itu menyambar bibir Yugyeom. Mengecup dan melumat bibir merah cherry Yugyeom. Yugyeom yang awalnya membelalakkan matanya sekarang menutup matanya. Menikmati ciuman itu, ciuman itu lembut tanpa ada nafsu sedikitpun disana. 5 menit kemudian namja asing itu melepaskan ciumannya, Yugyeom sedikit kecewa saat kehilangan bibir itu dari bibirnya.
"Aku Mark. Sahabat Jaebum." Ucap Mark masih tidak melepaskan tatapannya dari Yugyeom.
'sudah kuduga.'
"A-apa kau juga vam-vampir ?" Tanya Yugyeom gugup.
Mark bukannya menjawab, justru ia mengelus pipi Yugyeom dengan salah satu tangannya sambil tersenyum. Yugyeom terpesona dengan senyum itu. Membuat Yugyeom kaku, tidak tau harus berbuat apa.
"Jangan keluar. Tunggu Jaebum kembali cutie. Atau kau akan dihukum oleh Jaebum." Mark pun bangun dari posisinya, dan berjalan keluar kamar.
Diluar Mark mengacak rambutnya frustasi. Kulit putih anak itu, lembut kulit itu, kenyalnya butt itu, manisnya bibir itu, indahnya mata itu.
"Haah aku bisa gila." Teriak Mark saat ia masih berada diluar kamar yang tertutup itu.
.
Akhirnya Jaebum melepaskannya. Jaebum mengantarnya dengan lamborghini miliknya, membuat Yugyeom tak henti terpesona dengan mobil mewah itu. Yugyeom sekarang sudah berada didepan rumahnya. Sebelumnya tadi Jaebum menciumnya hingga kehilangan nafas dan menyuruhnya berjanji untuk tidak menyukai siapapun. Alasannya tetap sama karena ia adalah milik Jaebum.
Yugyeom bisa gila jika seperti ini terus. Ia berharap Jaebum lupa dengannya. Dan membiarkan dia hidup dengan tenang.
.
Yugyeom kembali bersekolah setelah berhasil menyakinkan kedua orang tuanya bahwa ia baik-baik saja. Sejak ia pulang, ia bungkam tidak ingin menjawab pertanyaan orang tuanya atau menceritakan apa yang terjadi. Ia hanya berkata bahwa ia tersesat saat naik bus. Jika ia bercerita sebenarnya, ia bisa dibilang gila.
"Gyeoooommiiieee." Yugyeom kenal betul suara ini milik siapa. Siapa lagi kalau bukan Bambam sahabatnya. Saat Yugyeom membalikkan badan ia langsung dihujani pelukan oleh sahabatnya.
"Yaa. . leee. .paasssh." Pelukan Bambam begitu erat, membuatnya tidak bisa bernafas.
"Bogosippo." Setelah melepas pelukannya sebentar, Bambam kembali memeluknya.
"Kau kemana saja ? Kami semua mencari mu tau ?" Kali ini Bambam bertanya sambil menatap mata Yugyeom.
'mampus aku. Bambam selalu tau saat aku berbohong atau tidak. Santai Yugyeom'.
"Aku hanya tersesat saat naik bus malam lalu." Yugyeom menundukkan kepalanya tidak berani menatap Bambam.
"Bohong. Aku tau kau lebih baik dari siapa pun Gyeomie. Katakan dengan jujur." Bambam terus memaksa Yugyeom untuk berkata jujur.
"AAAAAAAAA DIAA TAMPAAAN SEKAAALIII." Teriakan yeoja-yeoja yang berada disekitar koridor sekolah mengalihkan perhatian Bambam dan Yugyeom dari percakapan mereka.
"Ada apa ?" Baru saja Yugyeom akan bertanya, tapi sudah didahului Jinyoung. Yugyeom menengok kearah Jinyoung dengan sedikit bingung. Kapan sunbae gila itu datang, pikir Yugyeom.
"Yaa kau kemana saja Yugyeom ? Kau membuat khawatir kita semua." Tanya Jinyoung yang sekarang lebih tertarik dengan Yugyeom dari pada teriakan yeoja-yeoja itu.
"Hehehe tidak kemana-mana hyung. Aku hanya salah naik bus."
"Bodoh. Lain kali liat dulu sebelum naik bus." Jinyoung memukul pelan kepala Yugyeom. Sedangkan yang dipukul hanya tersenyum aneh.
"Hey Seohyun ada apa ?" Bambam bertanya saat melihat Seohyun dan beberapa yeoja yang sekelas dengannya berlari kedepan menuju arah masuk sekolah.
"Ada siswa baru. Dan dia sangat tampan. Ditambah ia membawa Lamborghini Veneno. Lamborghini Veneno Bambam, bayangin pasti dia anak orang kaya." Ucapnya kemudian berlari kedepan.
"Haiiissh akan bertambah satu anak sombong disekolah ini." Ucap Bambam.
"Hahaha, menambah daftar panjang anak yang dibully." Ucap Jinyoung dengan tawanya yang khas.
Yugyeom pun menyenggol Bambam saat rombongan yeoja yang mengerubuti siswa baru itu datang. Yugyeom tidak sengaja bertemu tatap dengan siswa baru itu, tiba-tiba seluruh tubuhnya kaku. Ia kenal siapa siswa baru itu. Yugyeom baru saja akan menarik Bambam agar segera pergi, tapi terlambat rombongan itu berhenti tepat didepan Yugyeom. Siswa baru itu mendekat kearah Yugyeom, membuat semua orang disekitarnya diam bingung.
Siswa itu berdiri tepat dihadapan Yugyeom. Siswa itu menyeringai kearah Yugyeom dan berkata "Nice to meet you again sweetie. I miss you." Setelahnya terdengar teriakan memekakkan telinga dari seluruh yeoja yang berada disekitar Yugyeom dan siswa itu. Bambam melongo, melihat adegan ini. Jinyoung membelalakkan matanya tidak percaya.
Siswa itu mencium Yugyeom dibibir, bahkan siswa itu melumat bibir bawah Yugyeom lembut. Setelahnya siswa itu menarik tangan Yugyeom yang masih shock pergi meninggalkan semua orang yang memekik tidak percaya dengan adegan tadi.
.
Yugyeom menyembunyikan wajahnya ditumpuan tangannya. Ini benar-benar gila. Ia datang lagi. Sejak kejadian tadi pagi, Bambam terus bertanya siapa namja tadi tidak beda jauh dengan yeoja-yeoja yang menatap tidak suka kearah Yugyeom. 'hancur sudah hidup ku'. Yugyeom sedang pusing saat ini, bahkan ia tidak memperhatikan pelajaran sejarahnya di jam pertama. Akhirnya Yugyeom memutuskan untuk mesampingkan urusannya dengan vampir itu dan mulai mengumpulkan fokus di pelajaran matematika. Tidak mempedulikan lagi tatapan aneh yeoja dikelasnya.
Akhirnya waktunya istirahat, Yugyeom masih menghiraukan tatapan yeoja-yeoja itu. Ingin rasanya ke kantin sekolah untuk makan siang, tapi ia terlalu malas untuk bangkit dari duduknya. Jadi Yugyeom memutuskan untuk istirahat didalam kelas saja. Kepalanya sakit karena memikirkan semua kejadian dihidupnya sejak kemarin.
Sekilas ia mendengar teriakan yeoja disekelilingnya. Tapi Yugyeom masih betah dengan meletakkan kepalanya diatas tangannya sambil memejamkan matanya. Ia merasakan ada seseorang yang duduk disebelahnya. Itu pasti Bambam.
"Please Bamie tinggalkan aku sendiri."
"Siapa itu Bamie ?" Yugyeom sontak membuka matanya, ternyata yang berada disampingnya bukan Bambam tapi Jaebum.
"A-a-apa yang kau lakukan disini ?"
"Aku tanya, siapa Bamie itu ?" Kali ini nada suara Jaebum jauh lebih dingin dari sebelumnya.
"Di-dia sahabat ku."
"Remember what I say yesterday ?" Jaebum sekarang sudah berada begitu dekat Yugyeom. Wajah Jaebum hanya tinggal beberapa cm dari wajah Yugyeom. Membuat yeoja disekitar mereka berteriak.
"I'm yours." Jawab Yugyeom lirih dan takut.
"Good boy." Jaebum mengacak surai pirang Yugyeom. Ini sebenarnya muslihat, lihat saja tangan itu sekarang turum ketengkuk Yugyeom dan Jaebum segera menyambar bibir Yugyeom.
Yugyeom sedikit terkejut tapi ia kemudian tenang kembali menikmati ciuman yang diberikan Jaebum. Mereka berdua larut dengan dunia mereka tidak memperdulikan bahwa ini disekolah. Sama seperti tadi pagi, yeoja-yeoja itu berteriak tidak karuan.
Jaebum pun melepaskan ciuman panas mereka. Terbukti ada benang saliva tipis yang menghubungkan bibir keduanya.
"Berhenti melakukannya hyung. Aku tidak mau mati konyol disekolah." Ucap Yugyeom setelah ia berhasil mengambil nafas.
"Maksudnya ?" Jaebum bertanya bingung.
"Yeoja-yeoja itu pasti akan membunuh ku. Mereka kan fans hyung."
Mulai saat itu Yugyeom berfikir untuk membiarkan semua keadaan terjadi. Ia tidak ingin memikirkan hal itu lagi. Biarkan semuanya mengalir seperti air. Bahkan ia sudah putuskan untuk menerima semuanya. Ia mulai membiasakan memanggil Jaebum dengan sebutan hyung.
"Aku akan melindungi mu. I swear." Sekali lagi Jaebum mencium bibir Yugeom dan kemudian menarik Yugyeom kepelukannya.
.
Dua minggu berlalu sudah. Kehidupan Yugyeom berubah. Ia tidak lagi seperti dulu. Jika dulu ia bisa leluasa bersahabat dengan siapa saja, sekarang ia hanya punya Bambam. Jaebum mengancam siapa saja yang mencoba mendekati Yugyeom. Jaebum bahkan tidak segan untuk memukul siapa pun yang mencoba menyakiti Yugyeom. Hanya Bambam yang Jaebum izinkan untuk berbicara dengannya.
Jaebum begitu overprotectiv jika menyangkut Yugyeom. Ia akan selalu disamping Yugyeom, menemani kemanapun Yugyeom pergi dan sekaligus mengirim deathglare menyeramkannya kepada siapa pun yang mencoba berbicara dengan Yugyeom.
8 hari yang lalu, Jaebum mengumumkan kepada seluruh siswa bahwa Yugyeom adalah miliknya. Ini benar-benar gila. Rasanya Yugyeom ingin mati. Ia tidak suka hidup seperti ini. Hidup dengan dikekang oleh orang lain.
Beberapa hari yang lalu patner duet dance Yugyeom masuk rumah sakit. Itu semua karena kecemburuan Jaebum. Awalnya Yugyeom tidak tau jika Jaebum mengikuti ia saat extra dance. Saat itu ia harus dance duet dengan sunbaenya. Dance yang mereka lakukan memang sedikit dekat. Jaebum mengamuk saat sunbae itu memeluk Yugyeom, dan pada akhirnya Jaebum menarik paksa Yugyeom pergi dari ruangan dance. Keesokkannya terdengar berita bahwa sunbae itu masuk rumah sakit karena dipukuli orang. Yugyeom segera pergi menemui Jaebum dikelasnya, dan memang dugaannya benar. Jaebum lah pelakunya.
Tidak hanya itu, baru kemarin hoobaenya mati karena dibunuh Jaebum. Hanya karena hoobae itu tidak sengaja menabrak Yugyeom hingga Yugyeom terjatuh. Sepele sekali kan. Hal seperti ini lah yang membuat Yugyeom takut dengan Jaebum. Jaebum selalu menganggap nyawa seseorang tidak ada artinya.
Orang tua Yugyeom bahkan sudah tau hubungan Jaebum dengan anak mereka. Jaebum datang kerumah Yugyeom, dan memperkenalkan diri sebagai namjachingu Yugyeom. Awalnya orang tua Yugyeom terkejut, tapi kemudian mereka terbiasa dengan status Jaebum.
Jaebum adalah tipe orang yang selalu memanjakan kekasihnya. Setiap hari pasti ada hadiah dari Jaebum untuk Yugyeom. Handphone, i-pad, psp, jam tangan, kalung, atau terkadang Jaebum akan membawa Yugyeom kemall untuk membeli apapun yang ia inginkan. Tetapi Yugyeom adalah tipe orang sederhana, ia tidak pernah meminta apapun kepada Jaebum. Tapi justru Jaebum yang selalu memberikan apapun untuknya. Karena bagi Jaebum, hal seperti itu kecil untuknya. Ia memilik kekayaan yang berlimpah, dan Jaebum sudah memutuskan bahwa semua harta itu adalah milik Yugyeom juga.
Jaebum dan Yugyeom pun terlihat semakin intim jika sudah berduaan. Yugyeom sudah tidak terkejut lagi jika Jaebum tiba-tiba menciumnya didepan publik. Ia sudah terbiasa. Jaebum akan selalu melingkarkan tangannya dipinggang Yugyeom kemanapun mereka pergi. Menciumnya setiap waktu. Bahkan mencumbunya kapanpun Jaebum mau. Dan Yugyeom sudah terbiasa.
.
"aahh. . nggh. ." Yugyeom mencoba menahan desahannya saat Jaebum terus menyerangnya dengan menciumnya begitu panas. Bukan karena ia tidak ingin melakukannya, tapi mereka sedang berada diperpustakaan kota. Ia tidak ingin menganggu pengunjung yang berada disitu.
Jaebum terus mendesak Yugyeom, hingga punggung Yugyeom sekarang sudah menempel dengan rak buku. Jaebum memegang pinggang Yugyeom erat. Jaebum menurunkan bibirnya hingga sekarang bibir itu berada dileher Yugyeom. Jaebum terus memberikan tanda dileher Yugyeom, kissmark yang kemarin saja masih belum hilang. Leher dan dada Yugyeom selalu penuh dengan kissmark buatan Jaebum. Dan parahnya Jaebum selalu memberikannya setiap waktu. Dan Jaebum selalu melarang Yugyeom untuk menutupi kissmark itu. Itu benar memalukan, berjalan dimuka umum dengan leher penuh kissmark.
Tetapi bodohnya Yugyeom selalu mengalah dan luluh dengan kenikmatan yang diberikan Jaebum. Buktinya ia justru memiringkan kepalanya, memberikan akses lebih mudah bagi Jaebum untuk menjamah dan menandai lehernya. Tangan Yugyeom juga sedikit mendorong kepala Jaebum, hingga kepala Jaebum benar-benar bersarang dileher Yugyeom.
Setelah Jaebum rasa sudah cukup. Ia menghentikan kegiatannya. Ia menatap mata Yugyeom dan tersenyum lembut. Jika boleh jujur ia tidak akan pernah merasa cukup untuk menandai Yugyeom. Jika kalian liat lebih dalam, seluruh tubuh Yugyeom penuh dengan tanda dari Jaebum. Dari kaki hingga lehernya. Jika kalian bertanya bagaimana bisa ? Karena setiap malam Jaebum akan datang kekamar Yugyeom, membuat Yugyeom mengerang dan mendesah. Sebagai seorang vampir, Jaebum memiliki kemudahan. Ia tidak perlu datang lewat pintu depan, ia selalu datang lewat jendela kamar Yugyeom.
Dan setiap malam, Jaebum akan selalu menemani tidur Yugyeom. Bukankah Jaebum sudah bersumpah, meskipun ia memulangkan Yugyeom ia tidak akan pernah melepaskan Yugyeom. Dan setiap malam, Yugyeom hanya bisa tidur sebentar. Karena Jaebum akan selalu mencumbunya atau bahkan melakukan 'this and that', baru setelah itu ia bisa tidur dengan Jaebum yang memeluknya begitu erat.
.
Yugyeom sedang serius belajar saat Jaebum datang. Seperti biasa, Jaebum datang dari jendela kamar Yugyeom yang memang selalu terbuka. Yugyeom sepertinya tidak menyadari kedatangan Jaebum. Ia masih tetap fokus dengan buku pelajarannya sebelum ia menyadari ada lengan yang melingkar dipinggangnya. Memeluknya dari belakang begitu erat.
"Hyung, aku sedang belajar." Yugyeom memang sudah terbiasa dengan semua perlakuan Jaebum padanya. Meskipun ia terkadang takut dengan perangai sikap Jaebum, tetapi ia tidak bisa pungkiri bahwa ia menikmati semua perlakuan posessif Jaebum. Karena ia merasa aman.
"Tapi aku merindukan mu baby." Lidah Jaebum sudah mulai bermain dileher Yugyeom, mulai menjilati kulit Yugyeom.
"aahh. . aku besok nggh. . ada ahh. . ujian hyuuung." Yugyeom mengerang kecil saat Jaebum menggigit kulitnya, mulai menandai lagi.
"Please baby, sebentar saja." Jaebum terus melakukan aksinya tanpa mau berhenti.
Yugyeom akhirnya mengalah, Jaebum akan terus menganggunya jika permintaannya tidak segera dikabulkan. Yugyeom menutup bukunya dan bangkit diikuti dengan Jaebum yang masih terus menandai lehernya dan memeluknya. Jaebum membalikkan tubuh Yugyeom hingga mereka sekarang berhadapan. Jaebum tersenyum sebelum mulai mencium bibir Yugyeom penuh nafsu. Jaebum pun membimbing Yugyeom untuk berbaring diranjang Yugyeom tanpa melepas ciumannya. Dan setelah itu, kamar Yugyeom penuh dengan erangan dan desahan dari dua namja yang sedang bercinta itu.
.
Sebagai seorang vampir Jaebum tidak pernah tidur. Setelah menyerang Yugyeom dan memuaskan sedikit nafsunya, Yugyeom yang memang sudah kelelahan dengan 10 ronde yang Jaebum lakukan tertidur dipelukan Jaebum. Bagi Jaebum 10 ronde masihlah tidak cukup. Ia masih ingin melakukannya, tetapi mengingat bahwa Yugyeom adalah manusia ia mengurungkan niatnya. Ia tidak ingin menyakiti Yugyeom. Jaebum melirik jam dimeja nakas Yugyeom, pukul 1 dini hari. Jaebum kembali memeluk Yugyeom dari belakang dengan juniornya yang masih tertanam di hole Yugyeom.
Jaebum selalu menyukai saat-saat seperti ini. Saat dimana ia dapat menyatukan tubuhnya dengan tubuh Yugyeom. Dapat memiliki Yugyeom seutuhnya. Jaebum akan selalu memeluk tubuh Yugyeom dan bernafas dileher Yugyeom hingga pagi tiba. Dan Jaebum tidak akan pernah rela pergi disaat pagi tiba, ia masih ingin memeluk Yugyeom dan bersatu bersamanya.
Yugyeom sedikit meggeliat dalam tidurnya, ia membuka matanya pelan. Ini masih malam. Ia memang lelah, tetapi ia sudah tidak bisa tidur lagi. Ia masih merasakan holenya yang penuh. Penuh dengan cairan dan sekaligus junior Jaebum. Mengingat junior Jaebum yang besarnya diatas rata-rata membuat cairan sperma Jaebum merembes (?) keluar dari hole Yugyeom dan menetes disprai biru lautnya. Punggung Yugyeom menempel dengan dada Jaebum, merasakn suhu tubuh Jaebum yang selalu dingin. Tangan Jaebum memerangkapnya sangat erat melalui tangan di pinggangnya.
"Hyung ?" Yugyeom tau Jaebum tidak pernah tidur, ia memang tidak banyak tau tentang vampir tapi jika hanya hal sederhana Yugyeom tau. Jaebum mampu menyembuhkan luka dengan sangat mudah. Jaebum dapat terbang. Jaebum mempunyai kecepatan lebih dari manusia pada umumnya. Jaebum mempunyai kekuatan lebih dari apapun yang terkuat. Dan yang selalu membuat Yugyeom takjub adalah tatapan mata Jaebum selalu bisa membuat benda apapun yang ia inginkan datang atau melakukan apa yang ia inginkan. Contohnya saja jika Jaebum mengantar pergi atau pulang Yugyeom dari atau ke sekolah, Jaebum tidak pernah menyetir mobilnya. Mobil itu berjalan dengan sendirinya, sedangkan sipengemudi selalu sibuk mencumbu Yugyeom. Tidak salah jika setiap kali sampai disekolah, penampilan Yugyeom pasti berantakan seperti habis diserang harimau buas.
"Hm ada apa ?" Jaebum menjawab sambil mengeratkan pelukannya pada Yugyeom.
"Aku ingin bertanya. Tapi hyung janji tidak akan marah nde ?"
"Tergantung. Jika kau menanyakan hal yang tidak aku suka. Aku akan mulai ronde ke-11 kita." Jaebum menjawab sambil mengaitkan jari-jarinya dengan jari-jari Yugyeom.
Yugyeom menyodok pelan perut Jaebum. "Aku lelah hyung. Jangan lanjutkan lagi."
"Hahaha, don't move baby. Kau bisa membangunkannya." Ucap Jaebum. Mungkin terdengar seperti bercanda, tapi itu memang benar. Sedikit saja Yugyeom bergerak, junior Jaebum bisa langsung bangun.
"Lagian hyung siih, keluarin napa ? Penuh tau rasanya." Yugyeom mempoutkan bibirnya.
"Gak mau. Didalam hole mu itu hangat baby. Kalau diluar kan dingin." Lagi-lagi Yugyeom menyodok perut Jaebum pelan. Sedangkan Jaebum malah tertawa.
Terjadi kesunyian setelah itu. Mereka berdua saling menikmati posisi mereka.
"Apa yang ingin kau tanyakan baby ?" Suara Jaebum memecah kesunyian diantara mereka.
"Apakah manusia dan vampir dapat bersatu ?"
"Vampir dan manusia tidak dapat bersatu baby, karena mereka berbeda. Vampir bisa hidup kekal abadi dan tidak akan pernah bertambah usia, sedangkan manusia mereka akan tua dan mati. Kenapa kau bertanya hal itu baby ?"
"Apakah aku dan hyung bisa bersatu untuk selamanya ?"
"Tentu saja bisa. Hyung hanya harus mengubah mu menjadi vampir. Dan kita bisa hidup bersama selamanya."
"Lalu bagaimana dengan kehidupan ku selanjutnya hyung ? Aku tidak mungkin menjalaninya seperti sekarang ?"
"Memang tidak akan mungkin baby. Kau harus pergi meninggalkan semuanya. Kita harus membuat kehidupan yang baru dengan tempat dan identitas baru."
"Aku takut tidak bisa melakukannya hyung."
"Berhenti memikirkan hal itu baby. Nikmati masa muda mu, lagi pula aku tidak ingin mengubah mu secepat itu. Jika memang sudah tiba waktunya, hal itu akan terjadi. Dan aku yakin kita bisa melewatinya."
Setelah itu kamar itu sunyi, tidak terdengar lagi suara. Yugyeom masih sibuk menerawang masa depannya. Jujur sebenarnya ia memusingkan hal ini. Cepat atau lambat ia akan sama seperti Jaebum. Justru yang ia fikirkan adalah perasaanya, mampukah ia menjalani semuanya dengan baik.
.
#Ini ff author buat spesial bagi reader author yang bernama 'markgyeombi'. Terima kasih selalu dukung author dengan semua reviewnya yang author suka banget. Bagi 'markgyeombi' kalau lagi puasa, mending jangan baca ff ini dulu. Bacanya waktu selesai buka aja ya. Cz author gak tanggung resiko jika terjadi apa-apa. Sekali lagi terima kasih udah ngasih semangat yang bertubi-tubi buat author nulis. Meskipun yang review cuma kamu, author bakalan tetep ya author gak bkalan ngasih sequel owner of heart, cz author lagi persiapan nunggu pngumuman SBMPTN. Mohon do'anya ya. Author harap kamunya suka dengan ff ini. Semoga. Buat reader baru, author tunggu reviewnya.#
"Selamat menunaikan ibadah puasa." Han April (Selly April)
