.

The Ageless Dream

.

Romance, Drama, Fantasy, A Lot of OOCnes, A Little Comedy(gagal), nggak ada Bit Hurt/Comfort cerita ini akan semulus pipi tembem Huang Zitao (LOL)

Rate : T

Cast : Huang Zi Tao, Wu Yi Fan, and Other

Pair : KrisTao / TaoRis

Disclaimer : Tuhan Yang Maha Esa

Length : ?

.

.

Summary :

-Ketika mimpi hendak menyatukan kedua patahan hati. Waktu menyerahkan ruang untuk takdir Huang Zitao dan Kris Wu Si pemilik patahan. Menyerah atau mempertahankan takdir, terserah mereka-

.

.


Tulisan Italic = Mimpi

Seorang pria dengan hanfu, pakaian tradisional khas negara tirai bambu tengah berdiri diujung kolam ikan koi milik keluarganya. Rambut panjangnya yang tergerai indah dan sesekali tertiup angin musim semi itu tidak mengurangi kharisma serta kadar ketampanannya. Tatapan matanya yang tajam serta garis rahang tegasnya semakin menambah nilai kejantanannya. Bibir merah berisinya terkatup rapat tetapi tiba-tiba menyunggingkan seulas senyum tipis tanda ia tengah mengingat kembali kenangan manisnya. Tatapan matanya berhenti manatap ikan koi yang tengah berenang kesana kemari dan menengadah menatap langit biru dengan sedikit hiasan awan putih. Kini senyum tipisnya berubah menjadi senyuman yang merekah.

"Kita akan bertemu sebentar lagi" ujarnya.

.

KRINNNNNNGGGGGGG KRINNNNNNNGGGGGG

"Ahhh! Mengganggu saja!" umpat seorang pemuda manis dengan hiasan hitam pada kelopak mata bawah yang kini masih bergelung nyaman di dalam selimut tebal hangatnya enggan bangun dari tidur manisnya.

Ia mengubah posisinya menjadi duduk dan dengan brutal ia mengacak surai hitamnya yang berantakan. "Aish! Menyebalkan." Bibirnya ia majukan sedikit tanda ia benar-benar kesal.

Ia menghela nafasnya kasar dan menyandarkan punggungnya ke headboard ranjang. "Mimpi itu lagi yah." Gumamnya.

Suara gemerincing wind bell yang tergantung di balkon kamar menyadarkannya dari lamunan singkat yang sempat ia lakukan.

Senyuman manisnya terkembang. "Sudah musim semi rupanya." Ia mengacak kembali surainya dan kali ini menarik nafas panjang. "Mari berusaha semaksimal mungkin hari ini Huang Zitao." Serunya pada diri sendiri sambil mengepalkan tangannya.

Namanya Huang Zitao, ia seorang yatim piatu yang hidup sendiri di Manhattan, jauh dari kampung halamannya di Cina sana. Ia merupakan pekerja keras sehingga ia dapat menghidupi dirinya sendiri diperantauannya tanpa kekurangan sesuatu apapun. Ia bahkan mampu membeli apartemen sederhana dan memberi makan anjing peliharaanya, Candy.

Zitao beranjak dari ranjangnya dan menuju ke dapur minimalis yang terhubung dengan ruang tamunya. Seekor anjing jenis Maltese kecil berbulu putih mengikuti langkahnya.

Ia berjongkok dan mengusap bulu putih Candy "Selamat pagi Candy." Ia menyapa Candy yang dibalas dengan gongongan tanda bahwa anjing kecil tersebut senang diperhatikan oleh majikannya.

Zitao beranjak ke pantry dan mengambil makanan Candy lalu menaruhnya di mangkuk putih yang berada di samping pantry.

"Makanlah yang banyak Candy, kau butuh tenaga untuk menghadapi kehidupan singlemu." Ia terkekeh pelan setelah berkata demikian, ia merasa seharusnya perkataan tersebut ditujukan untuk dirinya sendiri.

Ia pun mengambil sereal dan mangkuk serta susu dari dalam kulkas. Sarapannya kali ini tidaklah buruk sebab biasanya ia harus menelan makanan pahit karena masakannya yang gagal. Tangannya tidak terlatih dalam mengolah bahan makanan tetapi untuk urusan mengolah segala jenis kain, ia adalah masternya.

Sambil membawa mangkuknya ia berjalan menuju meja ruang tamu berniat mengecek ponsel pintarnya yang ia tinggalkan sebelum tidur. Tidak banyak pesan yang ia terima, dan semuanya berasal dari teman kerja yang merangkap sebagai asisten pribadinya. Ia membuka satu persatu pesan yang ia terima dan menampilkan raut wajah heran saat membaca pesan terakhir yang nampaknya dikirimkan pagi ini.

From: Jun

Zitao seorang wanita tua baru saja datang ke toko dan meminta dibuatkan Hanfu untuk pria, apa kau bersedia? Ah, kita bicarakan saja di toko, cepatlah.

"Hanfu?" Gumamnya. Baru kali ini seseorang memintanya membuat pakaian khas tradisional. Di kota sebesar Manhattan ini biasanya orang-orang akan memintanya membuat pakaian trendi dan up to date sesuai musim, tetapi kali ini benar-benar diluar perkiraannya.

"Hanfu dan musim semi, bukankah ini hal yang serasi Candy?" Tanyanya pada candy yang sudah selesai makan dan kini tengah duduk diujung jemari kaki Zitao, memandangnya dengan bingung tidak mengerti dengan apa yang dinyatakan oleh tuannya.

Seulas senyum manis lagi-lagi terbit dari bibirnya yang berlekuk unik. "Mari kita coba!" Serunya. Ia beranjak untuk membersihkan mangkuknya dan setelah itu bergegas untuk bersiap ke toko.

.

Zitao kini tengah berjalan di trotoar khusus pejalan kaki sambil menenteng pet cargo yang berisi Candy, ia tidak akan pernah tega membiarkan anjing lucu tersebut sendirian di apartemennya. Sebenarnya untuk sampai lebih cepat ke toko ia dapat menaiki bis yang haltenya tepat berada di depan gedung apartemen tetapi ia lebih memilih berjalan kaki sekalian berolahraga katanya.

Jalanan yang tidak terlalu ramai serta cuaca yang mendukung membuat Zitao berpikir untuk memasang headset dan memutar beberapa musik instrumen khas Cina yang sering ia download dari youtuber yang ia subscribe. Karena terlalu sibuk dengan ponselnya, membuat Zitao tidak fokus pada jalanan di depannya, sehingga membuat bahu kanannya menabrak bahu seseorang dari arah yang berlawanan.

BRUKTAK!

Suara ponsel jatuh segera terdengar. Zitao sedikit terkejut dengan kejadian yang barusan saja terjadi sehingga ia tidak langsung bergegas mengambil ponselnya yang kini tergeletak tragis di tengah jalan. Terdengar pula suara gongongan Candy yang terkejut karena suara ponsel Zitao yang terjatuh.

"Ah.. Maafkan aku." Pria yang saling bertabrakan bahu dengan Zitao segera mengambil ponsel Zitao. Nampak ia sedikit meringis melihat penampilan layar ponsel Zitao yang agak sedikit retak.

Pria tersebut menyerahkan ponsel Zitao ke tangan pemuda yang masih terlihat terkejut itu. "Ini, aku benar-benar minta maaf atas ponsel mu."

Zitao yang mulai tersadar dari keterkejutannya mengganggukan kepalanya pelan sambil menatap ponselnya yang kondisinya sudah tidak mulus lagi. Ia meringis pelan saat memegang ponselnya.

"Kau tidak perlu..." Perkataanya tidak ia lanjutkan saat ia menatap pria dihadapanya.

Pria tersebut merogoh saku bagian dalam dari jas hitam yang ia kenakan dan mengambil selembar kartu nama.

"Ini kartu namaku, hubungi aku saat kau akan memperbaiki ponselmu, aku akan mengganti biayanya"

Zitao mengambil kartu nama tersebut dan membaca kalimat yang tertera. "Kris Wu."

Kris tersenyum kecil "Ya, itu aku, salam kenal."

Zitao kembali menatap pria yang baru saja ia ketahui namanya itu. "Huang Zitao."

"Eh.. Ah ya, Huang Zitao maafkan aku." Kata Kris sambil mengusap tengkuknya gugup karena ditatap oleh mata polos seorang Huang Zitao.

"Anu.. itu apa kau Chinese?" Tanya Kris memecah kegugupannya.

Pertanyaan Kris hanya dibalas oleh anggukan pelan dari Zitao membuat Kris justru semakin gugup.

"Kalau begitu aku pakai bahasa ibu saja, bagaimana?"

Sekali lagi pertanyaan Kris dibalas oleh anggukan pelan Zitao. Kris yang semakin tidak enak hati akhirnya pura-pura menatap jam tangannya berniat untuk segera pergi.

"Ah Zitao, aku harus pergi sekarang."

"Silahkan."

'Akhirnya ia bersuara juga' Kata kris dalam pikirannya sendiri. "Kalau begitu aku pergi, jangan lupa hubungi aku" Kris bergegas dari hadapan Zitao dengan langkah yang dipercepat dan menghilang dalam lalu lalang pejalan kaki.

Zitao masih terdiam ditempatnya dan menatap arah kepergian Kris. Ia menunduk menatap ponselnya lalu menatap pet cargo Candy sambil mengangkatnya sedikit.

Ia kemudian bergumam pelan. "Candy, ia bahkan tidak perlu mengganti kerusakan ponselku karena kalau boleh jujur yang retak ini hanyalah kaca pelindung layarku saja."

Zitao kemudian mengendikkan bahunya pelan dan mulai berjalan menuju arah tokonya. "Ayo Candy!" Ujarnya semangat dan dibalas dengan gongongan Candy.

.

CLING CLING

Suara bel yang tergantung di ujung pintu menandakan seseorang baru saja memasuki toko.

"Selamat dat.. Oh kau ternyata." Ucapan ramah dari pegawai Zitao serta merta berhenti saat menyadari jika Si pemilik tokolah yang datang. Ia adalah pegawai serta asisten Zitao, Jun.

"Tumben kau datang terlambat." Jun segera menghampiri Zitao dan mengambil pet cargo yang dibawa oleh bosnya untuk mengeluarkan Candy.

"Hallo Candy, apa yang terjadi dengan mommy mu sehingga kalian datang terlambat." Jun bertanya dengan nada jahil sambil menggendong gemas Candy.

Zitao yang mendengarnya hanya bisa memutar bola matanya malas dan bergegas menuju meja kerjanya yang berada di bagian paling belakang dari toko yang tidak terlalu luas itu.

Ia mendudukan dirinya segera dan memeriksa beberapa pesanan kliennya. "Seorang pria menabrak bahuku dan menjatuhkan ponselku sampai layarnya retak." Jawabnya sambil tetap fokus pada kertas-kertasnya.

Jun segera menghampiri Zitao. "Benarkah? Coba ku lihat." Jun mengambil ponsel Zitao dan mulai memeriksanya. Jun menghela nafas lega "Ini hanya pelindung layar kalau kau belum tahu."

"Aku tahu itu hanya pelindung layar, orang itu saja yang berlebihan, dan mengatakan akan mengganti kerusakannya."

"Pffftt.. hahahah kau bahkan bisa mendapatkan pelindung layar secara gratis." Jun tertawa terbahak-bahak hingga Candy ikut mengonggong.

"Bahkan kalaupun tidak gratis, harganya pun tidak akan sampai membuatku tidak bisa memberi makan Candy." Zitao mengendikkan bahunya pelan.

Jun menyeka air mata diujung matanya. "Nah tentu saja, kau bahkan bisa membeli pabriknya jika kau mau pffftt.." Jun kembali tertawa karena leluconnya sendiri.

Zitao yang mulai jengah dengan ketawa Jun, menghentikan kegiatannya dan menatap Jun dengan serius. "Sekarang mana berkas wanita tua yang kau bilang minta dibuatkan Hanfu?"

Pertanyaan Zitao kontan saja membuat acara ketawa Jun terhenti dan membuatnya fokus mencari berkas yang diminta Zitao di dalam kotak yang bertuliskan "PESANAN" yang berada di rak kayu di samping meja kerja Zitao.

"Ini dia!" Jun memberikannya segera pada Zitao.

Zitao mengerutkan keningnya. "Ny. Wang?" Ia mengalihkan pandangannya pada Jun.

"Kau bisa membacanya sendiri kan?" Tanya Jun retoris.

"Chinese?" Tanya Zitao tidak yakin.

"No.. Awalnya aku kira ia akan memiliki nama khas orang barat karena wajahnya bukan asia sama sekali, tapi Tadaaaa nyatanya tidak."

"Ah aku kira akan bertemu orang Cina lagi hari ini." Zitao terkekeh sebentar dan kembali fokus pada berkas Ny. Wang.

Jun penasaran dengan kalimat Zitao dan menatap bosnya itu dengan tanda tanya besar di otaknya. "Apa maksudmu dengan LAGI?"

"Orang yang menabrakku tadi orang Cina juga, namanya Kris Wu." Jawab Zitao tanpa menatap Jun.

Jun menganggukkan kepalanya pelan dan terdiam sejenak.

"Apa ia tampan?" Tanya Jun penasaran.

Zitao berpikir sebentar. "Lumayan, mirip dengan Kris ex-EXO kesukaanmu itu."

"Benarkah?" Jun sangat penasaran setelah mendengar bahwa pria Cina yang menabrak Zitao mirip dengan artis idolanya.

Zitao menatap jengah pegawainya satu-satunya ini. "Tidak dan tidak akan pernah."

"Ck..Tentu saja, ah aku rindu Candy."

Zitao yang melihat Jun hendak pergi bermain dengan Candy segera saja menghentikan pemuda Cina itu. "Hey kau mau kemana, bantu aku dengan Hanfu Ny. Wang ini." Ujar Zitao tegas.

Jun yang hendak mengeluarkan kalimatnya segera dipotong oleh Zitao. "Atau tidak ada uang bonus untukmu."

"Ayolah itu untuk membeli album baru EXO." Jun menatap Zitao dengan pandangan memohon.

Zitao menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dan memijat pelipisnya pelan. "Akan ku lebihkan bonusmu kalau kau membantuku dengan jahitan dan desainnya, deal?"

Jun menarik tangan kanan Zitao dan menjabatnya dengan paksa. "Deal! Tapi selama 30 menit biarkan aku bermain dengan Candy."

"Baiklah baiklah, sana pergi sana."

Zitao menggelengkan kepalanya perlahan lalu memijat pelipisnya kembali. "Di sini siapa yang pegawai dan siapa yang menjadi Bos?"

.

"Candy ayo!"

Zitao mengumpankan dog treat kesukaan Candy agar mau masuk ke pet cargo, tidak biasanya ia menggunakan cara ini, karena Candy akan secara sukarela masuk sendiri ke pet cargonya jika Zitao sudah bersiap-siap pulang. Jun pun tidak mampu berbuat banyak dan hanya dapat memperhatikan kelakuan bosnya itu.

"Candy mungkin masih ingin bersamaku di sini Zitao."

Zitao duduk bersilah di lantai dan menghela nafasnya. "Dan membiarkan anjingku tidak polos lagi karena kelakuan mesummu dan pacar aneh mu itu."

Jun terkekeh canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Itu bukan mesum Zitao, itu namanya insting."

"Yup insting seorang pemain porno sepertimu tidak diragukan lagi."

"Eiyy ayolah bos."

"Bantu aku menangkap Candy jadi kau bisa menelpon pacarmu secepatnya."

Jun menatap tajam Zitao. "Itu kau yang mengatakan ya Zi?"

"Aku mengatakan apa yang tertulis jelas di jidat mu, jadi ayo cepat, bantu aku."

Jun mengusap jidatnya pelan. "Apa benar?"

Butuh waktu setengah jam untuk Jun dan Zitao menangkap Candy dan memasukkannya ke pet cargo. Lumayan menguras tenaga Zitao yang memang jarang berolahraga untuk mengejar Candy yang lincah. Sebenarnya mereka bisa menangkapnya dengan cepat tetapi dengan kondisi toko Zitao yang bisa dibilang lumayan 'Berisi' jadilah mereka harus berhati-hati agar tidak memecahkan beberapa hiasan ataupun menjatuhkan manekin.

"Kau pintar memilih anjing Zitao."

"Ck.. sudahlah, aku pulang dulu yah, jangan lupa kunci toko ini sebelum kau naik ke lantai tiga."

"Okeey Dokeey."

Sebagai asisten yang baik, Jun mengantarkan Zitao hingga ke depan pintu toko. Zitao yang hendak pergi segera menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Jun yang justru menatap heran kearahnya.

"Apa kau melupakan sesuatu? Ponsel? Kartu apartemen?"

Zitao menggeleng pelan. "Aku tidak melupakan apapun."

"Lalu?"

"Karyawan toko buku sebelah yang sering lembur mengatakan kalau desahanmu terlalu keras, jadi..."

Zitao tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena Jun yang tertawa terbahak-bahak. "Baiklah-baiklah aku akan membekap mulutku kali ini, dan kupikir sepertinya BDSM bagus juga."

Mendengar perkataan pegawai ajaibnya ini membuat Zitao hanya bisa ternganga tak percaya. Melihat keadaan Zitao yang seperti itu membuat Jun menghampirinya. Jun mendorong rahang bawah Zitao agar mulut bosnya ini bisa tertutup dan melayangkan kecupan singkat di dahinya yang tertutup poni.

Jun membalikan tubuh Zitao dan menepuk pelan bokong empuk bosnya itu. "Nah sekarang pulanglah, tidur dan bermimpi indah."

Sebelum mendapat teriakan tidak terima dari Zitao, Jun segera berlari masuk ke dalam toko dan mengunci pintu. Zitao yang tidak terima dengan perlakuan Jun hanya bisa menggerutu sambil mencebikkan bibirnya. Gonggongan Candy menyadarkannya untuk segera bergegas pulang karena suhu udara sore yang semakin mendingin.

Di dalam toko Jun tertawa keras dan sesekali mengintip keluar jendela, ingin memastikan kalau bos kesayangannya itu masih di luar atau sudah berjalan pulang. Ketika ia tidak mendapati bosnya di luar sana Jun pun hanya bisa menggeleng pelan tanda tidak habis pikir dengan perbuatannya sendiri.

"Kau tidak pernah pacaran sekali pun, ahh betapa polosnya."

Jun terkekeh pelan dan menyadari sesuatu "Oh! Saatnya menghubungi pacar yihaa!"

.

Zitao yang sedang dalam perjalanan pulang ke apartemen menghentikan langkahnya ketika merasakan getaran ponsel dari dalam saku celananya.

"Hanya pesan singkat dari operator." Gumamnya.

"Kau belum memperbaikinya?"

"!"

Zitao tersentak kaget saat seseorang tiba-tiba saja berbicara tepat ditelinganya. Hembusan nafas dari orang itu sampai membuatnya merinding. Ya, itu Kris Wu, memang siapa lagi selain Jun dan Kris yang mengetahui perihal rusaknya layar ponsel Zitao.

"Kau mengagetkanku!"

Zitao membalikkan tubuhnya menghadap Kris.

Kris terkekeh canggung "Maaf."

"Hah sudahlah, aku tidak punya waktu untuk segera memperbaikinya, dan kalau kau belum tahu yang rusak bukan layarnya."

'Woah ternyata dia bisa juga berbicara panjang lebar' Pikir Kris tidak berani menyuarakannya karena akan sangat tidak sopan menurutnya.

"Lalu?"

"Ini hanya pelindung layar Tuan Kris Wu."

"Kris saja, hanya Kris okay."

Zitao pun mengganggukan kepalanya pelan tanda mengerti.

Cukup lama mereka berdua berdiam saling menatap satu sama lain hingga suara gonggongan Candy memecah keheningan diantara keduanya.

"Maaf Kris aku harus segera pergi, anjingku tidak tahan dingin." Zitao yang tersadar bahwa Candy tidak boleh terlalu lama terkena udara sore menjelang malam yang lumayan dingin segera bergegas untuk pergi, tetapi sebelum itu Kris menahan pergelangan tangannya.

"Ada apa lagi Kris?"

"Itu.. bisakah kita bertemu lagi?"

Zitao yang tidak mengerti hanya mengerutkan alisnya bingung.

"Maksudku kita berbincang tentang dirimu atau diriku, atau terserah, tapi nanti, atau kapan-kapan."

Zitao yang akhirnya menangkap maksud Kris akhirnya tersenyum manis. Kris yang melihat senyumannya hanya bisa terpaku dengan dentuman jantung yang mungkin saja akan terdengar sangat keras jika saja didengarkan lebih seksama.

"Tentu saja, tapi tidak dalam waktu dekat ini."

Sebenarnya Kris kecewa mendengarnya tetapi ia berusaha menutupinya dengan tersenyum hambar. "Tidak apa-apa, akan ku tunggu."

Zitao terkekeh melihat reaksi Kris, dan Oh sepertinya kali ini jantung Kris akan segera meledakkan bunga-bunga musim semi karena lantunan suara tawa Zitao.

Zitao menghentikan tawanya. "Dua minggu dari sekarang, apa kau bisa menunggu?" Tanya Zitao sambil tersenyum menampilkan barisan giginya yang kecil dan rapi.

Senyuman Zitao yang sangat menular akhirnya membuat Kris pun juga ikut tersenyum. "Tentu, tentu saja."

"Kalau begitu aku harus pergi sekarang, sampai jumpa Kris."

"Sampai jumpa." Ujar Kris semangat. 'Love' Sambungnya dalam hati. Kris melambaikan tangannya meski sudah pasti tidak akan terlihat oleh Zitao yang telah membalikkan tubuhnya lebih dulu.

.

Nada pintu terbuka menggema diseluruh penjuru apartemen. Seluruh ruangan langsung berubah menjadi terang benderang saat Zitao menekan saklar. Zitao melepas sepatu sebelum memasuki apartemennya. Ia menaruh pet cargo Candy di dekat sofa dan mendudukkan dirinya di lantai.

"Keluarlah Candy."

Candy yang telah dikeluarkan dari pet cargonya langsung berlari kesana kemari. Zitao yang melihat tingkah anjing lucunya itu hanya bisa terkekeh pelan.

"Ah.. Mood boosterku." Ia pun menyandarkan punggungnya di sofa sambil meluruskan kaki jenjangnya.

Zitao menutup matanya tetapi tidak tertidur untuk beberapa saat, tetapi kegiatannya itu tidak berlangsung lama karena gonggongan Candy yang kini tengah berdiri di dekat mangkuk makanannya.

"Kau ingin makan?" Tanyanya yang dibalas dengan gonggongan Candy.

Zitao segera beranjak ke pantry untuk mengambil makanan untuk Candy, tetapi sebelum itu ia menyempatkan diri untuk berjongkok dan mengusap bulu putih Candy.

"Anak pintar."

Setelah Zitao menuangkan makanan Candy yang langsung dilahap oleh anjing kesayangannya itu, ia pun bergegas menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri sebelum tidur.

Tidak butuh waktu lama bagi Zitao untuk mandi, kini ia telah siap dengan pakaian tidurnya. Bukan piyama, hanya sebuah kaos putih polos dengan celana yang juga berbahan kaos berwarna hitam. Ia masih sibuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil ketika ia mendengar getaran ponselnya. Ia pun segera mencari ponselnya karena ia lupa meletakkannya dimana. Setelah mendapatkannya ia membuka pesan yang baru saja diterimanya.

From: Jun

Zitao kau melupakan buku sketsamu

Zitao menghela nafasnya pelan, akhir-akhir ini ia cepat sekali lupa. Entah apakah karena faktor umur ataukah ia yang sedang banyak pikiran.

Ia pun segera membalas pesan dari Jun.

To: Jun

Akan ku ambil besok, tapi tapi tapi... besok adalah hari bersantaiku T.T

Zitao datang ke tokonya setiap dua hari sekali karena sebenarnya ia lebih memilih bekerja di apartemennya dibandingkan di toko, lebih banyak inspirasi katanya. Zitao menaruh ponselnya di atas ranjang dan memijat pelan pelipisnya, sepertinya schedule teratur yang selama ini ia jalani akan berantakan. Belum lama Zitao menaruh ponselnya, balasan dari Jun segera masuk. 'Cepat sekali.' Pikirnya.

From: Jun

Akan ku bawakan besok -_- apartemenmu masih yang lama kan?

Raut wajah Zitao seketika menjadi berseri-seri setelah membaca pesan dari Jun.

To: Jun

Yup! Terimakasih ^0^

Zitao pun segera menyimpan ponselnya di meja nakas, menggantung handuk basahnya dijemuran portable di balkon kamarnya, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang queen size miliknya dan tidak lupa menarik selimut hangatnya. Ia mulai memejamkan matanya dan perlahan-lahan mulai memasuki dunia mimpi tanpa dosa miliknya diiringi suara gemerincing wind bell yang tertiup angin musim semi.

.

.

TBC/END?


Ehem.. kali ini aku datang lagi dengan cerita baru. Btw cerita ini aku buat selama masa hiatus akibat terkena writer block, jadi yah maafkan kalau jalan ceritanya aneh karena ngetiknya kadang niat, kadang nggak. Cerita ini udah setengah jalan menuju selesai.. jadi tergantung dari pembaca, kalau peminatnya banyak, aku terusin kalau nggak, aku tetep terusin tapi nggak dipost.. yah kan itung2 biar writer blocknya cepet sembuh LOL. Oiya cerita yang lain nggak bakal aku lanjutin dalam waktu dekat *kurang ajar banget kan aku LOL* karena cerita2 terdahulu lah yang menyebabkan aku terkena writer block, komennya nyelekit pisan sih yah, kan jadi males akutuh.. LOL LOL LOL.

Okeh bacotnya segini dulu,

Typo? Manusiawi yah~

READ and REVIEW guys.. bye~

Bandung, 10 Oktober 2018.