Love for Four Season

By: Shinji Mitsumori

.

.

.

Cinta empat musim~

Empat musim penuh cintaaaaaaaa~

#Dibuang

.

.

.

Spring

" Harumnyaaaa... "

Seorang gadis berambut pirang panjang dengan mata aquamarine nya tampak terpejam. Menikmati harum bunga-bunga yang mulai bermekaran, setelah dalam beberapa jangka waktu tertutup kristal putih bernama salju.

Gadis itu nampak tersenyum bahagia. " Sungguh indah~ "

Rambut pirang panjangnya diterpa oleh angin musim semi yang berhembus sejuk, memanjakan si pemilik surai pirang.

Disisi lain, sepasang manik hazel tampak sedang memperhatikan tingkah gadis didepannya dengan seksama. Bahkan, pemilik iris hazel itu pun dapat melihat rona tipis di pipi sang gadis saat bermain dibawah pohon sakura.

Astaga, tajam sekali.

Saat sang gadis berbalik, sang pemuda langsung memalingkan arah pandangnya. Agar hazel miliknya tidak bertubrukan dengan sepasang aquamarine yang seakan dapat menghisap seluruh dunianya.

Ah, tsundere berbulu kuudere.

Tolong garis bawahi, bahwa ia hanya bertsundere-tsundere ria didepan gadisNYA.

Nya?

Iya, nya.

Gadis itu miliknya.

Namikaze Deidara milik Akasuna Sasori.

" Danna! "

Sebuah panggilan kesayangan terlontar dari bibir mungilnya, membuat sang pemilik iris hazel –Akasuna Sasori- menoleh seadanya, sambil melemparkan tatapan ' Apa? '

Deidara berlari-lari kecil kearah sang Danna, sambil membawa sesuatu di tangannya.

" Bunga? "

Ujar Sasori bingung, saat Deidara berhenti tepat didepannya sambil menyerahkan kelopak bunga sakura yang utuh.

" Iya, ini bunga Danna~ "

" Untuk apa? "

" Untuk Danna! " jawab Deidara, entah mengapa terlihat menggebu-gebu.

" Kau tahu aku tidak suka bunga. "

Saori berusaha menyingkirkan kelopak bunga dihadapannya.

" ... Eh, tapi bunga sakura ini cantik Danna~ "

Sedangkan Deidara berusaha mempertahankan kelopak bunga tersebut ditangannya.

" Tidak butuh, aku sudah mempunyai sesuatu yang lebih cantik dan indah dari bunga itu. "

" Eh? Apa itu? Beritahu akuuu... Beritahuuu~"

" Sudahlah. Sudah sore, ayo pulang. "

Sasori berdiri dari duduknya dan menggamit tangan yang berukuran lebih kecil dari miliknya.

" Aku bisa dimarahi Ibumu nanti, karena aku sudah janji hanya meminjammu sebentar. "

" Mou, aku bukan barang! " bibir gadisnya tampak mengerucut sebal.

" Kuikat bibirmu nanti saat aku menemukan tali. " ancam Sasori tak berbobot.

Dan Deidara langsung mengamankan bibirnya.

" Ne Danna... Bunga yang lebih cantik dan lebih indah bagi Danna itu... Bunga apa? "

' Tidak peka. ' ucap Sasori, dalam hati tentunya.

" Padahal kan Danna tidak suka bunga... " Deidara melanjutkan.

" ... "

Sasori tak membalas, ia sibuk memasangkan helm ke kepala Deidara.

Manja sekali.

Biarkan.

" Baiklah... Jika Danna tidak ingin memberitahu, aku akan cari tahu sendiri! "

" ... "

Kini Sasori sedang sibuk memasangkan helm ke kepalanya sendiri.

" Ne Danna... Di musim semi itu... Semua bermekaran ya... "

" ... "

Sasori mengenakan jaketnya.

" Indah, semuanya bermekaran... "

Sasori mulai menaiki motornya, diikuti Deidara dibelakangnya.

" Termasuk hatiku juga... "

Sasori menghentikan gerakannya saat akan menyalakan mesin. Dan tanpa diketahui Deidara, ia tersenyum. Walau sangat tipis.

Lalu memposisikan tangan Deidara dipinggangnya, sebelum motornya melaju dijalanan padat Kota Tokyo.

.

.

.

Spring, End