Title : Heaven
Author : Raichi Lee SangJin ELF
Rated : T
Pairing : KrisTao/TaoRis and other
Genre : Romance and Drama.
DISC : para cast hanyalah milik tuhan YME, orang tua, dan SM Ent. Saya hanya pinjam mereka untuk membuat fantasy saya menjadi terwujud di FF ini.
Summary : Cinta memang tak mengenal apapun, bukan? Kalau begitu inilah sebuah kisah kecil tentang seorang pria tampan yang menemukan surga dunianya di sebuah rumah sakit dengan seorang malaikat manis disana. It's YAOI! KRISTAO/TAORIS IS HERE!
Let's check it out, Chingudeul and Yeorebeun~!
Warning : BL/ BoysLove/Shonen Ai. Miss typo(s), alur terlalu dipaksakan, gaje, bikin mual, EYD yang ngasal. I told you before, if you hate YAOI or IF You HATE me, better if you don't read my fanfic, okay?
Author's note : annyeong ^^. Kembali lagi dengan saya, Rai.
GYAAA~!
Saya balik lagi dengan fanfic gaje dengan pairing TaoRis/KrisTao XD *tiup terompet*
Sebenarnya, ini fic dulu pernah Rai bikin Cuma g jd Rai lanjutin krn mnrt Rai crtanya aneh. Tapi, gak tau kenapa pengen banget lanjutin fic init p d ganti charanya. Klo dlunya fic in sbnrnya KyuMin, tp skrng KrisTao XD.
Nah, ini Cuma pengenalan jadinya gak panjang. Rai mau lihat respon dulu ^^
Yah, semoga suka sm fic gaje ini ^^
Nah, mari kita langsung saja mulai FFnya ^^
tolong tetap beri saya review anda *bow*
.
.
Oke, tanpa banyak bacot, mari kita langsung saja.
.
.
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
I TOLD YOU BEFORE!
.
.
IF YOU HATE YAOI, BETTER IF U NOT READ MY FIC!
.
.
RAICHI
.
.
Pagi hari dipinggiran kota Seoul.
Terlihat disebuah rumah sakit yang terlihat sedikit menakutkan. Baiklah, kalian bisa katakan seluruh rumah sakit memiliki aura aneh yang membuatnya menjadi mengerikan.
Terlihat seorang yeoja cantik berpakaian perawat yang terlihat membawa sebuah nampan berisi semangkuk bubur dengan menu sehat, dan segelas susu. Serta juga air putih.
Yeoja itu tersenyum ketika sampai disebuah taman belakang rumah sakit.
Taman itu mungkin bisa dikatan luar biasa oleh yang melihatnya. Luas, dan hijau. Pohon-pohon juga banyak sekali. Tapi bukan itu saja yang membuatnya terlihat menakjubkan.
Disana, terlihat sebuah pohon yang sangat besar yang terlihat begitu teduh dan menenangkan. Disana juga terlihat beberapa akar gantung tipis yang terlihat.
Seperti..di sebuah taman yang menenangkan.
Yeoja itu menghampiri seseorang yang duduk disana sambil memandangi taman indah itu.
"Yah, Huang Zi Tao! Kau disini ternyata. Tao, kau harus sarapan." Ucapnya lembut. Namja bersurai hitam dan terlihat lembut itu menoleh dan mencari suara. Dia tersenyum.
Dia menoleh ke arah yang sedikit melenceng dari wanita itu.
"Victoria Noona.." ucap namja manis bernama Tao ini. Yeoja yang dipanggil Victoria ini hanya tersenyum lalu duduk dibangku kosong yang ada disamping Tao.
"Kenapa kau bisa kesini sendirian, Tao? Kenapa tidak dengan Noona? Kalau kau kenapa-kenapa bagaimana?" tanya Victoria lembut. Namja itu tersenyum sambil memandang lurus kedepan.
"Gwaenchana Noona, aku dibelikan tongkat ini kemarin dengan eomma. Jadi aku bisa jalan. Lagi pula, aku ingin mandiri. Selama 5 tahun disini, aku selalu bergantung denganmu." Ucap Tao sambil tersenyum.
Kalian bisa menebaknya?
Iya, namja manis bernama Huang Zi Tao atau yang dipanggil Tao ini adalah seorang namja buta.
Matanya menjadi buta ketika tidak sengaja seorang anak nakal bernama Jung Jessica menyiramkan alcohol ke mata Tao dan akhirnya menyebabkan kebutaan.
Katanya, donor mata sulit didapat untuk Tao. Jadilah akhirnya Tao menjad buta. Tao tinggal dirumah sakit karna fisiknya lumayan lemah. Orang tuanya selalu menjenguknya.
Victoria adalah satu-satunya perawat yang sangat dekat Tao. Victoria sendiri bukan merasa iba dengan Tao, tapi dia merasa simpati dengan Tao. Dia berusaha tegar menjalani hidupnya yang sekarang gelap dan tidak bisa melihat apapun. Dia tetap tersenyum.
"Noona, bagaimana cuaca hari ini? Aku hanya merasakan anginnya lembut dan udaranya terasa sejuk dan juga lebih bersih." Ucap Tao sambil tersenyum dan memandang lurus kedepan terus. Selama 5 tahun, dia duduk terus disini ketika senggang dan terus menatap lurus. Terus menerus selama 5 tahun.
"Ya, kau benar Tao. Cuaca hari ini cerah dan nyaman." Ucap Victoria yang mengelus kepala Tao.
"Seandainya aku bisa melihat…" bisik Tao sendu. Victoria langsung merubah air wajahnya yang tadi tersenyum menjadi sedih. Iya, hanya dihadapan Victorialah, Tao akan berbicara sendu bahkan terkadang menangis.
"Tao…terkadang…ada sesuatu yang tidak boleh dan tidak bisa dilihat.." bisik Victoria. Tao memejamkan matanya dan menunduk. "Aish, ayo cepat sarapan." Ucap Victoria yang mengalihkan perhatian Tao. Tao hanya menurut dengan Vic.
"Tao, tahukah kau kalau wajahmu sangat manis dan imut?" tanya Vic. Tao hanya menggeleng polos. Aih~
"Mollayo Noona…aku sudah lupa seperti apa wajahku.." jawab Tao lalu kembali membuka mulutnya untuk menerima suapan bubur lagi.
"Kau itu manis sekali. Wajahmu halus dan imut~" ucap Vic yang sambil menyuapi Tao. Tao hanya tersenyum.
"Gomawo…" bisiknya.
"Nah, setelah sarapan Noona akan membawakan salad kesukaanmu. Dan…Noona akan bawakan ice cream stroberry kesukaanmu." Ucap Vic. Tao hanya tersenyum cerah.
"Jinjjayo? Kalo begitu Noona, kau harus membantuku menghabiskan sarapan ini!" ucap Tao semangat.
"Enak saja. Aku sudah makan, dan aku sedang diet." Ucap Vic.
"Aish, kalau begitu campurkan semuanya menjadi satu Noona! Nanti masukkan kemulutku." Ucap Tao semangat.
"Hei, itu tidak boleh. Makanlah perlahan." Ucap Vic. Tao hanya mempoutkan bibirnya. Tapi dia akhirnya mengikuti apa yang diucapkan Vic.
.
.
.
.
[Skip]
.
"Tao, Noona tidak bisa menemanimu hari ini. Noona harus membantu dokter untuk merawat seorang pasien yang mengalami patah tulang. Katanya gara-gara saat lomba Wu Shu." Ucap Vic. Tao hanya murung.
"Jadi kau tidak akan membacakan novel ini untukku, Noona?" tanya Tao sambil mempoutkan bibirnya.
"Aigo, bukan begitu. Nanti saja, ne? oke, pay pay." Pamit Vic dengan segera. Tao hanya menghela nafas.
"Padahal aku ingin sekali mendengar kisah ini…" bisiknya. Lalu kembali menatap kedepan. "Seandainya aku masih bisa melihat…" bisiknya.
Tao sudah lupa seperti apa wajahnya. yang dia ingat hanya wajah keluarganya.
"Hm…jadi sekarang aku harus melakukan apa? Aku takut kembali sendirian ke ruanganku. Aku takut tersesat." Bisik Tao lalu mempoutkan bibirnya.
"Huwee…Vic Noona..~! cepatlah kembali..~~" rengek Tao.
Yah, satu yang tidak berubah dari Tao.
Sifat manjanya yang menggemaskan.
.
.
.
.
Sore hari yang terlihat indah untuk rumah sakit internasional XX.
Terlihat seorang namja tampan dengan tinggi jangkung yang berjalan disana bersama temannya.
"Aish, inilah akibatnya kalau aku biarkan Lay ikut bertanding Wu Shu. Dia sekarang patah kaki, dan dia malah cengar-cengir! Kalau sembuh akan aku piiip habis-habissan dia!" ucap seorang namja tampan dengan kacamta bening berbingkai hitam.
"Ayolah, kau tidak boleh seperti ini. Dan kenapa harus aku yang menemanimu membesuknya?" tanya seorang namja dengan tinggi super dan berambut pirang coklat. Wajahnya terlihat tampan tapi berkesan dingin.
"Ayolah Kris, kau tidak mungkin hanya membaca buku tebalmu itu diperpustakaan pribadimu, 'kan? Atau kau menungguku saja di taman itu. Aku tidak akan lama. Lagi pula, banyak yang aku ingin bicarakan dengan My Lay." Ucap Suho. Kris hanya geleng-geleng mendengar perkataan temannya ini.
"Baik, lagi pula aku malas melihat adegan romantis yang selalu kau gunakan untuk Lay. Aku tunggu ditaman yang ada disana. Bye." Ucap namja bernama Kris itu.
Keduanya terpisah, Suho menuju tujuannya yaitu ruangan Lay dan Kris menuju taman.
Saat berjalan disana, dia menemukan namja manis dengan surai hitam yang indah. Namja manis itu bernama Tao.
"Permisi.." ucap Kris. Tao terkejut dan mencari sumber suara itu.
"Ya…? Nugu?" tanya Tao. Kris mengernyit. Namja ini menoleh ke arah yang tidak ada dirinya.
"Ah, gwaenchana aku hanya ingin menumpang duduk disini." Ucap Kris lalu duduk disebelah Tao.
"Ah, silahkan…"ucap Tao sambil tersenyum kecil lalu menatap lurus kembali. Kris duduk disampingnya.
Pantas saja orang ini betah disini. Disini nyaman dan menenangkan. Rasanya, semua masalahmu seperti dibuang jauh.
Kris memperhatikan namja didepannya ini. Menatap lurus, tanpa kedip dan selalu tersenyum kecil. Apa yang dia lihat?
Kris mengikuti arah pandang Tao. Tidak ada apa-apa. Hanya pohon-pohon dan ditengah taman ini terdapat kolam kecil yang memancarkan air. Ditengahnya terdapat patung seorang wanita cantik dengan sayap dan menuangkan air dengan guci yang dia bawa.
"Apa anak ini buta?" tanya Kris dalam hati. Untuk memastikannya, Kris nekat melambaikan tangannya didepan wajah Tao. Seperti yang sudah diketahui. Tidak bereaksi. Dan Kris yakin sekali sekarang, dia buta.
"Kenapa kau bisa disini sendirian?" tanya Kris. Tao hanya tersenyum.
"Aku suka disini. Kalau aku duduk tenang disini, aku seperti bisa merasakan seperti apa dunia tanpa melihatnya.." jawab Tao yang masih memandang lurus sambil tersenyum kecil. Kris hanya mengangguk mengerti.
"Boleh aku tahu namamu?" tanya Kris. Tao mengangguk. Tangan Kris mengambil tangan Tao dan seolah meninstruksikan kalau dia disamping kanan Tao.
"Namaku Wu Yi Fan, panggil saja Kris. Kau?" tanya Kris. Tao tersenyum manis. Kris hanya menyentuh dadanya yang berdebar melihat senyum polos dari namja manis ini.
"Namaku Huang Zi Tao. Panggil saja Tao. Jadi kau juga keturunan China, Kris gege?" tanya Tao yang matanya sedikit mengadah ke atas.
"Hm, dan sepertinya kau juga keturunan China. Ehem..bisa aku tahu kenapa matamu…er.." Kris sedikit bingung bagaimana cara mengatakannya. Tao hanya tersenyum.
"Buta? Mataku disiram dengan alcohol dengan seseorang yang tidak usah kau ketahui.." jawab Tao. Kris menatapi apa yang Tao sentuh. Sebuah buku.
"Hei, aku tahu seperti apa cerita di buku yang kau pegang itu." ucap Kris. Wajah Tao terlihat senang.
"Bisakah kau ceritakan seperti apa ceritanya? Aku ingin sekali tahu seperti apa ceritanya.." ucap Tao. Kris tersenyum. Tanpa dia sadari, tangannya bergerak sendiri dan mengelus puncak kepala Tao. Kris juga bisa merasakan tekstur lembut rambut Tao.
"Tentu. Sepertinya akan sedikit panjang." Ucap Kris dan mulai menceritakannya.
Keduanya mulai menjadi dekat dan saling kenal.
Kris menceritakan kisah buku itu. Tao bahkan sedikit tertawa karna cerita buku itu memang lumayan menyenangkan.
Disaat sedang asik bercerita dan mengobrol, seorang yeoja cantik berpakaian perawat datang.
"Ehem, permisi.." ucapnya. Tao kenal suara ini dan langsung tersenyum cerah.
"Vic Noona..~!" panggil Tao manja. Ya, beginilah Tao. Dia manja dan membuat Kris gemas melihat tingkahnya.
"Ah, Tao maaf membuatmu menunggu. Hei, sepertinya kau punya teman baru?" tanya Victoria. Tao tersenyum.
"Iya, namanya Kris-gege..dia menceritakan cerita dibuku ini untukku. Daripada aku menunggumu. Kau lama sekali, Noona~" Ucap Tao dengan nada sedikit manja. Vic tersenyum.
"Ah, mianhae Tao. Tadi Noona ada telepon dari keluarga Noona.." ucapnya. Tao hanya merenggut.
"Ah, kenalkan Noona..ini temanku..dia yang menemaniku. Namanya Kris-gege" ucap Tao.
"Ah, jeongmal khamsahamnida Kris-ssi..maaf merepotkan." Ucap Vic yang tidak memperdulikan ucapan. Kris hanya tersenyum.
"Ani, dia sama sekali tidak merepotkanku. Dia anak yang manis." Ucap Kris. Vic hanya tersenyum. Vic seolah membaca hati Kris dari mata Kris tentang Tao.
"Kalau begitu, Tao ucapkan selamat tinggal. Kau harus kembali keruangan." Ucap Vic. Tao hanya mempoutkan bibirnya.
"Harus sekarangkah, Noona?" tanya Tao. Vic hanya tersenyum dan mengelus puncak kepala Tao menadakan jawaban 'iya'.
"Kalau begitu, Kris-ge aku kembali dulu, ne? pay pay, jeongmal gomawoyo sudah menceritakan kisah itu untukku. Menyenangkan sekali." Ucap Tao. Kris kembali tersenyum.
"Hum, sama-sama Tao." Ucap Kris. Tubuh Tao mulai menjauh dari pandangan Kris dan akhirnya tidak terlihat lagi.
"Yuhuu…~ ada yang sedang jatuh cinta.." ucap sebuah suara yang nadanya seperti menggoda. Kris menoleh dan mendapati Suho yang sedang berdiri dibelakangnya. Suho terlihat melipat kedua tangannya sambil terlihat bersiul.
"Aish, kenapa lama?" tanya Kris. Suho mengangkat sebelah alisnya. "Hei, aku sudah selesai dari 30 menit yang lalu. Saat akan memanggilmu, kau terlihat asik dengan namja tadi itu. Jadi katakan denganku, apa kau menyukainya?" tanya Suho. Kris hanya berdecak lalu pergi meninggalkan Suho. Kris tidak memberikan jawaban atas pertanyaan Suho.
"Ya! Jangan tinggalkan aku." Ucap Suho lalu berlari mengikuti langkah sahabatnya.
.
.
.
.
TBC
.
.
Fyuh, prolog sudah selesai XD.
Mind to review please?
No flame ^^
