DILARANG KERAS UNTUK MENGCOPAS FANFIC KARYA MITSUKI HIMECHAN!

DON'T LIKE DON'T READ!

#

The Time between Love and Revenge

Chapters 1

NaruHina . Yugao

Romance . Hurt/Comfort

T+ semi M+

Masashi Kishimoto

By Author Mitsuki HimeChan

#

Summary

Bagaimanakah nasib Naruto yang menjalankan kehidupan nya dengan rasa sakit, orang-orang disekitarnya seolah tak peduli dengan hidupnya lalu bagaimana keadaannya setelah Hinata menjauhinya/Dimana ada bulan disana ada bintang mungkin inilah pribahasa yang tepat untuk Naruto dan Yugao, dimana ada Naruto pasti ada Yugao.

Happy Reading

"Hiks ayah, hiks bunda hiks hiks."

Seorang anak laki-laki terus menangis sejak tadi didepan 2 buah makam dan tidak memperdulikan bahwa orang-orang yang tadi disekitarnya telah pergi kecuali seorang gadis berusia 16 tahun yang nampak berdiri tegap dibelakangnya, gadis itu sempat menangis walau sebentar tapi tidak seperti anak laki-laki di depannya yang sampai duduk ditanah yang basah akibat hujan yang mengguyur membasahi bumi seolah ikut menangis melihat anak itu menangis, gadis itu hanya menangis dalam diam.

"Ayah bunda, jangan tinggalkan Naruto, aku menyayangi kalian, aku mohon hiks hiks." Anak itu menangis tersedu dan terus berteriak mengatakan kalimat 'ayah bunda jangan tinggalkan aku.' Sejak tadi.

Seorang pria berjalan kearah dua anak itu dan menghampiri gadis berambut ungu lalu membisikkan sesuatu di telinganya, gadis itu hanya diam lalu melangkahkan kaki nya pergi dari area pemakaman mengikuti langkah kaki pria didepannya.

Anak laki-laki itu masih menangis tanpa ia sadar bahwa gadis yang berdiri dibelakangnya tadi sudah pergi meninggalkannya, lalu ada seorang gadis kecil yang datang sambil membawa payung dan membawa dua tangkai bunga Lavender dalam dekapannya.

Gadis kecil yang memiliki warna rambut indigo itu menghampiri makam yang berada disamping makan yang di tangisi anak laki-laki berambut kuning, ia berjongkok lalu menaruh dua tangkai bunga itu diatas makam yang bertuliskan sebuah nama, Hyuuga Hikari.

"Bocah cengeng!" Ketus gadis kecil itu melihat anak laki-laki yang umurnya lebih tua darinya.

"Ayah ku bilang percuma menangisi mereka karena hal itu tidak akan membuat mereka kembali hidup bersama kita." Ucapnya lalu membagi payung nya dengan anak disebelahnya.

"Aku tau itu, terima kasih, hiks."

"Kau akan sakit kalau terus seperti ini."

Anak laki-laki itu hanya tersenyum tipis lalu tanpa ia kehendaki tubuh nya mulai terasa ringan, dan penglihatanya mulai kabur, dan ia pun jatuh pingsan, gadis kecil itu segerah melepas payung yang ia pegang lalu menghampiri anak laki-laki yang pingsan itu.

"Eh kau kenapa? Eh gimana ini?" Gadis kecil itu mulai panik namun ia ingat ada sebuah rumah yang tadi ia lewati cukup ramai dengan orang-orang berpakaian hitam tanda tengah berduka.

"Apa mungkin itu rumahnya?"

(Di tempat lain.)

Disebuah ruangan yang cukup luas, disana ada 50 orang berbaju hitam baik laki-laki maupun perempuan, mereka berbaris rapi, saat gadis berambut ungu dengan pakaian basahnya masuk kedalam ruangan di ikuti pria berambut hitam dibelakangnya.

"Selamat datang Yugao-sama." Ucap seorang pria yang berdiri dibarisan depan lalu semua orang itu membungkuk kan badanya memberi hormat.

"Sesuai praturan dan juga wasiat dari Minato-sama bahwa penerusnya adalah Naruto-sama dan Yugao-sama yang menjadi tangan kanan Naruto-sama begitu juga Itachi-sama yang menjadi tangan kiri Naruto-sama dan kalian dianggap layak sebagai penerusnya." Ucap pria yang berdiri dibelakang Yugao.

Yugao terdiam lalu semenit kemudian ia pun menganggukkan kepalanya.

Semua orang itu pun memberi hormat dengan cara berjangkok dengan dengkul kaki kiri menyentuh lantai ruangan dan kaki kanan tetap berpijak.

"Kami siap menerima perintah dari mu Yugao-sama!" ujar mereka dengan tegas.

(Kediaman Namikaze)

Naruto telah sadar setelah gadis kecil tadi membawa nya pulang dan tentu itu cukup membuat semua pelayan rumahnya panik bukan main tapi setelah beberapa menit kemudian ia sadar kembali lalu duduk di teras tanpa memperdulikan kata-kata pelayannya bahwa ia harus istirahat dan sekarang ia tengah duduk diteras depan rumah sambil mentap air hujan yang terus jatuh dari atas langit, ia duduk disamping gadis mungil tadi yang menemaninya di makam.

"Terima kasih." Ucap Naruto.

"Sama-sama." Sahut gadis kecil itu.

"Nama mu siapa?" tanya Naruto.

"Hinata, kalau kamu?"

"Naruto."

"Usia mu?"

"14 tahun, kalau kamu Hinata?"

"9 tahun"

"Kenapa kau bisa di makam saat hujan tadi dan makam siapa yang kau kunjungi?"

"Oh tadi itu makam ibu ku, ibu ku meninggal sejak melahirkan ku dan hari ini hari ulang tahun nya jadi aku mengunjunginya." Naruto menitihkan air matanya mendengar penuturan Hinata.

"Tadi kau menangis dimakam siapa?" tanya Hinata dengan polosnya.

"Makam ayah dan bunda ku." Hinata tertegun mendengarnya dan menoleh melihat muka Naruto yang kembali basah oleh air mata.

Sebuah mobil sedan memasuki halam rumah Naruto yang luas dan berhenti tepat didepan Naruto, seorang wanita cantik berambut merah dan berpakain warna hitam keluar dari mobilnya.

"Ibu." Naruto berdiri begitu juga Hinata yang melihat kedatangan wanita itu.

Hinata sungguh tidak mengerti tadi Naruto bilang ayah dan bunda nya telah tiada lalu kenapa ia malah memanggil wanita itu yang baru saja datang dengan panggilan ibu?

Wanita itu hanya diam tidak menanggapi lalu masuk kedalam rumah tanpa menoleh kearah Naruto,

"Ibu hiks hiks." Ia kembali menangis.

"Kak Naruto kenapa kak?" tanya Hinata yang khawatir melihat Naruto dan tak berlangsung lama sebuah mobil sport putih list hitam memasukki halaman rumah dan berhenti di belakang mobil sedan berwarna hitam.

Yugao keluar dari mobil itu lalu berjalan mendekati Naruto dan Hinata, lalu lima menit kemudian wanita berambut merah kembali keluar dari dalam rumah dengan pakaian berbeda yang ia kenakan tadi, kini ia telah memakai jeans berwarna hitam dan mantel bulu berwarna coklat rambut panjang nya ia sanggul keatas dan mata indah nya di tutupi kaca mata hitam, dibelakangnya seorang maid berjalan membawa koper besar dan memasukkan nya kedalam mobil sedan.

"Ibu mau kemana?" tanya Naruto.

Wanita itu membuka kaca mata yang ia kenakan, sambil tersenyum sinis ia pun tertawa kecil, Hinata sempat kagum dengan wanita yang berdiri di depannya karena wanita itu tampak cantik dan anggun.

"Naruto, kamu itu sudah besar sekarang kamu ibu beri tugas untuk menghendel dan menjalankan perusahaan ayah mu itu lalu perusahaan ibu yang ada disini, ibu akan kembali ke Amerika untuk menjalankan perusahaan ibu yang disana." Ujar wanita itu.

"Ibu." Naruto menitihkan air matanya.

"Ayah dan bunda baru saja meninggal apa ibu tidak sedih?" Tanya Naruto sambil menahan tangisnya.

"Heh untuk apa? Ayah mu itu hanya mencintai bunda mu itu bukan aku ibu mu! Lagi pula itu salah mereka sok hebat jadi ANBU sekarang akhirnya apa? MATI!" jawabnya dengan menekankan kata mati.

Tangis Naruto pecah, ia tak menyangka bahwa ibu nya sanggup mengatakan hal itu, tak tau kah dia bahwa kalimat itu melukai hatinya.

"Yugao!" ucap wanita berambut merah dengan keras memanggil nama Yugao.

"Iya." Sahut Yugao sambil menganggukkan kepala.

"Jaga Naruto, dan sekarang terserah kalian mau jadi apa, ANBU? Atau CEO dari perusahaan itu bukan urusan ku, aku tak mau peduli, mengerti!" ucapnya ketus lalu kembali memasang kaca mata nya dan berjalan memasukki mobil.

"Ibu! Ibu! Ibu!" raung Naruto memanggil sang ibu tapi ibu nya hanya diam lalu mobilnya berjalan meninggalkan rumah.

Naruto menangis tersedu, sudah cukup, ayah, bunda, dan ibunya telah pergi dari sisinya lalu siapa lagi yang akan meninggalkan nya?

"Naruto-sama." Ujar Yugao.

Naruto terpaku mendengar Yugao memanggil nama nya dengan suffix –sama.

"Aku akan melindungi, dan menjaga mu meski nyawa yang aku pertaruhkan dan aku akan setia kepada mu, Naruto-sama." Ujar Yugao lalu membungkukkan badan memberi hormat.

Hinata hanya terdiam mendengarnya dan ia cukup sedih melihat Naruto saat ini.

Telinga Naruto cukup panas mendengar semua ini dari perkataan sang ibu yang membuat hatinya terasa sakit dan sekarang ditambah oleh pernyataan Yugao yang membuatnya hatinya seakan remuk dalam sekejap.

"KAU BUKAN BAWAHAN KU YUGAO TAPI..."

"CUKUP NARUTO-SAMA!"

Tubuh Hinata merinding mendengar suara mereka yang keras, dan kini ia merasa takut apalagi hujan juga belum berhenti ditambah kilatan-kilatan petir yang mewarnai langit.

"Hiks hiks kenapa? Kenapa dengan hidup ku ini kenapa hiks hiks,, kenapa Kenapa disini terasa sakit? Sangat sakit,, hiks hiks,,hiks..." Naruto menangis terseduh sambil menggenggam erat tangan kanan nya sambil memukul dada sebelah kiri.

"AAAAARRRRGGGGHHH!"

#

Aku tak ingin mengenal kata cinta dalam hidup ku karena cinta telah merenggut kebahagiaan ku

#

Yooo minna ini lah fanfic terbaru Mitsuki HimeChan, gimana keren gak ni? :v ya semoga kalian suka dan jangan lupa read and reviews minna. Oke sampai jumpa di chapters selanjutnya.

[Baturaja. 22, Agustus 2015(Sumatra Selatan)]

Salam Hangat Mitsuki HimeChan.