Dari arah berlawanan aku melihat seseorang dengan surai hijau dan menggunakkan jersey Shutoku.
Hm.. sepertinya aku mengenalnya..
Menyipitkan pandanganku dan sedikit menunduk untuk melihat siapa pria itu.
Tunggu dulu, bukankah itu Midorima-kun?
Deg..deg..
Ada apa dengan dadaku? Kenapa aku merasakan debaran aneh disaat aku melihatnya?
Memegang dadaku dan meremasnya pelan. Lalu mengatur nafas.
Hahh.. Kupikir tak sopan jika aku hanya diam di sini dan tak menyapanya.
Season With You
.
.
.
.
Menikmati indahnya musim bersamamu.
.
.
.
.
Karya LeafandFlower
.
.
.
.
Genre: Romance
PoV: Midorima Shintaro x Reader
.
.
.
.
Maaf jika ada kesalahan kata / ooc .-. Harap maklumi saya karena saya masih amatiran.
.
.
.
.
"Konbawa Midorima-kun." sapa seorang perempuan yang datang dari arah berlawanan dengan Midorima.
"Konbawa." jawab Midorima sedikit melirik si wanita.
"Etto, itu apa?" tanya perempuan tadi yang sekarang terlihat seperti sedang mengikuti Midorima.
Sebenarnya perempuan itu adalah kau dan kau tidak mengikuti Midorima melainkan rumahmu dan rumahnya yang searah dan satu daerah membuat kau dan dia saling kenal. Dan juga, terkadang kalian berdua pulang bersama jika berpapasan walaupun kau dan Midorima berbeda sekolah.
"Lucky itemku dan sepatu basketku nanodayo." Midorima membetulkan kacamatanya walaupun kacamata yang ia pakai tidak jatuh ataupun miring.
"Ah, souka." Kau tersenyum sambil menyamakan langkah kakinya.
"Lalu, apa yang kau bawa?" Midorima melihatmu memegang sesuatu berbentuk sebuah balok sedang dengan hiasan pita di atasnya dan bungkus yang berwarna cerah.
"Ini? Kado untuk sahabatku, kuharap dia senang dengan kado ini." Kau tersenyum sambil memperlihatkan kado yang telah kau rangkai di rumah temanmu.
"Semua orang pasti akan senang bila diberi hadiah, apalagi jika dari sahabatnya nanodayo." kata Midorima,
"B-bukan berarti aku mengkhawatirkanmu nanodayo." dan dilanjutkan dengan kata - kata tsunderenya.
"Hihihi, arigato Midorima-kun."
Kau sudah tahu sifat Midorima sejak kecil. Dari kelihatannya, sepertinya dia adalah tipe orang yang cuek. Tetapi, setelah kau berteman dengan dia pasti kau akan mendapat banyak kekhawatiran darinya lalu berusaha dielak olehnya juga karena sifat tsunderenya. Dan hal itulah yang membuatmu berfikir bahwa Midorima adalah laki - laki yang unik.
"Kudengar dipertandingan Winter Cup nanti, sekolahmu akan bertanding melawan Rakuzan ya?" Kau menatap Midorima penasaran.
"Hmm,, begitulah nanodayo." jawab Midorima sambil memainkan lucky itemnya.
"Menurut Midorima-kun, siapa yang akan menang dipertandingan besok?" Rasa penasaranmu semakin menjalar mengingat Rakuzan merupakan sekolah yang maju baik itu dibidang akademik maupun non akademik.
"Aku tak bisa menentukan siapa yang akan menang di pertandingan nanti nanodayo."
"Ha? Nande?"
"Aku tak ingin membahasnya nanodayo." Raut wajah Midorima semakin kesal karena mengingat dia akan melawan Akashi.
"Kenapa Midorima-kun? Ayolahh beritahu akuu. Yayaya?" Kau merayunya agar ia mau menjawab pertanyaanmu.
Midorima mendecih kesal. Lalu menjawab pertanyaanmu
"Baiklah-baiklah. Akan kujawab nanodayo. Karena lawanku kali ini sangat kuat dan juga ada temanku di sana jadi aku tidak tahu siapa yang akan menang nanodayo."
"Jadi, Midorima-kun ingin merelakan kemenangan itu untuk temanmu?" tanyamu salah mengartikan karena menurutmu, lawan selanjutnya adalah teman Midorima mungkin Midorima tidak ingin menyakiti perasaan temannya jika kalah dan akhirnya ia merelakan kemenangan itu.
Salah? Tentu saja.
Di lihat dari raut wajah Midorima sekarang, ia bukan ingin merelakan kemenangan itu demi temannya. Melainkan ia sangat terbebani karena lawannnya kali ini sangat kuat dan ia sama sekali belum pernah berkutik untuk balas melawannya. Walaupun orang-orang katakan mereka adalah rival yang sama - sama memiliki potensi dan kemampuan yang seimbang.
"Mana mungkin aku merelakan kemenangan itu nanodayo?" sergah Midorima.
Ia menghela nafas.
"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, sekalipun itu dari temanku yang belum pernah aku kalahkan nanodayo." kata Midorima tenang walupun ada setitik keraguan yang ada dibenaknya saat ini.
"Jadi, Midorima-kun belum pernah menang melawan temanmu itu?"
"Belum nanodayo." Kata Midorima.
"Tidak mungkin aku menang melawannya mengingat kepribadian serta potensinya yang sangat tinggi. Dan juga rekan setimnya yang sangat kuat. Mungkin itu akan membuat pertandingan kali ini akan semakin sulit dan menantang nanodayo." Midorima tetap berjalan ke arah taman. Dan diikuti olehmu.
Kenapa? Karena itu adalah jalan pintas menuju daerah rumah kalian mengingat hari sudah senja.
"Midorima-kun hanya perlu mengalahkannya kan? Lakukan saja tanpa beban seperti kau berhadapan dengan lawan - lawanmu seperti biasa dan berfikir bahwa kau bisa menang dengan mudah." Kau melontarkan kalimat itu seolah lawan Midorima adalah lawan yang lemah.
"Sudah kubilang itu mustahil nanodayo!"
"Tidak ada yang tidak mungkin selama kau mencobanya dan berusaha sebisa mungkin Midorima-kun." jawabmu tidak mau kalah.
"Lagipula, Midorima-kun belum mencobanya bukan? Kita tidak akan tahu hasilnya setelah kita mencobanya, tidak ada salahnya kan?" lanjutmu dengan nada yakin 100% bahwa Midorima bisa memenangkan pertandingannya kali ini.
"Huft.. sudahlah, aku tak mau membahas itu nanodayo." katanya menyerah yang membuatmu tersenyum senang karena kau 'menang adu mulut' dengannya.
Melihat reaksi dari Midorima, kau sedikit menyesal karena membuat moodnya berubah. Lalu kau mempunyai ide dan berharap idemu bisa mengembalikan mood Midorima agar seperti biasa.
"Ne, Midorima-kun," Kau berhenti di bawah pohon yang sedang menggugurkan daunnya.
Midorima yang mengetahui kau berhenti langsung menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya ke arahmu.
"aku yakin kau pasti bisa melakukannya." Katamu optimis
"Ganbatte ne Midorima-kun!" Katamu tersenyum manis.
Angin pun berhembus setelah kau mengucapkan kata - kata itu.
Yang membuat rambut indahmu terbang.
Serta daun-daun kering yang berguguran di sana.
Ditambah paduan warna langit kuning orange keemasan.
Membuat kesan yang indah nan juga manis di dalam benak Midorima setelah mendengarkan kata-katamu dan melihatmu tersenyum di bawah pohon itu.
Semburat merah tipis pun terlihat di pipi Midorima setelah melihatmu menikmati hembusan angin yang menerbangkan surai panjang nan indah milikmu. Melihatmu menutup mata dan tersenyum manis.
"Baiklah nanodayo." Dia sedikit menundukkan kepalanya berusaha untuk menutupi wajahnya yang semakin panas karena senyumanmu dan kata-katamu tadi.
"Aku akan berjuang semampuku, do'akan aku." Katanya lalu tersenyum ke arahmu.
Kau melihat Midorima tersenyum dan kau merasakan pipimu memanas.
Deg..deg..
Debaran aneh ini.. Kenapa semakin keras?
Sesaat kemudian kau tersenyum lalu melanjutkan perjalananmu dengannya.
Kalian berhenti sejenak dan saling bertatapan. Tersenyum canggung berusaha menutupi semburat merah yang menghiasi muka kalian.
"Hmm.. Kurasa aku akan melihat pertandinganmu." katamu sambil menatap Midorima.
"Baiklah aku tak keberatan nanodayo." jawab Midorima sambil balik menatapmu.
"Ah ya.. Jangan membuat dirimu malu di depan lapangan nanti. Ingat? Kau punya janji bahwa kau harus menang." Kau sambil menunjuk Midorima menggunakkan jari telunjukmu.
"Jadi.. Jika kau kalah, kau akan dapat hukuman dariku." Kau tersenyum jahil ke arahnya.
"Ha.. Lagipula aku tak pernah membuat janji denganmu, jadi kau tak bisa menghukumku nanodayo." balas Midorima dan tersenyum jahil.
Lalu kalian tertawa dan melanjutkan perjalanan kalian.
"Aku selalu mendukungmu Midorima-kun."
Dan sepertinya akan ada sebuah cerita baru setelah musim gugur ini.
Makasih banyak buat yg udah baca^^
Jika ada kesalahan, kritik atau mungkin saran bisa kalian beritau lewat Review atau pm saya^^
LeafandFlwer done edited~
Contact me on:
- Twitter: NurReziella
- Wattpad: LeafandFlower a.k.a. Kuronuma Izana
See ya!
