Entah bagaimana awalnya hingga kini mereka terjebak dalam mimpi buruk dan tak pernah terbangun. Mimpi buruk yang menjadikan mereka kelinci percobaan, Mimpi buruk yang membuat mereka lebih memilih mati. Harusnya mereka mendengar ucapan Fang. Harusnya mereka tidak pergi kesana. Tapi, Kini mereka hanya dapat sirkus, kini menjadi naungan hidup mereka. Menangis setiap malam, menangisi nasib buruk yang datang pada mereka. But, It's so Fun. Ya, ini menyenangkan.


Dark Wood Circus

.

.

Boboiboy and team © Monsta

Song © Vocaoid

This story © Yu-chan to Mi-chan

Warn : Ooc, Twin! GempaTaufan, Older! Hali, No romance, No Yaoi, No power, Death Chara, Don't Like? Don't read!

Enjoy~


Berawal dari sebuah kupon yang dimenangkan dari sebuah permainan kecil, 7 bocah cilik kini mendapat kesempatan datang ke sebuah sirkus yang entah datang dari mana. Di tengah hutan yang terlihat menyeramkan, kini mereka, Ying, Fang, Gempa, Taufan, Halilintar, Yaya dan Gopal berjalan dengan santainya menuju tenda sirkus.

"Ehm… Kalian yakin ini akan baik-baik saja? Yakin kita akan pergi kesana?" Anak berkacamata yang tiba-tiba berhenti berjalan kini menatap ragu teman-temannya yang lain.

"Heee…. Kau takut, Fang?" Tanya seseorang dengan topi hitam bercorak merah yang memandang remeh anak yang dipanggil Fang.

"Bukan Takut! Aku hanya punya firasat buruk" Elak Fang dengan suara yang kecil namun dapat didengar oleh sahabat-sahabatnya.

"Sudahlah. Lebih baik kita cepat ke sana sebelum sirkusnya tutup. Sudah menjelang sore loh!" Lerai seorang gadis berhijab merah muda. Dengan segera semua kecuali Fang pergi berjalan beriringan menuju tempat tujuan mereka. Meski sempat mematung beberapa detik, Akhirnya Fang berlari mengejar 6 orang sahabatnya. Sembari kaki-kakinya berlari, bibirnya berbisik pelan, ragu.

"Jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu yang buruk."


Dan, disinilah mereka, di depan sebuah tenda sirkus yang cukup , seperti sirkus akan tutup, semua pengunjung yang dating lebih awal kini semua pergi meninggalkan sirkus. Semua anak-anak yang keluar dari sana ditemani oleh orang tua mereka, terkecuali 7 tokoh utama kita. Dan, Setelah sepi, terlihat sesosok makhluk serupa manusia namun dengan tinggi kira-kira 10 meter dengan 2 mata yang besar.

"Woah! Dia tinggi sekali!" Kagum Taufan dengan wajah berbinar-binar menatap seseorang yang sangat tinggi tersebut. Orang yang ditatap kini mengeluarkan senyum yang sangat ramah.

"Hahaha… Kuanggap itu sebagai pujian, anak manis. Aku adalah pemilik sirkus ini. Dimana orang tua kalian?" Tanya sang raksasa masih dengan senyum di wajahnya.

"Kami tidak membawa orang tua kami ke sini." Jawab gadis berkepang dua dengan wajah tak kalah antusias.

"Iya! Kami datang untuk melihat pertunjukan! Apa masih ada yang bisa kami lihat?!" Tanya seorang bocah gempal menyahut ucapan sahabatnya.

"Tentu ada. Mari masuk kedalam."

Raksasa itu menghilang dengan senyum, ah, Untuk saat ini bukan senyum ramah lagi. Melainkan seringaian licik sesaat setelah 7 anak kecil itu memasuki tenda sirkus yang kini telah sepi. Semua masuk dengan wajah bahagia bahkan Halilintar juga merasakan kekaguman melihat hal yang ada di dalam, Ya, Walaupun wajahnya tak menunjukkan demikian, namun, segaris senyum tipis terpoles dibibirnya. Semua bahagia, kecuali, Fang. Firasat buruk yang dimilikinya kini semakin menjadi-jadi ketika mereka memasuki tenda tersebut.

Gempa yang memutuskan pergi kesebuah tempat dengan tulisan "Deform Children" yang tertempel didinding. Terdapat lubang seukuran kepalan tangan di dinding tersebut. Gempa yang penasaran kini mengintip ke lubang tersebut, dan matanya menangkap banyak anak-anak dengan bentuk yang aneh tergeletak dilantai, mereka terlihat seperti sudah mati. Dan, seorang gadis kecil berambut pirang bergelombang menari-nari di sekitar mayat teman-temannya. Dengan wajah bahagia tanpa merasa takut.

"Gadis tak berotak"

Begitulah tulisan yang tertera di pakaian gadis itu. Kakinya berhenti menari ketika sadar ada yang melihatnya. Pandangan mereka berdua bertemu. Pandangan ragu dan tatapan kosong bertemu.

"Pergilah! Sebelum kalian juga menjadi korban!" Teriak gadis itu, kemudian tubuhnya limbung dan jatuh di antara tumpukan mayat di sekitarnya.

Kini Gempa merasa sangat takut, benar-benar takut. Wajahnya penuh dengan keringat. Dan, Kakinya kini berlari menghampiri ke-6 temannya ynag lain. Memberi tahukan hal menakutkan yang baru di temukannya. Mereka semua berusaha keluar dari sana. Tapi, tiba-tiba pemilik sirkus kembali. Mereka semua sangat takut. Seketika semua berubah menjadi gelap, Dan ucapan Fang kini menjadi sebuah kenyataan.

"Jangan salahkan aku, jika terjadi sesuatu yang buruk"

.


Di sebuah ruang dengan penerangan minim, ruangan seperti ruang bedah, Kini tergeletak seorang anak diatas yang pertama ditangkap oleh mata dari seorang pemuda tampan beriris merah tersebut ialah orang-orang berjas dengan senyum mengerikan.

"Baiklah, kami akan mengubahmu menjadi seekor anjing. Hahaha… Anjing paling tampan yang pernah ada." Ucap salah satu dari orang-orang tersebut dengan tawa yang -bagi Halilintar- cukup mengerikan.

Dan seonggok mayat seekor anjing yang cukup besar tersaji di sampingnya, Kepala anjing tersebut telah terbelah menampakkan daging seperti otak yang cukup membuat Halilintar mual. Dilihatnya salah satu dari orang tersebut mengeluarkan sebilah pisau yang cukup besar. Teriakannya langsung memenuhi seisi ruangan sesaat setelah Pisau tersebut menembus kulit kepalanya. Teriakannya semakin menjadi-jadi ketika pisau tersebut kini dapat menembus tengkoraknya. Semua Kini kembali gelap.


Seorang pemuda manis berkacamata terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara teriakan sayup-sayup. Pandangannya buram ketika ia membuka kedua matanya. Dan disadarinya, bahwa kacamatanya kini tak lagi tersanggah di pangkal hidungnya. Bibirnya melengguh saat merasakan kepalanya terasa berdenyut seolah akan meledak.

Meskipun hanya berbayang-bayang, ia dapat melihat seseorang dengan pakaian putih memegang logam yang berkilat terkena sinar lampu. Matanya terbelalak kaget saat menyadari benda tajam tersebut diarahkan padanya. Kedua tangan dan kakinya di tahan oleh 4 orang berpakaian sama. Kepalanya juga ditahan agar tidak bergerak. Merasakan pertanda bahaya, tubuhnya meronta-ronta sekuat tenaga. Namun, apa daya. Kekuatan 5 orang dewasa tentu jauh lebih kuat daripada kekuatan seorang anak kecil.

Pisau tajam tersebut mengoyak kulit di kedua ujung bibirnya. Awalnya hanya sebuah goresan kecil, Namun kini semakin mengoyak hingga kerahangnya. Tak kuat menahan rasa sakitnya, Matanya kini dialiri air mata yang sangat deras. Pandangannya semakin mengabur. Pisau tersebut kini dijauhkan dari wajahnya. Tapi, belum selesai. Sebuah jarum yang teramat tajam kini menembus kulit pipinya yang telah terpotong. Ditarik jarum tersebut, dan ditancapkan lagi. Jarum itu, Menjahit kedua belah pipinya yang telah dikoak sedemikian rupa, membuatnya menyatuh seperti awal.

Belum sempat Fang bernapas lega, Matanya kini dipaksa terbuka setelah kedua pipinya dijahit. Sungguh terkejut ketika ia mendapati mata pisau yang tajam yang berjarak beberapa centi dari wajahnya. Dilihatnya pisau tersebut diayunkan ke atas dan ditancapkan tepat di mata kanannya dan membuatnya kembali berteriak. Pisau itu ditancapkan semakin dalam. Ditarik pisau itu keluar dari matanya, dan sebilah pisau yang lain menarik memaksa bola matanya untuk keluar. Teriakannya kini semakin nyaring, membuat jahitan di pipinya hampir terlepas kembali. Hal yang sama kini kembali dilakukan di mata kirinya. Hingga kesadaraannya kini menghilang ditelan kegelapan.


Continue or delete?


.

.

Ohisashiburi de, Minna-sama! Kami kembali lagi! Dengan Fanfic baru! Adakah yang mau membaca fanfic kami? Adakah yang mau Review? Flame, Comment & Saran kami terima dengan lapang dada. Dan, jika tidak ada yang review. Fanfic ini akan kami hapus. Ne~

Review Please!