TITLE : BREAKING MY LIFE

CAST : OH SEHUN, KIM JONGIN, XI LUHAN, BAEKHYUN, PARK CHANYEOL AND OTHER CAST

PAIRING : KAIHUN, HANHUN

GENRE : YAOI, M-PREG, OOC, AND HURT

RATE : M

DISCLAIMER : THEY ARE BELONG TO THEIR FAMILY AND ME /KICKED/

BACKSOUND : MY TURN TO CRY by EXO

.

.

.

.

.

"hyung!". Sosok yang merasa terpanggil itu menoleh sambil menampilkan senyum, sudah hafal rutinitas paginya. Hatinya hangat melihat saudara kandungnya, ya adik kandungnya berjinjit jinjit dengan roti panggang yang masih setia di mulutnya, berjalan dengan satu kaki dengan kaki lain yang terangkat, adiknya mencoba memakai sepatu sambil berjalan. Ini sungguh menggelikan sekaligus menyebalkan baginya.

"cepatlah!, kita bisa terlambat bodoh". Jawabnya menahan tawa melihat tingkah adik nya yang memang tidak bisa berubah. Bahkan ibunya didalam sana masih mengoceh sambil menyebut nyebut nama adiknya sehun-

"eomma! Kami pergi bye!". Teriak adiknya sambil menutup pintu rumah mereka yang bercat putih. Ia menggelengkan kepalanya saat dilihatnya adiknya sudah berdiri sambil tersenyum bodoh. Ia mungkin berharap tidak punya adik seperti sehun.

"besok besok aku tinggalkan saja kau, jika masih suka telat begini, aku juga ikut telat ke kampus sehun!~".

"tapi aku suka pergi sekolah denganmu"

"lain kali tidak"

"baekhyun!"

"sehun!". Satu jitakan dikepala cukup membuat adiknya membungkam dan dahi berkerut. Ia memang suka kalah jika sudah berdebat dengan kakak laki lakinya –baekhyun-, perbedaan umur 2 tahun tidak ada artinya untuk sehun dengan sesukanya memanggil kakaknya tanpa embe embel 'hyung'.

Dengan wajah datar baekhyun selaku kakak kandung sehun menarik tangan adiknya menuju mobil yang sudah menyala, disambut dengan pria paruh baya yang membukakan pintu mobil untuk mereka berdua.

"terimakasih paman". Kata baekhyun sambil masuk kedalam mobil hitam diikuti dengan sehun dibelakangnya.

.

.

.

.

.

"sehun, kau ini sudah besar, mulailah bersikap dewasa". Pemuda yang suka memakai eyerliner itu memutar bola matanya saat objek yang di omelinya hanya mengikuti gerak mulutnya sambil memasang wajah mengejek.

"hyung, kau seperti orang tua"

"terserahmu sehun". Baekhyun menutup kembali pintu mobilnya setelah mendorong keluar sehun. ia kembali mengambil laptopnya lalu menaruh benda persegi itu diatas pahanya. "sepertinya aku butuh kendaraan sendiri".

Sehun tersenyum simpul saat dilihatnya sahabat baiknya sedang berkutat dengan psp di tangannya, sehun menghampiri sahabatnya itu sambil meletakkan ranselnya di kursi.

"kyungsoo"

"hm,"

"hey!"

"…."

"kyungso! Kyungsoo!".

"kau pikir aku tuli!"

"kau tidak mendengarkanku!"

"baiklah, ada apa?". Kyungsoo mempause kan game di pspnya, sambil menatap sehun malas. Sehun mendudukkan dirinya disamping kyungsoo.

"kau tebak saja"

"kau sudah bisa memakai baju sendiri?"

"kyungsoo tentu aku sudah bisa!"

"kau baru beli barbie baru?"

"astaga kyungsoo! Aku ini pria!"

"kau baru saja digigit anjing tetanggamu?"

"Oh my god kyung!, what the agh!, oke aku beri tahu saja!"

Kyungsoo menarik sudut bibirnya sambil mengangguk. "itu lebih baik". Sehun menarik kepala kyungsoo lalu mendekatkan bibirnya ke telinga mengumamkan sesuatu yang sukses membuat kyungsoo membulatkan matanya yang sudah bulat.

"kau serius?-". sehun mengangguk tersenyum meyakinkan kyungsoo bahwa apa yang baru saja ia katakan adalah benar. Kyungsoo tersenyum senang, walau disisi lain ia tak yakin dengan pilihan sehun, menerima kakak seniornya menjadi 'kekasih barunya'. Tapi kyungsoo yakin orang yang menjadi kekasih sehun sekarang adalah orang baik.

Kyungsoo menyikut pinggang sehun pelan "ceritakan padaku dari awal". Sehun tertawa malu, ia membenarkan posisi duduknya menghadap kyungsoo dan menceritakan semuanya.

.

.

.

.

.

.

"sehun!". sehun membalikkan tubuhnya saat mendengar teriakan seseorang dari belakang, begitupun dengan kyungsoo sahabatnya yang menatap orang itu juga sambil menyeruput minuman rasa vanilla. Sehun tersenyumsaat sosok itu semakin dekat dan semakin jelas, bisa dilihatnya wajahnya yang sangat tampan, senyumnya manis dan kulitnya yang sedikit gelap.

"ee hyung?". sehun semakin tersenyum saat sosok di depannya kini, sedang mengatur nafasnya karena habis berlari lari.

"kau pulang dengan siapa?"

"aku?". Sehun mengarahkan jari telunjuk ke dadanya.

"bukan, tapi orang di ujung sana!, tentu saja kau sehun"

"oh haha, sendiri, kalau hyungku tak menjemput". Pemuda yang menjadi lawan bicara sehun pun tersenyum kembali. Kyungsoo yang merasa di acuhkan hanya sibuk memutar mutar sedotan minumannya.

"kalau begitu kau pulang denganku saja"

"tidak usah hyung, nanti merepotkanmu jongin hyung". Jawab sehun kaku, sakilas melirik kyungsoo yang tersenyum meremehkan sehun.

"tidak tidak, bagaimana? Mau ya?"

"ah o-oke".

"baik, sampai jam pulang nanti". Sehun mengangguk pada jongin kakak seniornya di sekoah sekaligus 'kekasih' barunya. Sehun tak sabar seperti ingin mencepatkan waktu karena tak sabar pulang untuk pertama kalinya dengan jongin. Sehun langsung nyengir saat kyungsoo menjitak pelan kepala sehun

"dasar sok jual mahal". Kata kyungsoo yang hanya di jawab tertawaan khas sehun.

.

.

.

.

.

"jongin hyung, aku minta maaf tidak bisa pulang dengan mu, tadi hyungku ternyata menjemputku".

"….."

"baiklah, kau jangan marah ya?"

"…"

"aku janji lain kali akan pulang denganmu"

"…."

"night hyung, nado saranghae".

Tut

Sehun kembali menelentangkan tubuhnya, menghirup udara dingin dikamarnya, sambil menatap langit langit kamar, ia baru saja dapat telpon dari jongin perihal sehun yang meninggalkannya saat pulang sekolah tadi, sehun menjadi tak enak hati karena sebagai kekasih ia malah tak bisa hanya untuk sekedar pulang bersama.

Sehun bukannya tak mau, tapi ia masih segan jika hyungnya mengetahui ia sudah pacaran, tentu saja baekhyun tidak akan tinggal diam. Ia akan memberitahu ibu mereka, berakhirlah dengan sehun yang dimarahi.

Terkadang sehun ingin bertukar posisi dengan kakaknya karena menurut sehun kakaknya itu bebas melakukan apapun, tidak seperti dirinya. Sehun tahu mereka lebih protect terhadap dirinya karena ia paling kecil dikeluarga. Dan karena kakaknya serta ibunya sayang terhadap dirinya. Apalagi semenjak kepergian ayahnya karena sakit beberapa tahun yang lalu. Sehun menjadi anak yang sangat nakal dan susah di atur.

Sehun merapatkan matanya, saat mendengar decitan pintu kamarnya dibuka oleh seseorang.

"tidak usah berpura pura yehet".

"seharusnya kau mengetuknya dulu". Sehun membuka matanya saat dirasa ketahuan oleh kakak laki lakinya.

"memang penting ya?". pemuda yang lebih pendek dari sehun itu ikut berbaring di kasur sehun. ia memainkan smartphonenya yang tipis, sambil tersenyum seperti orang yang baru jatuh cinta. Sehun sedikit geli dengan tingkah kakaknya. Diluar saja baekhyun itu seperti es batu, sok cool, dingin, sok manly, tapi lihatlah sekarang bahkan ia melebihi gadis yang sedang jatuh cinta.

"hyung-"

"hm"

"kalau ada orang yang mengajakku berkencan bagaimana?"

"tidak boleh"

"kenapa?"

"kau masih ingin hidupkan?"

"kau saja pacaran dengan chanyeol jelek"

"hey, siapa yang jelek? Kau bosan hidup ya?". kali ini baekhyun mendudukkan dirinya menatap sehun dengan tajam.

"sudahlah tidak berguna". Sehun membalikkan dirinya menghadap ke samping sambil menarik selimut tebal sampai ke kepalanya.

"yang kau maksud tidak berguna siapa sehun!". baekhyun menduduki gundukan yang ditutupi selimut itu sambil menggelitik bagian perut sehun sampai sehun menjerit jerit sambil tertawa terbahak bahak.

"sehun! baekhyun! Ini sudah malam!". Kedua kakak beradik ini langsung terdiam, lalu tertawa kembali setelah mendengar teriakan ibu mereka dari lantai bawah.

"kau tahu, mulai besok aku tidak pergi denganmu lagi". kata baekhyun sambil merentangkan tangannya mencoba memamerkan sesuatu yang belum diketahui oleh sehun.

"kenapa seperti itu?". Sehun mengerutkan kening heran. Apa maksud kakaknya?

"karena… aku sudah punya mobil baru sendiri". Sehun membulatkan matanya tak percaya, segitu gampangkah ibunya membelikan kakaknya ini mobil? Lalu bagaimana dengan dirinya? Itu artinya mulai besok hanya ada dia dan supir pribadi mereka. Oh sehun mulai panas disini.

"bagaimana bisa?". Sehun bertanya tanya sambil memasang wajah tak suka, baekhyun hanya tersenyum sombong, tak menjawab sehun yang sudah kesal. baiklah baekhyun mobil baru dan aku masih dengan supir. Tidak adil. Batin sehun.

Sehun berlari ke lantai bawah, dengan tergesa gesa. "hey sehun! jangan lari, itu mobil ku!". Baekhyun ikut mengejar sehun ke lantai bawah, sehun sudah berada di garasi mereka lalu menghidupkan lampu garasi.

Its super amazing!~

Sehun membelalakkan matanya sambil mendekati mobil audi silver yang dulu sempat ia idamkan, ternyata sekarang didepan mata, tapi posisinya sekarang adalah, dia bukan pemilik kendaraan itu. Baekhyun tersenyum angkuh sambil melipat kedua tangannya saat melihat sehun bolak balik mengelus ngelus mobil barunya sambil bergumam.

"jangan lama lama, nanti mobilku lecet". Baekhyun menepis tangan sehun yang dibalas dengan bibir pout sehun.

"fine!". Sehun kembali masuk kerumah menuju kamar ibunya, sehun membuka pintu kamar ibunya pelan, terlihat ibunya sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

"ada apa sehuna?". Sehun mendekati ibunya lalu memeluk nya dari samping. "nanti kalau kau lulus sekolah ibu akan belikan juga, tapi ingat? Nilai mu harus tinggi dan tidak ada kelakuan buruk disekolah".

Seperti tahu isi otak sehun, ibunya mengatakan hal seperti itu. Sehun langsung tersenyum riang "benar ya eomma?"

"hm, tidurlah, besok kau sekolah sayang". Sehun hanya mengangguk lalu mencium pipi ibunya dan keluar dari kamar itu. Sehun melihat baekhyun yang berdiri di depan kamar ibu mereka, ternyata kakaknya ini tadi telah menguping.

"huh~ dasar ~" kata baekhyun sambil menjitak kepala sehun. sehun ingin membalasanya namun baekhyun sudah buru buru lari ke kamarnya sambil memeletkan lidahnya.

Sekilas sehun teringat dengan jongin, ia tersentak lalu tergesa gesa menuju kamar, ia menyambar smartphonenya, huh ternyata ia lupa membalas pesan jongin setelah mereka menelepon tadi, jongin mengiriminya pesan.

To : my lover

'baiklah hyung, aku akan menginap di rumah mu besok'.

Send~

Sehun kembali menatap langit langit kamarnya, ia menimbang nimbang sebenarnya, kekasihnya jongin meminta dirinya untuk menemaninya besok karena orang tua jongin sedang di luar negri, jika ia tolak sekali lagi, yakinlah ia bukan kekasih yang baik untuk jongin, itulah pemikiran sehun saat ini. Baekhyun sudah punya mobil baru, itu artinya besok ia tak bersama baekhyun?

Itu artinya?, hanya sehun dan supir pribadi mereka, dan itu juga berarti ia bisa mengelak?. Haha sehun bersmirk ria memikirkan ini.

.

.

.

.

.

.

"aw!", sehun memegang pinggangnya saat bokongnya menyentuh lantai dingin di sekolahnya. Ia menatap tajam pelaku penabrakan dirinya yang menyebabkan ia terjatuh sekarang.

"maaf". Kata pelaku penabrakan tersebut, sehun hanya mengabaikan tangan pemuda manis di depannya ini, ia berdiri dengan kekuatan tangannya lalu membersihkan kotoran debu yang menempel di celananya.

"lain kali gunakanlah matamu". Pemuda itu hanya tersenyum mendengar jawaban sehun masih menjulurkan tangannya pada sehun.

"aku luhan". Sehun menaikkan alisnya sebelah, lucu sekali, setelah menabrak ia malah mengajak berkenalan? Batin sehun.

"sehun". jawab nya sambil meninggalkan pemuda yang tidak lebih tinggi darinya itu, sehun tahu pemuda bernama luhan itu pasti kakak seniornya, karena tak jarang sehun melihatnya terkadang bersama jongin.

.

.

.

.

.

.

"kyungsoo kau pulang duluan saja, aku …."

"ya ya ya, aku mengerti"

"hehe, sampai jumpa besok"

"errr, sehun?"

"ya?"

"hati hati"

"kau berlebihan kyung".

"hehe".

Sehun melambaikan tangannya saat kyungsoo menjauh, sehun tinggal sendirian di depan kelasnya, hanya ada beberapa siswa yang lalu lalang masih berkeliaran, ia bolak balik menengok jam di tangannya, namun sosok yang ditunggu tak juga menampakkan tanda tanda.

Sehun menekan sebuah kontak nomor di handphonenya lalu memencet tombol berwarna hijau.

Tut

Tut

Tut

"paman, eee aku tak pulang, ada tugas yang harus aku kerjakan berkelompok, jadi tidak usah menjemputku, katakan pada eomma ya, tidak usah menungguku"

"tapi tuan-"

"sudah ya paman bye"

Tut

Sehun meniup poninya, ia agak ragu, ia sudah yakin, ketika supir pribadinya itu memberitahu bahwa ia tak pulang pasti ibu apa lagi kakaknya baekhyun akan menelponnya bahkan ribuan kali, untuk memastikan dirinya benar kerja kelompok atau tidak.

Tak apalah ini untuk sekali ia harus berbohong, bahkan ia sudah menyiapkan baju ganti untuk besok. Lagi pula ya, sehun itu laki laki, kenapa ia seperti diperlakukan anak perempuan? Ingat ya, sehun itu ikut ekstrakurikuler taekwondo di sekolahnya. Sehun muak kalau membahasa soal itu, pantas saja kyungsoo suka memanggilnya 'anak manja' pada kenyataannya sehun merasa ia bukan anak yang manja, mungkin refleks saja ketika ia menginginkan sesuatu, hihi.

Sehun terlarut dalam pikiran nya sampai pandangannya tiba tiba menggelap.

"lepas! Hey! Kau siapa?"

"baby?"

"ah kau hyung, mengangetkanku!"

"maaf, hehe soalnya aku perhatikan dari tadi wajahmu panik, kau lucu sekali, jadi bagaimana? Jadikan tidur dirumah hyung malam ini?". Errr, sehun menetralisir detak jantung, itu, perkataan jongin barusan mengandung makna mendalam sepertinya, entahlah ini hanya ditelinga sehun saja yang salah atau memang karena ia sedang gugup sebenarnya.

"y-ya, ten-tu". Jawab sehun, jongin tersenyum lalu menarik tangan sehun menuju motornya,.

.

.

.

.

.

.

.

"tak apakan?". Pemuda berkulit putih itu mengangkat kepalanya setelah mengetik sesuatu dismartphonenya, pipinya tearsa panas dan darahnya seperti berkumpul di suatu pusat di kepalanya, saat melihat jongin yang sedang menggangti pakaiannya, tubuhnya, sehun sangat mengagumi tubuh jongin yang sangat atletis dan terawat itu.

"ya, aku baru saja mengirim pesan pada hyungku bahwa aku akan menginap disini". Jongin mengangguk lalu membuka pengait celana sekolahnya, sehun menggerakkan matanya liar tak tahu berbuat apa, seharusnya ia menunggu jongin mengganti bajunya diruang tamu saja tadi.

"kau juga harus mengganti bajumu baby". Yayaya, tidak ! sehun mau saja, tapi tidak seperti yang dilakukan jongin, mengganti pakaian di depan kekasihmu. Sehun ingin menampar dirinya sendiri mengingat kata yang berputar putar diotaknya 'kau kan laki laki juga sehun lalu apa yang kau tunggu?'. Tidak semudah itu, sehun sudah terbiasa mengganti baju tanpa ada orang disekitar. Apalagi jongin yang suka memanggilnya baby itu. Ggahhh~

"aku tak membawa baju ganti, aku hanya membawa baju sekolah untuk besok hyung". sehun bernafas lega karena jongin sudah mengenakan celana pendeknya. Jongin mendekati sehun lalu menarik sehun menuju lemarinya.

"pilihlah bajuku sesukamu, lalu ganti ok? Aku tunggu kau dibawah baby". Sehun mengangguk sekaligus menghela nafas lagi lagi, karena ia tak harus mengganti pakaiannya di depan jongin. Sehun mengambil kaus kuning dengan celana pendek jongin, ia berkaca sebentar, huh? Ternyata ia baru sadar tubuhnya begitu kurus, buktinya kaus jongin jadi besar saat dikenakan dibadannya.

Sehun mengitari kamar besar jongin, ia melihatsebuah foto di nakas jongin, sejenak sehun tersenyum melihat wajah jongin yang childish ditengah dengan kedua orang tuanya disamping kanan kiri. Lalu beralih lagi dengan foto disebelahnya terlihat foto jongin yang masih bayi sampai berumur 3 tahunan di susun rapi satu bingkai.

Sehun menepuk jidatnya saat teringat pesan jongin untuk turun kebawah setelah selesai mengganti pakaian.

.

.

.

.

.

Sehun menyantap makanan didepannya di meja makan dengan rasa risih karena jongin sedari tadi hanya memandanginya sambil sesekali menyuapkan makanannya. "makanlah yang banyak"

Sehun menggeleng sambil tersenyum membuat matanya sipit, sehun menepuk perutnya menandakan ia sudah sangat kenyang, jongin mengacak rambut sehun. "hyung ajari aku pr matematika ya?". sehun bertanya dengan antusias, berharap jongin mau menolongnya menyelesaikan pr dari sekolah.

"berani bayar berapa?". Sehun langsung memasang wajah muramnya, membuat jongin tertawa keras.

.

.

.

.

.

Jongin menarik nafas dalam saat berhasil meletakan sehun di kasur nya setelah berjuang menaiki tangga dengan menggendong sehun bridal style itu bukanlah hal yang mudah, walaupun sehun itu kurus tapi siapa sangka bisa membuat jongin berkeringat seperti ini?

Sehun tertidur setelah mengerjakan prnya, sebenarnya sudah dari tadi selesai, tetapi jongin mengajak sehun menonton film pembantaian, tapi sehun bilang ia jijik melihat kepala orang dipenggal secara tidak manusiawi, atau usus terburai, dan berakhir sehun tertidur karena ia tak mau melihat film itu, jongin tak punya pilihan hanya menontonnya sendiri dengan kepala sehun yang berada di pahanya.

Jongin mematikan lampu kamarnya, lalu menaikkan sedikit volume AC dikamarnya, terasa sangat panas, mungkin karena ia baru saja melakukan 'olahraga angkat sehun. hanya ada cahaya bulan dari luar bercampur lampu jalan yang menembus dari tirai jendela kamarnya. Ia masih bisa melihat wajah sehun yang diterpa cahaya itu.

Perlahan ia mengelus pipi sehun yang sangat halus, semakin kebawah menyentuh bibir kecilnya. Ia ingin merasakan bibir itu, ia kekasih sehun kan? Berarti tak ada larangan untuk dirinya menyentuh bibir itu dengan bibirnya.

"eumh.." sehun menggeliat pelan saat sesuatu yang aneh menempel di bibirnya lama, dan mulai seperti menghisap bibir bawahnya. Perlahan ia refleks membuka matanya dan menemukan jongin sedang menikmati bibirnya sambil memejamkan mata.

Sehun membiarkannya, sehun ikut menikmati ciuman itu, bahkan sekarang mulai membalas.

"hy-hyung?". sehun mendorong bahu jongin pelan saat bibir jongin tidak lagi menempel di bibirnya, malah menempel di lehernya. Sehun bukanlah orangnya polos, jika hanya leher mungkin sehun masih membiarkannya, bagaimana dengan tangan jongin yang tadi menyelusup kedalam bajunya?

"sehun, kita sepasang kekasihkan?". Sehun mengangguk

"jadi, aku boleh menyentuhmu kan?". Sehun sudah duga kalimat yang selanjutnya dikatakan jongin, sehun ragu, ragu melakukan ini, pertama, jongin baru beberapa hari jadi pacarnya, kedua, ini pertama kalinya bagi sehun, ketiga, ia tak yakin siap menanggung sakit. Ya itu pasti sakit kan?

"I'll be gentle sehun". setelah lama menatap mata jongin. Sehun diam, bagi jongin itu berarti 'ya'.

Sehun menahan nafas saat jongin meraba raba bagian perutnya dan menempelkan kembali bibirnya di bibir sehun. "aahh~ hyunghh~". Sehun melepas desahannya pertama saat jongin menyentuh bagian sensitive di dadanya.

Sehun menutup bagian dadanya serta badan nya saat jongin telah membuka kaus miliknya, jongin masih bisa melihat betapa mulusnya kulit sehun. ia turut membuka bajunya tapi tidak dengan celananya.

"aagghh~ hyunghh~ oouuhh~ hyungghh~". Sehun memejamkan matanya saat jongin menempelkan lidahnya di bagian sensitive sehun, mengitarinya tanpa menyentuh bagian tengahnya. Membuat sehun tak kuat. "aahhh~ jonginnhh hyunngghh~". Kekasih nya yang berkulit tan itu meraup nipple kiri sehun, sehun yang sudah pasrah menjambak pelan rambut jongin yang sudah berada di atasnya.

"ouugghh~ sakit hyung~ aahh~". Desahan sehun semakin tak karuan saat jongin juga menghisap bagian dadanya di sebelah kanan. Membuat nipple sehun semakin membengkak dan menegang, karena jongin juga menggigit gigit kecil bagian sensitive itu.

Perlahan gerakan kepala jongin turun kebawah menjilati perut rata sehun, membuat sehun menggeliat di bawah tubuh jongin. Sehun menahan tangan jongin saat dirasanya celana pendeka jongin yang dikenakan nya di tarik kebawah.

"hy-hyung?~". sehun melihat kebawah tubuhnya, jongin melepas tangan sehun dan melanjutkan kerjaannya yang sempat tertunda. Ia menarik celana sehun sampai sekrang akhirnya sehun sudah tak mengenaka apa apa lagi, polos. Sangat indah, membuat jongin terperangah sejenak. Begitu halus dan putih.

Jongin mendirikan tubuhnya sebentar, lalu ikut menurunkan celananya, membuat sehun harus membuang muka ke samping, menahan malu. Jongin mengulum senyumanya, lalu kembali menindih sehun, sehun dapat merasakan tubuh jongin yan juga polos tanpa sehelai benangpun.

Mereka kembali beradu lewat ciuman, dengan tangan jongin yang bergerak sana sini meraba seluruh lekuk tubuh sehun. jongin menarik tangan sehun hingga ia terduduk di depan jongin. Jongin mengarahkan tangan sehun ke batang kemaluannya, membuat sehun meneguk ludahnya sendiri, apa? ia tak tahu bagaimana memulainya.

Sehun menyentuh batang kealuan milik jongin lalu mengelus nya pelan "aasshhhh sehunaa". sehun mulai mengerti lalu ntah keberanian dari mana, ia menggenggam punya jongin dan menaik turunkan tangannya, membuat jongin menutup matanya merasakan tangan halus sehun yang menyentuh miliknya.

Sehun semakin berani saat jongin semakin mendesah menggumamkan namanya, sehun menundukan kepalanya dan memasukkan barang cukup besar itu yang sehun tahu itu tak akan muat dimulutnya.

"ohhh sehunaahh~ yess~", sehun sepertinya sudah tahu caranya, ia memasukkannya lebih dalam hingga hampir tersedak saat jongin ikut mendorong pinggulnya. Sehun merasakan aneh karena ini pertama kali, namu ini juga membuatnya semakin penasaran.

Sehun sedikit terkejut saat jongin menarik miliknya dari mulut sehun, membuat sehun bertanya tanya apa yang selanjtnya akan terjadi padanya.

Jongin mendorong kembali tubuh sehun hingga telentang, jongin menekuk kaki sehun lalu melebarkannya, jongin langsung mengambil posisi ditengah kaki sehun.

"ini akan sakit sehun, tapi yakinlah ini tak seburuk yang kau pikirkan baby". Sehun mengangguk paham, jongin melihat sehun yang sepertinya sudah siap, perlahan mendorong miliknya ke lubang sehun.

"agghh! Stop hyungh~!". Jongin menatap sehun intens, ia kembali mencium bibir sehun lalu mencium leher sehun, ini baru kepala kemaluannya saja yang masuk, tapi sehun sudah menjerit kesakitan.

Setelah dirasanya aman, jongin kembali mendorong pinggulnya "aaagghh~! Hhyuung~ it hurts~! Sakit hyung~". jongin tak menghiraukan jeritan sehun, ia semakin mendorong kedalam, hingga semua miliknya tertanam didalam sehun. jongin mendiamkan miliknya sambil mengecupi wajah sehun yang sudah sedkit berkeringat, ternyata AC tak cukup mendinginkan mereka.

Sehun menggigit bibir bawahnya saat jongin mulai menggerakkan pinggulnya, ini sungguh sakit, tapi demi kekasihnya sehun hanya pasrah.

"ahh! Hyung~ yeahh~ ". Jongin tersenyum kemenangan, ia merasa berhasil membuat jeritan sehu berganti dengan desahan yang membuat jongin tiba tiba ingin bermain kasar.

"oughh hyunhhgh! Yahhh~…aahhh". Sehun meremas bed cover biru itu saat jongin semakin mempercepat gerakan pinggulnya.

.

.

.

.

.

Sehun mengerutkan dahinya selama perjalanan kesekolah, menahan nahan sakit bagian bawah saat jalanannya agak bergelombang, ingin rasanya ia menendang jongin sekarang yang tengah memboncengnya itu

Sial!~~~~~~

Kesucian sehun telah direnggut semalam, ia juga menikmatinya, tapi ia tak tahu jika efek sampingnya akan seperti ini?.

Jongin menepuk kepala sehun saat mereka tiba di kelas sehun, "belajar yang baik ya?". sehun menepis tangan jongin yang membuat jongin tertawa, sehun sekarang sedang badmood. Ia tahu itu. Hey lagi pula semalam sehun juga pasrah bukan? Sehun langsung masuk kekelasnya setelah jongin mendorong jongin pergi ke kelasnya di dekat laboratorium, disusul jitakan kyungsoo yang membuat sakit sehun berlipat lipat.

"apalagi kyung?". Sehun mengangkat tangannya, seperti meminta penjelasan penjitakan.

"aku lihat pr mu"

Sehun menaikkan alisnya heran, menatap kyungsoo dalam.

"tumben kau tidak mengerjakannya?".

"aku lupa"

"hhh~ kau lupa ? atau tidak mengerjakannya karena hal lain? Kau berkencan ya?"

"hey hey

.

.

.

.

.

1 month later

"god! Sehun! kau pingsan lagi!". sehun membuka matanya berat, ia memandangi ruangan bernuansa putih, memijit kepalanya yang sangat sakit, seperti di timpa batu besar. Ia menemukan sahabatnya kyungsoo yang tengah berada di sampingnya menatapnya khawatir.

"aku pingsan lagi?".

"menurut mu?, sebenarnya ada apa denganmu ha? Belakangan ini kau sering lesu dan muntah muntah? apa kau punya penyakit ?". sehun menggeleng cepat membuat kyungsoo memutar kedua matanya.

"kyungsoo, aku ingin pulang saja,"

"baiklah, aku akan mengambil surat ijin sakit mu, setelah ini aku akan menyuruh pacarmu yang tak tahu diri itu mengantarmu pulang"

"kyungsooo…"

"yaya, baiklah pacarmu yang baik hati dan tampan, puas?". Sehun tersenyum melihat kyungsoo yang suka cerewet tiba tiba jika terjadi sesuatu dengan dirinya, sehun sudah menganggap kyungsoo sebagai saudara kandungnya sendiri.

.

.

.

.

.

"astaga sehun, kau pingsan lagi sayang?, ayo kita ke dokter ya?". sehun menggeleng cepat, bibirnya yang sudah pucat tak mampu berkata lagi, ia sangat lemas sekarang. Ia benci dokter, ia benci hal yang berbau obat, suntik dan lain lain.

Sehun sedang berada dirumah sekarang setelah diantar oleh jongin, jongin ingin menemani sehun seharia, tapi sehun menyuruhnya kembali ke sekolah karena ia tak mau merepotkan jongin, dan hal lainnya adalah ibunya sehun dan baekhyun bisa curiga kalau jongin menemaninya, maka itu artinya ia akan ketahuan sudah berpacaran.

"aku akan memanggilkan dokter", kata kakak kandungnya baekhyun, kalau sudah begini sehun hanya mengikuti apa kata ibu dan kakak laki lakiknya saja.

Sehun mendudukkan dirinya, ia ingin buang air kecil, baekhyun dan ibunya memapahnya hingga ke depan pintu kamar mandi di kamar sehun.

5 menit

10 menit

15 menit

Ibu sehun cemas, ini sudah terlalu lama hanya untuk buang air keci saja, apalagi dokter yang akan memeriksa sehun sudah datang. Baekhyun pun sama, ia juga heran kenapa sehun tak juga muncul, apa ini hanya akal akalan sehun supaya tidak diperiksa oleh dokter? Tapi tida mungkin, sehun kan sangat lemas tadi.

Baekhyun pun berdiri dari sofa dikamar sehun, lalu berjalan menuju kamar mandi, ia membuka pintu kamar mandi sehun yang memang tak dikunci olehnya.

"astaga sehun!". ibu dan dokter yang sedang berbincang langsung menuju kamar mandi karena mendengar teriakan baekhyun.

Sehun pingsan lagi.

.

.

.

.

.

"saya permisi nyonya". Dokter itu permisi untuk pulang setelah memeriksa sehun, ibu sehun tersenyum miris setelah kepergian dokter itu, ia kembali ke kamar sehun, ibu sehun mendapati baekhyun yang masih bolak balik memeras kompresan untuk dikening sehun.

Baekhyun menatap pilu ibunya yang terduduk di samping sehun yang kini masih berbaring di atas kasurnya. Sepasang mata ibunya mulai mengeluarkan cairan bening yang paling baekhyun benci, baekhyun benci melihat ibunya menangis, itu sama dengan menghancurkan dirinya juga. Ia sudah pernah berjanji akan membenci orang yang akan membuat ibunya menangis.

Baekhyun mengepalkan tangannya, lalu pergi keluar dari kamar sehun, ia tak kuat jika dihadapkan dengan ibunya yang menangis terus. Ia mendudukkan dirinya di balkon, menatap keluar jendela. Ia binungun harus apa?

Ia harus membenci adiknya? Begitukah?

Karena hal yang membuat ibunya menangis seperti itu adalah adiknya sendiri. Sehun. ya sehun.

"pergi ! pergi kau sehun!", baekhyun seperti mendengar teriakan ibunya langsung beranjak dan menemukan sehun yang didorong paksa oleh ibunya sendiri, terakhir ia meninggalkan ibunya tadi sehun masih tertidur.

baekhyun membelalakkan matanya melihat ini. Apa yang ibunya lakukan? Mengusir sehun? ini yang ditakutkan baekhyun,

Baekhyun tahu keluarga mereka adalah keluarga terhormat.

"eommaa,,, maaf eomma,,, hiks,,, maaf eomma"

"kau sudah mencoreng nama baik keluarga kita sehun!, kau bukan anakku! Anakku bukan seorang perusak!"

Baekhyun baru pertama kali melihat ibunya semarah ini dan melontarkan kata kata yang mengiris hati. Yakinlah sehun juga baru dengar dari ibunya langsung.

"eomma,,,,, aku ,,,,, maaf " sehun memeluk kaki ibunya, baekhyun yang melihat adegan ini langsung menghampiri sehun dan membantunya berdiri.

"eomma…"

"jangan coba coba membantunya baekhyun! Anak ini tidak tahu diri!, ambil! Ambil semua bajunya ! berikan padanya baekhyun! Cepatt!"

"….."

"kenapa kau diam? Kau senang adikmu rusak?! Kau senang melihat eomma menangis?"

Baekhyun menggelengkan kepalanya ia ragu ragu melepas pelukannya pada sehun, perlahan ia pergi menuju kamar sehun, sambil menyeka air mata yang mengalir.

Bbukkk!

"pergi!"

"eomma aku mo- mohonn~ jangan usir a-aku". Sehun menangis sejadi jadinya, ia juga tidak pernah menyangka hal ini akan menimpanya, ia menyesal sangat menyesal.

Sehun merasa sudah menjadi benalu sekarang, ia sedih melihat ibunya, ia sedih melihat kakak laki lakiknya, dan ia sedih mengetahui kenyataan dirinya.

"pergi sehunn, per—gi…". Sehun berdiri dengan susah payah menahan semua sakit ditubuhnya terutama bagian perutnya.

BLAM!

Sehun tersentak saat pintu depan rumahnya sudah tertutup, meninggalkan ia sendiri di halaman rumahnya, menatap sedih pilu pintu itu, ia benar benar sudah tak di inginkan, ia sudah mencoreng keluarganya sendiri, bahkan memaluka nama keluarganya, ayahnya akan kecewa di surga sana melihat dirinya seperti ini.

"eomma, hyung,,, maafkan aku…."

.

.

.

.

.

"heloo baby,,, bagaimana keadaanmu?"

"hyu-hyung,, aku….."

"kau sudah makan? Sudah kedokter?"

"hyunghh~, a-ku… di usir"

"apa? dimana kau sekarang sehun? aku akan kesana okk,, jangan kemana mana!"

Tut

Sehun memeluk kedua lututnya, ia duduk di depan gerbang halaman rumahnya, ia bingung sungguh bingung, ia tak tahu apa yang akan jongin katakan soal ini. Sehun benar benar akan mengakhiri dirinya jika jongin tak mau menerima keadaan ini.

"sehun!". sehun mendongakkan kepalanya saat melihat sosok yang ia tunggu sudah di depan mata.

"hyungg!". Sehun langsung memeluk jongin samil menangis. Jongin yang tak mengerti hanya membalas pelukan sehun, ia menuntun sehun untuk berdiri.

"ceritakan padaku dirumah ok?". Sehun mengangguk ragu. Entah apalah yang akan terjadi selanjutnya, sehun merasa hancur sekarang.

.

.

.

.

.

.

"aku tak siap". Hati sehun seperti di cabik cabik, bahkan lebih buruk dari itu, jawaban yang tidak mau didengar oleh sehun, sehun bersumpah ia seperti tak bernyawa lagi.

"h-hyung-"

"tolong sehun, jangan paksa aku, baiklah aku akan memikirkan ini, maaf"

"kau mau bertanggung jawab kan hyu-hyung?, "

"aku sudah bilang, jangan paksa aku sehun, aku tak tahu,"

Sehun menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, siapa saja, ia sudah rela jika ia mati sekarang pun, toh tidak ada yang menginginkannya dan kehidupan baru didalam dirinya, bahkan orang yang sudah membuatnya begini juga tidak mau, apalagi gunanya dia disini?

.

.

.

.

Sehun menutup kedua telinganya mendengar dentuman musik yang kuat dibawah sana, ia ingin sekali pergi dari sini, dari kamar jongin. Sejak kemari jongin menyuruh sehun untuk tetap tinggal dirumahnya, tapi bukan ini yang sehun inginkan, ia ingin pertanggung jawabang jongin, dan keluarganya.

Ia kembali menangisi ini semua, menangisi ibunya, kakaknya, menangisi keadaannya, juga menangisi orang yang dianggap baik penuh perhatiannya, nyatanya sedang bersenang senang bersama teman temannya dibawah sana sambil menikmati beberapa minuman.

Ia menyesal sungguh menyesal, ia menyesal telah mengenal jongin, jauh dilubuk hatinya ia mencintai jongin, namun ia juga benci jongin yang ternyata seperti memakai topeng saja.

Sehun memukul perutnya, "kau yang benalu, kau yang perusak keluargaku!". Ucap sehun sambil memukul mukul perutnya.

Ia menoleh karah pintu kamar yang dibuka jongin, menampilkan sosok yang lain, ini bukan jongin yang ia kenal. Ini jongin yang mabuk, matanya tak menyiratkan rasa bersalah. Jongin tersenyum aneh, membuat sehun takut, jika tiba tiba jongin bisa membunuhnya.

Sehun semakin terbelalak saat melihat 2 orang dibelakang jongin ikut masuk kekamarnya. Ia bersumpah pernah melihat dua orang ini.

Satu yang waktu itu ia tabrak di sekolah, dan satu lagi

Kekasih kakak laki lakinya,baekhyun.

"ini yang kau bilang bersenang senang jongin? Kau benar jongin". Kata salah satu dari mereka.

"luhan, kau seperti terburu buru"

T B C ~~

Im back with new ff randomdomdom, gajelas, absurd, Dkk. Maaf buat sequel our baby nya, saya belum bisa buat T.T soalnya ceritanya yang aku rencanain emang Cuma sampe chap itu T.T huuweee /digebukin/. Takut takut, ceritanya tambah ngebosenin

Mewek/ T.T

Jadi buat yang baru aja *0* gak tau ini dapet pelet(?) darimana, buat beginiaan /tutup jidat/.

m-preg wweee m-preg! XD baru pertama kali ini '_')9

ciiaattttt!~~~~