Hey Sexy Boss
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto, Mushi cuma numpang minjem
Rated T
Pairing : SasuNaru
Genre : Romance, Humor
Warning : AggressiveNaru! AU, Typo, OOC, dan teman-teman lainnya, semoga bisa dimengerti.
OoOoOoOoOoOoO
Sexy itulah yang pertama kali ia pikirkan saat datang melamar untuk bekerja di sebuah perusahaan terbesar Konoha. Uchiha Corp, perusahaan yang mengemban di bidang teknologi, dan telah memiliki banyak cabang di seluruh dunia.
Dengan air liur yang hampir menetes membasahi bibirnya, Naruto Uzumaki berusaha keras untuk tidak menerjang sosok laki-laki dengan balutan baju formal di hadapannya.
Iya, Naruto akui dia adalah seorang laki-laki tulen berumur dua puluh tiga tahun yang sampai sekarang masih menjomblo, bukan karena tidak laku tapi karena masalah orientasinya yang sedikit melenceng dari hal sewajarnya.
Masalah?
Dia memang sedikit sensitive jika membicarakan tentang hal itu. Nah, kalau begitu kita kembali saja ke topik utama tadi.
Topik laki-laki ganteng plus bikin air liurnya menetes.
Duduk dengan tubuh tegap, membaca setiap form yang sudah Naruto berikan tadi secara hati-hati. Kedua Onyx dingin itu membawa sensasi sejuk-sejuk merinding untuk tubuhnya. Wajah sedatar Teflon itu tidak membuat Naruto merasa minder malah sebaliknya.
Senyum di wajah tan itu tidak menghilang sejak tadi, inginnya sih Naruto guling-guling di lantai terus dengan kedua tangan menangkup dagunya. Ia menatap sosok sexy itu dari bawah layaknya gadis-gadis fangirl di luar sana.
Tapi tentu saja tidak mungkin ia lakukan, bisa-bisa Naruto di pecat sebelum di terima di sini. Jadi cukup duduk dengan wajah berseri, kedua mata kedip-kedip menunggu respon sang boss.
"Apa tujuanmu bekerja di sini?" suara baritone itu berbunyi tiba-tiba, Naruto shock sebentar.
Jadi pacarmu Bos!
Inginnya sih Naruto bilang kayak gitu, "A..ah, aku ingin menambah pengalamanku di bidang programming dan mendapatkan pekerjaan yang cukup untuk menghidupi diri sendiri."
"Jika kau ingin bekerja di sini hanya karena alasan sepele seperti itu, lebih baik kau cari saja pekerjaan yang lain."
"Hee?" dia kaget, matanya kedip-kedip lagi. Wah, seperti wajahnya yang dingin, ternyata perkataannya juga pedas sekali.
Tubuh tegap yang tadinya duduk menyamping kini memutar kursinya, berhadapan dengannya. Dengan kertas form yang ada di salah satu tangan, sang laki-laki raven langsung menaruh kertas itu dengan suara keras.
"Jangan menganggap remeh perusahaanku, Uzumaki."
Naruto hampir pingsan. Tetap menjaga imagenya, ia mendehem kecil. Berusaha menatap sosok di hadapannya. "Saya tidak menganggap remeh perusahaan besar seperti ini, Uchiha-san. Itu memang alasan saya untuk bekerja di sini, kalau bukan karena mencari uang untuk memenuhi biaya hidup, lalu anda berharap saya mengatakan apa?" oke, kata-katanya sudah keren tadi. Naruto yakin itu, dia sudah pernah praktek untuk mengatakannya di depan kaca setiap harinya.
"…" sosok Uchiha Sasuke itu terdiam sesaat, bisa Naruto rasakan tatapan dingin itu masih menusuknya.
Sebelum-
Grek-
Astagay!
Naruto hampir jatuh dari kursinya saat melihat laki-laki Sexy itu bangkit begitu saja dari kursinya, berjalan dengan angkuh melewati meja yang menjadi pembatas antara mereka. Dan tanpa basa-basi mendekat-
"U..Uchiha-san,"
Grep!
Salah satu tangan dingin itu langsung saja menangkup pipinya, wajah sang Uchiha kini sangat dekat dengannya.
"Kau berani menantangku? Kau pikir perkataanmu tadi bisa membuatku terpukau?" suara baritone mengalun di telinganya, hembusan napas Sasuke tepat mengenai wajahnya. Naruto menggeleng kecil.
Dia takut, sedikit-
Tapi entah kenapa dengan jarak wajah mereka yang sangat dekat, perasaan takut itu segera berganti dengan perasaan senang membuncah seolah-olah ada kupu-kupu ingin terbang dari perutnya.
Kedua Saphire yang bukannya menatap takut, kini malah memfokuskan diri pada bibir yang sejak tadi mengomel entah apa.
Kenyal-kenyal, bagaimana rasanya?
Manis? Asam? Atau kecut?
"Disini aku yang berkuasa, jadi kau jangan harap bisa-"
Blablabla Sasuke mengoceh apapun itu, sosok Naruto menyeringai senang dalam hati. Dia tidak akan membiarkan kesempatan langka ini menghilang begitu saja.
Melihat sang calon bos yang fokus untuk memarahinya, ide cepat melintas di otaknya. Laki-laki pirang itu langsung saja beraksi. Kedua Saphire itu menatap ke bawah sekilas, memperhatikan kedua kaki sang Uchiha yang masih berdiri tegap.
Kesempatan!
Sret-
Pura-pura tidak sengaja, Ia membuat pertahanan kaki Sasuke hancur, dengan menggerakan kakinya menyamping tepat mengenai kedua kaki sang Uchiha.
Tubuh tegap itu langsung limbung dengan kagetnya-
"Kau!" mendelik ke hadapannya sekilas, sebelum-
Cup-
Kedua bibir laki-laki itu saling menyatu, dengan Naruto yang nari-nari girang dalam hati. Tubuh sang pirang tepat di tindih oleh laki-laki raven di hadapannya. Sasuke menciumnya, salah satu tangannya masih berada di pipi Naruto dan salah satunya lagi terlambat untuk menahan tubuhnya untuk tidak jatuh.
Dasar Uke tipu-tipu, Naruto tidak membiarkan lagi kesempatannya terbuang. Dengan berani sang Uzumaki segera mengambil smartphonenya dan membuka kamera secepat mungkin. Mengangkat tangannya ke atas cepat-cepat,
Dan-
Ckreck-
Dapatlah ia hasil foto ciuman mereka.
Sasuke sadar-
Sang Uchiha mendorong tubuh tan di hadapannya, mengusap bibirnya kuat-kuat, "Apa yang kau lakukan tadi?!"
"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa anda menciumku tadi?!" Naruto balas berteriak, pura-pura melindungi dirinya sendiri. Padahal dalam hati dia sudah senang setengah mati.
"Aku tidak menciummu, kakimu tadi sengaja membuat tubuhku limbung kan?! Berikan benda di tanganmu itu padaku!"
"Tidak! Enak saja menuduh, tadi anda yang menciumku terlebih dahulu, anda sendiri yang tiba-tiba mendekatkan wajah seperti itu padaku. Dan sekarang aku hanya mendapatkan bukti, karena setelah ini anda pasti tidak akan menerimaku kerja di sini kan?!"
"Kau brengsek."
Naruto tertawa dalam hati-
Dengan kerucutan bibir singkatnya, "Apa anda menerimaku di sini atau tidak Uchiha-san,"
"Aku bisa mendapatkan banyak cara agar benda di tanganmu itu hancur sekarang juga."
"Dan aku bisa mendapatkan cara agar foto ini tetap aman bersamaku."
"Ck,"
"Aku tidak bisa terima begitu saja kau menganggap remeh semua ucapanku tadi, jadi sekarang giliran anda membuat keputusan." Kembali mengucapkan kalimatnya, dalam hati berharap ia di terima.
"Ck!" kembali berdecak, sosok tegap itu memundurkan diri dan terduduk di atas meja selama beberapa menit, mengeluarkan pose keren plus membuat air liur Naruto makin menetes keluar.
"Berjanjilah tidak menyebar foto sialan itu ke media."
"Oke, dengan senang hati!"
Bertemu dengan pelamar kerja gila seperti ini, membuat kepalanya pusing. Ia sedikit menyesal karena harus menggantikan Itachi yang sedang pergi ke luar negeri untuk mengurus beberapa perusahaan di sana, dan menyeleksi pegawa-pegawai baru di perusahaan ini.
Kedua Onyx itu menatap dari bawah sampai atas sosok laki-laki pirang yang saat ini masih berdiri dengan pandangan blink-blink ke arahnya.
"Mulai besok kau bisa bekerja di sini, ambil ini." mengambil kertas di atas mejanya, Sasuke segera menyerahkan kertas itu pada sang empunya.
Sosok itu mengangguk semangat, senyuman lebarnya masih terpatri. Dengan penuh semangat Naruto menghampirinya.
Sasuke masih tidak sadar akan bahaya yang akan mendatanginya.
Naruto menyeringai-
Sret-
"Aduh!" sang Uzumaki pura-pura kesandung batu, dan limbung tiba-tiba membuat Sasuke yang kaget reflek menangkap tubuh yang jatuh ke arahnya.
Alhasil-
Keduanya pelukan-
Kedua lengan sang Uchiha memeluk reflek tubuh Naruto, sedangkan sang empunya sendiri hanya mesem-mesem dalam hati. Bisa mencium aroma mint tubuh bossnya, lucky!
"…."
"Ck, sialan!" Sasuke berontak, mendorong cepat tubuh pirang di pelukannya agar menjauh.
Naruto kedip-kedip tak berdosa, "Maaf, boss tadi sepertinya kakiku tersandung sesuatu, ehehe~" tertawa lebar, ia mengambil kertas di tangan Sasuke cepat.
"Cepat pergi dari sini!"
"Baik~" menunduk cepat, Ia melempar aura blink-blink itu ke arah Sasuke sesaat.
"Sampai jumpa besok, Boss!" berteriak semangat, ia mengeluarkan cengiran khasnya dan mengundurkan diri dari ruangan.
"…"
Membiarkan Sasuke diam di ruangan, memijat keningnya yang pusing. "Mulai besok aku harus mengurus pegawai sepertinya?" bertanya dalam hati,
Hah, sial.
THE END~
