Haphephobia
Pairing : Namjoon x Seokjin
Cast : - Kim Namjoon
- Kim Seokjin
- Min Yoongi
- Park Jimin
- Wonho Monsta X(sekelibat doang)
- Cast lainnya menyusul
Rated : T
Genre : Romance,Drama
Terinspirasi setelah membaca manga ten count tapi cerita murni hasil imajinasi saya yang ketinggian,oke tanpa banyak cincong. Selamat membaca~
.
.
.
Hangatnya sinar matahari menyapa pagi hari kota seoul. Disalah satu kamar apartemen terlihat seorang pemuda yang sudah rapih dengan setelan celana panjang berwarna putih dipadu dengan kaos lengan panjang berwarna pink pastel dan jangan lupa sepatu sneakers pinknya yang menambah kesan manis untuk pemuda itu. Setelah yakin tidak ada kompor yang menyala pemuda itu mengambil tas ranselnya—bersiap untuk berangkat kerja.
"Jjaa kim seokjin mari mencari uang yang banyak! Fighting!" celoteh semangat pemuda itu.
Kurang lebih 45 menit perjalanan menggunakan bus pemuda itu sampai ditempat kerjanya. Kecil memang tapi tempat kerjannya penuh dengan kehangatan dan harum roti menyambut indera penciumannya,siapa yang tidak akan tergoda untuk masuk dan mencicipi sepotong roti buatan tempat kerjanya? Seokjin suka bekerja disini apalagi dia bekerja sebagai kasir tidak harus berjabat tangan dan sentuhan lainnya karena seokjin memiliki phobia yang dianggap orang lain aneh,haphephobia—phobia terhadap sentuhan orang lain.
"selamat pagi seokjin-hyung! Ini seragam kerjamu,semangat!" seru pemuda yang tidak kalah manisnya dari seokjin,jimin namanya.
"pagi juga jimin-sajangnim" canda seokjin disertai hormat untuk jimin.
"aishh jangan begitu hyung aku kan lebih muda darimu dan lagi aku tidak suka kau memanggilku seperti itu,jika seperti itu lagi gajimu aku potong 10%!" ambek pemuda surai cokelat itu disertai bibir yang maju beberapa centi.
"yak jangan seperti itu jiminie nanti aku harus makan pakai apa eoh? Baiklah hyung tidak akan memanggilmu seperti itu lagi" sesalnya. Seokjin benar benar menyesal telah menggoda jimin dengan panggilan itu dan lagi gajinya sedang dipertaruhkan asal kalian tahu.
Jimin tersenyum dengan cerah dengan cepat jimin meyodorkan jari kelingkingnya kepada seokjin "pinky promise?"
"yak apa-apaan kau ini seperti anak kecil saja,huh kenapa yoongi mau denganmu sih" tolaknya dan pergi begitu saja melewati jimin.
"YAK HYUNG KAU BELUM MELAKUKAN PINKY PROMISE DENGANKU! DAN YOONGI-HYUNG MAU DENGANKU KARENA AKU MENGGODA TIDAK SEPERTIMU YANG KIKUK HYUNG!" kesal jimin sambil menghentak hentakan kakinya. Alhasil tingkah jimin menjadi tontonan gratis dipagi hari bagi para pengunjung.
.
.
Disebuah rumah sakit terlihat pemuda bersurai platina sedang sibuk menangani pasien yang keluar masuk rumah sakit. Wajahnya yang tegas dan tampan disertai dimples yang menawan dan tinggi badan yang proposional jangan lupakan usianya yang masih terbilang belia cukup membuat iri para dokter disana yang notabenya sudah berkepala tiga. Namanya kim namjoon seorang dokter muda lulusan seoul national university berkat IQ yang melebihi rata-rata itu diusianya yang baru menginjak 24 tahun namjoon sudah mendapatkan gelar doktor sekaligus sudah dijamin dimana dia akan bekerja.
"Namjoon-ah kapan kau akan melakukan operasi terhadap pasien yang bernama ilkook?" tegur wonho selaku atasan namjoon.
"akan saya lakukan nanti pukul 1 siang wonho-hyung" jawab namjoon.
"baiklah semoga berhasil namjoon-ah" semangat wonho disertai kepalan tangan diudara.
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore tapi pemuda bersurai platina itu tidak berhenti berkutat dengan berkas-berkas yang ada diatas mejanya. Mengecek hasil perkembangan pasienya satu-satu menurutnya lebih wajib dan penting dari apapun karena pasien adalah tanggung jawabnya.
'Cklek'
Namjoon tahu betul siapa yang berani membuka pintu tanpa harus bersusah payah mengetuk pintu untuk meminta izin masuk keruangannya,pelakunya min yoongi doktor spesialis kejiwaan berbeda dengannya yang spesialis bedah tapi entah sejak kapan mereka menjadi sepasang sahabat.
'tuk'
"makanlah,kau pasti belum makan siang. Aku tidak mau melihat sahabatku yang sangat gila dengan pekerjaanya ini mati diusia muda dan tragisnya belum memiliki pasangan" kasar memang tapi namjoon tidak akan menyanggah ucapan yoongi karena ucapan yang dikatakan yoongi 100% benar.
"ah terimakasih hyungku sayang" gombalnya.
"jika aku mendengar itu lagi keluar dari mulutmu akan kupastikan barangmu menjadi santapan anjing penjaga rumahku idiot!" ancaman yang yoongi layangkan tidak pernah main-main jika dia sudah berucap demikian maka jangan pernah melakukan hal itu lagi "dan lagi carilah pasangan namjoon-ah,apakah kau tidak butuh seseorang disampingmu? Jangan-jangan kau mengidap kelainan aneh seperti objectum sexuality!? Bisa dilihat bagaimana kecintaanmu terhadap berkas-berkas itu" tunjuknya keberkas yang ada didepan namjoon.
"yak hyung jangan asal bicara! Sexualku memang menyimpang tapi tidak menyimpang sebegitu jauhnya tahu" dengusnya.
"hah baiklah-baiklah kuharap kau akan menemukan pendamping hidup yang mau mengurusimu si penggila kerja" tanpa pamit yoongi sudah melenggang pergi keluar dari ruangan namjoon.
.
.
Sudah pukul 9 malam waktunya seokjin untuk pulang dan mengistirahatkan badanya dan kakinya yang terasa pegal. Bekerja sebagai kasir tidak semudah yang kalian kira,ia harus berdiri berjam-jam didepan meja kasir untuk menunggu pengunjung yang akan membayar makanan dan minuman serta menjaga uang agar tidak lenyap digondol orang.
"hyung mau pulang bersama? Yoongi-hyung sedang membawa mobil hari ini" tawar jimin.
"ahh tidak perlu,nanti aku hanya menjadi obat nyamuk diantara kalian" dengusnya.
"ishh yasudah kalau tak mau,aku duluan hyung. Paipai!" ujarnya meninggalkan seokjin.
Jarak ke halte bus dari tempat kerjanya memang tidak jauh hanya butuh waktu 8 menit berjalan kaki. Sambil menunggu bus seokjin mengeluarkan handphone yang sudah tersambung dengan earphonenya,tanpa sadar pemuda itu memejamkan matanya menikmati alunan musik yang keluar melalui earphonenya. Tak berapa lama bus yang ditunggu sudah tiba segera seokjin naik sebelum bus tersebut pergi meninggalkannya. Tidak seperti biasanya bus ramai seperti ini sampai-sampai tidak ada tempat untuk duduk dan seokjin benci keramaian. Akhirnya seokjin memilih tempat berdiri dipojok belakang bus disamping dokter,mungkin? Entahlah seokjin tak yakin walaupun pria tersebut sudah jelas-jelas memakai jas dokter tapi tampangnya terlalu muda untuk gelar doktor yang disandangnya seokjin juga yakin umur pria itu lebih muda darinya. Merasa diperhatikan pria disamping seokjin menoleh. Dengan cepat seokjin menundukkan kepala.
'astaga apa yang kau lakukan kim seokjin bodoh'
Seokjin kembali fokus dengan musik yang didengarnya dan handphone di gengamannya lagipula pemberhentian selanjutnya seokjin turun jadi dia tidak perlu merasa terintimidasi oleh tatapan pria disebelahnya. Terlalu fokus dengan handphonenya seokjin tidak bisa menyeimbangkan badannya saat sang sopir mengerem mendadak alhasil seokjin terhuyung kedepan atau lebih tepatnya kesamping kanan kearah pria disampingnya. Alhasil sekarang seokjin berada dipelukan pria itu.
Deg!
"apa kau baik baik saja tuan?" ucap khawatir pria itu karena melihat muka seokjin yang sedikit pucat ditambah tubuhnya yang bergetar.
Sadar akan posisinya seokjin segera mendorong pria itu hingga jatuh. "ah maaf tuan dan terima kasih" ucapnya. Tanpa harus menunggu balasan dari lawan bicara seokjin segera turun dari bus karena ia harus turun disini kalau tidak ingin apartemennya terlewat dan juga dia merasa takut setelah kejadian tadi.
.
.
Pagi ini tidak seperti pagi biasanya,jimin tidak mendengar nada ceria dari bibir tebal pemuda yang sudah dianggap sebagai hyungnya sendiri dan lagi muka hyungnya itu pucat. Jimin tidak ingin terjadi apa-apa kepada hyungnya ini.
"hyung baik-baik saja? Jika tidak hyung bisa pulang dan istirahat. Mukamu menyeramkan hyung" cemasnya.
"haha,tidak apa jiminie. Hyung baik-baik saja kok" ucapnya diiringi senyuman.
"hah baiklah,jika tidak kuat lagi istirahat saja oke?"tawarnya.
"hmm baiklah" angguknya tanda persetujuan.
Hari mulai siang tandanya toko roti tempat kerjanya akan ramai dikarenakan waktu makan siang bagi para pekerja. Seokjin sudah merasa baikan jadi dia siap untuk 'menerima' uang dari para pengunjung.
"permisi saya ingin membayar pesanan saya" suara berat nan seksi itu membuat seokjin tersentak dari lamunanya.
"yaa,pesanan anda apa saja tu—an?" ucap seokjin sempat berhenti.
'astaga itu pria kemarin,semoga dia tak mengenaliku'
"kau pria yang kemarin di bus bukan?" tanya pria tersebut.
Deg!
TBC
Hola saya kembali lagi dengan ff namjin kali ini. Tadinya mau buat ini yoonmin tapi setelah dipikir-pikir kayaknya gak cocok deh ya yaudah aku ganti pairnya jadi namjin. Hihi. Omong-omong terimakasih untuk kalian semua yang sudah mau ngereview/follow/favorite/baca ff saya yang sebelumnya! *deep bow* dan maaf untuk yang minta sequel kayaknya aku gak bisa bikin sequelnya karena dari awal aku sudah menetapkan untuk tidak ada sequel,maaf. Dan berlanjut tidaknya ff ini ditentukan oleh minat kalian terhadap ff saya yang ini.
