XXX

Studi tentang Serigala

EXTRA

Cast: Chanyeol, Siyeon, BTS Jimin, Suga

Rating: T

Genre: General/Romance

Warning: Di sesi EXTRA ini aku tidak begitu membahas satu pasangan tertentu, tapi observasi tingkah laku mungkin bisa dimasukan ke sisi keilmuannya walaupun kelakukan para serigala di chapter ini tidak sepenuhnya berdasarkan keilmuan.

Ini bukan seri yang fokus, ini lebih seperti oneshoot collection antara tokoh yang itu itu saja di AU yang sama, OOC, OOC, OOC, ampuni semua yang OOC, OOC, OOC, OOC, tolong-tolong sekali maafkan aku, A/B/O, Wolf!AU, Alpha!Chanyeol, Alpha!Yoongi, Beta!Siyeon, Omega!Jimin.

Sekarang silahkan berharap fic ini akan jadi romance super romantis, season ini dikhususkan untuk cinta.

XXX

Yoongi memperhatikan orang, tapi dia jarang benar benar menyimpulkan. Salah satu alasannya adalah supaya dia tidak terjebak mengkotak kotakan orang dalam satu sifat tertentu, orang pasti berubah, Jungkook saja berubah –makin tidak tahu diri- masa orang lain tidak.

Tapi Yoongi rasa Jimin sedikit berbeda sekarang, mungkin ini sifat yang baru Yoongi ketahui setelah menikah –tapi rasanya tidak begitu, rasanya seperti akhir akhir ini saja dia jadi seperti ini.

Bukan, ini bukan dia suka Jungkook, Jimin sudah suka Jungkook dari jaman –mungkin- jauh sebelum mereka pacaran sampai kadang Yoongi takut Jimin bakal mendepaknya demi mendapatkan Jungkook. Ok, kalau soal itu Yoongi masih takut sampai sekarang.

Ini soal,

"Pokoknya aku mau pulang hari ini, kalau kau tidak mau ikut, aku pergi sendiri."

Yoongi bingung sendiri, "Kita sudah di rumah, Jimin."

"Bukan rumahmu, tapi rumahku."

Oh, Yoongi langsung paham –dia kan jenius- yang Jimin maksud adalah rumahnya, rumah kawanan asalnya, alias rumah kawanan Park; tempat dimana saudara ipar Yoongi tinggal, tempat dimana Chanyeol dan Siyeon tinggal.

"Bisa tidak mintanya baik baik?" Yoongi menutup mata, nyaris tidur lagi. Dia ada di ranjang yang dicintai bersama bantal kesayangan, masa harus bangun dan pergi ke rumah keluarga Jimin? Kan lucu.

"Ayolah, jangan bercanda."

"Ok, ok." Yoongi akhirnya menyerah.

Jimin akhir akhir jadi banyak permintaan, kalau permintaan soal urusan ranjang dia memang liar sejak awal, tapi akhir akhir ini dia mulai minta permintaan yang –sangat- menyusahkan Yoongi. Kalau tidak dituruti dia bakal jadi lebih menyusahkan.

Chanyeol bilang Jimin memang begitu dan dia selalu menemukan cara untuk menaklukan orang –dari tim lawan jaman dia masih main basket sampai alphanya sendiri.

Yoongi malas, dia melirik jam digital –karena memasang jam analog itu agak menyusahkan, kadang kurang jelas, kadang Yoongi lupa cara berhitung karena mengantuk,

"Besok saja, ya. Sudah jam sembilan, kau tidak berpikir ini terlalu malam?"

"Besok kan Sabtu, jangan buru buru tidur, kita main dulu."

"Besok aku musti ke agensi pagi pagi."

Bicara soal agensi dan pekerjaan, Yoongi sempat ditegur soal itu. Tapi dia masa bodo selama dia dapat uang. Ada yang bilang jangan suka gonta ganti pekerjaan, semakin tua semakin susah kalau mau gonta ganti pekerjaan. Yoongi tertolong karena dia masih muda, masih dipandang sebagai sesuatu yang segar di lingkungan kerja.

Padahal Yoongi masih melakukan hal yang sama sejak dulu. Pertama, dia masih pelatih basket SMP-SMA. Lalu, tahun ini dia pindah mata pelajaran ke seni musik, karena alasan kenapa dia sampai jadi guru olahraga itu sebenarnya simpel; karena tidak ada yang melamar untuk posisi itu jadi Yoongi yang pelatih basket ditarik ke sana. Yang baru sebenarnya cuma lagunya baru diterima agensi, dan mungkin Yoongi bisa dapat pekerjaan tetap di agensi itu, tapi itu semua tergantung respon pada lagunya.

"Ya, sudah, aku pergi sendiri." Kata Jimin. Dia menenteng tas yang sudah siap dibawa dari tadi, dia buang muka dan baru saja memegang knop pintu begitu Yoongi menahannya.

"Kau tidak punya pikiran apa!?" dia menarik kerah kaus Jimin –yang ternyata tipis sekali- dan menjatuhkannya ke ranjang mereka yang tadinya Yoongi tiduri.

Disini Yoongi sama sekali tidak mengantuk lagi.

"Kau pikir aman untukmu pergi malam malam sendiri?"

Kenyataannya adalah sama sekali tidak aman untuk seorang omega pergi sendirian malam malam.

"Ma-"

"Ganti bajumu, ini terlalu tipis, pakai bajuku saja."

Jimin tidak perlu bertanya lagi karena jawabannya sudah jelas, mereka pergi.

Sebenarnya jam sembilan itu masih lumayan pagi untuk Yoongi yang jam tidurnya kacau, tapi Jimin –Jimin itu hidupnya teratur dan Yoongi berusaha selalu memastikan –secara langsung atau sembunyi sembunyi- Jimin tidur delapan jam perhari.

Dan jam sembilan itu, mungkin Chanyeol masih kerja, mungkin Siyeon sudah mau tidur. Yoongi pusing memikirkan kemungkinan mereka akan mengganggu kawanan itu.

Tapi tiba tiba Jimin bicara, kepalanya bersandar ke bahu Yoongi waktu mereka duduk di bis menuju rumah Chanyeol, "Tadi sore aku bilang aku mau ke rumah, terus Chanyeol Hyung bilang kalau mau kesini, ya kesini saja, tapi dia mungkin baru sampai rumah jam setengah sepuluh."

"Jadi kalian sudah janjian?" tanya Yoongi, setelah itu dia menguap.

"Ngantuk, ya?" tanya Jimin.

Bis yang sepi, suasana yang remang, Jimin disebelahnya, berbau seperti bunga seperti biasanya seorang serigala dari kawanan Park, semua ini terlalu nyaman untuk Yoongi yang lelah.

"Jangan tanya, Jiminnie."

Mereka diam, Yoongi nyaris tidur –dia merasa aman karena pasti Jimin membangunkannya kalau mereka sudah sampai, dan disinilah saat saat dimana ilham turun.

Keadaan dimana setengah sadar dan setengah tidur.

Yoongi biasanya menemukan melodi dan lirik yang terselip di otaknya, atau kata kata mutiara yang dia baca –atau Namjoon bacakan untuknya- di saat saat seperti ini, tapi kali ini Yoongi ingat suatu fakta,

Fakta kalau serigala yang sedang hamil suka menghabiskan waktu di tempat dimana dia dilahirkan. Serigala suka melahirkan di tempat, di keadaan, yang sama dengan tempat dimana dia dilahirkan. Mungkin Jimin lahir di kelilingi bau bunga yang manis, atau di ruangan dengan cat gading dan bukan biru tua seperti kamar Yoongi, mungkin Jimin sedang mencari tempat atau kalau tidak keadaan yang pas untuknya.

Tapi masa?

"Jiminnie?"

"Hm?"

"Kau lahir di rumah itu?"

"Iya, aku lahir di rumah itu, tapi dari bayi sampai lulus SD aku di Busan, tapi kau tahukan SMP-SMA paling bagus itu di Seoul, jadi aku pindah."

Tapi tetap saja Jimin lahir di rumah itu. Jadi apa mungkin?

"Bisa jadi berandalan kau kalau kau tetap di Busan. Ingat tim yang waktu itu di final."

"Ah, iya! Tim alpha, mereka seram sekali. Sama sekali tidak pakai beta, apalagi omega. Aku sampai takut kalau mereka macam macam di lapangan. Supporter mereka juga rusuhnya ampun ampunan."

"Mereka memang mau macam macam, makanya aku tidak mau kau turun."

"Tapi kalau aku tidak turun waktu itu siapa yang lagi yang mau main? Kita kan kurang orang waktu itu."

"Masa? Aku lupa soal itu." Kata Yoongi, "Itu sudah berapa tahun yang lalu, ya?"

"Itu waktu aku kelas satu, waktu kau tidak boleh main lagi karena mau ulangan."

"Oh, iya iya, aku ingat." Yoongi juga ingat setelah itu turun peraturan yang mengatur soal pemain yang boleh turun ke lapangan. Jimin nyaris tidak lolos di hampir setiap turnamen –antar serigala- yang mereka ikuti, tapi entah kenapa akhirnya dia bisa lolos.

Sekalinya dia tidak lolos adalah waktu pertandingan diselenggarakan di musim semi, musim kawin, tiga hari setelah heat Jimin, tapi bau Jimin masih sangat seperti heat jadi dia didepak dari daftar. Setelahnya Jimin mengurung diri, Yoongi yakin dia pasti menangis.

XXX

Chanyeol sudah menggelar selimut waktu mereka datang, dia bilang, "Hari ini kita tidur disini seperti serigala."

Yoongi masa bodo, buka baju, berubah jadi serigala, dan langsung tidur di selimut itu. Dia tidak begitu melihat tapi dia merasakan dua serigala tiba tiba menimpanya. Bagus, mereka masih mau main main.

Chanyeol menjilati wajahnya, menunjukan sikap ramah yang tetap saja tidak Yoongi sukai. Chanyeol saat ini sama saja dengan mengganggu tidur Yoongi. Di tambah seekor yang lain, yang pasti Jimin, naik ke atas badan Yoongi, Yoongi tidak mengerti apa yang mau dia lakukan.

Yoongi mendengar ada yang tertawa, dia membuka matanya dan ternyata itu Siyeon.

Dan Chanyeol menggigit moncong Yoongi, dia tidak benar benar mengigit sampai melukai Yoongi, tapi Chanyeol tetap menarik bibirnya sampai gigi giginya terlihat,

Chanyeol sedang main main, tapi dia tetap menunjukan kalau dia yang paling dominan disini. Dia alphanya, karena dia memang alpha kawanan ini.

Yoongi ingin menyerangnya, tapi di sudut lain ruangan ini ada Siyeon, Yoongi tidak mau dia perang dingin lagi dengan serigala betina itu.

Tapi-

Jimin menendang muka Chanyeol dan Chanyeol langsung menyerangnya, main main, tapi Yoongi tetap tidak suka.

Yoongi melirik Siyeon, dia juga terlihat tidak suka,

Jadi kalau Yoongi menyerang Chanyeol tidak akan terjadi hal buruk kan?

Jadi Yoongi menyerang Chanyeol, setengah serius-setengah main main. Jimin kabur ke belakang Yoongi.

Tiba tiba dari tangga turun seseorang, cewek yang akhir akhir ini dekat dengan Namjoon,

"Kalian kalau masih mau main, main di luar saja. kalau kalian berisik nanti orang rumah bangun semua."

XXX

Hallo, aku kembali~

Ini season terakhir yang mungkin aku tulis untuk STS, season ini cuma untuk menunjukan akhirnya mereka bagaimana.

Dan aku penasaran, ada yang mau KookV? Fic ini bergantung sekali pada keberadaan KookV. (PLZ review dan bilang setuju kalau aku memunculkan KookV, PLZ PLZ PLZ)