Kucing kecil bermata biru shappire itu tersenyum manis. Manik matanya menatap lurus bangunan megah di hadapannya. Kucing itu berwarna cokelat muda dan mengenakan sebuah gelang di lehernya. Ia juga memiliki sedikit balutan perban di kakinya.
Sang kucing mengedarkan pandangannya pada setiap jendela dalam jangkauannya. Hingga matanya menangkap sosok yang dicari-carinya.
"Itu dia!" batinnya gembira.
Kemudian kucing tersebut berjalan menuju pohon terdekat. Ia melompat ke atas ranting pohon. Lalu melompat lagi hingga ia dapat melihat seseorang itu.
Ia tersenyum kecil ketika melihat pemuda itu tengah berbincang-bincang dengan teman-temannya dengan ceria. Pemuda berambut honeyblonde dengan beberapa jepit berwarna putih. Ya, pemuda yang telah menyelamatkannya itu.
"Apa aku bisa… mengutarakan perasaanku padanya?" batin kucing kecil tersebut sambil tersenyum sedih.
Koisuru Neko ha Kujikenai
*Ch 1*
Story © alice dreamland
Vocaloid © Crypton Media and Yamaha Corp
Genre: Romance, Hurt/comfort.
Warning: Typo(s), all in Normal Po, berdasarkan lagu 'Koisuru Neko ha Kujikenai' (sebagian), request Sae Hinata (pairing) dan Mahou-san (lagu)
Sekarang merupakan jam pulang sekolah. Binatang itu tengah duduk di atas gerbang pembatas, menatap sekeliling dengan serius—menunggu sang pujaan hati. Tak lama kemudian, ia pun melihatnya.
Lelaki itu tampak pulang membawa ransel sendirian.
"Chance!" batin kucing kecil itu ceria lalu ia mengeong pelan, dengan harapan dapat membuat lelaki itu menyadari dirinya.
"Meow~!"
Namun lelaki itu hanya celingak celinguk kesana-kemari. Hilang sudah harapan sang kucing untuk membuat lelaki itu menyadarinya.
"Tidak, aku tidak boleh menyerah! Masih ada rencana kedua!" batinnya senang sambil memikirkan kembali rencana kedua.
.
.
.
Kini lelaki itu sedang berjalan kearahnya. Kucing tersebut berniat untuk melompat dan mengagetkannya.
Hap!
"I-Ittai!" batin sang kucing. Ia kini tengah mendarat dengan kepala mencium tanah. Ia pun menoleh ke belakang. Berhasilkah ia mendapatkan perhatiannya?
…
Sepertinya sang kucing melompat ketika pemuda itu sedang membungkuk, sehingga kini pemuda itu terus berjalan tanpa mengetahui apapun. Pupus sudah harapan kucing tersebut. Ia menghela nafas sedih seraya berjalan pergi.
.
.
.
Hari ini seperti biasa, kucing kecil itu berusaha mendapatkan perhatian pemuda itu. Pemuda itu kini tengah berjalan ke sekolahnya. Namun apa daya, sang pemuda sedang mendengarkan lagu sehingga ngeongan sang kucing tidak didengar olehnya.
"Uuuhhh! Apakah aku ini seperti hantu? Tidak dapat dilihat?" batin kucing tersebut sedih. Lalu ia pun berjalan pergi ke kuil dengan langkah gontai.
Kuil itu terletak diatas bukit yang penuh dengan pepohonan (Kuil tersebut berada di tengah-tengahnya). Ia mengatupkan kedua tangannya, memusatkan pikirannya untuk berdoa kepada Yang Maha Esa.
"Tuhan… tolong aku… aku ingin dapat menyatakan perasaanku padanya…"
Kucing itu menghela nafasnya sejenak setelah berdoa. Lalu ia berniat untuk berbalik dan segera pergi.
CRING~!
Namun sebuah cahaya terang dari belakang membuatnya enggan untuk pulang. Lantas, ia pun berbalik dan melihat seorang dewi sedang tersenyum lembut kearahnya. Sang kucing yang sangat terkejut hanya bisa melihat kearah sang dewi dengan mulut menganga.
"Ups! Jangan kaget begitu~ Aku kesini hanya untuk memberimu sedikit bantuan," jawab dewi tersebut dengan suara merdunya lalu mengaynkan tangannya dan menunjuk sang kucing. Kucing itu terkejut, namun ia hanya terdiam membatu.
CRING~!
Sekali lagi sebuah cahaya menyilaukan menyala dari bawah kucing itu. Terdapat sebuah lingkaran sihir dengan tulisan-tulisan yang tidak dapat diketahui maknanya.
"Terang…," batin kucing itu sambil menutup kedua matanya. Kucing tersebut dapat merasakan sesuatu yang aneh. Semuanya bertambah terang dan terang…
… hingga semua yang terang tersebut, berubah menjadi gelap.
.
.
.
"Hei!"
"Ayo bangun!"
"BANGUNNN!"
"WOA!" jerit sang kucing terkejut sambil mencari seseorang yang berteriak padanya.
"Aku disini," jawab sebuah suara. Sang kucing yang kaget pun melihat kearah suara dan menemukan seorang gadis. Gadis itu mengenakan pakaian kuil, sepertinya ia penjaga, atau lebih tepatnya anak dari pemilik kuil yang tadi.
Rambutnya panjang sepunggung berwarna merah muda. Wajahnya terlihat khawatir, namun juga penasaran melihat sang kucing.
"Ka-Kau siapa?" tanya sang kucing tergagap. Terlihat sekali kalau ia takut padanya.
"Aku? Ah! Namaku Megurine Luka! Yoroshiku! Sedangkan kau sendiri siapa?" balasnya.
"Tu-Tunggu… Kau mengerti apa yang kuucapkan?" tanya sang kucing tidak percaya. Luka pun kebingungan, ia memiringkan kepalanya sedikit.
"Tentu saja! Sekarang, siapa namamu?" tanya Luka lalu beranjak mendekati sang gadis dan segera mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan sang gadis.
"Le-Lenka… Kagamine Lenka," jawab kucing yang ternyata bernama Lenka tersebut sambil tersenyum manis. Lalu ia mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Luka.
"Sebenarnya aku hanya mengarang saja. Marga yang kupakai sama dengan kepunyaan pemuda itu karena aku berharap dapat menikah dengannya," pikir Lenka sambil tertawa dalam hati.
Tunggu… Tangan? Lima jari? Kuku bersih? Kulit berwarna krem cerah?
10%
20%
30%
50%
80%
90%
99%
99,5%
100%
TRING!
"KYAAAA!" Bagus, kini sang kucing mulai menyadari perubahan dari dirinya. Ia mundur cepat-cepat ke pojokan dan terduduk—sukses membua Luka kepo tingkat dewa.
Jadi, kini ia memiliki rambut berwarna honeyblonde panjang yang belakangnya dikuncir ponytail. Ia juga mengenakan seragam SMP Haruna:
Blouse dengan pita biru—dibiarkan terurai hingga pingang—dilapisi sebuah baju kutungan berwarna biru tua ujungnya, sedangkan sisanya putih.
Sedangkan roknya pendek selutut berwarna biru gradasi (muda dan tua) dengan motif kotak-kotak. Sepatu yang ia kenakkan adalah sepatu kets bertali dan berwarna kuning cerah.
Bahkan di genggaman tangan kanannya, ada sebuah tas berisi alat-alat sekolah manusia. Seperti buku-buku yang dapat digunakannya untuk sekolah nanti, juga alat tulis.
"Ada apa?" tanya Luka kebinggungan melihat reaksi Lenka. Lenka mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak ada apa-apa kok!" jawabnya sambil berdiri dan menepuk-nepuk sedikit roknya yang berdebu. Luka menaikkan sebelah alisnya, lalu mengangkat kedua bahunya.
"Terserahlah. Ngomong-ngomong, kau murid SMP Haruna ya?" tanyanya.
"E-Eh? I-Iya…"
"Murid baru?"
"I-Iya…"
"Oh! Pantas aku tidak pernah melihatmu! Kau kelas berapa?"
"Kelas tiga."
"3-A, 3-B, atau 3-C?"
"3-A."
Luka melihat kearah Lenka dengan tatapan curiga, lalu berdiri menghampiri Lenka.
"A-Ada apa, Me-Megurine-san?" tanya Lenka tergagap, ia takut melihat Luka yang terlihat seperti mengobservasi dirinya.
"A-Apa aku ketahuan?" batinnya kebinggungan.
"Me-Megurine-san, jadi kau—"
Namun sebelum Lenka menyelesaikan ucapannya, Luka sudah memotong.
"KYAAA! KITA SEKELAS LENKA-CHAN!" Dan dengan itupun, Lenka mendapatkan pelukan gratis dari Luka.
"Me-Megurine-san! Se-Se-Sesak!" ucap lenka terbata-bata. Luka langsung melepaskan pelukannya dan tertawa garing.
"Ma-Maaf… Aku terlalu overreacting sepertinya…"
Lenka hanya bisa sweatdrop melihat Luka yang seperti itu.
"Kalau begitu, kapan sekolah akan dimulai?" tanya Lenka kebinggungan.
"Eh? Seharusnya sih… Sepuluh menit lagi…," tcapan Luka semakin lama semakin kecil. Lalu ia menatap kearah Lenka dengan watados.
"Iya, sepuluh menit lagi."
"Oh… Masih sepuluh menit lagi ya?" tanya Lenka sambil mengehela nafas lega, masih belum sadar akan apa yang diucapkannya.
.
.
.
.
.
"KITA TELAATTTTT!"
"Me-Megurine-san! Ce-Cepatlah berganti baju!" perintah Lenka.
"Jangan panggil aku Megurine-san terus menerus! Panggil Luka-chan! Biar imut gitu loh~!"
"Ba-Baiklah Me-Megurine-san, EH! Maksudku Lu-Luka-chan! Ayo cepat nanti kita terlambat!"
"Tinggal berapa menit lagi sekarang?"
"Eh? Sekarang sih… Delapan menit."
.
.
.
.
.
"TUH KAN WAKTUNYA KEPOTONG TERUS KALAU BEGINI! AYO CEPAT LUKA-CHAN! NANTI KITA TERLAMBAT!"
"I-IYA! SAYA MOHON MAAF LENKA-SAAAAMAAAAAA!" jawab Luka yang takut melihat Lenka sudah marah.
"JANGAN PANGGIL AKU SEPERTI ITU! CEPATTTT TINGGAL TUJUH MENIT!"
"HA'I!"
Dan itulah hari pertama Lenka sebagai manusia. Telat ke sekolah. Dalam jangka waktu pendek, Lenka dan Luka sudah menjadi teman baik. Namun bagaimana dengan pemuda yang Lenka sukai? Apa yang akan terjadi nantinya?
.
Fiuh~! Saya baru nyangka kalau ceritanya akan jadi sepanjang ini! Saa~ Semoga minna suka ya dengan hasilnya! Untuk Sae, maaf saya lama!
Sekian!
~alice dreamland
