Love In Drama
.
Author:
Kim Hyunfha
Genre:
Read, then you will find
Rated:
PG-15
Main Cast:
Cho Kyuhyun
Lee Sungmin
Kim Jong Hoon
Kim Ryeowook
Kim Jungmo
Lee Hyuk Jae
Find by your self
Disclaimer:
Fanfict ini terinspirasi oleh drama Korea yang judulnya Heartstrings. Tapi aku kurang puas sama ceritanya. Jadilah aku buat Heartstrings versiku sendiri dengan konsep cerita yang sama, namun alur cerita yang berbeda.
Mungkin ada yang berteman sama akun dan menemukan cerita dengan judul yang sama karena memang awalnya cerita ini aku post di fb. Namun semenjak aku mulai menulis ff KyuMin, ff ini jadi gak terurus. Jadilah aku mengubah seluruh cast ditambah pengubahan alur sedikit. Dan juga aku sudah menyelesaikan sampai chapter 11. Itu sebabnya ff ku yang Journey For Remembrance masih separuh perjalanan. Aku lebih mengutamakan apa yang lebih dulu aku kerjakan ^^ tapi tenang aja... Kadang aku ngelanjutin keduanya kok.
P.S: FF yang udah aku publish di FB udah aku hapus demi kenyamanan.
Don t Plagiat ! Don t Bash ! RCL sangat dibutuhkan So,
Happy Reading ^^
.
.
.
"Setelah melewati proses penobatan ini, dinyatakan bahwa Putra Mahkota Hwang Kyung Hoon telah sah menjadi Raja Kerajaan Hwangshin yang ke 71."
Seoran gadis tengah bersorak gembira ketika melihat salah satu tayangan drama di televisinya. "Yeah! Akhirnya Pangeran Kyung Hoon yang tampan bisa menjadi raja." Ujarnya sambil berjingkrak senang di depan layar flat screen sebesar 41 inci itu. Padahal hanya sebuah kisah drama, tapi kenapa bisa sesenang itu?
Tak dapat dipungkiri jika Sungmin, gadis yang begitu addict dengan drama kolosal ini sangat bahagia jika pertelevisian di Korea mulai menayangkan drama dengan genre favoritnya. Pukul berapapun, entah itu malam hari, tengah hari, maupun dini hari. Bahkan jika tayang di siang hari, Sungmin akan menyempatkan diri untuk menonton secara online di kampusnya.
.
Sungmin POV
.
Lee Sungmin, itulah namaku. Seorang gadis cantik tentunya yang sangat fanatik dengan kisah drama yang menceritakan tentang dunia kerajaan dengan seorang pangeran tampan di dalamnya. Ahh.. betapa tampannya pangeran, ani! Maksudku raja di dalam kisah drama tadi.
Seandainya aku bisa menjadi seorang putri yang bertemu dengan seorang pangeran tampan dan menjadi seorang ratu, mungkin aku akan menjadi yeoja yang paling bahagia. Tapi, sayangnya itu hanya mimpi. Huuufftt .
Oh iya, aku adalah seorang mahasiswi di Opera University. Universitas itu adalah satu-satunya universitas yang sistem kelasnya sama seperti sekolah kejuruan yang memiliki kelas masing-masing sesuai jurusan. Namun di Opera University ini hanya ada satu jurusan, yaitu Entertainer. Hanya saja mahasiswa-mahasiswa di sini memiliki kelas yang sesuai dengan bakat murninya, yaitu olah vokal, alat musik, tari, akting, dan model. Sementara aku berada di kelas olah vokal. Yah, sebenarnya aku ingin masuk ke kelas akting, tapi karena kualitas aktingku yang buruk, apa boleh buat?
Selain itu, setiap jurusan dibagi lagi menjadi beberapa kelas dimana dalam 8 semester tidak ada yang namanya perombakan mahasiswa. Jadi jika kau ingin masuk sekolah ini, bersiaplah untuk bertemu dengan teman yang sama di kelas setiap semesternya. Jangan mengeluh jika kau bosan dengan yang orang yang itu-itu saja. Namun setidaknya profesor yang mengajar tidak sama. Untunglah...
Ruang para profesor pun dibagi lagi sesuai dengan jurusan. Biasanya dalam satu jurusan terdapat 6-7 orang profesor pengajar mata kuliah inti. Sayangnya pembagian ruangan itu membuat hubungan seluruh profesor menjadi tidak terlalu baik akibat dari jarang komunikasi.
Namun hal tersebut kemungkinan akan berakhir. Karena aku dengar kepala yayasan telah membuka ruang profesor yang baru. Yeah, tampaknya ruangan tersebut lebih luas dan lebih besar untuk ditempati seluruh profesor dari berbagai jurusan di universitasku ini.
Sesuai namanya, universitasku merupakan universitas bagi orang yang memiliki bakat dan kemauan untuk menjadi seorang entertainer yang sukses, termasuk aku. Bahkan orang tuaku saja heran saat aku tengah menirukan karakter putri mahkota di depan televisi ketika drama kolosal kesukaanku tengah di putar. Haha kadang aku suka tertawa sendiri melihat ekspresi bingung mereka.
Begitulah aku. Jadi, jangan kaget ketika kalian membaca kisah ini dan mendapati diriku yang sedang berdialog layaknya seorang aktris. Itu adalah hal yang sangat biasa.
.
Author POV
.
Sungmin mematikan televisinya dan berjalan melewati tangga rumahnya yang megah. Ia membuka pintu kamarnya dan Haappp . gadis itu langsung merebahkan diri di kasurnya yang hangat dan empuk tentunya. Setelah berjingkrak-jingkrak di depan televisi tadi -yang berhasil membuat tubuhnya begitu lelah- akhirnya gadis imut itu bisa sampai pada tingkat atas kenyamannya. Bergelung di dalam selimut. Namun...
"Omo! Aisshh kenapa aku selalu lupa menutup pintu?" kesalnya ketika mengetahui kelakuannya yang tidak pernah berubah, jarang menutup pintu. Pada akhirnya, Jung ahjumma-lah Pembantunya yang selalu menjadi orang yang menutup pintu kamar majikannya itu. Orang tua? Mereka tengah mengurusi pekerjaan di Amerika Serikat. Tidak lama, mungkin hanya satu bulan dua bulan.
Jangan berfikir jika hubungan Sungmin dengan orang tuanya tidak berjalan dengan baik. Meskipun sering bepergian, tak jarang orang tuanya menghubunginya lewat email maupun telepon. Tak sulit mendapat kasih sayang dari mereka meski terhalang oleh jarak. Tapi Sungmin bukanlah orang yang munafik jika ia sangat merindukan orang tuanya. Terkadang ia sangat ingin menonton drama kolosal bersama mereka. Yeah, pada akhirnya kembali pada drama kolosal.
Setelah menutup pintu kamar, Sungmin segera meluncur ke arah kasur queen size-nya dan mulai bergelut dengan selimut dan bantalnya. "Jaljayo ." Lirihnya sebelum ia memasuki dunia mimpi yang indah dan bertemu dengan pangeran impiannya di sana. Mungkin hanya di mimpiia bisa merasakan betapa indahnya beradegan drama dengan sang pangeran. Ada suatu alasan mengapa ia tak bisa menjadi seorang aktris yang sesungguhnya. Tapi gadis yang selalu optimis itu tak mungkin menyerah dengan mudah.
**KM137**
Sungmin berjalan memasuki kelasnya dengan senyum ramah yang selalu ia tampakkan di pagi hari. Bahkan Kim Ryeowook, sahabatnya sejak sekolah menengah pertama, sempat terheran-heran dengan sikap gadis itu yang selalu memasuki wilayah universitas dengan wajah yang sama sekali tanpa beban. Seolah dalam hidupnya tida dipenuhi oleh konflik seperti dalam kisah drama di televisi.
"Kau tampak bahagia sekali, Tuan Putri," sindir Ryeowook ketika Sungmin duduk di bangku sebelahnya.
"Ahh Ryeowook-ssi kau ini seperti tidak tahu aku saja. Tuan Putrimu ini habis menonton pangerannya tadi malam," ujar Sungmin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Pangeran Choi Si Won? Hmm aku ragu, apakah kau bisa memiliki pacar jika kau selalu memuji ketampannya," Kata Ryeowook sambil mendengus pelan. Choi Si Won adalah seorang aktor yang berperan sebagai Hwang Kyung Hoon dalam drama kolosal favorit Sungmin. Seorang aktor yang juga memiliki kesempurnaan yang luar biasa, menurut Sungmin yang notabene suka dengan lelaki seperti itu.
"Aku tidak akan menerima seluruh pria yang menyatakan cintanya padaku jika ia tidak tampan seperti pangeranku," ucap Sungmin yang yakin dengan dirinya sendiri.
"Hey! Apa kau gila? Mungkin kau akan menjadi perawan tua, Sungminnie."
"Biar saja. Yang menjadi perawan tua itu aku bukan kau, ketus Sungmin yang lalu memandang Ryeowook aneh.
"Ya, ya, ya terserah kau saja, Putri. Dan kenapa juga kau memandangku seperti itu?"
Masih dengan tatapan anehnya, Sungmin berkata, "kupikir kau bukan "mahasiswi kelas ini. Dan kenapa tiba-tiba ada di sini?"
Ryeowook menunjukkan cengiran ala kuda. "Ahh itu... Profesor Kim memberikan banyak tugas. Dan aku belum sempat mengerjakannya. Jadilah aku berada di sini." V-sign Ryeowook tunjukkan diiringi dengan senyum termanis miliknya. Namun itu tampak menyebalkan di mata sang sahabat.
Sungmin hanya bisa memutar bola matanya jengah. Sudah ia duga. Ryeowook memang selalu seperti ini. Gadis mungil itu memang pintar hampir di seluruh mata kuliah. Tapi sifatnya yang malas mengerjakan tugas lah yang membuat para profesor di universitas banyak memberikan banyak keluhan kepada orang tua Ryeowook.
Tak lama kemudian, masuklah seorang pria paruh baya dengan kacamata yang bertengger di wajahnya. Ia berjalan memasuki kelas yang tadinya ricuh, namun seketika menjadi hening saat dirinya memasuki ruangan.
"Selamat pagi "
"Pagi, Profesor."
"Ada pengumuman dari pihak universitas. Dalam rangka memeriahkan anniversary Opera University yang ke-25, akan ada pementasan drama musikal yang menyangkut tentang kerajaan jaman Jeoseon. Yang berminat silahkan mendaftarkan diri ke saya nanti. Kalian akan mulai audisi dua minggu depan. Pendaftaran akan ditutup setelah tiga hari dari sekarang. Apa ada pertanyaan?" tanya profesor setelah menjelaskan panjang lebar.
"Profesor! Apa anak berkacamata seperti dia bisa menjadi peran utama?" Tanya seorang mahasiswa dengan nada mengejek sambil menunjuk seorang lelaki dengan kacamata tebalnya yang tengah menunduk dalam di bangku pojok. Sementara yang lain malah menertawainya.
.
Sungmin POV
.
"Profesor! Apa anak berkacamata seperti dia bisa menjadi peran utama?" Aisshh Kim Jong Hoon. Kalau bisa aku akan menyumpal mulutnya dengan besi panas agar ia tidak bisa membuka mulut selebar itu. Kasian lelaki itu.
"Kalau ia berbakat, kenapa tidak? Lagipula drama musikal kali ini tidak mengutamakan wajah, tapi bakat dan kemauan," jawab Profesor Park Jung Soo yang ampuh untuk menciptakan suasana hening di sini. Haha
Aku sangat salut padanya. Meskipun ia sangat sering mendapat ejekan dari Kim Jong Hoon dan teman-temannya, tapi ia sepertinya tidak berniat sama sekali untuk keluar dari universitas ini. Eh, tapi soal drama musikal, aku harus mengikuti audisi itu dan mendapatkan posisi sebagai peran utama!
**KM137**
Author POV
Kim Jong Hoon alias Yesung dan teman-temannya, Donghae dan Zhoumi, tengah duduk santai di cafeteria sambil menikmati alunan suara merdu seorang mahasiswi di sana. Cafeteria dari Opera University memang selalu menyajikan alunan suara merdu dari mahasiswa ataupun mahasiswi yang memang bekerja sampingan di sana ataupun hanya sekedar untuk memberi hiburan dengan sukarela.
"Yesung, menurutmu yang akan menjadi pemeran utama wanita dalam drama musikal kali ini siapa?" tanya Donghae setelah menyeruput sedikit Coffee Late-nya.
"Entahlah mungkin Kim Hee Chul, atau Lee Hyuk Jae. Menurutku, hanya mereka berdua yang memiliki bakat menjadi seorang aktris," jawab Yesung yang tengah bergelut dengan Ipad-nya.
"Kalau pemeran utama pria?" tanya Donghae sekali lagi.
"Sudah pasti aku, aktor Kim Jong Hoon, yang paling berbakat di dunia akting dan olah vokal. Tak ada yang bisa menandingi kejeniusanku pada dua bidang itu." Yesung menyeringai sembari memperbaiki kerah bajunya ala orang narsis dengan cukup angkuh.
"Ya ya ya. Dengan suaramu yang indah dan wajahmu yang masuk dalam kriteria, kau bisa saja menjadi pemeran utama." Ujar Zhoumi yang matanya tak berhenti menatap seorang gadis yang tengah bernyanyi di atas panggung.
"Hei! Kenapa pandanganmu tak pernah lepas darinya?" tanya Donghae yang sejak tadi menyadari arah tatapan Zhoumi.
"Aku baru tahu jika gadis murah senyum itu memiliki suara yang indah," ujarnya yang masih menatap gadis tersebut.
"Huh? Gadis murah senyum?" Yesung memicingkan matanya dan beralih menatap orang yang dimaksud. Tampaklah seorang gadis imut yang tengah bergelut dengan sebuah mic di tangannya. Dengan suara merdunya, ia menyanyikan sebuah lagu lama yang berjudul 'Couple'.
Oh.. Love! Wae ijeseoya.
Manhi uireobdeon nareul chatjaun geoya.
Oh.. Love! Neoreul saranghae.
Ijen modeun shigandereul nawa hamkkehae .
.
.
.
"Waaahhh Bravo! Suaramu memang sangat bagus, Sungminnie!" seru Ryeowook pada sahabatnya sesaat setelah gadis itu menyelesaikan bait akhir lagunya.
"Kau terlalu memuji, Ryeowookie," ujar Sungmin yang malu karena dipuji. Sementara Ryeowook hanya bisa mendecak. Merekapun berjalan keluar dari Cafeteria.
Sementara itu, tampak di atas panggung saat ini telah siap seorang lelaki tampan, bahkan sangat tampan, berdiri dengan senyuman manisnya. Sungguh lelaki yang menawan.
"Siapa dia?" tanya Donghae sambil mengernyitkan dahinya saat melihat lelaki itu.
"Mungkin dia anak baru," jawab Zhoumi santai sembari meraih kaleng soft drink-nya.
"Bukan. Dia adalah mahasiswa semester enam," sahut Yesung.
"Apa? Tapi, aku sama sekali tidak pernah melihatnya," kata Donghae dengan alis yang saling bertautan.
"Namanya, Kim Jungmo. Seorang mahasiswa dengan talenta berdrama musikal terbaik. Namun sayangnya ia terlalu tertutup dengan yang lain. Sehingga tak banyak anak-anak di sini yang mengetahui tentangnya," jelas Yesung dengan posisi tangan yang bersedekap.
"Oh, Benarkah? Dia bisa saja menjadi sainganmu."
"Tidak mungkin. Karena Kim Jungmo sama sekali tidak ingin mengikuti hal-hal yang menyangkut orang banyak seperti itu. Ia seolah tak memiliki ketertarikan dalam hal akting. Tapi yang aku herankan adalah bagaimana bisa orang seperti itu bisa masuk universtias ini."
Setelah mendengarkan penjelasan Yesung, Donghae dan Zhoumi kembali terfokus pada Jungmo yang akan memulai lagu pertamanya.
**KM137**
"Benarkah Direktur Shin akan datang untuk membantu segala persiapan drama musikal kali ini?" tanya Profesor Park pada Profesor Han saat mereka tengah menikmati makanan di cafeteria.
"Mungkin. Bisa jadi ia akan kembali membuat ulah."
"Dan kita harus berbuat sesuatu padanya."
"Kita lihat nanti saat audisi. Oh ya, berapa orang yang sudah mendaftar? "
"Sekitar 113 orang," ujar Profesor Park sambil membolak-balikan kertas ditangannya. "Omo!" Profesor Han langsung menolehkan pandangannya pada Profesor Park dengan mata yang memicing.
"Ada apa?"tanyanya.
"Anak itu Kim Jungmo.. namanya terdaftar di sini. Kenapa aku baru sadar?"
"Apa? Kim Jungmo?" Kata Profesor Han terkejut. Jelas saja mereka terkejut. Meskipun Kim Jungmo memiliki talenta yang menakjubkan, tapi ia tidak pernah berminat dengan acara-acara seperti ini. Tapi sekarang? Entahlah.
**KM137**
Sungmin berjalan menuju halte bus dengan raut wajah senang setelah ia menjadikan dirinya sebagai salah satu peserta audisi untuk drama musikal tersebut. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Jungmo yang tengah berdiri di depan halte bus dengan sesekali melirik ke arah jam tangan yang ia kenakan.
"Sedang apa ia di sana?" batinnya bertanya. Sungmin pun memutuskan untuk menghampirinya.
"Jungmo!" Panggil Sungmin mencoba untuk menyapa orang yang akhir-akhir ini menjadi dekat dengannya itu.
Apa maksudnya dekat? Bukankah Jungmo adalah orang yang jarang bersosialisasi? Namun tidak bagi Sungmin. Semenjak dirinya bekerja sampingan di Cafeteria seminggu lalu, Sungmin lebih sering menyapa Jungmo. Awalnya lelaki itu hanya mengabaikan Sungmin. Namun karena sikap ramah yang selalu ditunjukkan gadis itu, akhirnya Jungmo pun mulai bersedia untuk berbicara tentang sesuatu hal kepada orang lain -sayangnya hanya kepada Sungmin- meskipun masih sedikit canggung.
"Oh, Sungmin? Kau juga mau naik bus?" tanya Jungmo dan Sungmin hanya mengangguk.
"Kau sendiri? Bukankah kau biasanya selalu membawa mobil pribadi?"
"Aku sengaja tidak membawa mobil karena sedang berhemat bahan bakar. Oh iya Gomawo, Sungmin.." Sungmin mengernyitkan dahi saat Sungmin mengucapkan terima kasih padanya.
"Untuk apa?"
"Karena kau, akhirnya aku seperti punya motivasi untuk mengikuti drama musikal itu. Kau selalu bercerita tentang keinginanmu untuk menjadi seorang aktris, dan aku? Meskipun aku memiliki bakat, tapi aku terlalu bodoh jika menyia-nyiakannya." Sungmin tersenyum ketika mendengar penuturan Jungmo.
"Syukurlah jika begitu."
Tak lama kemudian, bus yang di tunggu pun datang. Namun sayangnya Sungmin dan Jungmo beda tujuan, jadi mereka harus berpisah di sini. Sungmin melambaikan tangannya pada Jungmo lewat jendela bus setelah ia telah duduk di kursinya dan dengan senang hati, Jungmo membalasnya dengan senyuman yang tak mampu membuat para gadis terpana. Yeah, mungkin itu tidak berpengaruh pada Sungmin
**KM137**
Sungmin berjalan dengan santai lalu masuk ke dalam rumahnya. Ia terkejut saat melihat melihat kedua orang tuanya yang tengah duduk di sofa ruang tamu bersama dengan seorang lelaki yang agak familiar baginya. Namun ia sama sekali tidak mengenalnya.
"Eomma! Appa!" teriak Sungmin senang sambil berlari menuju kedua orang tuanya. Tanpa menunggu jawaban mereka, ia langsung memeluk eomma dan appanya.
"Kenapa tidak memberitahuku jika kalian pulang secepat ini?" tanyanya sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kami sengaja membuat kejutan untukmu," ujar eommanya. Kemudian Sungmin melirik ke arah lelaki tampan yang sejak tadi menyaksikan adegan keluarga yang tengah melepas rindu tersebut.
"Dia siapa?" bisik Sungmin sambil sesekali melirik lelaki yang sejak tadi membuatnya penasaran.
"Ahh dia Cho Kyuhyun, putra teman appa. Kyuhyun akan tinggal di sini kurang lebih hingga ia lulus kuliah."
.
Sungmin POV
.
"Ahh dia Cho Kyuhyun, putra teman appa. Kyuhyun akan tinggal di sini kurang lebih hingga ia lulus kuliah," jelas appa.
"Kenapa harus di sini? Kemana orang tuanya?" Tanyaku pelan agar lelaki itu tidak mendengarnya.
"Orang tuanya tinggal di Jepang dan ia harus melanjutkan kuliahnya di sini. Kyuhyun kuliah di tempat yang sama denganmu dan di angkatan yang sama denganmu."
"Benarkah?" tanyaku heran. Lelaki ini kuliah di Universitas Opera? Kenapa aku tidak tahu?
"Kau tidak mengenalnya?"
"Sayangnya tidak." aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
Cho Kyuhyun? Bahkan aku sama sekali tidak mengenal nama itu. Memang wajahnya agak familiar bagiku, tapi . ahh sudahlah. Aku tidak tahu.
"Aku Lee Sungmin," ujarku memperkenalkan diri padanya saat appa menyuruhku mengantarkan namja bernama Kyuhyun ini ke kamarnya.
"Aku tahu," ucapnya santai. Aku terkejut!
"Kau tahu? Bahkan aku tidak mengenalmu. Benarkah kau kuliah di Universitas Opera?"
"Ya. Namun mulai besok aku akan menjadi mahasiswa baru. Meskipun sudah lama aku kuliah di sana," ujarnya misterius. Aku hanya melongo saat ia berjalan melewatiku dan masuk ke dalam kamar yang sampai lulus nanti akan menjadi kamarnya. Apa yang ia maksud sebenarnya?
.
Author POV
.
Kyuhyun masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu secara perlahan. Ia duduk di tepi ranjang lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang empuk itu.
"Hahh... Mungkin aku memang harus mengubah semuanya. Yeah... Seherusnya memang seperti itu."
.
.
.
To Be Continue
Sekian chapter 1 ini ^^
Kalau ada yang mau ditanyakan, mau memberi saran, mau memberi kritik, selama itu berhubungan dengan fanfic yang aku buat, silahkan corat-coret di kotak review yak ^^
Semua pertanyaan aka aku jawab di chap selanjutnya yang kemungkinan akan dipublish tiga hari lagi. Tergantung dengan minat kalian membaca kisah ini.
So, see you next chapter ^^
