DISCLAIMER : J.K ROWLING and This Means War
TRIANGLE
Rated : M ( untuk bahasa kasar dan konten seksual )
Genre : Romance
Summary : dua agen CIA handal. Mengejar satu musuh yang sama, dan satu cinta yang sama. Akankah mereka dapat mempertahankan persahabatan mereka ?. Newbie.
Warning : OOC,Typo,Gaje dan sebagainya
Chapter 1 : Everything Starts From Here
Hong Kong, Maret 2012
"Sistem mata mata online siap."
"Setelan siap."
Seorang wanita berkulit cokelat menatap datar kearah layar monitor di hadapannya . Rambutnya ikal cepak dengan setelan serba hitam yang memeluk erat tubuh langsingnya. Layar monitor dihadapannya menampakkan citra satelit GPS pada sebuah Helikopter yang terbang melintasi gedung-gedung pencakar langit di gelapnya malam.
"Target mendekat,waktu kedatangan kurang lebih lima menit." Ujar seorang pria yang sedang sibuk mengutak-atik computer dihadapannya.
'Lanjutkan misi. Ulangi,izin diberikan." Jawab sang wanita.
-0-0-0-0-0-0-
Dua orang pria sedang berdiri di landasan helikopter di atap salah satu gedung pencakar langit dengan gelas wine ditangan masing-masing, dengan seksama mendengarkan instruksi pimpinan mereka dari earphone khusus yang terpasang di telinga.
"Lanjutkan misi. Ulangi,izin diberikan"
"Aye,madam." Jawab seorang pria dengan rambut hitam serta mata hijau botol yang menawan.
"Cegat dan tahan Riddle bersaudara, amankan alatnya. Ingat,misi ini sangat rahasia."
Dengan itu sambungan telepon mereka terputus, namun si pria tau bahwa sang wanita selalu mengawasi gerak geriknya.
"Kau dengar apa yang dikatakannya, Draco? ." tanyanya pada pria kedua,dengan rambut pirang platina dan mata kelabu tajam. Ia menyesap wine nya perlahan dan mengangguk.
"Lalu apa yang kau tunggu?." Tanya pria pertama lagi. Si pria yang dipanggil Draco melirik kearah pria pertama tadi.
"Helikopternya tentu saja."
Pria pertama memutar matanya bosan.
"Terkadang kau sangat kekanak-kanakkan"
"Oh,ayolah Harry. Kau terlalu tegang, rileks lah sedikit dan ayo masuk kedalam"
Suasana diruangan itu benra-benar meriah. Pria dan wanita mengenakan pakaian pakaian pesta terbaik mereka. Musik mengalun lembut dari suara sang vokalis wanita dengan band nya di tengah-tengah ruangan. Semua orang terlihat menikmati makanan dan minuman yang tersedia di meja-meja maupun dari para pelayan yang berlalu-lalang.
Pandangan Draco menyapu ke sepenjuru ruangan, ia menyeringai melihat banyaknya wanita-wanita cantik dengan gaun seksi yang seakan berlomba-lomba menunjukkan lekuk tubuh molek mereka.
Tatapannya tanpa sengaja bertemu dengan dua orang wanita bergaun merah muda dan biru tua dengan taburan glitter di berbagai sisi yang sedang memperhatikannya dengan tatapan menggoda. Ia menyeringai ke arah wanita tersebut. Seringai yang akan melumpuhkan wanita bahkan dari jarak seratus meter darinya.
"Kurasa aku akan bersenang-senang malam ini."
Harry menatapnya tak percaya.
"Kau gila? Kita tak punya waktu,Drake!."
"Ayolah pak tua, nikmati hidupmu selagi masih ada."
Draco mendekati wanita-wanita itu tanpa memperdulikan Harry yang berada di belakangnya.
-0-0-0-0-0-0-
"Hai,Namaku Xenia."
"Hai,aku Harry."
"Senang bertemu denganmu,Harry."
"Ya,senang bertemu denganmu juga Xenia tapi aku harus pergi. Sampai jumpa."
Dengan itu Harry pergi mendekati Draco yang sedang menggoda wanita dan menepuk bahunya.
"Kita harus bergegas."
"Tunggu sebentar lagi." Jawab Draco acuh tanpa memperdulikan Harry dan lebih memilih meladeni wanita tersebut.
"Jadi kalian kemari untuk bersantai atau bisnis?."Tanya wanita dengan gaun merah muda.
"Bersantai."
"Bisnis."
Jawab Draco dan Harry berbarengan.
"yah,ada sedikit bisnis sebenarnya. Aku adalah kapten kapal pesiar dan teman kecilku ini adalah agen travel terpercaya." Draco mengedikkan dagunya ke arah Harry yang dibalas dengan senyuman terpaksa.
"Baiklah nona-nona, kurasa kami harus pergi." Ujar Harry
"Tidak." Sergah Draco
"Ya."
"Tidak."
"Ya."
"Tidak."
"Terserahlah." Dengan itu Harry pergi meninggalkan Draco dan lebih memilih mengambil minuman di salah satu meja.
Bersamaan dengan itu, helikopter yang mereka tunggu mendarat di landasan. Dua orang pria bersetelan jas berjalan keluar diikuti beberapa pengawal. Salah satu dari pria tersebut menggenggam sebuah koper berukuran sedang di salah satu tangan. Draco menyadari keberadaan mereka.
"Ya,kurasa aku harus pergi. Sorry ladies."
Draco menekan tombol di earphone nya dan terhubung pada Harry. Ia berjalan ke arah yang berlawanan dari Harry.
"Mereka sudah tiba."
"Ya,aku tau."
Draco berjalan ke salah satu meja dan berpura-pura mengambil minuman agar tidak menimbulkan kecurigaan. Tepat saat mereka berjalan di belakang Draco,seorang wanita di sampingnya bertanya.
"setelan yang bagus." Ujarnya sambil meyentuh jas Draco mengggoda.
"Oh ya, ini buatan terbaik Savile Row."
Pria pertama yang diketahui Draco bernama Tom Riddle sempat menoleh padanya dengan curiga,namun ia lebih memilih mengabaikannya dan tetap berjalan menuju ruangan yang ia tuju.
Salah satu pengawal membuka pintu ganda besar dihadapan Tom. Ia dan adiknya, Jonas. Didampingi dua orang pengawal melangkah masuk.
Dihadapannya sudah berdiri seorang pria Jepang beserta dua pengawalnya yang akan melakukan bisnis dengannya.
Salah satu pengawal Tom menaruh kopernya diatas meja yang sudah disediakan dan membukanya. Terlihatlah uang ratusan juta dollar yang tersusun rapih. Pengawal si pria Jepang pun menaruh koper mereka dan membukanya. Sebuah tabung cylinder sepanjang 35 centimeter dengan cairan berwarna biru terang berada di dalamnya. Disertai beberapa alat tambahan dan pemicu ledakan.
Tom menyeringai puas. Tepat seperti yang diharapkannya. Senjata penghancur massal untuk tikus-tikus tak tau diri yang selalu menghalangi jalannya.
"Kulihat kau membawa adik kecilmu sebagai pelindungmu,Tom." Ujar si pria Jepang dengan tatapan merendahkan kearah Jonas.
"Sudah cukup basa-basinya, Kiyosaki. Sebaiknya kita pergi Jonas."
Baru saja Tom berbalik,Kiyosaki dan para pengawalnya mengeluarkan pistol namun mereka kalah cepat dengan Tom dan Jonas yang sudah lebih dulu menghabisi mereka dengan pistolnya.
"Amatir." Ujarnya sembari berjalan meninggalkan ruangan itu diikuti Jonas dan para pengawalnya yang membawa kedua koper berisi uang dan alat tadi.
-0-0-0-0-0-0-
"Terjadi penembakan. Beberapa korban jiwa." Draco dan Harrysaling mengangguk dari seberang ruangan.
Tom dan kroninya berjalan dengan tenang melintasi ruangan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Jonas yang mengambil alih koper dari pengawalnya sesekali melirik ke kanan kiri dengan waspada.
Pesta masih berjalan dengan normal karena ruangan tempatnya membunuh Kiyosaki kedap suara sehingga orang-orang tidak tahu apa yang telah dilakukannya di dalam.
Draco dengan sigap membekap mulut pengwal paling belakang dan melumpuhkannya di tempat tanpa sepengetahuan Tom. Orang-orang disekitar merek terkesiap,namun Tom tetap melanjutkan langkahnya.
Harry berhasil melucuti pengawal kedua dan mengunci pergerakannya lalu menjadikan tubuh pria itu sebagai tameng untuk mendekati Tom. Orang-orang semakin terksiap,beberapa dari mereka bahkan memekik.
Tom yang sedari tadi sudah merasakan ada yang tida berespun mempersiapkan pstolnya yang sudah siap di saku jasnya. Ia melihat pantulan Harry dari pintu kaca yang menghubungkan langsung ke helipad tempat helikopternya berada.
Tom berbalik dan menembakkan pistolnya ke arah Harry yang dengan sigap menghindarinya. Draco yang bersembunyi tidak jauh dari situ membalas tembakan dan memecahkan pintu kaca dibelakang Tom menjadi berkeping-keping.
Tom mengambil alih koper dari tangan Jonas dan bergegas menuju helikopter sedangkan Jonas mengamnil dua pistol dari saku jasnya dan mulai menembaki Draco dan Harry.
Jonas menghambur lari kearah helikopter diikuti dua pengawal lain yang tersisa.
Harry melumpuhkan pengawal yang menjadi tamengnya dan berlari mengejar Tom. Harry mencegat tangan Tom dan Tom menepisnya dengan slah satu koper ditangannya. Tanpa sengaja kopernya terbuka dan membuat uang berhamburan ke segala penjuru dan terbang tertiup angin.
Draco sendiri sedang bersembunyi dari tembakan membabi buta Jonas yang dia arahkan padanya. Ia berhasil menyingkirkan satu pengawal Riddle. Harus Draco akui kalau Jonas mahir dalam bermain pistol. Ia baru akan membalas tembakan saat menyadari bahwa pelurunya habis.
"Shit!." Umpatnya.
"Magnum! Aku butuh Magnum!." Teriaknya pada Harry yang sedang berduel dengan Tom dengan tangan kosong.
Ditengah-tengah perkelahiannya dengan Tom, Harry melemparkan pistol kearah Draco yang langsung menangkapnya dan menembaki Jonas. Namun Tom memanfaatkan momen itu dengan menendang dada Harry, membuatnya terjungkal kebelakang dan hampir jatuh dari atas gedung jika saja ia tak berpegangan pada tepi gedung tersebut.
"Harry!." Teriak Draco. Ia melompat dan melepaskan panah bius pada pengawal Riddle terakhir yang langsung tak sadarkan diri.
"Habisi dia." Tom menyerahkan pistol dan kopernya pada Jonas. Ia melompat dari atas gedung dan lansung membuka parasutnya.
Jason mengarahkan pistolnya kearah Harry yang dengan sekuat tenaga mencoba naik.
Belum sempat Jonas menembakkan pistol kearah Harry, Draco mencegatnya dari belakang dan mengambil pistol serta kopernya. Gerakan Draco membuat Jonas kehilangan keseimbangan dan oleng kebelakang.
Jonas mencoba menarik lengan Draco tapi yang ia dapatkan hanyalah kain jas nya.
Karena sudah tidak kuat menahan beban tubuh Jonas, bagian kain pada jas Draco pun robek dan Jonas terjun bebas dari atas gedung tanpa rompi parasut seperti milik kakaknya.
Teriakan Jonas menggema ditiup angin.
"JONAAASS!." Teriak Tom yang melihat adiknya terjun bebas dari atas gedung dengan cepat mendahuluinya yang mengenakan parasut.
Tubuh Jonas menimpa mobil sedan iru yang kebetulan melintas dibawahnya. Atap mobil sedan itu remuk parah serta kacanya pecah seiring Jonas yang tewas seketika dengan tangan yang masih menggenggam secarik kain jas Draco.
Tom langsung melepaskan rompi parasutnya begitu sampai dibawah dan menghampiri Jonas. Ia menggenggam wajah Jonas dengan kedua tangannya dan menatapnya nanar. Orang-orang mengerumuni mereka berdua ingin tahu apa yang terjadi.
Mata Tom tanpa sengaja menangkap secarik kain yang dipegang Jonas. Ia mengambilnya dan merabanya.
Kain jas.
Ia meremasnya dengan tatapan penuh kebencian dan menatap ke atas gedung.
Tom mengelus rambut Jonas untuk yang teakhir kalinya.
"Aku akan membalas kematianmu,Jonas. Aku janji."
Sementara di atas gedung, Draco dan Harry memperhatikan kejadian yang sedang berlangsung. Draco meringis.
"Kurasa Riddle tak akan suka dengan itu."
Harry menghela nafasnya. Ia berbalik dan lebih memilih memasiku gedung pesta yang telah porak-poranda karena mereka berdua.
"Aku lebih khawatir pada bos." Draco mengangguk pura-pura prihatin.
"Hei, apa menurutmu wanita-wanita itu masih disana?."
Harry memutar bola matanya.
TBC
Akhirnyaaaa, 1.502 words belum dengan A/N.
Cerita pertama yang Berani ku publish di Ffn. Maaf klo banyak typo,ooc,gaju dan lain lain yang tidak menyenangkan. Cerita ini terinspirasi dari film This Means war yang diperanin sama Chris Pine ituloh... (lope lope dah)
Cerita ini juga kutulis di Wattpad dengan usename sirens_myth
Semoga kalian suka, dan pelase please please please Read and Review. Karena kalianlah penyemangatku untuk melanjutkan cerita ini.
Have a good day, bye...
