Main Cast : Chanyeol x Baekhyun

Other Cast : Temukan di dalamnya

Disclaimer: Fict ini pure milik Gloomy Rosemary alias CupidKyumin

.

.

.

CHANBAEK

YAOI

FANFICTION

Gloomy Rosemary

.


Silent Regret

.

Chapter 1


.

Nafas kecil itu kembali tersedak, mengiringi tatapan nanar pada dua siluet di dalam ruangan itu. Ia ingin berlari... bahkan ingin menjerit berang, namun hati yang tertikam membuat kakinya melemah dan tetap menahannya berdiri di balik celah sempit itu. setiap kalimat yang di dengarnya, terlalu mengoyak hati namja kecil seusianya. Seseorang ingin membuangnya, memisahkan dirinya dengan wanita yang teramat berarti dalam hidupnya dan hanya satu-satunya wanita yang memberinya kehidupan di dunia ini.

"Y—Yoochun! ak—aku tidak bisa, J—jangan Baekhyun Dia satu-satunya ~

"Cih! Dia anakmu! Bukan darah dagingku! Ini sudah menjadi keputusanku untuk menjualnya pada Pengusaha kaya itu!"

"A—apa?! Menjual? Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu pada Putraku!"

"Rahim dalam tubuh bocah tengik itu! akan menjadi aib untuk keluarga kita! Lagi pula bayaran yang di tawarkan pemuda itu sangat besar, kita bisa kaya mendadak Jae !"

Wanita itu menggeleng kasar, demi apapun hatinya bagai tercabik mendapati kenyataan suami yang menikahinya 3 tahun silam tak sepenuhnya merajut janji yang telah terucap. Perlahan ia mengetahui... Cinta Yoochun mungkin mulai pudar, terlebih pria itu semakin menaruh benci pada putranya setelah mengetahui kondisi fisik Putra kecilnya.

"Tidak! Putraku akan tetap bersamaku kau~

PLAK!

"EOMMAAA!" Baekhyun berlari menerobos masuk, dan memeluk erat Wanita yang tersungkur di atas lantai itu, kedua manik caramelnya pun menatap penuh berang pada sosok tinggi di hadapannya.

"Kau! BRENGSEK!" Jerit Baekhyun

"Tutup mulutmu!" Gertaknya seraya menggendong paksa Baekhyun, hingga rangkulan di lengan ibunya terlepas. mendekapnya erat, tak sekalipun memberi kesempatan pada bocah 16 tahun itu untuk melawan.

"Y—YOCHUN! Jangan lakukan ini ku mohon!" Ratap Jaejong, berusaha meraih kaki Yoochun, Tapi yang terlihat Pria itu hanya menyentaknya dan tetap membawa Baekhyun menuju kamarnya.

"LEPASKAN TANGANMU! JAE!"

BRAKK

.

.

.

"Apa yang kau lakukan, biarkan aku keluar!" Jerit Baekhyun, begitu ayah tirinya menurunkannya di sebuah kamar penuh dengan pernak-pernik pink itu.

"Ck! berisik!"

"Appa akan membunuhmu karna menyakitiku dan Eomma!"

Yoochun berdecih meremehkan, ia merunduk dan berulang kali menepuk kepala anak tirinya. "Appamu sudah mati!"

Baekhyun menunduk, meski nyatanya kedua tangan mungil itu mulai terkepal. kembali mengingat, bagaimana Yunho selalu menjaganya dan membuatnya tertawa semasa hidup. Segalanya baik-baik saja! tidak! sebelum kecelakaan merenggut detik berharga itu. dan membuat Jaejong bertemu dengan Pria keparat di hadapannya.

"Tidur manis di dalam sana! jangan sekalipun membuat gores di tubumu! Karna kau tambang emasku Byun Baekhyun!" Ucap Yoochun masih dengan menepuk-nepuk kepala bocah manis itu. kemudian mengelus pipi halus Baekhyun, seakan terpana melihat kulit babyskin putra tirinya itu.

"LEPAS!" Sentak Baekhyun. Meski menatap berang, namun tubuh mungil itu terlihat gemetar berdiri di hadapan pria tinggi itu. Perlahan ia beringsut menjauh, seraya meremas kuat ujung bajunya. Sungguh, Baekkhyun benar-benar merasa terancam dengan lirikkan pria itu.

Membuat Yoochun terkekeh, lalu berjalan mendekat untuk kembali mengelus wajah Baekhyun.

"Tch! Tak heran Orang itu menginginkanmu. Wajahmu seperti perempuan. Dan Oh! Kau memang perempuan Baekhyun" Ujarnya sembari menepuk-nepuk perut Baekhyun, memberi isyarat pada bocah itu akan organ spesial yang tumbuh baik di dalamnya.

Baekhyun terbelalak lebar, menyadari kenyataan miris tubuhnya telah membanting seluruh harga dirinya. Baekhyun tak tau bagaimana mungkin organ itu bisa tertanam di dalam tubuhnya. Tak cukup untuk semua pandangan tersisih dari setiap orang yang melihatya, bahkan berulangkali Ia melihat raut terpukul Ibunya karna semua ini. Mungkinkah ini terlalu menjijikkan untuknya?

"Tidurlah...besok, Bos Besar itu akan menjemputmu! Dan jangan sekalipun melukai tubuh ini...satu gorespun!" Desisinya seraya menepuk punggung sempit Baekhyun.

Sementara...Baekhyun hanya diam mematung, hingga pintu itu tertutup rapat...menyisakan dirinya seorang diri bertahan dengan rasa cekam itu. Baekhyun tak mampu berbuat apapun, ia hanya seorang bocah belum genap berusia 17 tahun... hiduppun selalu berlindung pada bayang sang ibu. Karna petaka yang bersemayam dalam tubuh terdalamnya. Ia lemah...ya, selalu seperti itu.

"E—Eomma"

.

.

.

.


######

"Apa kau yakin dengan keputusanmu?".

"Lebih lembut dari salju...ah! bahkan lebih ranum dari wine ini" Kedua obsidian itu memandang sayu hamparan putih di luar. Sesekali jemari panjangnya mengguncang cairan merah dalam gelas itu, menciptakan suatu pusaran anggun di dalamnya.

Sehun berdecak, melihat sahabatnya mulai hanyut dalam dunianya sendiri. Ia tau Chanyeol tengah berfantasi tentang anak itu.

"Aku akan menikmatinya"

Sehun mulai terhenyak, lalu memandang jengah pemuda tinggi itu. "Kuharap kau tak sedang bermain-main di sini"

Chanyeol terkekeh mendengarnya, dalam sekali gerakan ia memutar tubuh dan memandang lekat pria bermarga Oh di hadapannya.

"Leopard telah menerkam mangsanya, sangat menarik bukan?"

Sepersekian detik Sehun terlihat terperangah, ia merasa Chanyeol tak hanya sekedar mengoceh, terlebih tatapan obsidian itu terlalu rumit untuk ditafsirkan. Samar-samar Sehun mencium niat tersembunyi dalam diri Chanyeol.

"Apa kau mencintainya?"Telak Sehun, ia tau dan memang memahami diri Chanyeol. semua hidupnya bahkan mengenai orientasi sex pemuda tampan itu.

"Hn, jangan naif. Hanya karena aku membeli anak itu, dan kau menyimpulkan aku memiliki perasaan sebodoh itu?"

"..." Sehun terdiam

"Taukah kau— Chanyeol memandang tajam butiran salju di luar tralisnya.

"Aku menemukan bocah itu. Putra Byun Yunho"

Sehun kembali terperanjat, tak pernah menduga Chanyeol masih menyimpan dendam akan kematian Ayahnya 10 tahun silam.

"Yeol, jika itu—

"Anak itu, akan menjadi mangsaku".

"Dengar, tapi anak itu—

"Hn! apa bagian pemasaran sudah membuat forecast bulan depan? Aku ingin segera melihatnya, kuharap kau memeriksanya untukku"

Sehun menghela nafas berat, ucapan itu terlalu mutlak untuk di tentangnya. Ia beralih menunduk hormat dan melaksanakan titah pemegang jabatan tertinggi di perusahannya tersebut.

.

.

"Anak itu tak bersalah" Ucapnya sebelum benar-benar pergi.

Chanyeol memejamkan mata sesaat dan menyeringai licik begitu mengingat wajah Baekhyun.

"Cukup manis" Ia mengambil selembar foto di mejanya, dan menatap lekat siluet di dalamnya

"Bersenang-senanglah bersamaku Byun Baekhyun" Lanjutnya sembari meneguk habis sisa winenya.

.

.

.

.


Esoknya.

Baekhyun meringkuk di atas ranjangnya, sesekali tangan mungil itu mengusap lengannya begitu merasakan suhu beku mulai merambat . Ia benci sendiri...dan sungguh Baekhyun sangat merindukan pelukan hangat Jaejong. Namun pintu itu tak kunjung bergeming, tetap tertutup dan mengurung rapat dirinya hingga Pengusaha kaya itu tiba untuk membawanya pergi.

"T—tidak" Gumamnya sembari menggeleng kasar, ia bangkit dan berjalan tertatih mendekati daun pintu itu. Entah apa yang terjadi, tapi Baekhyun merasa suhu tubuhnya yang panas.

Tentu semua kian beralasan, dengan berbagai hidangan yang masih utuh di meja nakasnya. Semenjak kemarin Baekhyun tak sedikitpun menyentuh makanannya bahkan enggan menggunakan selimut. Anak itu ingin berontak.

"Tidak! Aku tidak ingin seperti ini!" Racaunya sambil merambati dinding. dan begitu mencapai daun pintu, anak itu terlihat kalut mengoyak knopnya

CKLEK CKLEK

Masih saja...lapisan kayu tebal itu tetap terkunci dari luar. Berkali-kali Baekhyun mendobrak dan menendangnya, namun percuma... apa yang dilakukannya hanya membuat tubuhnya membiru lebam.

"LEPASKAN AKU!" Teriak Baekhyun serak. Nafasnya semakin terdengar berat, jika mengingat semua perlakuan kasar yang kerap ia dan ibunya terima dari sosok Yoochun. Pria yang dalam hidupnya tak sekalipun disebutnya sebagai ayah, dan selamanya tak akan pernah

Merasa percuma, Baekhyun beralih mengambil sebuah vas bunga hendak menghempaskannya di jendela. Berkali-kali bocah itu berjalan terhuyung-huyung karna kepala yang berdenyut nyeri.

Satu hempasan saja, mungkin rencananya akan terwujud.

Dan—

'PRAANK'

Baekhyun tersenyum puas begitu melihat jendela itu hancur menjadi serpihan tak berarti, lekas Ia memanjat ke atas tanpa peduli tangan dan kakinya tampak berdarah karna goresan pecahan kaca itu.

Namun tiba-tiba seseorang membuka pintu tersebut, dan berteriak geram padanya.

"BAEKHYUN! TURUN ATAU KU PUKUL KAU!"

Yoochun berjalan gusar bahkan berusaha menarik turun tubuh mungilnya.

Semua terlalu mudah di lakukannya...karna memang Baekhyun tak sekalipun melakukan perlawanan, bocah hanya menunduk lemah dalam gendongan Yoochun, kepala yang terus menerus berdenyut pening membatasi gerakannya hingga ia pasrah pria itu membawanya keluar dari kamar tersebut.

.

.

.

"Ahh maafkan saya telah membuat anda menunggu lama Tuan Park".

"Tak apa...jadi bisakah aku membawanya sekarang"

Yoochun tersenyum picik, kedua matanya melirik dua koper besar di atas mejanya.

Menangkap maksud tersebut Chanyeol lekas membuka koper miliknya dan menyeringai remeh begitu melihat tatapan nyalang pria itu pada isi kopernya.

"Serahkan anak itu padaku"

"T—TIDAK! AKU TIDAK MAU! LEPASKAN AKU BRENGSEK!" Geram Baekhyun begitu Chanyeol menarik lengannya. Berulang kali ia berontak dan berteriak marah. Namun percuma tubuhnya semakin terasa lemas.

"Kau bukan lagi milik keluarga ini, Dengar itu baik-baik"

Baekhyun menggeleng kasar, Ia memukul-mukul dada bidang itu bahkan sesekali pula menggunakan kakinya untuk berontak.

namun semakin Ia melawan, semakin hebat pula denyut pening itu... membuatnya terhuyung lalu lemas tak sadarkan diri dalam dekapan Pria tinggi itu. Membuat Chanyeol berdecih licik... tak menduga semua akan semudah ini.

BRAKKK

Pintu terbuka kasar, seorang wanita masih lengkap dengan jeratan tali di tangannya mulai berlari tergopoh keluar. dari luka gores dan lebam di kakinya.. siapapun tentu menyadarinya, wanita itu bersusah payah melepaskan diri

"ANDWAAE! Kau tak berhak menjual Putraku pada orang itu Yoochun!" Jaejong berlari kalut ingin merangsak Chanyeol dan beberapa pengikutnya

"Ahhhh! Lihat semua uang ini Sayang ... kita akan kaya!" Yoochun menangkap tubuh kurus itu, menarik paksa lengan Jaejong dan di bawanya untuk mendekati koper besar berisi penuh lembaran uang itu.

"BAEKHYUN! BANGUN NAK! BAEKHYUN!" Tapi wanita itu tetap bersikeras meronta, bahkan berteriak... berharap putra kecilnya lekas terbangun dan mendengarnya.

PLAKKK

Hingga sebuah tamparan keras, menyentak wajahnya. Membuatnya tersungkur dan menangis keras.

"KAU TAK MEMATUHIKU?! APA KAU INGIN KUJADIKAN PELACUR SEPERTI ANAK ITU HAH?!"

Jaejong tergugu, seberat apapun Pria itu melukainya... tak ada yang lebih menyakitkan melihat Putra semata wayangnya dijual di hadapannya seperti itu.

"B—baekhyun! dengarkan Eomma ... ba—ngun sayaang" Rintih Jaejong, sambil merangkak mendekati Chanyeol.

"Aisshhh! wanita gila!" Yoochun beranjak cepat menarik tubuh Jaejong lalu membopongnya paksa. "Lupakan anak itu, kita memiliki Taehyun di dalam" Bisik Yoochun setelahnya

"KEMBALIKAN PUTRAKU! Hiks ANDWAEEE! Baekhyun~ah buka matamu nak! KEMBALIKAN BAEKHYUN—KU TUAN!"

"Dia hanya pembawa aib, lebih baik kita bawa taehyung bermain sepuasnya hari ini. Lihat semua uang ini sayang... kita bisa membeli mobil dan bahkan rumah baru, ahahahaha"

"ANDWAEEEEE! BAEKHYUN!"

.

.

.


######

Beberapa Jam Kemudian

Chanyeol menatap lekat seorang bocah yang tengah berbaring di ranjangnya, hampir 2 jam lamanya ia duduk menyilang di sofa tanpa sedikitpun merubah posisi. Mungkin hanya jemari panjangnya yang begitu intens bergerak memutar red wine dalam gelasnya.

Sesekali ia menyeringai puas seraya menyesap cairan beraroma harum namun keras itu saat memandang wajah Baekhyun. Begitu polos namun menjerat, terlalu sayang untuk menjadi mainan sebelum menerkamnya.

"Nghhh~" Baekhyun mengerjap, kala berkas mentari mulai menerpa wajahnya. Masih dengan mata yang terpejam ia memijit kening. mengapa tak pulih... bahkan rasanya semakin berat. Namun tiba-tiba ia terbelalak lebar begitu mencium aroma maskulin di sekitarnya.

.

.

"K-kau" Gugupnya, saat melihat Chanyeol berada tepat di depannya.

Chanyeol kembali mengulas sebuah smirk tajam. Ia meletakkan gelas winenya dan semakin mengikis jarak dengan bocah mungil itu

"Aku membelimu bukan untuk melihatmu tidur ... Byun Baek—hyun" Bisiknya sembari menjilat bagian belakang telinga Baekhyun.

"Nghh~"

"Karna aku membayar mahal untuk tubuh ini".Tanpa peringatan Chanyeol merangkak naik, dan memenjarakan tubuh Baekhyun. Tak peduli seberapa pasi wajah anak itu, Ia tetap memaksa mencengkeram kedua pergelangan tangannya ... hingga seluruhnya terpasung

"L—Lepas! LEPASKAN AKU! ugh~..hks! Breng—sek! Nnnaah! ackh!"

.

.

.

.

Tobecont...


Annyeong...

Gloomy Rosemary (putri) bawa satu FF ini ada rahim-rahimnya jadi sudah tau lah ya genrenya apa, sudah pernah dibuat, sudah lama juga ingin post yang ini...

Sembari menunggu respon Love Of Fallen Leaves ... karna mungkin udah tamat yaa hihihi

.

gimana? layak lanjut atau delete saja ff yang ini?

Review Jusseyoooo

setelah ini, Gloomy Rosemary (Elan)...update Love Sick :)

invite IG Gloomy Rosemary = gloomy_rosemary

saranghaaeeeeeeeeee...

Annyeooooooooooooooonggggggggggggggggg