Gift by Momozono Sora
Bungou stray dogs by Asagiri Kafka
.
.
.
Malam itu pria berambut kopi baru menyelesaikan tugasnya di kantor agensi. Lelah mengerjakan aktivitas sehari-harinya, ia ingin segera masuk ke rumah dan istirahat. Walaupun pekerjaan yang ia lakukan tidak seberat itu. Di kantor pun kerjaan nya hanya malas-malasan.
Tetapi hari ini berbeda. Pria yang memiliki nama Dazai Osamu ini rela bangun pagi dan pergi ke suatu tempat untuk menyiapkan sesuatu sebelum ia bekerja. Karena itu ia sangat lelah dan ingin segera tidur.
Cklek..
Dibukanya pintu apartemen dengan tenang. Ruangan sempit yang gelap itu hanya disinari oleh cahaya bulan yang masuk dari celah jendela. Tampak sesosok bayangan yang sedang duduk di lantai tatami, sikunya menempel pada meja kayu seperti menunggu seseorang.
Manik hazel tampak berkilat di dalam kegelapan. Dazai tidak kaget atas kehadiran tamu yang tidak diundang. Yang ia lakukan hanyalah membuka sepatu, dan mengaitkan mantel yang ia gunakan pada gantungan yang bertengger di tembok.
"Tidak kusangka kau benar-benar menyiapkannya untuk ku"
Suara serak menggema pada apartemen yang sepi. Seringai puas muncul pada sosok yang menunggu Dazai sedari tadi. Ia tengah menikmati sepotong kue ulangtahun yang Dazai beli tadi pagi.
Dazai tetap mengunci mulutnya. Ia bergabung duduk disebrang sang iblis anemia -Fyodor Dostoyevsky-. Sepertinya Dazai tidak berniat untuk menyalakan lampu. Mau bagaimanapun malam tampak lebih Indah dengan ditemani cahaya bulan, bukan?
"Karenamu aku kekurangan tidur, bisa-bisa aku ketularan anemia sepertimu, Dostoyevsky"
Fyodor tersenyum tipis sambil memejamkan manik lilac nya. Menikmati suapan kecil dari kue di hadapannya.
"Padahal kau bisa membelinya saat pulang, tapi kau takut kalau tokonya tutup jadi kau membelinya pagi hari. Romantis sekali, Dazai-kun"
Manik lilac yang seolah senada dengan ruangan menatap lembut si rambut kopi dengan tenang. Dazai tidak buru-buru menanggapi pernyataan tersebut karena ia tahu ada hal yang tikus itu ingin ucapkan.
"--Tapi, dimana hadiahku? Kemarin kau membuat masakanmu sendiri bukan?"
Tanya Fyodor dengan sopan seperti biasanya. Dazai hanya mendengus kesal. Memejamkan manik hazelnya, ia memasang raut wajah seperti anak-anak yang minta dibelikan sesuatu tapi tidak dituruti.
"Kau tidak pernah mau memakan masakanku. Tapi..."
Bibir Dazai yang setengah terkatup seperti ingin mengucapkan sesuatu tampaknya tertahan, Dazai merasa ragu.
Seringai jahat kembali Fyodor lukiskan pada wajahnya seiring dengan Dazai yang mengambil seutas pita dari saku celananya lalu melilitkannya pada lengannya sendiri.
"Bagaimana dengan ini? Aku tidak akan melawan seperti biasanya"
"Ku terima hadiahmu dengan senang hati"
-- END --
:'v bagian anunya pikirin sendiri yak Awkkwkek :v tertipu kau bangsat /plok
Ini fic hadiah ultah Fyodor
moga sukaaa
sumpah aku lagi ga mau menodai pikiran aku. Tapi kapal FyoZai ini ucul banget.. Aku suka.. ( • ̀ω•́ )
Kripik dan saran sangat dibutuhkan.. Thanks yang dah baca
