Summary :

Cinta tak mengenal usia. Sakura tidak pernah menyangka pekerjaan pertamanya akan membawanya bertemu dengan seseorang..

Disclaimer :

Masak punya aku? Kalo iya ceritanya nggak mungkin sepanjang itu! Dan yang jelas semua chara-nya bakal happy ending sama pasangannya.

Warning!

Agak GJ mungkin, jayuz, OOC, dan tmen2nya deh! My first Naruto fic.

Enjoy!

Can I Love You?

~ Her Arrival ~

" Jadi ini sekolahnya ya. Besar juga." Komentar seorang gadis berambut pink, menatap gerbang sebuah sekolah dengan tulisan 'KONOHA HIGH SCHOOL' besar di atasnya. Ia melewati halaman luas yang memisahkan gerbang dengan gedung utama sekolah. Dan sampailah ia di bagian depan gedung utama yang tampak sepi.

" Ada yang bisa saya bantu? " terdengar suara dari belakang.

Sedikit tersentak, gadis itu menoleh, menemukan pria jangkung berambut perak di sana. Membawa novel bersampul hijau ditangannya.

" Ah, iya. Bisa tolong antarkan saya ke kantor kepala sekolah. Saya ada janji dengan Tsunade-sama hari ini." Kata gadis itu menjelaskan.

" Jangan- jangan kamu.."

#####################################################################################

" Orang baru itu akan datang hari ini kan?" Tanya Tsunade sambil menyeruput tehnya.

" Betul, Tsunade-sama. Seharusnya dia sudah datang sebelum palajaran mulai. Sepertinya dia terlambat." Shizune menjelaskan, memeluk nampan teh-nya.

" Oh. " Tsunade kembali menyeruput tehnya dan mulai menyantap kue kecil yang disediakan Shizune.

Suasana sejenak tenang, sampai suara Shizune kembali terdengar.

"Apa Tsunade-sama yakin? Maksudku.. dia kann .."

"Shizune, aku tidak menilai orang dari tampilan luarnya, apalagi hanya karena usianya. Asalkan dia punya kemampuan, why not?" potong Tsunade. " Bukankah ini malah jadi menarik?"

" Menarik sih menarik.. tapi kan.."

TOK.. TOK..

" Sudahlah Shizune.. " lagi- lagi Tsunade memotong. " Silakan masuk!"

" Tsunade-sama, ada yang ingin bertemu denganmu." Pria berambut perak bernama Kakashi memberitahu.

Sesosok gadis berambut pink masuk, tersenyum tipis. " Maaf saya terlambat."

" Asal kau tidak terlalu sering melakukannya, Haruno, aku tidak masalah. Sudah cukup satu orang tukang terlambat di sekolah ini." Tsunade memberi isyarat gadis bernama Haruno Sakura itu untuk duduk di kursi di hadapannya. Kakashi yang merasa tersindir hanya tersenyum kecut dan keluar dari ruangan.

" Saya akan mengingatnya, Tsunade-sama." Jawab Sakura disertai senyum simpul meminta maaf.

" Jadi Haruno, karena kau terlambat, hari ini kau melihat- lihat dulu saja seperti apa ruangannya. Untuk beradaptasi sedikit, aku kira. " Tsunade menjelaskan. "Dan kalau kau ada masalah atau perlu teman bicara, kau bisa mencari Shizune."

Shizune melambaikan tangannya sedikit, yang dibalas anggukan kecil Sakura.

" Kalau begitu saya minta diri dulu. Sekali lagi, saya minta maaf Tsunade-sama." Sakura beranjak dari kursinya, mengangguk kecil dan keluar dari ruangan itu.

"Aku harap dia akan baik- baik saja."

" Semoga saja, Tsunade-sama."

#####################################################################################

" Ya ampun, aku kan nggak tau ruangannya? Gimana mau liat- liat? Aduh Sakura bodohh." Sakura memukul dahinya yang luamayan lebar. Karena merasa bersalah datang terlambat, dia sampai lupa bertanya dimana ruangannya. " Asal jalan aja dehh. Ntar juga ketemu."

Sakura meneruskan jalannya, mencari dimana letak ruang kesehatan di Konoha High School. Dan, ternyata hari ini bukanlah hari baik baginya. Sekolah ini bukan sekolah biasa, tapi SMA terbesar di Negara Hi. Mencari ruangan apalagi yang jelas- jelas tidak kau ketahui bagaimana rupanya, sangatlah SULIT! Setelah ketiga kalinya menemui jalan buntu tanpa menemukan tanda- tanda keberadaan ruangan kesehatan yang dicarinya. Sakura berjalan gontai, mulutnya menggumamkan umpatan –umpatan kecil.

BUUK..

" Bagus, hari ini bener –bener my bad day!" runtuk Sakura dalam hati. Mengaduh pelan sampil mengusap dahinya yang sepertinya membentur sesuatu.

" Kamu nggak papa? " suara laki- laki bertanya.

" Nggak papa kok. Cuma sedikit sakit Kamu nggak papa kan?." Jawab Sakura, mencoba menatap lawan bicaranya.

Bedirilah seorang siswa yang memakai seragam olahraga. Rambutnya hitam dengan model emo. Jelas dia tidak merasa sesakit Sakura. Secara, Sakura membentur bola yang sedang dibawa laki- laki itu.

" Hn." Laki- laki itu menganggukkan kepalanya, mulai berjalan lagi.

" Eh tunggu!" Panggil Sakura. Laki- laki itu menoleh. " Bisa tunjukkan dimana ruangan kesehatan?"

#####################################################################################

" Makasih yaa.." kata Sakura sambil tersenyum manis.

" Hn." Jawab laki- laki itu, lalu pergi meninggalkan Sakura sendirian.

" Weww.. besar juga ruangannya, bersih pula. Obat- obatannya juga lengkap." Komentar Sakura memandang berkeliling ruangan kesehatan dan memeriksa lemari obat yang berdiri di salah satu sisi ruangan itu. Ada sekitar 6 kasur bersprei putih di sana. Cahaya matahari memasuki ruangan dari jendela yang juga berkorden putih.

" Dasar Neji tukang suruh! Kenapa juga aku yang disuruh ngambil kotak P3K?? " keluh seorang laki- laki berambut spike pirang memasuki ruang kesehatan. " Eh!"

Sakura menatap laki- laki itu. Menunduk singkat lau tersenyum. " Ada yang bisa kubantu?"

" Kamu siapa ya, kayaknya aku belum pernah liat kamu. Anak baru?"

" Betul juga ya? Seharusnya aku memperkenalkan diri dulu. Perkenalkan, aku Haruno Sakura. Mungkin lebih tepat kalau kau bilang aku ini …"

#####################################################################################

Sasuke's POV

Gara- gara tadi ada gadis berambut aneh minta diantakan ke ruang kesehatan, aku terlambat. Sial! Si Hyuuga sih, peduli amat. Memang sih dia kapten-nya, tapi kan salahnya dia juga, pake motong pelajaran. Cuma latian aja, entar pulang juga bisa. Yang bikin males nih, si Dobe yang bakalan berkoar.

Eh, memangnya tadi si pinky itu siapa? Belum pernah ketemu juga. Murid baru? Tapi dia kan nggak pake seragam! Masak belum jadi sih? Lagian dia ngapain nyariin ruangan kesehatan, bukannya ke kelas. Ah, terserah deh, emang gue pikirin??

#####################################################################################

" Nenek Tsunade tidak pernah memberi tahu sebelumnya." Kata laki- laki bernama Uzumaki Naruto itu.

" Yah, sebenarnya aku datang terlambat hari ini, jadinya Tsunade-sama belum sempat memperkenalkanku. Hari ini aku hanya mau melihat- lihat dulu " Sakura menjelaskan, tersenyum cerah.

"Oh.." Naruto mengangguk. " Ya ampuuun, aku lupa! Sakura-chan, bisa minta peralatan P3K? Neji bakalan marah nih, aku kelamaan sih!"

" A.. ada. Tunggu sebentar." Sakura mengambil kotak P3K dengan tulisan ' Klub Sepak Bola' yang sejak tadi berada di mejanya. " Ini, Uzumaki. Gara- gara ceritaku, kamu jadi kelamaan. Maaf ya."

" Panggil Naruto saja. Terima kasih ya, Sakura-chan!" sahut Naruto lalu cepat- cepat berlari keluar ruangan, membawa kotak P3Knya.

" Chan?" kata Sakura heran, lalu tersenyum geli.

######################################################################################

Naruto berlari menuju ruang ganti di sisi lain lapangan. Nafas memburu seiring dengan derasnya keringat yang mengucur di dahinya. Dibukanya pintu ruang ganti, lalu bersender, mengelap keringatnya.

" Kenapa lama sekali, Naruto? Kau kemana saja sih?" Tanya Neji, sang kapten.

" He.. he.. he.." jawab Naruto tak jelas. Kalau melawan Neji jelas dia akan kalah.

" Paling dia mampir dulu ke kantin. Dasar Naruto!" sahut laki- laki dengan garis merah di wajahnya, Kiba.

" Enak aja! Aku langsung ke ruang kesehatan tau!" Naruto membela diri.

" Oh ya?"

" Iya"

" Oh ya?"

" Iya"

" Sudahlah kalian berdua. Kenapa kalian malah berantem sih?" Neji melerai anak buahnya. Kesal juga kalau tiap hari harus mendengar pertengkaran tak penting seperti ini. " Karena Naruto sudah kembali, lebih baik kita mulai saja rapat strategi pertandingan minggu depan. Naruto, taruh kotak P3Knya di loker."

" Heh?? Rapat? Bukannya kita mau latian?" seru Naruto, dia paling tidak suka rapat.

" Sebelum latian kita harus membuat strategi dulu! Bodoh sekali sih kau ini." Shikamaru membuka mulut. Memangnya cuma Naruto yang benci rapat? Gara- gara rapat merepotkan ini, waktunya untuk tidur siangnya jadi berkurang.

" Arrggh.." teriak Neji frustasi. Semua mata tertuju padanya ( miss Indonesia banget ). " Kalian niat tidak sih? Shikamaru cepat jelaskan strategi kita kali ini."

#####################################################################################

" Jelas? " Shikamaru bertanya. Yang lain hanya mengangguk.

" Kalau begitu, sekarang semua keluar kita lari keliling lapangan 5 kali. Setelah itu, kita mulai latihan. Bubar!" Neji memberi instruksi diikuti keluhan- keluhan anak- anak yang lain.

" Jadi Naruto, sebenarnya kenapa kau terlambat?" Tanya Kiba, sambil berlari di samping Naruto.

" Oh itu. Tadi aku keterusan ngobrol sama Sakura-Chan," jawab Naruto.

" Hah? Sakura- chan? Siapa tuh? Murid baru?" Kiba bertanya penasaran.

" Bukan sih. Sebenernya dia itu guru kesehatan kita yang baru." Naruto menjelaskan, sambil berbisik. Di belakang mereka ada Neji yang mengawasi. Kalau sampai mereka ketahuan, lari mereka bisa ditambah.

" Guru? Nenek Tsunade nggak pernah bilang tuh." Kata Kiba heran. " Lagi pula kau berani sekali memanggil guru dengan sebutan chan."

" Kalau kau liat sekilas, dia lebih seperti murid dibandingkan guru!" bisik Naruto, mencuri pandang ke arah Neji, siapa tahu dia melihat mereka.

" Masa? Memangnya dia umur berapa? Cantik nggak?" Kiba semakin penasaran.

" Ya mungkin cuma beda 2 tahun dari kita." Naruto mengira- ngira. " Cantik sih. Rambutnya Pink gitu. Tapi tetep Hinata-chan donk yang paling cantik!" Naruto senyum- senyum GJ.

" Yee. Ni anak malah nggak nyambung!" Kiba menggeleng- gelengkan kepala melihat ekspresi Naruto yang aneh itu.

Tanpa mereka sadari, ada orang lain yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka. ' Jadi dia itu bukan murid baru, tapi guru baru' pikir Sasuke.

#####################################################################################

" Nenek Tsunade apa- apaan sih, pake upacara mendadak gini," keluh Naruto, berjalan menuju Aula dengan malas- malasan, sambil sesekali menguap. Badannya masih pegal setelah kemarin dihukum Neji karena ketahuan mengobrol saat latian.

" Tidak usah banyak mengeluh, Dobe" sahut Sasuke dingin.

" Kau lagi! Jangan bikin tambah bad mood dong.." Naruto mengerucutkan bibirnya. Mulai memandangi anak- anak lain yang menuju Aula. " Ah.. itu Hinata-chan! Hinata-chan, tunggu dulu donk!"

Naruto melambaikan tangan ke arah Hinata, yang menunduk sedikit menutupi wajahnya yang memerah. Naruto menoleh ke arah Sasuke, " Lebih baik aku bareng Hinata-chan aja. Ja ne , Teme!"

Sasuke meneruskan jalannya ke Aula, mendengus sedikit ke arah Naruto yang menghampiri Hinata.

######################################################################################

" Pagi ini, saya ingin memperkenalkan kalian pada staff baru sekolah kita. Mulai hari ini dia akan menggantikan Yakushi-sensei, sebagai guru kesehatan. " Tsunade menjelaskan di atas panggung aula, mengendikkan kepala, memberi isyarat kepada Sakura untuk maju.

Sakura maju ke samping Tsunade, mengangguk sedikit. " Perkenalkan, nama saya Haruno Sakura. Mulai hari ini saya akan menjadi guru kesehatan kalian. Mohon bantuannya."

Murid – murid mulai berisik, jarang sekali mereka memiliki guru baru, apalagi yang masih fresh seperti Sakura. Cantik pula.

Tsunade berdehem. Seketika suasana sepi kembali. " Haruno-sensei baru saja menyelesaikan pendidikannya di Akademi Keperawatan (bener nggak sih?). Saya harap kalian bisa membantunya beradaptasi."

Anak- anak kembali berisik. Wajah Tsunade berkedut, menahan amarah. Dia paling tidak suka kalau omongannya dipotong berkali- kali.

" Dan satu hal lagi," Tsunade memulai. Anak- anak kembali diam, merasakan aura kemarahan Tsunade. " Haruno-sensei akan menggantikan posisi Yakushi-sensei sebagai pembimbing klub sepak bola".

" APPAAAAA????" Sakura dan anak- anak klub sepak bola berteriak kaget.

" Tsunade-sama, bukankah ini tidak ada pada daftar tugas saya?" Sakura bertanya pada Tsunade.

" Memang benar, tapi klub sepak bola butuh pembimbing karena mereka akan bertanding. Aku rasa kalau cuma membimbing, kau pasti bisa." Tsunade menjawab enteng.

" Neji, kenapa tiba- tiba kita dibimbing guru baru sih? Cewek pula! Merepotkan." Tanya Shikamaru pada Neji.

" Entahlah, aku juga tidak tahu. Ini di luar kuasaku kan?" Neji menjawab. Ada nada tidak yakin pada suaranya.

TBC ( Terus Baca Chapter berikutnyaaa *dilempar kulit kacang*)

#####################################################################################

Jadi juga my first fic.. Huaaa sangat terharu,

Jadi maafkanlah kalo ceritanya MUNGKIN agak ge-je dan aneh.

Sooo.. mari monggo, me-review. Kalo ada yang mau ngritik silakan ajaaa.. asal jangan pedes-pedes! Hiyaaa. Thankz 4 reading yaaappp.