This Story by Liharu
Cast : Myungsoo, Sungyeol and Others
Genre : Yaoi, Action, Drama, Romance.
Rated : T+
This Story Belong to Me ^^
...Be Back...
Hujan turun lagi, bahkan begitu deras. Jalanan yang tadinya ramai kini mulai sepi, langit pun kini mulai sangat gelap. Tidak ada yang sudi berlari di tengah hujan seperti ini kecuali. Laki-laki ini. Lee Sungyeol. ia tengah menerobos hujan, berlari dengan nafasnya yang tak beraturan, bahkan lebam-lebam di sekujur tubuhnya tidak menghentikannya.
Suara decak kaki terdengar begitu berisik di belakang Sungyeol. Sungyeol gemetaran, tubuhnya mengigil hebat. Dan dia tidak bisa berpikir lagi apakah ia bisa terus berlari dan berlari menghindari kelompok laki-laki itu.
Sepanjang jalan Sungyeol hanya berdoa agar tidak tertangkap dan mati di sana, tapi ia tidak bisa. Langkahnya semakin melambat dan makin pelan.
"Tidak ada jalan lagi."
Sungyeol menarik napasnya dalam. Ya tuhan dia akan mati, mati dengan mengenaskan di ujung jalan sempit dan bau, bagai bangkai tikus yang menjijikkan.
Sekitar tiga orang dengan tongkat kayu dan sebuah rantai kini menghampiri Sungyeol yang gemetaran, apa karena mencuri makanan ia harus dihabisi dengan keji seperti ini? Sungyeol hanya anak remaja yang kelaparan, umurnya masih enam belas tahun. Dan ia tidak bisa memilih kalau harus hidup sebagai gelandangan.
"Tuan… aku minta maaf…."
Seakan tuli tapi lelaki berambut agak panjang itu malah melempari sungyeol dengan sebuah balok kayu, hampir mengenai kepala Sungyeol.
Tawa seakan pecah di sisi laki-laki yang melihat Sungyeol ketakutan. Dan sekali lagi mereka melakukan hantaman ke tubuh Sungyeol yang sudah lebam.
Dor
Dor
Dor
Darah merah itu muncrat kesembarang arah, Sungyeol terdiam kaku, matanya melebar kaget. Melihat ketiga laki-laki itu mati tertembak di kepala.
Dan matanya hanya tertuju ke depan. Dia melihat seseorang dengan topi dan mantel biru berdiri di sana.
"Kau baik-baik saja?"
Sungyeol tidak bisa berkata apa-apa, hanya mengangguk kecil saat laki-laki bertopi ini menghampirinya setelah menginjak mayat-mayat yang tak berguna itu.
"Jangan takut, aku akan menolongmu. Berdirilah." Laki-laki itu memberikan tangannya dan mengambil Lee Sungyeol yang gemetaran.
"Siapa namamu?"
Sungyeol tak menjawab, dia hanya diam memandangi sosok di depannya.
"Baiklah… kalau begitu, aku Nam Woohyun."
Sungyeol agak ragu, tapi saat melihat mata sosok laki-laki yang mengaku bernama Woohyun ini, ia rasa laki-laki ini laki-laki baik. "Ak..u… Lee Sungyeol…" Suara Sungyeol gemetar.
"Berapa umur mu?"
Sungyeol mendongak, dan menatap dengan pandangan yang mulai agak tenang, "Enam belas tahun.."
"Kalau begitu panggil aku Hyung, oke." Sungyeol mengangguk semangat.
"Baik..Hyung."
Woohyun membuka mantelnya dan memakaikannya ke tubuh Sungyeol yang sangat memprihatinkan.
"Dimana rumah mu?" Sungyeol menggeleng pelan, "Aku tidak punya rumah dan keluarga. Aku gelandangan.." jawab Sungyeol sedih.
"Bagaimana kalau kau ikut Hyung, di sana kau akan punya rumah dan keluarga baru."
Sungyeol menatap Woohyun dengan terang, ada harapan kebahagian dan haru di matanya yang lebam. Dan tanpa berpikir lagi ia mengangguk mantap.
.
.
.
Chungdam Korea Selatan.
Sungyeol memasuki kawasan yang tak pernah ia bayangkan sama sekali, rumah mewah dengan halaman yang luas, bahkan pagarnya setinggi lima meter menjulang ke langit. Tatapan tak percaya dan kagum. Ia tak menyangka masih ada orang baik di dunia ini.
"Hyung… apa ini…."
"Ini rumah yang akan kau tinggali Sungyeol…"
Sungyeol berdiri kaku, tubuhnya basah dan bercucuran air hujan, dia berdiri di atas lantai yang seperti kaca, Sungyeol dapat melihat pantulan dirinya di lantai, sungguh ia tidak menyangka bahwa ia sangat menyedihkan. Sementara Woohyun, ia menaruh topinya di sisi ruangan.
"Duduklah di sana, sebentar hyung akan panggil anggota keluarga yang lain."
Sungyeol menurut dan menuju sofa yang menurutnya paling bagus yang pernah ia lihat, bahkan terbesit dipikirannya apa ia pantas mengotori sofa itu dengan duduk di atasnya.
Sekitar sepuluh menit Sungyeol menunggu, akhirnya Woohyun datang dengan beberapa orang. Yang belum Sungyeol ketahui itu siapa, mungkin saja mereka semua calon keluarga barunya seperti apa yang dikatakan Woohyun.
"Oke Lee Sungyeol, mereka semua adalah Hyung baru mu, dan dongsaeng mu." Ucap Woohyun, Sungyeol langsung memberi hormat sebisanya.
Seseorang dengan kaos ungu dan celana putih panjang tersenyum, "Aku Lee Hoya. Salam kenal adik baru." Sungyeol mengangguk dan membungkuk Hormat.
"Hallo Sungyeol aku Jang Dongwoo, panggil aku Hyung oke!" ucap seseorang lagi yang mengaku bernama Dongwoo dengan cengiran lebar.
"Halo Sungyeol hyung, aku Sungjong, Annyeong." ucap Sungjong manis dan lembut sambil memegang boneka teddy bear yang ia peluk.
"Hai Lee Sungyeol, aku Sunggyu, aku ini hyung barumu." Sunggyu membawa handuk dan meberikannya kepada Sungyeol terlihat bahwa Sunggyu sangat perhatian sekali.
Bahagia tentu saja, Sungyeol bahkan mengeluarkan air mata karena terharu.
"Terimakasih… " Sungyeol mengatakannya dengan isakkan tertahan dan kembali membungkuk.
Tapi ada satu orang lagi yang belum mengatakan apa-apa.
"Hyung katakan sesuatu, Sungyeol Hyung kan akan menjadi keluarga baru kita." Ucap Sungjong dengan agak keras. Tapi sosok itu malah acuh.
"Cepat beri salam, kau tidak sopan!" Kini giliran Sunggyu yang bersuara.
"Hai, aku Kim Myungsoo."
Suaranya dingin dan datar begitulah Myungsoo. Sungyeol tampak sedikit agak tak enak hati, mungkin saja ia tidak suka dengan kehadirannya di sini.
"Hai Hyung."
"Sungyeol siapa yang kau panggil Hyung?"
Sungyeol nampak bingung mendengar pertanyaan Dongwoo, "Myungsoo hyung…" lanjut Sungyeol pelan.
"Kata Woohyun Hyung, umurmu dan Myungsoo itu sama, jadi tidak usah memanggilnya Hyung." Sungyeol mengangguk mengerti.
"Sunggyu kau sudah menyiapkan kamar?" Sunggyu tertawa ringan dan menggaruk tengkuknya, dia menggeleng pelan kepada Woohyun.
"Belum, karena aku tidak tau kau akan membawanya ke sini. Lagipula…. Kamarnya sudah penuh, kau tau sendirikan alasannya Woohyun."
Woohyun mengangguk.
"Myungsoo, tolong bantu Sungyeol, hyung percaya kau bisa mengajarinya banyak. Dan pinjami dia baju, juga berbagi kamarlah dengan nya." Ucap Woohyun. Tapi Myungsoo malah diam dan menatap tajam tak suka.
"Kenapa harus di kamar ku?"
"Kau tau kan, kita memiliki tugas masing-masing di sini."
Myungsoo, dia tidak akan bisa membantah perkataan Woohyun, jadi ia mengangguk pelan walau ia tak suka jika diganggu oleh orang lain.
"Sekarang sudah malam, dan sebaiknya kita istirahat."
Mereka semuapun kembali ke kamar masing-masing.
Myungsoo berjalan lebih dahulu dan Sungyeol di belakang mengikuti dengan pelan. Mereka kini sampai di kamar. Myungsoo membuka lemari pakaiannya dan memberikan satu setel baju miliknya.
"Terimakasih Myungsoo-sii" ucap Sungyeol hati-hati, Sungyeol tau kalau Myungsoo agak terganggu.
Myungsoo mengangguk kecil, tanpa menoleh lagi ia berjalan ke kasurnya. "Mandilah setelah itu tidur dan matikan lampunya." Myungsoo mulai menyelimuti dirinya, dan Sungyeol mengangguk pelan lalu berjalan ke kamar mandi setelah itu.
Lima belas menit akhirnya Sungyeol sudah berpenampilan bersih dan wangi, ia tidak pernah merasa se-semanusia ini sebelumnya. Biasanya ia akan terlihat kumal dan lusuh. Sungyeol tidak tega harus tidur di sisi sebelah Myungsoo, ia pikir ini akan menganggu saudara barunya. Jadi dengan seluruh kebahagian yang ada di hatinya, Sungyeol mengambil sebuah bantal dan berjalan kearah sofa panjang yang ada di ujung ruangan setelah ia mematiakan lampu. Bahkan menurut Sungyeol sofa ini telah bisa mencukupinya lebih dari kasur yang seharusnya.
Ia memejamkan matanya, dan ada senyum penuh harapan yang sungyeol kembangkan. Keluarga baru yang indah dan ada tempat yang selalu melindunginya. Sungyeol merasa ia bisa mengetahui apa itu arti dari rumah. Sekarang ia mengerti perasaan hangat dan menyenangkan.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Mind To Review?
