Harry Potter Malaikat yang Tersasar

.

DraRry! BL! Fantasy! AU-setting!

DISCLAIMER © I DON'T OWN Harry Potter Character, All the Character belong to J.K. Rowling. I just own the crazy idea.

.


Malaikat bersayap putih bersih diutus dari atas langit untuk turun ke atas Bumi…

Mereka mengemban tugas yang begitu mulia…

Memberikan kebahagiaan kepada seseorang yang tidak bahagia, Berusaha membuat senyuman manis pada semua yang ditemuinya…

Tawa, Kesenangan, Kegembiraan adalah hal yang terpenting dalam sebuah kehidupan dan akan mengukir indah langit dengan energy Kebahagiaan yang dihasilkan jutaan manusia.

Tapi apakah kalian pernah bertemu dengan Malaikat itu?


Sebuah hamparan luas berwarna putih diselimuti oleh kabut-kabut yang begitu tebal, Jika kita melihat lebih jauh dibalik kabut itu maka kita dapat melihat sebuah Istana megah berwarna perak yang berdiri kokoh dengan ukiran-ukiran yang mengagumkan. Di depan Istana tersebut terdapat sebuah altar luas dengan pilar-pilar yang menjulang tinggi, di atas Altar tersebut tampak seseorang sedang berdiri dengan gagahnya memegang tongkat yang terbuat dari emas. Dihadapannya kini sudah ada seseorang yang sedang berlutut menunggu sesuatu yang akan disampaikan.

"…Mulai hari ini kau akan diutus ke Dunia Manusia untuk memberikan kebahagiaan pada seseorang…" ucap sosok yang memegang tongkat itu yang ternyata adalah seorang kakek-kakek dengan janggut putih yang panjang "…Ini adalah Ujian terakhirmu sebelum kau bisa dianggap menjadi Malaikat Dewasa…" tambahnya

Orang yang ada di hadapannya hanya mengangguk pelan.

"Kebahagiaan adalah Energi untuk para Malaikat dan juga Istana Langit—oleh karena itu, Kebahagiaan adalah sesuatu yang penting untuk kelangsungan Istana Langit dan juga para Malaikat…" jelasnya kemudian memberikan sebuah gulungan kepada Orang yang ada di hadapannya itu "Ini adalah data seseorang yang harus kau buat bahagia… Tugasmu hanya 42 hari di Bumi—Jadi gunakan waktumu sebaik-baiknya.." tambahnya

Orang yang berdiri di hadapan Kakek itu menerima gulungan yang diserahkan sebelum kemudian beranjak berdiri dari tempatnya, "Apakah aku bisa menjadi Malaikat Dewasa setelah tugas ini selesai?" tanyanya

Sang Kakek mengangguk pelan "Tentu saja anakku—Tentu saja kau bisa menjadi Malaikat Dewasa sepenuhnya…"

Sebuah senyuman terukir seketika di wajahnya, Sayap yang ada di punggungnya mengepak begitu bersemangat "Oh, Aku sudah menunggu 2 Abad untuk saat-saat seperti ini—Aku sudah tidak sabar lagi untuk menjadi Malaikat Dewasa…" ucapnya dengan mata berkilat berapi-api sebelum kemudian menaikan alisnya "…Tapi bagaimana aku pergi ke Dunia Manusia?" tanyanya lagi

"Hohoho…" Kakek itu tertawa pelan sebelum kemudian menghentakan tongkatnya "…Kau tidak perlu memusingkan soal itu, Anakku…" ucapnya

JGREK!

"UWAAAA~!"

Tiba-tiba saja sebuah lubang muncul tepat dibawah ia berdiri dan dengan seketika Lubang itu menariknya masuk kedalam untuk mentransportasinya ketempat tujuan dengan praktis sehingga Malaikat muda itu tidak tersesat dan membutuhkan waktu yang sangat lama sebelum pada akhirnya ia bisa tiba di Bumi.

"…Semoga berhasil…" ucap Kakek itu sebelum kemudian pergi meninggalkan altar, kini ia hanya akan menunggu kabar kemajuan yang dikirimkan para malaikat kepadanya saja.

Ia hanya akan menunggu hasil yang terjadi dari atas sini dan mengawasi semuanya.


Di sebuah ruangan yang gelap dan juga sangat luas dimana terdapat sebuah ranjang yang begitu besar dan empuk di tengah ruangan ditambah dengan lemari pakaian yang besar di dalam closet dan beberapa rak buku yang tersusun rapi sesuai dengan label. Cahaya matahari pagi terlihat sedikit memasuki ruangan gelap tersebut melalui sela-sela korden merah besar yang terpasan di sebuah jendela yang besar, kamar yang lebih cocok mendapatkan sebutan Kamar suite sebuah Hotel ini tentunya hanya dimiliki oleh orang yang kaya saja.

Cip! Cip! Cip! Cip!

Bunyi nyaring yang dapat terdengar dari sebuah alarm mungil berbentuk anak ayam kini menunjukan pukul 6 tepat, Alarm mungil itu terus bordering tanpa henti berusaha untuk membangunkan sesosok yang ada dibalik selimut Hijau tebal yang membungkusnya. Dengan kerasnya alarm mungil itu berusaha untuk membuat sang pemilik terbangun dari tidur lelapnya.

"Ngh…" geram seseorang dibalik selimut sambil berbalik dengan mengangkat salah satu lengannya berusaha menggapai sesuatu yang ada di atas meja di samping ranjangnya, ketika tangan muscular itu meraih benda yang ia cari maka tanpa ragu lagi ia langsung melempar benda tersebut hingga pada akhirnya suara berisik yang mengganggu telinganya itu kini sudah hilang sepenuhnya.

Sosok tersebut kembali kedalam selimutnya yang hangat berusaha kembali terlelap dan melanjutkan mimpinya yang sangat indah.

"Hmmmhh…"

Terdengar sebuah gumaman pelan disertai dengan sesuatu yang sepertinya juga ada diatas ranjang bersamanya, sosok itu mengerutkan alisnya—apa barusan itu dirinya? Atau ada seseorang lain yang berada di tempat tidurnya selain dirinya?—berdecak pelan ia berpikir mungkin ini salah satu mimpinya saja sehingga ia menyamankan posisinya memeluk sesuatu yang dianggapnya sebagai bantalnya.

Jemari-nya tampak sedang mengelus sesuatu yang sangat halus di pelukannya—hemm, bantal merek import memang tidak pernah mengecewakan sama sekali—hanya itu pikirannya sambil memeluk benda yang dianggapnya bantal itu dengan erat di dekapannya.

"Hmmp—ph…"

Terdengar sebuah suara lagi—kali ini disusul dengan hembusan napas yang ada di dekapannya, mungkin mimpinya kali ini terasa begitu nyata daripada biasanya—siapa peduli, lebih baik melanjutkan tidur dan melupakan semuanya…hemm…bantal ini empuk juga…hangat dan enak dipeluk…mungkin ia harus membeli beberapa bantal dengan merek seperti ini nanti di Distrik perbelanjaan—Ng!

Jemarinya yang terus membelai bantal tersebut kini merasakan sesuatu yang pada umumnya tidak dimiliki oleh sekedar bantal biasa—sesuatu yang jauh lebih empuk, yang menyerupai—Hmm… Rambut?

Tunggu… Sejak kapan bantalnya memiliki rambut?

Apa mungkin Wig palsu yang digunakan Blaise saat cross-dress kemarin?

Tangannya meraba-raba lagi ke sesuatu yang empuk dan juga basah—apa ini bibir? Keatas lagi ia bisa merasakan hembusan napas yang berjalan begitu teratur dan juga tenang, dengan segala akal dan logika pada akhirnya sosok yang berada di balik selimut itu langsung menyingkap selimut yang menutupi dirinya menampilkan seorang pemuda berambut pirang dengan mata platina yang hanya menggunakan celana piyamanya saja saat tertidur membiarkan tubuhnya terekspose begitu saja—mungkin ketika tidur ia melepas baju piyama-nya lantaran panas.

Mata Platinanya yang saat itu pandangannya masih sedikit agak buram lantaran baru terbangun memandangi sebuah buntalan sesuatu yang aneh kini berada di sampingnya memeluknya layaknya sebuah boneka. Pemuda itu mengerjapkan matanya berusaha lebih focus menatap buntalan aneh tersebut dengan kini sebelah tangannya meraih remote kecil diatas meja kemudian menyalakan lampu kamar agar buntalan tersebut semakin jelas terlihat.

Akibat penyinaran yang kini memudahkannya untuk melihat dengan jelas, betapa terkejutnya pemuda itu kini menatap seseorang pemuda aneh yang kini berada di atas ranjang yang sama dengan dirinya. Bukan hanya itu saja, pakaiannya yang aneh dan juga wajahnya yang asing—memangnya siapa orang ini! Ditambah lagi kenapa ia bisa berada di atas tempat tidurnya!

"THE HELL!" serunya langsung mendang sosok itu menjauh dari dirinya hingga sosok itu terjatuh dari atas ranjangnya

BRUK!

"A—Aww!" rintih sebuah suara, Pemuda berambut pirang itu tidak mengambil waktu untuk diam saja hingga ia kini langsung menggerakkan kakinya untuk turun dari atas ranjangnya dan menghampiri sosok tersebut

"HOI—Siapa kau! Kenapa kau ada di kamarku—Orang aneh!" serunya sambil menggoncangkan sosok pemuda berambut coklat berantakan itu dengan tubuh slim miliknya yang terbalut dengan pakaian a-la Yunani berwarna putih

Pemuda berambut coklat itu menatap mata Platina yang ada di depannya kini mengeluarkan tatapan tajam dan menyeramkan ditambah dengan raut muka seseorang yang tidak jauh menyeramkan dari tatapan mata barusan. Mata Emeraldnya membutuhkan sedikit waktu untuk beradaptasi dengan cahaya lampu yang silau di ruangan sebelum kemudian tubuhnya di goncangkan lagi degan kasar oleh pemuda berambut pirang itu

"JAWAB PERTANYAANKU—Apa kau dengar Kacamata Aneh!" serunya dengan suara yang membahana

Pemuda itu memandangi sekitarnya, sebuah kamar yang luas dan sama sekali tidak ia ketahui dimana. Mata Emeraldnya hanya menatap sekitarnya dengan polos sebelum kemudian beralih kembali pada pemuda di depannya…

"…"

"…"

"…Ano—Ini dimana?" tanyanya dengan polos

TWITCH!

What the hell—The GOD must be crazy! Pemuda berambut pirang itu memandangi lekat-lekat pemuda di depannya itu, selain dari rambutnya yang perlu di tata agar tidak seperti sarang burung itu tentunya ia juga harus memperbaharui gaya fashionnya mengingat baju yang ia kenakan sangat kuno dan terlihat begitu –girly—! Ditambah lagi APA MAKHLUK INI MAKHLUK IDIOT DARI SEMUA IDIOT! Dia baru saja menanyakan siapa dirinya tapi pertanyaan itu justru ditanyakan kembali oleh orang aneh yang satu ini.

"Allright—Mungkin ini semua hanya ilusi…" sahut pemuda berambut pirang itu menghela napas sebelum kemudian beranjak berdiri "Entah kenapa mimpiku jadi berefek 3D seperti ini…" gumamnya lagi sambil menggelengkan kepala

Pemuda berambut coklat itu juga perlahan bangkit dari posisinya dan mengitari ruangan sebelum kemudian "Ah! Aku lupa!—Apa ini Rumah Draco Malfoy?..." tanyanya dengan suara bersemangat sambil berjingkrak-jingkrak menghampiri Pemuda berambut pirang itu

"…Memangnya kau ini siapa?" tanya Pemuda berambut pirang itu dengan suara yang miris

Dengan semangat pemuda berambut coklat itu menunjukan kedua jarinya dan tersenyum "Namaku, Harry James Potter—Aku adalah Malaikat Muda yang ikut pelatihan di Bumi, tugasku adalah untuk membuat hari-hari orang yang bernama Draco Malfoy bahagia~!" ucapnya

Mata Platina-nya itu memandangi pemuda berambut coklat berkacamata di depannya dengan tatapan meragukan dan tidak percaya, dia bilang dia—APA!

BUAGH!

"I—IITTAI!" rintih pemuda berambut coklat itu ketika dengan kasarnya bak adegan Cinderella ia ditendang begitu saja "K—Kenapa kau menendangku—!"

"Kau ini…" geram pemuda berambut pirang itu "Sudah mengganggu peristirahatanku dan sekarang membuat bualan yang aneh di pagi hari—!" serunya

"E—Eee… Apa maksudmu dengan bualan!"

"HOI—ORANG ASING! KAU PIKIR INI NEGRI DONGENG! MANA MUNGKIN AKU PERCAYA ORANG ANEH SEPERTIMU ITU MALAIKAT! MALAIKAT ITU MITOS BODOH!" serunya menyiksa kembali di pemuda berambut coklat "Dan kau bilang memberikan kebahagiaan pada Draco Malfoy—huh! Kau punya keberanian berkata begitu setelah apa yang kau lakukan! Jangan membuatku tertawa—freak!" tambahnya lagi

"K—Kenapa kau yang marah… Aku kan diutus untuk membuat Draco Malfoy bahagia… Bukan kau—AW!" rintihnya memegang kepalanya yang baru saja mendapat jitakan

"Memangnya kau pikir Draco Malfoy itu siapa—HAH!" serunya lagi

Mata Emerald itu megerjap sejenak sebelum kemudian "E—Eto…" jawabnya ragu-ragu sebelum kemudian "T—Tunggu! Memangnya kau ini siapa! Berlaku tidak sopan pada Malaikat sepertiku—Kau sudah menghina para Malaikat yang…GAH! Berhenti memukulku!"

"KAU BERTANYA AKU INI SIAPA HAH—DASAR MALAIKAT GADUNGAN! Akan kujelaskan padamu! Aku pemilik semua ini—dan aku adalah orang yang paling berkuasa! AKU DRACO—DRACO MALFOY!" serunya dengan suara membahana

Mata Emerald itu melebar dengan shock dengan mulut terbuka memandangi pemuda pirang di hadapannya sebelum kemudian "HEEEEE—!"

Seterussnya apa yang akan terjadi yah?


Litte: Greetings semuanya~ Litte akhirnya kembali lagi T_T Fandom HPI yang kurindukan *nyium lantai* maafkan Litte yang udah lama banget ngak updet Harry Potter discover Fanfic *sujud* Ampuni Litte TAT datanya ilank harus bikin dari Zero lagi dah… tapi ini lagi diusahakan updet… semoga saja cepet kelar… dan yang ini adalah Fic untuk HPI lagi hehehe… mohon kritik dan saran ya minna~ No worries, kritik akan diterima~ Yosh, Enjoy the reading *smile*