Disclaimer: Masashi Kishimoto
Inspirated by Light Novel SAO Reki Kawahara
The Adventure of Games by Aurora Borealix and Sakurai Mitsumuki
Tittle : The Adventure of Games
Genre : Sci Fi, Adventure, Romance, Fantasy.
Rate : T
Pair: NaruSaku, NaruXHarem.
Warning: OOC, AU, GAJE, KURANG BERPENGALAMAN, SEGALA BENTUK KESALAHAN PENULISAN PASTI ADA dll...
PLEASE NO FLAME ^^
Summary: Naruto dkk yang terjebak dalam permainan sebuah game harus bertarung mempertaruhkan nyawa demi kembali ke dunia nyata. Mereka harus mencapai ke lantai 100 agar dapat kembali ke dunia nyata. Disana ia juga bertemu dengan gadis yang amat dicintainya dan mendapat teman-teman baru. Dapatkah mereka keluar dari permainan tersebut? Hidup atau mati? So, review pliss...
.
.
.
PROLOG
.
.
.
10 Oktber 2024.
Tiga titik cahaya berwarna hijau tua, tersusun bagaikan gugusan bintang. Uzumaki Kushina menjulurkan jari tangan kanannya dan menyentuh lampu tersebut.
Indikator LED tersebut menunjukkan status operasi dari mesin VR tipe FullDive, «Nerve Gear». Pada bagian depan headgear, indikatornya menunjukkan sumber tenaga listrik, koneksi jaringan, dan koneksi otak. Disaat lampu indikator tenaga listrik berubah merah, otak si pengguna gear akan hancur.
Pemilikgear tersebut sedang berbaring di atas kasur gel besar yang terletak di tengah-tengah kamar berwarna putih di rumah sakit, berada dalam keadaan koma. Bukan, bukan koma. Jiwanya sekarang sedang bertarung siang dan malam dalam suatu dunia parallel—bertarung untuk kebebasannya bersama ribuan pemain lain yang juga terjebak.
"Onii-chan…"
Seorang gadis kecil yang sejak tadi mengikuti Kushina dari belakang memanggil kakaknya yang sedang tidur dengan tenang—Naruto—
"Dua tahun sudah lewat... Aku sebentar lagi akan masuk SD, lho. Kalau onii-chan tidak kembali juga, lama-lama aku bisa melewati onii-chan..."
Gadis kecil itu—Namikaze Mina— mengikuti Kushina menjulurkan jari tangan kanannya dan menyentuh lampu tersebut. Beberapa detik kemudian, ia menurunkan jarinya dari LED, mengikuti garis pada pipi kakaknya. Selama koma panjang ini, otot-otot Naruto semakin mengecil dan garis tubuhnya yang menipis itu memberi kesan feminim, bahkan ibunya bergurau dengan memanggilnya si «Putri Tidur».
Bukan hanya bagian mukanya saja yang menjadi kurus. Seluruh tubuhnya menjadi kurus dan lemah. Dia terlihat sangat menyedihkan dibandingkan dengan Mina yang terus mengalami masa pertumbuhan. Tubuh Naruto jelas-jelas tidak cukup berat yang masih polos berpikir, kalau hal ini terus berlanjut…apakah kakaknya akan terus menyusut sampai tidak ada lagi yang tersisa? Akhir-akhir ini seringkali pikiran menakutkan seperti itu muncul.
Tapi Mina telah berjuang untuk tidak menangis selama berada di dalam kamar rumah sakit sejak setahun yang lalu. Pada saat itu, seorang anggota «SAO Incident Countermeasure Team» dari kementrian urusan internal dan komunikasi sudah mengabari Kushina. Seorang pegawai pemerintah dengan poni panjang yang menutupi kacamatanya yang ber-frame hitam, dan memakai pakaian yang dapat disebut terhormat mengabari mereka dengan suara yang samar: bahwa «level» kakaknya termasuk dalam persentase kecil yang berada di atas seluruh kelompok dalam permainan...bahwa dia terus bertarung di garis depan yang berbahaya dan satu dari sedikit pemain yang bertujuan menyelesaikan permainan.
Hal itu pun ditegaskan hari ini juga, kakaknya bertarung berdampingan dengan kematian. Oleh karena itu Mina tidak akan menangis di sini. Disamping itu, dia berpikir memegang tangan kakaknya untuk mendukungnya.
"Berjuanglah! Berjuanglah, onii-chan."
Seperti biasa, tangan kanan Naruto yang kurus digenggam oleh kedua tangan Kushina sambil berdoa dengan sungguh-sungguh dalam keheningan, sedangkan kedua tangan Mina akan memegang tangan kiri -tiba muncul suara dari belakang mereka.
"Ah, Mina-chan...rupanya kau sudah berada di sini. Papa mencarimu sejak tadi."
Mina menoleh dan kemudian tersenyum,
"Oh, gomen ne...papa. Mina ingin cepat-cepat bertemu dengan onii-chan. Papa, kenapa wajah onii-chan selalu terlihat pucat selama tertidur di sini. Aku ingin bermain dengan onii-chan lagi. Aku merindukan senyum dan tawa onii-chan."
Ya, yang berdiri di sana adalah ayahnya, Minato. Pintu geser rumah sakit ini menggunakan penggerak motor, oleh karena itu suara membuka dan menutupnya sangatlah senyap; hal ini menyebabkan Kushina tidak menyadari kedatangan mantan suaminya itu.
Sementara Kushina memandang Minato dengan dingin,pria itu dengan cekatan mengatur seikat bunga kosmos yang berada di tangan kanannya ke dalam vas disamping ranjang, lalu duduk di kursi yang terletak di samping Mina. Sepertinya dia baru kembali dari tempat kerjanya. Dia memakai kemeja biru muda yang dipadukan dengan dasi berwarna senada serta jas formal. Dengan wajahnya yang sangat tampan dan rambut blonde agak panjang, biasanya orang tidak dapat membayangkan dari penampilannya bahwa dirinya adalah seorang ayah yang sudah berumur 40-an tahun.
"Tak kusangka kau bisa datang ke sini hampir setiap hari."
Minato hanya tersenyum menanggapi sikap dingin Kushina.
"Aku sengaja pulang lebih cepat untuk datang. Aku tidak selalu datang cukup sering, tapi paling tidak untuk hari ini aku ingin menghabiskan waktu dengan putera kita."
"Putera kita katamu? Dia itu puteraku!" tegas Kushina, tak peduli biarpun ada Mina diantara mereka.
"Benar juga...hari ini onii-chan ulang tahun,kan?" tanya Mina polos.
Minato dan Kushina diam untuk beberapa saat, mengamati Naruto yang sedang tidur di ranjang dengan seksama. Gorden di ruangan tersebut berkibar pada saat angin berwarna matahari tenggelam memasuki kamar, menghembus sedikit aroma dari bunga kosmos ke udara.
"Naruto su...su-sudah berumur 16 tahun ya..."
Kushina menghela napas dan bergumam,
"Dua tahun bagaikan 20 tahun bagiku. Aku merindukannya. Aku sangat merindukannya..."
Minato dengan diam menatap bibir menawan dengan lisptik tipis, yang mengingatkannya pada tawa ringan yang sarkastik dan merupakan sesuatu yang dia rindukan. Sejak Naruto koma, ia bahkan belum pernah melihat Kushina tersenyum lagi. Saat ini wanita itu bahkan terlihat mati-matian menahan air matanya.
"Pada waktu itu, aku sangat sedih sekaligus terkejut. Naru-chan baru saja berumur 4 tahun, tapi kau malah meminta cerai padaku lalu meninggalkan kami berdua begitu saja. Kau jahat, Minato-kun! Aku benci padamu. Aku benar-benar membencimu. Kalau bukan karena Naruto, dua tahun yang lalu aku tidak akan pernah meminta bantuanmu lagi. Aku benar-benar tidak ingin bertemu denganmu lagi!"
"Kushina...kumohon hentikan! Ada Mina-chan di sini..."
"Memang kenapa kalau ada anak kecil ini. Terus terang aku tidak peduli padanya sama sekali, karena anak ini selalu mengingatkanku pada wanita itu...tapi Naruto sangat menyayanginya. Naruto benar-benar menganggapnya sebagai adik kandungnya sendiri."
"Mina-chan adalah anakku...sama seperti Naruto, wajar kalau dia menyayangi Mina-chan."
"Ya, adiknya dari wanita lain!" sindir Kushina sambil tertawa sinis,
"Mama Sara adalah mamaku. Dia bukan wanita lain!" sanggah Mina sambil menggigit bibir bawahnya,
"Mama sering menceritakan banyak hal padaku, termasuk tentang Kushina-bachan. Bagiku Kushina-bachan adalah mama keduaku. Jadi tolong...tolong jangan membenci mamaku. Mama tidak pernah berniat untuk menyakiti Kushina-bachan. Itu yang sering mama katakan padaku."
"Apa yang kalian ajarkan pada anak ini Minato? Kenapa dia begitu sok tahu?"
"Kushina maaf karena aku baru bisa menceritakannya sekarang. Asal kau tahu, sejak kecil aku sudah menganggap Sara sebagai adik kandungku sendiri apalagi dia lebih muda 8 tahun dariku. Sayangnya perasaan Sara padaku tidak seperti itu. Dia selalu berkata bahwa dia mencintaiku..."
"Diam! Aku tidak mau mendengar apapun darimu!" potong Kushina,
"Mama pernah cerita padaku... mama bilang dia terlahir dengan tubuh yang sangat lemah. Itulah sebabnya obaa-chan dan ojii-chan rela melakukan apapun untuk mama, termasuk memaksa papa untuk menikahi mama. Mereka hanya ingin melihat mama bahagia sebelum mama pergi dari dunia ini. Sekarang mama sudah tiada tapi Mina masih butuh mama, karena itulah Mina mohon...Kushina-bachan, jadilah mamaku! Mama selalu bilang kalau papa hanya mencintai oba-chan. Tidak bisakah oba-chan memaafkan papa dan kembali bersatu? Mina yakin Naruto-niichan juga menginginkan hal yang sama denganku."
Kushina tercengang. Dia hampir tidak percaya kalau kata-kata itu keluar dari mulut seorang gadis kecil berusia 6 tahun. Mina dengan pemikiran dewasanya benar-benar berbeda dari anak-anak lain yang seusia dengannya. Air mata mengalir mulus membasahi wajah Kushina. Ia sadar kalau sikapnya selama ini salah. Tidak seharusnya dia tidak peduli pada Mina, hanya karena Mina adalah anak dari Minato dan Sara...orang yang selama ini paling dia benci.
Suasana hening seketika. Waktu seakan-akan telah berhenti. Minato menatap Naruto sambil tersenyum lembut, dan berkata "Happy Birthday!" dengan pelan.
Setelah itu, dia melakukan beberapa kedipan singkat, berbalik badan dan dengan segera meninggalkan kamar rumah sakit tersebut. Ya, mungkin Kushina butuh waktu namun dia akan terus menunggu Kushina, hingga akhirnya wanita cantik itu bersedia memaafkan seluruh kesalahannya.
"Papa, mau pergi kemana?" teriak Mina sebelum ayahnya menghilang di balik pintu.
Langkah Minato terhenti. Ia kembali berbalik badan, lalu tersenyum pada Mina,
"Papa mau keluar sebentar untuk membeli makanan. Sebentar lagi kan waktunya makan malam, Mina-chan mau makan apa?"
"Belikan aku makanan kesukaan Kushina-baachan!"
"EH?" ujar Minato dan Kushina serentak,
"Jangan lama-lama ya, papa. Mina udah mulai ngantuk nih..."
"Iya, sayang."
Minato sudah menghilang dari balik pintu itu. Mina menatap langit-langit kamar, mengambil nafas dalam-dalam, dan melihat kembali kepada indikator LED di penutup kepala yang menutupi kepala kakaknya.
Lampu-lampu hijau tersebut, yang menampilkan status koneksi online dan koneksi otak, secara berulang berkedip dengan cepat.
Sekarang ini pada sisi lain di jaringan, terdapat server SAO dan kesadaran Naruto, dan melalui Nerve Gear, sinyal yang tidak terhitung sedang saling bertukar.
Mengenai di mana kakak Mina sekarang. Dia bisa saja sedang mengembara dengan peta di satu tangan dalam dungeon yang suram. Dia bisa saja sedang dalam penilaian dalam toko barang bekas, atau mungkin, menghadapi monster mengerikan. Dia bisa saja dengan berani bertukar pedang dengan monster tersebut.
Kushina dengan pelan menjulurkan tangannya, dan menggemgam lagi di sekitar tangan kanan Naruto yang bukan lagi berwarna tan, melainkan putih pucat.
Indera sentuhan Naruto ditiadakan oleh Nerve Gear pada medulla oblongata, sebelum mencapai otak. Tetapi, melihat pada kulit yang disentuh oleh Kushina, dia percaya bahwa dukungannya pasti dapat mencapainya.
Hal ini dikarenakan Kushina dapat merasakannya sekali lagi. Anak ini, putera semata wayangnya, jiwannya memancarkan suhu yang kuat. Dia memiliki tujuan yang pasti dan pada akhirnya akan bertahan dan kembali ke dunia nyata.
Dibalik sisi gorden putih, cahaya emas yang berkedip dengan segera berganti menjadi merah terang dan kemudian berubah lagi menjadi ungu. Walaupun ini adalah waktu di mana ruangan di rumah sakit terbungkus oleh cahaya redup, Kushina terus bertahan di sana. Tanpa bergerak, dia mendengarakan dengan penuh perhatian pada nafas puteranya yang rendah. Sementara itu Mina sudah terkantuk-kantuk dalam posisi duduk. Minato mungkin akan segera kembali ke sini dan membawa Mina pulang.
"Mina-chan kalau mau tidur, tidurlah di sofa!"
"Hmm..." Mina menurut kemudian melangkahkan kakinya menuju sofa. Beberapa menit kemudian, gadis kecil itu sudah tertidur dengan lelap.
"Naruto, haruskah akukembali kepada ayahmu?" tanya Kushina biarpun ia tahu Naruto tidak akan pernah menjawabnya.
oooOOSun and CherryOOooo
.
.
.
November 2022.
Sebuah kastil besar yang terbuat dari batu dan baja melayang di langit tak berujung.
Hanya itulah isi dari dunia ini.
Butuh waktu sebulan bagi berbagai kelompok pengrajin untuk meninjau lantai dasar yang berdiameter sekitar 10 kilometer — cukup luas untuk memasukkan seluruh Setagaya ke dalamnya. Di atasnya terdapat 100 lantai yang tersusun lurus ke atas; ukurannya sangat luar biasa. Sekedar menebak berapa banyak data yang digunakan untuk membuatnya pun mustahil.
Di dalamnya terdapat beberapa kota besar, dengan banyak kota dan desa kecil, hutan serta padang rumput, dan bahkan danau. Hanya satu tangga yang menghubungkan setiap lantai, dan tangga itu berada di dungeon tempat monster-monster berkeliaran. Karena itu, menemukan dan melewatinya bukan hal yang mudah. Namun, ketika seseorang melewatinya dan tiba di sebuah kota di lantai atas, "Gerbang Teleportasi" antara lantai itu dan semua kota di lantai bawah akan terhubung, sehingga semua orang dapat bergerak dengan bebas dari lantai ke lantai.
Di bawah kondisi ini, kastil raksasa itu terus menerus ditaklukkan sejak dua tahun lalu. Garis depan sekarang ada di Lantai ke-74.
Nama kastil itu adalah "Aincrad", sebuah dunia pertarungan pedang yang terus melayang, melingkupi kurang lebih enam ribu orang didalamnya.
Dikenal juga dengan nama...
"Sword Art Online"
.
.
.
TBC
=SAO=
A/N:
Aurora: Halooo ini Aurora Borealix. Hehehe disini saya dan Muki-chan akan berkolaborasi dalam membuat fic Naruto yang sesuai dengan tema SAO (Sword Art Online). Moga fic yang kami buat ini gak mengecewakan para readers ya? Kalo masih ada yang belum mengerti tentang SAO mungkin para readers sekalian boleh PM dan pasti kami akan menjawabnya. Lalu untuk Muki-chan makasi ya udah mau nunggu dan maaf telat buatnya karena Aurora harus kerja dan pulangnya juga sore. Jadi sekali lagi maaf atas keterlambatan Aurora *bungkuk-bungkuk*.
Review Please! Arigatou. ^^
