Title : Baby, Boo/ YAOI
Chapter : 1-5
Author : Yoori Michiyo
Pair : Yunjae dan Cast lainnya yang numpang lewat
Genre : ANGST, ROMANCE, FRENDLY, campur-campur dah :-P
Rated : PG 13 –NC 17
Warning : WARNING ! This is a Boy X boy love story so if you don't like it please
Don't read. Leave it to those who like it
.
.
I have died everyday waiting for you. Darling don't be afraid I have loved you. For a thousand years . I'll love you for a thousand more (Cristina Perri – A Thousand Years)
.
.
Summary : Jung Yunho seorang Presdir berusia 35 tahun jatuh cinta kepada namja berusia 18 tahun. Yunho yang terkenal dengan keangkuhan dan sifat dinginnya ketika berhadapan dengan para kliennya berubah menjadi pribadi yang hangat setelah mengenal Jaejoong. Jaejoong yang manja, ceria bahkan cerewat mampu mengubah Jung Yunho. Bagaimana kisah cinta mereka.
.
.
'Kepada penumpang Jeju Airlines, segera naik ke pesawat. Sekali lagi kepada penumpang Jeju Airlines, segera naik ke pesawat'
Seorang namja cantik menolehkan kepalanya saat panggilan pesawat yang akan membawa dirinya beserta teman-teman sekelasnya. Yah, mereka akan melakukan liburan musim panas ke pulau Jeju.
Dengan sedikit tergesah-gesah ia melangkahkan kakinya menuju tempat dimana teman-temannya sedang berkumpul. "Umma, Palli!" pekik Jaejoong pada Ummanya.
"Ne, ne…" Mrs. Kim mengikuti langkah Jaejoong dan beberapa bodyguard mengikutinya dibelakang.
Jaejoong merupakan anak tunggal dari keluarga Kim. Semenjak Appanya meninggal saat ia berumur 10 tahun Jaejoong hanya tinggal bersama dengan Ummanya yang kini sedang mengurus perusahaan penginggalan Appanya.
Mrs. Kim sangat memanjakan Jaejoong. Ia selalu membelikan apapun yang diinginkan putera semata wayangnya. Termasuk saat ini, di sela-sela kesibukkannya ia mengantarkan sang buah hati menuju bandara.
"Joongie, ingat! Jangan tidur terlalu malam, jangan lupa makan teratur, dan jangan lupa selalu menelpon Umma. Arrasso!"
'Joongie' merupakan panggilan Jaejoong. Jaejoong hanya mengangguk lucu ketika Ummanya memberitahunya.
"Jangan jauh-jauh dari Junsu dan Changmin, jika terjadi sesuatu segera beritahu Changmin. Arrasso!" lagi Mrs. Kim memberitahu Jaejoong.
Junsu dan Changmin merupakan sahabat Jaejoong. Mereka adalah sahabat sejak memasukki sekolah bangku sekolah dasar. Jaejoong sangat dekat dengan kedua sahabatnya itu. Bahkan Mrs. Kim sangat hafal dengan sifat kedua sahabat Jaejoong tersebut.
"Ahjumma" sapa Junsu dengan suara lumba-lumbanya.
Mrs. Kim menoleh dan tersenyum mendapati kedua sahabat Jaejoong yang sudah bersiap. "Palliwaaaaa!" pekik Junsu langsung menarik tangan Jaejoong.
"Joongie…! Ingat apa pesan UMMAAAA!" Teriak Mrs. Kim.
Meskipun ini bukan pertama kalinya ia berpisah dengan buah hatinya tapi Mrs. Kim selalu mengkhawatirkan putera semata wayangnya itu.
"NEEEEE, UMMAAAAA!" Jaejoong menoleh dan melambaikan tangannya kepada Mrs. Kim. Ia tersenyum melihat sang Umma melambaikan tangan kepadanya.
Jaejoong adalah anak yang patuh terhadap Ummanya. Apapun ia pasti akan melakukannya. Jaejoong juga namja yang polos, dan ceria. Tapi di balik keceriaan Jaejoong, sebenarnya namja cantik itu sangat cerewet dan manja. Ia akan bersikap manja dan cerewet jika ia berhadapan dengan orang yang ia kenal. Jaejoong juga selalu cerewet kepada kedua sahabatnya. Sebenarnya diantara mereka Jaejoong-lah yang paling muda. Namun, jangan salah Jaejoong juga pandai dalam hal mata pelajaran. Buktinya ia merupakan siswa percepatan.
Mrs. Kim menghela nafas setelah kepergian puteranya. "Tuan Choi, pastikan jika puteraku baik-baik saja" ujar Mrs. Kim kepada sekertaris kepercayaannya. Lalu pergi meninggalkan bandara setelah ia rasa puteranya sudah masuk ke dalam pesawat.
.
.
Sementara itu seoran namja tampan sedang sibuk dengan beberapa berkas yang ada di meja pesawat. Bersama dengan sekertarisnya, ia mendengarkan secara seksama apa yang di jelaskan oleh sekertarisnya.
Yunho, nama namja itu. Ia melepaskan kacamata minusnya memijat sedikit pelipisnya. Sungguh ia sangat lelah dengan semua pekerjaannya ini.
Siapa yang tidak kenal dengan seorang Jung Yunho, ehm? Pria mapan dan terkenal dengan kekayaannya. Dari sebuah keluarga yang sangat di kenal Seoul. Yunho juga sangat cakap dalam berbisnis. Hal ini sangat turun temurun dalam keluarganya. Namun, sayang Yunho merupakan pria yang dingin dan angkuh. Ia sangat jarang tersenyum dan tidak pernah berniat untuk menjalin suatu hubungan dengan anak teman bisnisnya atau teman-temannya. Ada beberapa trauma yang membuat Yunho menjalin hubungan dengan siapapun. Yunho adalah pribadi yang tertutup namun tegas jika sudah menyangkut sebuah perusahaan..
Ia menghela nafas panjang. Lalu memangku tangan kirinya pada pinggiran tempat duduk pesawat. Matanya melihat ke arah jendela. Dimana langit hari ini sangat cerah. Yunho kali ini melakukan perjalanan bisnisnya ke pulau Jeju.
"Hyung, kau mendengarkanku" kata seseorang di sebelahnya.
Yunho menoleh ke arah namja yang memanggilnya. "Ehm, aku mendengarmu, Chun" jawab Yunho dingin.
"Baiklah, Hyung kita juga lelah" ujar Yoochun, namja yang merupakan sekertaris pribadi Yunho.
Yunho menejamkan matanya, namun ….
"YAK! Joongieeeee… Hyung kan sudah bilang jangan mainkan ini" pekik seseorang dari arah belakang kursi yang Yunho duduki.
"Hah! Su-ie Hyung menyebalkan sekali" gerutu Jaejoong lucu.
Yunho menolehkan kepalanya. Melirik sekilas apa yang terjadi di belakangnya ? Ia mengerutkan keningnya saat melihat seorang namja dengan kulit putih, hidung mancung serta bibir semerah Cherry yang mengerucut imut.
"Aiiissshhh! Kenapa kalian berdua ini berisik sekali sih ?" salah seorang yang duduk di samping namja cantik itu.
"Lihat adik kesayanganmu, Min. Astaga!" keluh Junsu sambil mengutak-atik PSP miliknya.
Kalian tahu apa yang terjadi ? Itu di sebabkan oleh Jaejoong yang awalnya bosan lalu meminjam PSP milik Junsu. Jaejoong yang selalu kalah akhirnya memencet tombol sembarangan. Dan akhirnya game yang di mainkan oleh Junsu terhapus.
" Hah! Kau bisa mengulangnya lagi. Kenapa marah pada Joongie?" bela Changmin.
"Huh! Su-ie Hyung pelit sekali" gerutu Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya.
Yunho yang melihat kelakuan ketiga anak yang ada di belakang tempat duduknya tiba-tiba tersenyum. Sepertinya sangat menyenangkan sekali masa-masa seperti mereka.
Jaejoong yang cuek akhirnya menaruh kepalanya ke pundak Changmin yang sedang asik memakan sesuatu. Well, Changmin memang hobi yang namanya makanan. Tiba-tiba mata Jaejoong tidak sengaja bertemu dengan mata seseorang yang melihat mereka di balik cela-cela kursi penumpang.
Yunho terkejut saat Jaejoong memergokkinya. Ia lalu menoleh ke depan. Dan membenarkan duduknya. Ia bahkan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
Yoochun yang memperhatikan atasannya itu menatap bingung. "Wae, Hyung?" Tanya Yoochun.
"Aniya" Yunho menggelengkan kepalanya. Ia lalu tersenyum. Ah! Sudah lama ia tidak tersenyum seperti ini, ehm?
.
.
Rombongan sekolah Jaejoong, memasukki hotel yang sudah mereka pesan. Jaejoong menggunakaan tang rasel di pundaknya serta sebuah koper miliknya yang terlihat sangat besar. Kelihatan sekali jika ia pasti membawa pakaian banyak sekali. Hei, jangan salahkan Jaejoong tapi salahkan Ummanya yang membawakannya banyak pakaian.
Jaejoong mengerucutkan bibirnya saat ia tidak mendapatkan teman sekamar. Itu artinya ia harus tidur sendirian. Jaejoong membawa seluruh barangnya ke kamar yang di berikan oleh Songsaenim. Junsu dan Changmin merupakan teman sekamar. Yah, walaupun kamar mereka hanya bersebelahan.
"Saenim, sungguh menyebalkan! Pasti ini ulah Umma" gerutu Jaejoong.
Cleck
Tiba-tiba ia membuka salah satu pintu kamar, tanpa melihat nomer yang kamar tersebut. Seseorang yang sedang merasakan angin laut membalikkan tubuhnya. Ia mengeryii bingung bukankah ini merupakan kamar pesanannya. Lalu kenapa sekarang ada seseorang yang masuk ke kamarnya?
Yunho, namja itu menghampiri orang yang membawa koper miliknya. Sementara Jaejoong terkejut mendapati seseorang ada di kamarnya.
"Ahjussie ini sedang apa di kamar, Joongie ?" Tanya Jaejoong lucu.
Kim Jaejoong, seharusnya yang tanya seperti itu adalah Yunho bukan dirimu. Kenapa harus dirimu yang bertanya.
"Ini adalah kamarku" datar Yunho.
"Enak saja. Ahjussie ini ada-ada saja. Ini kamar Joongie" Jaejoong tak ingin kalah.
"Hei! Ini kamarku, aku sudah memesannya terlebih dahulu" Yunho mulai mengeryitkan dahinya.
Jaejoong langsung berkacak pinggang, dan mengerucutkan bibirnya. Tangan kanannya ia angkat, lalu telunjuknya bergoyang-goyang" Ahjussie, ini enak saja, eoh? Ini kamar Joongie. Ngapain Ahjussie ada di kamar Joongie? Ahjussie mau memperkosa Joongie yah? Atau Ahjussie mau menculik Joongie. Ingat, yah Ahjussie! Mending sekarang pergi sebelum Joongie panggil petugas hotel. Ahjussie ini menyebalkal sekali sih, huh!" marah Jaejoong.
Yunho hanya melongo melihat ocehan bocah itu di hadapannya. Sungguh ia ingin tertawa saat ini juga, bagaimana bisa ia di bilang ingin memperkosa bahkan menculik. Hei, ini adalah hotel miliknya. Kenapa ia harus berbuat jahat dengan pengunjungnya. Yunho terkekeh saat melihat Jaejoong berkacak pinggang. Namja cantik itu sungguh imut ketika ia marah.
"Kau lucu sekali" Yunho terkekeh membuat Jaejoong kembali sebal.
"Aissshhhhh! Sebaiknya Ahjussie keluar saja" Jaejoong menarik-narik tangan Yunho.
"Yak! Apa yang kau lakukan?" Yunho terkejut saat Jaejoong menarik tangannya.
"Tentu saja membuat Ahjussie keluar dari sini. Ini kan kamar Joongie" jawab Jaejoong polos.
"Yak! Mana bisa begitu, lihat nomer kamarmu" Yunho menarik tangannya saat Jaejoong berusaha menariknya keluar dari kamar.
"Tidak, perlu. Ayo keluar!" seru Jaejoong.
Dengan paksa Yunho mendorong Jaejoong hingga namja cantik itu terjatuh.
Brukkk
Tangan kiri Jaejoong sukses menyentuh lantai kamar hotel. Tiba-tiba mata Jaejoong berkaca-kaca sambil menatap Yunho. Yunho yang merasa di tatap membulatkan matanya saat melihat cairan bening keluar dari mata bulat milik Jaejoong.
Deg
Deg
Deg
Jantung Yunho berdetak dua kali lipat saat melihat mata bulat itu mengeluarkan airmata. Yunho meruntukki kebodohannya. Kenapa ia seperti anak berusia 15 tahun yang berebut kamar? Seharusnya ia mengalah. Yunho, paboya.
"Hikss….hikss…." isak tangis keluar begitu saja dari bibir merah Jaejoong.
Yunho menyamakan duduk dengan Jaejoong. "Hei, kenapa kau menangis?" tanya Yunho.
"Hiks…hikss…. Umma!" jerit Jaejoong membuat Yunho kebingungan.
"Aigooo! Jung Yunho, Paboya" runtuk Yunho pada diri sendirinya.
"Ok, aku minta maaf. Kau boleh tidur di kamar ini" putus Yunho yang melihat Jaejoong menangis sesegukkan.
"Benarkah?" tanya Jaejoong dengan mata berbinar. Ia mengusap dengan kasar airmatanya.
Deg
Mata itu, mata yang sudah menghisap seluruh tubuh Yunho. Yunho tiba-tiba terpaku saat matanya bertemu dengan mata Jaejoong. Senyuman Jaejoong, membuatnya terpaku dalam sekejap.
"Tapi tangan Joongie sakit, Ahjussie" kata Jaejoong tiba-tiba sambil mengusap-ngusap tangan kirinya.
"Baiklah, kita akan mengobatinya, eotte?" Yunho membantu Jaejoong untuk berdiri.
"Ne" setuju Jaejoong.
Entah kenapa Yunho sungguh sakit saat melihat Jaejoong menangis. Ada perasaan aneh ketika melihat orang yang kini berada di hadapannya menangis. Yunho hanya tersenyum saat Jaejoong melewatinya untuk masuk ke kamar.
"Hah! Sepertinya untuk beberapa hari ke depan aku tidak sendirian" ucap Yunho sambil tersenyum.
.
.
Cleck
Yunho keluar dari kamar mandi mengusap-ngusap rambutnya yang masih basah. Yunho melihat sekelilingnya. Sepi. Apakah Jaejoong sudah pergi menemui teman-temannya? Korden yang menghubungkan antara kamar dan balkon berterbangan di terpa oleh angin.
Yunho melihat gundukkan yang ada di kursi bersantai pada balkon. Dimana balkon itu bisa melihat pantai dan matahari terbenam.
Yunho berjalan mendekati Jaejoong yang sedang memejamkan matanya. Yunho duduk di samping Jaejoong. Ia terkekeh saat melihat, Jaejoong mengerucutkan bibirnya. Yunho mengelus perlahan pipi tembam milik Jaejoong. Ia mengecup sekilas pipi tersebut.
Lagi. Detak jantung itu kembali bertalu saat ia melihat Jaejoong. Yunho akhirnya masuk ke dalam. Kemudian ia mengambil selimut untuk menyelimuti Jaejoong yang sedang tertidur.
"Selamat tidur" suara serak Yunho tidak mengusik Jaejoong yang masih tertidur. Sepertinya namja cantik itu kelelehan, ehm ?
.
.
Sedari tadi Junsu sedang mondar-mandir di dalam kamarnya sambil memecet handphone miliknya. Ia dari tadi menelpon Jaejoong tak kunjung di angkat oleh namja cantik itu.
"Oh! My god, Sun" gerutu Junsu.
"Wae, Junsu?" tanya Changmin yang baru keluar dari kamar mandi.
"Kau tahu, Joongie sedari tadi tidak mengangkat telponku" Jawab Junsu lagi ia menelpon namja cantik itu.
"Mungkin dia sedang pergi dengan Ahra. Kau tahu bukan jika mereka sudah berdua. Dunia ini seperti milik mereka berdua" Changmin membuka pintu lemari. Mencari baju yang akan ia gunakan.
"Hah! Semoga saja. Jika tidak bisa habis aku kena omelan Kim Ahjumma" Junsu duduk di sofa yang sudah di sediakan di kamarnya. Menyandarkan tubuhnya.
"Bukan hanya kau tapi juga aku" jawab Changmin santai.
Junsu dan Changmin sudah menganggap Jaejoong seperti adiknya. Meskipun Jaejoong membuat kesalahan mereka tidak pernah memarahi Jaejoong. Karena pada dasarnya Jaejoong memanglah anak yang manja, polos dan cerewet. Dimanapun ada Changmin dan Junsu pasti di sana ada Jaejoong begitu pun sebaliknya. Mereka bertiga selalu mengisi kekurangan masing-masing dalam bersahabat.
"Lalu kau tidak mengunjungi Kyuhyun, eoh?" tanya Junsu.
"Dia sudah menelponku tadi" Changmin terlihat menyisir rambutnya.
"Hah! Kalian ini pasangan yang aneh" Junsu melangkahkan kakinya keluar kamar.
Kyuhyun adalah namjachingu Changmin. Mereka sudah berpacaran saat mereka menduduki bangku High School. Siapa yang tidak mengenal Kyuhyun dan Changmin. Mereka adalah pasangan yang fenomenal. Mereka pasti mengatakan sayang. Tapi jika sudah bertemu, pasti aka nada berdebatan yang membuat keduanya tidak mau mengalah. Jika ada Junsu atau Jaejoong, keduanya tidak akan menunjukkan berdebatan. Mereka takut jika Junsu dan Jaejoong akan menangis, seperti waktu itu. Karena masalah kecil mereka jadi berdebat. Hasilnya Joongie menangis dan mengadu pada Ummanya. Saat itu juga Mrs. Kim mendatangi Changmin dan Kyuhyun memberikan kuliah gratis kepada keduanya.
.
.
Jaejoong membuka jendela dunianya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Perutnya sudah memberontak sejak ia terbangun dari tidurnya. Semilir angina menyambut Jaejoong. Namja cantik itu mengerutkan keningnya siapa yang menyelimuti dirinya? Itu adalah hal yang pertama yang ia tanyakan pada dirinya sendiri.
Jaejoong menurunkan kakinya. Ia melangkah ke dalam. Ia melihat Yunho terbaring di sofa. Yunho berjalan mendekati namja tampan itu. Ia duduk di lantai. Kemudian ia tersenyum.
Deg
Deg
Tiba-tiba saja jantung Jaejoong berdetak dengan kencang. "Eum, kenapa dengan jantung Joongie?" tanyanya pada diri sendiri.
Jaejoong menatap Yunho yang sedang tertidur dengan mulut terbuka. "Hihihihi…. Ahjussie lucu sekali jika tidur" ujar Jaejoong. Ia bangkit dari tidurnya mengambil tas ransel miliknya. Mnegeluarkan sesuatu di dalam sana. "Eum, Joongie akan mengabadikan foto Ahjussie" tawa Jaejoong mengambil handphone miliknya.
Click
Jaejoong mengambil foto Yunho yang sedang tertidur. Lalu ia keluar kamar dengan senyum berkembang saat melihat beberapa panggilan dari Junsu dan Changmin. Namun sebelum ia menelpon Junsu. Ia meng-upload foto Yunho yang tadi ia ambil ke media jejaring social miliknya.
Jae Joong Kim
'Hihihihi…. Seseorang tertidur dengan lucu sekali'
Yah, Jaejoong akan meng-upload foto apapun yang dia lakukan. Entah dia sedang berbelanja atau ia berada di sekolah Ia akan mengabadikan setiap moment yang ada. Bukankah Jaejoong terkenal sebagai Ulzangg Seoul. Ia bahkan memiliki penggemar yang selalu melihat aktivitas dari media jejaring social milik Jaejoong.
Sepertinya namja cantik itu akan menikmati makan malamnya bersama dengan teman-temannya, ehm ?
.
.
Sejak tadi Yoochun memperhatikan Yunho yang sedang membaca beberapa laporan. Pagi ini mereka akan mengadakan rapat dengan beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan perusahan milik Yunho.
Yoochun ingin sekali mengatakan sesuatu tapi ia tidak mau mengacaukan konsentrasi Yunho yang sudah ia anggap sebagai Hyungnya.
"Jika kau ingin mengatakan sesuatu katakana saja, Park" suara berat Yunho memecahkan keheningan.
"Hyung, mungkin sebentar lagi kau akan lebih terkenal" akhirnya Yoochun memutuskan untuk berbicara.
"Maksudmu?" Yunho melepaskan kaca mata minusnya dan menatap dingin Yoochun.
Yoochun mengeluarkan handphone miliknya. Ia kemudian membuka media jejaring sosialnya. Ia kemudian menunjukkan sebuah foto kepada Yunho.
Yunho membulatkan matanya ia lalu membaca nama siapa pemilik media jejaring social tersebut. "MWOOOO? KIM JAEJOOONGGG!" Desisnya berbahaya.
.
.
TBC
