ITU SEMUA KARENA JERAWAT
Author: fearlessrei (FRei27)
Pairing : ChanBaek – KaiSoo
Genre: Comedy, Romance
Rating: T
Length: One shoot
Pairing: ChanBaek, KaiSoo
Boys Love/Boy x Boy/Shounen-ai
Disclaimer: Semua member yang kupakai disini milik Tuhan, aku hanya meminjam nama dan sedikit karakter mereka. Fanfiction/cerita ini milikku, cerita asli dari teenlit buatan sahabatku, Melinda (thanks a lot for her), aku remake jadi fiction ChanBaek dan KaiSoo. Do NOT copy!
HAPPY READING
.
ITU SEMUA KARENA JERAWAT
.
.
.
real_pcy : bagaimana sih? Katamu art book One Piece-mu itu akan dijual kepadaku!?
bbh_04 : tadinya sih begitu, tapi kau kalah cepat dari orang lain. Sudah begitu ia berani membayar lebih mahal dari dirimu.
real_pcy : tapi aku yang lebih dulu memesan art book itu padamu, dan kau sudah berjanji! Dasar, kalau saja aku tahu mukamu sudah kuhabisi kau mentah-mentah!
bbh_04 : hey! Kenapa jadi sewot begitu? Untung saja aku belum pernah bertemu denganmu. Pasti wajahmu sangat jelek!
real_pcy : wajahmu itu yang jelek!
KLIK!
Baekhyun dengan kesal menutup tab chat-nya. Ia menghela nafas panjang lalu membuka kacamatanya. Ia berjalan kearah dapur dan mengambil sekaleng orange juice dari kulkas dan meminumnya sekali teguk.
Sesudah itu ia pun kembali ke kamar. Membuka laptop-nya lagi karena ia baru saja ingat ada tugas dari sekolah yang harus ia kerjakan sekarang. Tapi kegiatannya itu diinterupsi oleh suara dering dari smartphone-nya. Ada telepon masuk rupanya.
"Yeoboseyo?"
"Baekhyunnieeee! Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang, disamping grogi aku juga malu…" Kyungsoo berteriak dan berbicara tanpa henti diseberang sana.
"Tolong, aku belum tuli Tuan Kyungsoo. Dan lagi, apa yang kau bicarakan?"
"Hffff… intinya, besok Kim Jongin mengajakku untuk bertemu, blind date."
"So, whats wrong?"
"Jerawat! Tolonglah…. Aku minta tolong…. Huuuuuuuuu…" rengekan panjang Kyungsoo membuat Baekhyun menghela nafas panjang lagi. Entah hari ini hari apa sampai-sampai Baekhyun sering sekali menghela nafas panjang seperti ini.
"Sudah sudah! Tutup teleponmu, aku akan ke rumahmu sekarang."
Tak lama setelah mereka mengakhiri pembicaraannya via telepon Baekhyun pun mengganti celana boxernya dengan celana jeans dan mengambil jaket dari dalam lemarinya. Dan sepertinya ia sudah melupakan apa yang harus ia kerjakan saat ini.
"Anak ini, benar-benar membuatku susah" keluh Baekhyun mengingat ia sering sekali dibuat susah karena kelakuan Kyungsoo.
Kyungsoo adalah sahabatnya dari kecil, karena rumah mereka tidak begitu jauh. Dan sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas seperti sekarang ini mereka selalu satu sekolah. Terkadang satu kelas pula. Mereka seperti tokoh kartun Tom and Jerry, iya, mereka sering sekali bertengkar, tapi mereka sebenarnya sangat akur dan kompak dalam berbagai hal.
.
.
ITU SEMUA KARENA JERAWAT
.
.
Dalam sebuah kamar ukuran empat kali lima meter yang penuh dengan barang serba berwarna biru langit inilah sekarang dua pemuda tengah duduk. Yang satu diatas tempat tidur sambil sesekali mengguling-gulingkan badannya, yang satu lagi duduk bersila memasang datarnya, yang walaupun dalam berbagai ekspresi tetap saja akan terlihat imut.
"Lihatlah Baekhyunnie! Tiga buah jerawat diwajahku ini. Di hidung, di kening, di dagu pula. Aku harus bagaimana? Besar-besar pula." Keluh Kyungsoo yang entah sudah keberapa kalinya ia mengatakan keluhan yang sama.
"Kau jarang mencuci wajahmu itu ya?" tanya Baekhyun dengan tidak merubah ekspresi mukanya.
"Enak saja! Aku bahkan rajin mencuci wajahku ini!" jelas Kyungsoo tak ingin disalahkan. "Bagaimana jadinya kencan butaku ini ya?" lanjutnya terlihat putus asa.
"Batalkan saja." Jawab Baekhyun enteng sambil mengunyah kue yang disiapkan Kyungsoo sebelumnya.
"Ugh, Baekhyun! Itu tidak bisa! Aku sudah pernah membatalkan kencan buta ini bulan kemarin karena alasan bekas cacar di mukaku belum hilang. Aku merasa tidak enak karena Jongin sudah dua kali mengajakku bertemu tapi selalu aku batalkan. Aku harus bagaimana?" Kyungsoo mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi.
"Terus apa yang akan kau lakukan? Kau terlihat sangat ingin bertemu dengan pemuda ini tapi kau malu karena wajahmu yang berjerawat. Perlu kubelikan topeng monyet untuk menutupi mukamu, eoh?"
Mendengar itu Kyungsoo melompat dari ranjangnya dan menerjang Baekhyun yang duduk dilantai. Dan layaknya pemain di acara smackdown Kyungsoo memukul dan berakting mencekik Baekhyun. Menggulati Baekhyun tanpa ampun.
"Ah, Kyungsoo! Ampun! Ma- maaf! Kyung! Aku bercanda! Aku tidak jadi membelikanmu topeng monyet!" Baekhyun memohon ampun disaat tubuhnya yang memang kurus itu diduduki Kyungsoo yang tubuhnya lebih berisi darinya, walaupun tingginya masih kalah oleh Baekhyun.
Tapi tak lama wajah Kyungsoo tiba-tiba berseri seolah mendapat sebuah ide dari kata-kata Baekhyun.
"Baek, kau saja ya yang menggantikanku kencan buta!" pinta Kyungsoo, ingat, tubuh Kyungsoo masih menguasai Baekhyun saat ini.
"HAH? APA? Kau sudah gila! Tidak tidak! Aku tidak mau!" mendengar tolakkan Baekhyun atas permintaannya, Kyungsoo dengan brutal menggelitik tubuh Baekhyun. Kau tahu, ini adalah kelemahan Baekhyun. Tidak tahan dengan siksaan itu akhirnya Baekhyun pun menyerah.
"Stop Kyung! Ahahahahaha! Stop it please!"
"Jadi, kau mau menggantikanku kan?" serangan Kyungsoo makin menjadi.
"Ahahahaha.. Ampuuuun! Ba- baiklah! Aku mau, mau!" jawab Baekhyun pasrah. "Hentikan Kyung!"
Kyungsoo pun menghentikan serangannya dan tersenyum lebar atas kemenangannya.
"Berjanjilah Baekhyun!"
"Kau ini, temanmu sendiri kau jajah!" Baekhyun menggerutu.
"Aku percaya padamu. Yang penting aku hanya tidak ingin membuat Jongin marah kepadaku, karena sudah dua kali tidak jadi bertemu denganku."
"Hah?" Baekhyun menganga.
"Lagipula, aku ini lebih imut daripada dirimu, Baek! Aku muncul belakangan pun tidak akan jadi masalah untukku, hehe." Tutur Kyungsoo penuh percaya diri, membuat Baekhyun seketika ingin muntah.
"Baiklah, Baekhyunnie. Besok kau siap-siap saja. Terimakasih ya, kau adalah sahabat terbaikku yang lucu, imut, manis, cantik, walaupun tak secantik diriku." Tambah Kyungsoo.
"Kyung, kita ini lelaki." Jawab Baekhyun dengan tampang malasnya.
"Besok jam 2 siang kau harus sudah berada dirumahku ini. Mengerti?" titah Kyungsoo dan menghiraukan perkataan Baekhyun tadi. Baiklah, kini Kyungsoo seperti raja yang sedang berkuasa atas Baekhyun.
"Yes, my lord…" jawab Baekhyun sambil memutar bola matanya.
.
.
.
Sementara itu di tempat berbeda. Di dalam sebuah kamar, dua orang sahabat sedang merundingkan hal yang sama pula.
"Yeol, tolong bantu aku!" seorang pemuda dengan kulit yang agak gelap dari kebanyakan orang, sedang memelas.
"Tidak! Kau hanya menyusahkanku saja. Dan kenapa juga kau memakai fotoku sebagai avatar sns milikmu itu?" pemuda berkaos cokelat, bertubuh tinggi menjulang dan terlihat intelek itu menampik dingin.
"Chanyeol, please… Kalau saja bukan karena jerawat diwajahku ini, aku sendiri yang akan menghampiri pemuda itu."
"Hffffffh… Kim Jongin… Lalu apa maksudmu dengan menaruh fotoku sebagai avatarmu eoh? Kau belum menjawabku…" Chanyeol menggerutu.
"Iya…" Jongin kelihatan sedikit berpikir kata-kata apa yang akan ia pakai untuk menjawab pertanyaan Chanyeol. "Karena… karena tampangmu itu menjual. Jadi mudah untuk mencari kenalan. Aku pernah memakai fotoku sendiri tapi yang mengajak berkenalan denganku tidak sebanyak ketika aku menggunakan fotomu." Yah, pada akhirnya Jongin menjawab jujur pertanyaan itu.
Chanyeol merasa iba dengan cerita sahabat dari kecilnya ini. Sampai-sampai ia mengeluarkan air mata. Maksudku, air mata karena saat ini Chanyeol tengah tertawa terpingkal-pingkal.
"Lalu, jika pemuda itu berakhir dengan menyukaiku bagaimana?" tanya Chanyeol penuh percaya diri disela tertawanya.
"Sudah jangan menertawaiku! Yah, pokoknya kau jangan terlalu banyak tebar pesona. Kalau jerawatku sudah hilang baru aku akan muncul. Lalu tinggal ceritakan hal yang sebenarnya nanti." Jawab Jongin tak kalah percaya diri.
"Baiklah, baiklah. By the way, siapa nama pemuda yang akan kau temui itu? Tampangnya seperti apa?" tanya Chanyeol sedikit penasaran.
"Namanya Do Kyungsoo. Matanya besar, suaranya imut. Katanya tingginya seratus tujuh puluh dua sentimeter, beratnya enam puluh lima kilogram. Sepertinya cukup berisi. Hehehehe…" terang Jongin dan sepertinya ia sambil membayangkan yang kotor-kotor. Karena Jongin pun memang belum pernah bertemu dengan pasangan kencan butanya yang bernama Kyungsoo ini.
"Hah? Jadi kau pun tak tahu bagaimana tampang aslinya?" tanya Chanyeol kaget.
"Oh, kumohon Chanyeol! Kau sudah berjanji akan menggantikanku kan?!" Pinta Jongin.
Chanyeol menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan panjang. Lalu mengucek matanya yang lelah karena terlalu lama di depan laptopnya.
"Ya sudah! Sekarang kau keluarlah dari kamarku. Pulang sana! Aku sibuk." Usir Chanyeol, lalu ia kembali meraba keyboard laptopnya lagi.
Sepintas, Jongin memperhatikannya, lalu menanyakan sesuatu.
"Yeol, kenapa uname sns-mu itu 'real_pcy'?"
"Karena nama lengkapku ini Park Chanyeol dan itu berarti inisialku adalah pcy, dan real, menunjukkan kalau itu adalah sns asli milikku. Kenapa?" tanya Chanyeol heran.
"Oooooh…" Jongin membulatkan mulutnya. "Baiklah, aku pergi. Aku juga harus ke apotek sekarang. Aku harus membeli obat jerawat."
"Hffffh, kau sudah kuusir sedari tadi, Kim Jongin"
.
.
ITU SEMUA KARENA JERAWAT
.
.
Jongin beranjak berjalan keluar. Tak jauh dari rumah Chanyeol terdapat sebuat apotek. Apotek itu baru saja dimasukki dua orang pemuda, yang satu bermata sipit namun berkacamata dan bertubuh agak kurus, menunggu di tempat duduk di dalam apotek. Yang satunya berwajah imut, bermata besar, mengenakan kaos putih dipadupadankan dengan cardigan warna biru langit, membuat Jongin tiba-tiba menghentikkan langkah kakinya. Sedetik kemudian Jongin menyadarkan dirinya dan melanjutkan langkahnya lagi masuk ke dalam apotek.
"Jogiyo, aku minta obat jerawatnya satu!" pinta Jongin, sambil melirik ke arah pemuda imut tadi yang sekrang berdiri disebelahnya.
"Obat yang untuk diminum atau salep, anak muda?" tanya penjaga apotek itu.
"Salep, yang sudah sering aku beli disini."
"Mohon maaf, karena salep itu sudah habis, tadi siang jam sepuluh ada yang memborongnya, sisa dua lagi baru saja dibeli oleh pemuda ini." Jelas penjaga apotek sambil menunjuk ke arah pemuda ber-cardigan biru langit tadi.
Tiba-tiba pemuda itu tersenyum, manis. "Karena aku punya dua, jika kau mau, kau boleh mengambilnya satu." Tawar pemuda itu.
Jongin terdiam, seakan terhipnotis manisnya senyuman tadi. Dan juga, ia sangat terkesan dengan keramahan pemuda imut ini.
"Ah, i… iya. Terimakasih." Jongin meraih kotak obat jerawat tersebut. Dan tak lama pemuda imut itu meneruskan pembicaraannya.
"Aku mengerti masalahmu. Jerawat memang sangat menyebalkan" pemuda itu tertawa kecil. Bagi Jongin itu adalah senyuman terindah yang pernah ia dapatkan.
Lalu pemuda itu keluar, tidak lupa menggandeng pemuda satu lagi yang sedari tadi duduk menunggu di tempat tunggu ruang apotek. Pemandangan itu membuat Jongin terdiam. Ia sempat berpikir mungkin pemuda sipit yang menunggu si pemuda imut ini adalah kekasihnya. "Mesra sekali gandengan tangannya" gumam Jongin setengah berbisik pada dirinya sendiri.
.
.
"Sepertinya orang tadi senang sekali dapat obat gratis…" tanya si pemuda bermata sipit.
"Baek… aku baru saja menolong pemuda tampan. Duh, dia lucu sekali, tapi sayang, berjerawat!" jelas Kyungsoo. Baekhyun hanya bengong mendapati penjelasan itu.
.
.
ITU SEMUA KARENA JERAWAT
.
.
Keesokan harinya, tepat pukul tiga disebuah café.
"Kau, Do Kyungsoo ya?" pemuda bertubuh tinggi, sedikit diluar batas normal tinggi orang pada umumnya, menyapa.
"Iya… Kau Kim Jongin?" jawab pemuda bermata sipit dan berkacamata itu. Mereka saling berjabat tangan. Lalu mereka berdua duduk.
Chanyeol sedikit heran karena Do Kyungsoo yang digambarkan Jongin kepadanya sama sekali berbeda dengan yang ia temu ini. Lihat saja, matanya sipit, tidak besar. Sudah begitu sepertinya tingginya diatas yang Jongin ungkapkan. Dan… tubuhnya, tidak terlalu berisi, seperti apa yang Jongin bayangkan kemarin. Tapi kemudian Chanyeol tidak lagi mempermasalahkan itu.
Untuk pandangan pertama, dalam hati masing-masing mengakui bahwa pasangan kencan buta mereka ini menarik. Sementara itu tak jauh dari meja mereka, Do Kyungsoo yang asli terlihat sedang mengawasi.
"Ya Tuhan, sungguh tampan…" pikir Kyungsoo seraya meminum iced lemon tea yang ia pesan.
Dan tanpa Kyungsoo ketahui, ada sepasang mata yang sedang menatapnya. Karena yakin yang ia lihat itu seseorang yang familiar, pemuda itu mendekati Kyungsoo, mencoba menyapanya.
"Kau… kau yang kemarin memberikanku obat jerawat kan?" sapanya.
"Eh!" Kyungsoo terkejut melihat seorang pemuda yang kemarin baru saja ia puji sebagai pemuda lucu dan tampan, yang ia beri obat jerawat. "Iyaa… Kita bertemu lagi. Perkenalkan, namaku Kyungsoo, Do Kyungsoo. Apa yang sedang kau lakukan disini?"
"Namaku Kim Jongin. Eh, eh, apa!? Kyungsoo!?" jawab Jongin sedikit berteriak, karena jujur saja ia baru menyadari ia baru saja mendengar nama yang tidak asing baginya.
"Kenapa?" jawab Kyungsoo keheranan.
"Ah, tidak apa-apa." Jawab Jongin sedikit menutupi kegugupannya.
"Tapi tunggu sebentar, namamu seperti nama pasangan kencan butaku. Ahahaha, tapi tidak mungkin karena orang yangkumaksud sedang mengobrol disana." Terang Kyungsoo yang juga sedikit gugup, menunjuk kearah meja dimana Do Kyungsoo dan Kim Jongin palsu sedang duduk.
Tiba-tiba Jongin memucat.
"Sepertinya kita perlu bicara, Kyungsoo." Ajak Jongin
"Eh…..?"
.
.
ITU SEMUA KARENA JERAWAT
.
.
Sementara itu di meja Baekhyun dan Chanyeol, alias Kyungsoo dan Jongin palsu, sedang asyik mengobrol.
"Kau ternyata asyik juga ya, aku cukup nyaman mengobrol denganmu saat ini." Puji Baekhyun terhadap Chanyeol.
"Well, kita sama-sama otaku, dan itu membuat kita nyaman mengobrol satu sama lain. By the way, kau cukup imut dan tampan, apakah kau sudah punya kekasih?" tanya Chanyeol langsung menjurus.
"Ahaha, thanks, kau juga tampan dan tubuhmu itu, membuatku iri. Kekasihmu pasti beruntung mendapatkanmu. Aku tidak punya kekasih, belum menemukan yang cocok." Jelas Baekhyun, sedikit menyembunyikan mukanya yang jujur saja memerah saat ini akibat pujian dari Chanyeol tadi.
Dalam batin kedua orang yang sedang berakting ini sejujurnya sedang dilema. Karena sampai saat ini dua-duanya benar-benar tertarik satu sama lain. Tapi disatu sisi, mereka hanya sedang berakting, dan tidak mungkin mengkhianati sahabat mereka.
Mereka terlihat sama-sama mendalami alam pikiran mereka. Sampai Chanyeol memulai pembicaraan lagi, yang mungkin tidak akan pernah terlintas dipikirannya sebelumnya.
"Kyung, meskipun kita baru bertemu, aku merasa kita sudah lama saling kenal. Aku merasa kita cocok. Maaf ini terlalu cepat, tapi, apakah kau mau jadi kekasihku?" Chanyeol sudah tidak lagi memikirkan perbuatannya ini akan mengkhianati sahabatnya. Chanyeol benar-benar tidak peduli kalau konsekuensi nantinya adalah ia bisa bermusuhan dengan sahabatnya sendiri karena telah merebut pasangan kencan butanya. Ah, tapi persetan dengan hal itu, Chanyeol sudah benar-benar tertarik pada pemuda sipit ini dan tidak bisa menarik ungkapannya tadi.
"HAH?" Baekhyun tercengang. Ia pun kaget sekaligus bingung. Kalau ia terima pernyataan dari pemuda ini, sudah pasti Kyungsoo akan marah padanya, atau bisa-bisa ia akan membunuhnya saat ini juga. Tapi, jika ditolak, sangat disayangkan sekali, alasannya sederhana, karena pemuda ini tampan dan juga otaku sepertinya. Baekhyun sudah jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap pemuda bertubuh setinggi tiang listrik ini.
"Tidak apa-apa tidak dijawab sekarang. Aku tahu ini terlalu terburu-buru" jelas Chanyeol meredakan kegalauan hati Baekhyun saat ini dan menetralkan suasana kembali.
"Ah… thanks." Jawab Baekhyun agak tenang.
"By the way, kau lembut juga ya. Kau ini kan lelaki dan juga otaku, jarang sekali aku menemukan sesama otaku sepertimu. Rata-rata otaku lain orangnya menyebalkan." Chanyeol mengubah topik pembicaraan.
"Oya?" tanya Baekhyun penasaran.
"Iya, terakhir aku melakukan chatting dengan seorang otaku. Ia sudah berjanji padaku akan menjual artbook One Piece-nya padaku. Tetapi tak lama setelah proses deal, orang itu malah menjualnya kepada orang lain, hanya karena aku kalah cepat mentransfer uangnya dan ia bilang ia memutuskan menjualnya pada orang lain karena bayaran yang lebih mahal dariku. Padahal aku yakin hanya berbeda beberapa won saja. Dasar memang menyebalkan." Jelas Chanyeol panjang lebar seakan ia tengah curhat.
Disisi lain wajah Baekhyun memucat.
"Ma…maksud mu?" Tanya Baekhyun.
Chanyeol melirik keheranan kearah Baekhyun yang memucat.
"K… kau… real_pcy?" Baekhyun yang sungguh sekarang sedang terkejut tiba-tiba bertanya.
"Eh, darimana kau tahu uname sns-ku?" Chanyeol terlihat sangat heran. Sedetik kemudian ia menyadari penyamarannya sudah diketahui.
"A.. aku... akun bbh_04, yang menjual artbook itu. Yang sudah kujanjikan untukmu…" jelas Baekhyun yang sekarang benar-benar gugup.
"HAH?"
.
.
ITU SEMUA KARENA JERAWAT
.
.
END
.
Footnote (disarankan untuk membaca bagian ini juga):
Hahahaha, endingnya sungguh gantung. Maaf ya, karena aslinya memang segitu ceritanya. Tapi sungguh aku ngebayangin gimana pucetnya muka keempat orang tadi diatas ketika hal yang sebenarnya terjadi.
Ada Jongin yang ketahuan kalau ia pakai orang pengganti untuk menemui Kyungsoo di kencan butanya, namun justru hal yang sama Kyungsoo lakukan juga, dan pada akhirnya mereka ketemu walaupun saatnya sungguh tidak tepat. Tapi karena sebelumnya mereka pernah bertemu (yang di apotek) sebenarnya dalam hati mereka sudah memendam rasa suka dari awal mereka bertemu.
Lalu ada Chanyeol yang tiba-tiba curhat soal kemalangan dirinya sebagai otaku yang membuat Baekhyun yang secara (sebenarnya tidak) sengaja bertanya pada Chanyeol apakah ia orang yang sama dengan orang yang chatting dengannya menggunakan uname real_pcy. Sungguh Baekhyun sebenarnya dalam masalah besar. Bisa dibayangkan betapa marahnya Chanyeol yang akhirnya bertemu dengan si penjual artbook yang tidak jadi dijual padanya (jelas terlihat diawal cerita /bisa dibaca lagi kalau lupa kkkk). Dan sepertinya kedua orang harus menelan ludahnya masing-masing karena pernah mengatai satu sama lain berwajah jelek, kkkkk.
Yah, disini banyak disebutkan kata otaku, bagi yang belum tau otaku itu adalah seseorang yang menggilai anime dan segala pernak-perniknya (kalau di kpop itu hampir mirip dengan fangirl/fanboy).
Apa kalian suka ceritanya? Kumohon reviewnya ya. Aku tidak tahu apakah cerita ini bagus untuk dilanjutkan atau tidak. Apakah ada yang penasaran apa yang selanjutnya terjadi setelah semua penyamaran mereka terbongkar? Maka dari itu aku butuh review kalian, karena jika banyak yang ingin cerita ini dilanjutkan aku akan berusaha untuk menulis kembali (ide-idenya sih sudah mulai bermunculan kkk).
Terimakasih~
