Tired.

Park Jimin. Min Yoongi.

Horror. AU.

Oneshoot.

.

.

.

Jimin POV

.

"Jimin-ah, kau tak apa?"

Rasa lelah menyerang semua panca indra milikku saat mendengar sebaris frasa itu merasuki telinga. Mengikis secara perlahan kesadaran tipis yang sudah di ambang. Sesuatu yang berat seakan menggantung di kelopak mata. Berkali-kali helaian bulu mata menggelitik kantung mataku, menggoda untuk segera menutup dan terlelap.

Rasanya sangat lelah.

Aku ingin segera berada di rumah. Pandangaku buram melihat banyaknya manusia ini lalu-lalang di hadapanku. Bingung. Sebagian dari mereka pasti mengenalku hingga mereka memberi ucapan-ucapan yang membuat telingaku panas. Mengerang jenggah. Berkali-kali aku mendengar suara tangisan heboh.

Sebuah tangan menyentuh bahuku, menyadarkan dari lamunan. Memaksa jiwa untuk kembali ke raga.

Aku tersentak.

Netraku terpaku pada sosok Seokjin yang tersenyum lembut dan sedikit meremas bahuku. Ada rona kelabu menghias bawah matanya. Pasti ia sangat tertekan.

"Kita pulang sekarang, Jimin. Aku tahu kau lelah."

Aku hanya bisa mengangguk pasrah. Tak bisa berbuat banyak.

.

.

.

Tertatih langkahku memasuki apartemen. Peluh bak tetesan darah mengucur dari pori-pori gersang lapisan kulit. Kulonggarkan dasi yang seakan mencekik leher seperti kalung anjing. Menyebalkan juga pergi ke acara seperti itu menggunakan jas formal yang rapi. Lebih nyaman memakai kaus dan celana santai sebenarnya.

Kedua tanganku terangkat ke atas. Merenggangkan badan, melemaskan sendi-sendi kaku karna sejak tadi aku hanya duduk menatap orang-orang tanpa banyak bicara.

"Jimin-ah!" sebuah suara menghentikan acara mengerang layaknya kucing untuk sesaat. Dari suaranya dia pasti sedang berada di kamar kami, hobinya itu memang tidur dan berguling di atas kasur seharian.

Tapi aku tak mempermasalahkannya, asal ia merasa nyaman di apartemen saja itu sudah cukup.

Oiya, itu suara istriku, Park Yoongi namanya.

Sedikit terburu untuk segera meraih gagang pintu yang terasa dingin menyentuh telapak tangan dan membukanya. Alangkah bahagianya aku melihatnya tersenyum sambil melambai padaku. Ia menepuk-nepuk tempat di sampingnya. Yoongi ingin aku ikut bergelung bersamanya dalam selimut hangat berwarna biru kami.

"Kemarilah, Jimin. Aku merindukanmu." Ia memanggilku dengan nada manja yang terdengar lucu. Rasanya lucu sekali mendengarnya berkata seperti itu setelah delapan tahun usia pernikahan kami.

Ah aku ingin segera merengkuh tubuh kecilnya, mencium pucuk kepalnya, dan mencubit hidung kecil itu.

Aku juga merindukannya.

Sangat.

Tapi...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

–istriku sudah meninggal kemarin. Dan aku baru saja pulang dari pemakamannya.

.

.

LOL, niatnya pengen update blind date sekalian post ini. Cuma ya gitu deh ini duluan malah yang kelar. Da aku mah apa atuh :'v

Ini mirip creepas kan ya wkwkwkw. pengen bikin ginian aja yang banyak ah tapi charanya beda lagi/?