Huang Zi Tao, remaja yang tengah ber umur 19 tahun. Memiliki wajah yang tampan dan manis sekaligus, dengan mata tajam dan kantung hitam yang melingkar cantik di bawah mata sebagai ciri khas dari pemuda tersebut, hidung bangir yang lucu, serta bibir curve dengan warna pink sedikit pucat. Tubuh yang bisa dikatakan tinggi dengan pinggang ramping dan perut datar itu telah lulus sekolah menengah atas sebulan yang lalu dengan nilai yang memuaskan namun bukan berarti yang tertinggi mengingat Oh sehun –kekasih gege pertamanya- yang menempati urutan pertama, sedangkan ia hanya urutan ketiga. Bukankah itu sangat bagus jika kita lihat dari jumlah siswa angkatannya sekitar dua ratus lebih.
Pemuda yang selalu memenangkan perlombaan wushu ini sangat pemalu dan polos, tapi perlu diingatkan dia juga sangat sensitive dan sedikit err- galak. Dia tidak segan-segan memarahi siapapun yang berani mengusik ketenangannya. Ia akan memarahai dan memberikan ceramah panjang lebar, bahkan juga mengeluarkan jurus wushu yang sudah ia kuasai selama sebelas tahun untuk membashi hama –menurut Zi Tao- pengganggu.
Dan satu hal lagi yang perlu diingatkan, jika dia sangat membenci pantai. Segalanya, deburan ombak, hamparan pasir, hangatnya sinar matahari, air laut. Apapun itu yang berhubungan dengan pantai. Karena trauma yang ia miliki saat kecil ketika berlibur di pantai Kuta-Bali bersama dengan keluarganya, saat itu Tao kecil yang tengah bermain pasir di ujung bibir pantai melupakan Mr. Panda –boneka kesayangan Tao- yang tergeletak sekitar satu meter darinya. Dan saat ia berbalik ia melihat boneka panda kesayangannya sudah berada di tengah laut. Tao kecil menangis sejadi-jadinya melihat bonekanya telah terbawa ombak, penjaga pantai yang melihat hal itu langsung ke tengah laut menggunakan cano untuk mengambil panda yang nyaris tenggelam. Beberapa menit kemudian, penjaga pantai kembali dengan membawa Mr. Panda yang lebih gemuk dari sebelumnya, karena air laut yang meresap pada pori-pori bahan boneka itu. Tao sangat senang, ia mengucapkan terima kasih dan langsung berjemur menggunakan sun block bersama Mr. Panda. Setelah satu jam, Tao terbangun dan mendapati Mr. Pandanya kurus kering, bahkan lebih tipis dari bantal duduk nenek-nya di China.
Dan mulai saat itu…..
ia berjanji tidak akan pernah pergi ke pantai lagi.
.
.
.
.
Kite Surfing
.
M
.
KrisTao
.
Yaoi/BL/Boys Love
.
Typo is everywhere
.
.
.
Summary :
Apa jadinya Huang Zi Tao, pemuda manis asal Qingdao yang sama sekali tidak menyukai pantai itu di paksa pergi bersama kedua gegenya ke Amerika Serikat, tepatnya Hawaii untuk berlibur. Tempat yang sangat identik dengan panorama indah pantainya, Hanalei
. Dan bagaimana jika ia ditantang untuk bermain kite surfing bersama seorang surfer yang errr….
.
.
.
.
.
Kite Surfing
.
.
.
.
"Tao cepatlah! ini bukan waktunya untuk hibernasi!" Teriak seorang pemuda cantik hingga delapan oktaf di depan pintu kamar berkayu.
Ceklek
Pintu kamar itupun akhirnya terbuka menampakan seorang panda yang memandangnya tajam.
"Cepat keluar yang lain sudah menunggumu di luar." Ucap pemuda cantik itu lagi dan langsung meninggalkan panda yang masih mematung tanpa membiarkannya membalas perkataan pemuda cantik itu sedikitpun.
Dengan berat hati Tao melangkahkan kakinya berjalan keluar kamar menuju ruang tengah. Wajahnya memberenggut sebal ketika melihat empat pasang mata yang menatapnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Ada yang kesal, ada yang menatapnya lembut, dan ada juga yang melayangkan tatapan mengejek, dan pemuda panda itu hanya mendengus melihat orang-orang di sekitarnya.
"Sudah aku katakan, aku tidak ingin pergi ke pantai. Jika kalian ingin pergi silahkan saja aku ingin tidur siang saja di villa." Ucap Tao dengan menyilangkan kedua tangannya dan tetap memasang wajah masam.
"Oh, dan meninggalkan kau yang pengecut ini? Lalu menelephone agar kita cepat-cepat kembali lalu merusak kesenangan kita dengan berdiam diri di villa?" Tanya pemuda cantik yang tadi meneriaki Tao di depan pintu kamarnya.
"Luhan Gege, kau bisa berduaan di kamar dengan albino ini dan mengeluarkan uh-ah-oh, daripada kau harus capek-capek ke pantai." Ucap Tao polos.
"Yakk, apa yang kau katakan Tao!" Pekik Luhan –namja cantik itu- dengan wajah yang sudah di penuhi pias merah.
"Ck, di pantai kita juga bisa mengeluarkan suara uh-ah-oh, Tao. Bahkan lebih asik. Bukan begitu Han-" ucapan Sehun –Kekasih Luhan- terhenti ketika mendapat glare dari kekasihnya dengan wajah yang bertambah merah.
"Sudah, Tao sebaiknya kau ikut. Kami tidak bisa meninggalkanmu sendirian." Kini kakak kedua Tao, -Yixing- menengahi sambil terkikik melihat gege dan dongsaengnya tengah berdebat.
"Dan kita tidak mau tinggal di villa." Ucap Yixing kembali ketika Tao membuka mulut yang kini diganti dengan bibir yang mengerucut lucu.
"Apa kau tidak takut jika ada hantu yang menganggumu, ku dengar kolam renang di villa sebelah ada penghuninya, dan dia sering mampir ke villa ini." Kata Joenmyoen, kekasih Yixing.
"Baiklah aku ikut." Tao menyerah dan memilih mengekor kedua gegenya yang berjalan sambil berlovey dovey ria.
Tao sedang berada di Amerika Serikat, tepatnya di Honolulu, Hawaii. Ia berada disini bersama kedua gege dan kedua kekasih gegenya itu karena paksaan dan ancaman picisan yang selalu membuatnya lemah. Kedua gegenya menggantung boneka Panda terbesar Tao di langit-langit rumah mereka yang tidak bisa dikatakan kecil mengingat jika mereka berasal dari keluarga pengusaha yang sukses. Mereka mengancam akan menjatuhkan boneka panda itu yang tepat di bawah boneka panda terdapat se-ember oli. Dan disinilah Tao berada, pergi dengan perasaan tidak enak, karena boneka pandanya masih menggantung di langit-langit rumah, ini adalah ide Sehun.
"Tao, kau tidak ingin berenang?" Tanya Joenmyoen yang sedang mengusapkan sun block di punggung Yixing yang sedang topless. Sedari tadi pemuda yang memiliki senyum angelic itu menelan ludahnya susah payah melihat bahkan menyentuh punggung mulus kekasihnya yang terpampang jelas dihadapannya.
"Tidak." Ucap Tao singkat lalu memasang sunglasses dan berbaring di bawah payung besar berwarna merah itu.
Yixing menarik tangan Joenmyoen yang masih dengan fantasi liarnya setelah mengusapkan sunblock di punggung kekasihnya itu untuk berlari ketengah menuju laut.
"Uh, disini sangat panas." Geram Tao merubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Ia membuka kaos putih tipis yang dikenakannya, mempertontonkan tubuhnya yang di balut kulit tan eksotis dan abs sexy-nya. Ia mengipas-ngipaskan baju pada tubuhnya, cuaca dan udara disini membuatnya gerah. Kembali ia memasang bajunya dan melepaskan sunglasses yang sedari tadi bertengger di hidung bangir pemuda manis itu. Pandangannya melirik benda bulat besar berwarna hijau. Ia meneguk liurnya melihat benda bulat tersebut. Tanpa pikir panjang diambilnya benda bulat itu dan membelahnya menggunakan pisau panjang yang terletak tak jauh darinya. Setelah terbelah air liurnya semakin menetes melihat warna merah merekah, dengan cepat ia mengambil setengah bagian dari benda bulat itu langsung memakannya menggunakan sendok.
"Segarnya semangka ini." Gumam Tao dengan mata berbinar setelah memasukan sesuap semangka –benda bulat tadi- kedalam mulutnya. Ia kembali mengedarkan pandangannya, yang kini sedang melihat Luhan yang tengah bermain cano dengan Sehun yang mencoba mengejarnya dengan berenang menggunakan pelampung berbentuk bebek kuning. Tao nyaris menyemburkan semangka yang baru saja ia telan ketika melihat tingkah konyol calon kakak iparnya. Pandangannya beralih pada pasangan bijak Yixing dan Joenmyoen. Joenmyoen sedang menggendong Yixing keluar dari air, dan pemuda guardian angel itu mendekatkan wajahnya pada gege kedua Tao. Dan mata tao terbelalak melihat apa yang terjadi selanjutnya. ia benar-benar tertawa terbahak-bahak bagaimana melihat Yixing bersin tepat di depan wajah joenmyoen saat pemuda pendek itu ingin mengecup bibir gegenya.
"Kau pasti menyesal tidak berenang Tao." Ucap Yixing yang kini tengah merebahkan diri disamping Tao. Tao hanya bergumam tidak jelas memndengar penuturan gegenya.
"Kurasa dia tidak akan menyesal." Jawab Sehun yang di pandang aneh yang lainnya.
"Apa maksudnmu, Hunnie?" Tanya Luhan manja membuat Tao melengos mengalihkan pandangannya.
"Lihatlah itu." Tunjuk sehun pada kulit buah semangka yang berserakan.
"TAO!" kor kedua gege Tao yang hanya di tatap bingung oleh pemuda Panda itu.
.
.
.
.
.
"Maafkan aku gege~" rajuk Tao pada kedua gegenya.
"Tidak akan!" Jawab Luhan galak.
"Aku hanya bosan dan gerah." Tao mengamit lengan Luhan dan menggoyang-goyangkannya.
"Bukan berarti kau bisa menghabiskan semangka besar itu sendirian, Tao." Ucap Lughan lalu melepaskan pegangan tangan Tao pada lengannya.
"Yixing gege~" Tao beralih merajuk pada Yixing yang hanya dibalas dengan membuang muka oleh pemuda berdimple itu.
Luhan mendengus melihat tingkah dongsaengnya yang menjengkelkan, ia mengedarkan pandangannya saat dirasa bosan melihat tingkah Tao yang ingin sekali ia bungkus lalu di bawa ke penangkaran panda, ia tahu pasti dongsaengnya kini sedang mengeluarkan jurus seratus ribu volt aegyo setelah mendengar ancaman Yixing terhadap boneka panda Tao yang masih menggantung di langit-langit rumah mereka. Matanya melebar dan sringai muncul ketika ia mendapatkan ide untuk menghukum dongsaengnya yang nakal.
"Kami akan memaafkanmu." Ucap Luhan yang membuat rengekan Tao berhenti. "Asalkan kau mau bermain itu." Tunjuk Luhan pada sebuah layangan yang besar.
"Bermain layangan?" Tanya Tao bingung.
"Itu Kite Surfing, Panda. Dan kau harus main itu." Ucap Luhan disertai seringaian.
"Ta-" Ucapan Tao terpotong ketika Luhan mengeluarkan ancaman.
"Ya sudah, jika kau tidak mau. Kami akan meninggalkanmu disini dan menjatuhkan pandamu, dan-"
"Baik-baik, aku mau." Jawab Tao akhirnya tak kuat mendengar kata-kata siksaan terhadap belahaan jiwanya. Luhan dan yang lainnya hanya terkikik melihat dongsaengnya yang tengah di bully.
"tapi, aku kan tidak bisa bermain surfing." Rengek Tao lagi.
"Kite surfing, Tao." Ralat Yixing.
"Apalah itu, sama-sama surfing, aku kan tidak bisa." Ucap Tao lagi.
"Kau bisa belajar, disana ada instructurnya." Tunjuk Luhan pada sekumpulan lelaki yang berdiri di dekat board yang berjejer.
"Bukankah harganya mahal jika ingin menyewa instruktur, Tao tidak mau uang jajan Tao dipotong." Tao memberenggut sambil mencari alasan agar kedua gegenya membatalkan niatnya untuk menghukum Tao.
"Tenang saja, Tao hyung. Joenmyoen hyung pasti akan dengan senang hati membayarkannya. Bukan begitu hyung?" Joenmyoen yang ditanya hanya mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Sehun seolah berkata 'apa maksudmu albino?'
"Tentu saja, kekasihku kan orang kaya." Yixing membalas pertanyaan Sehun sambil memeluk erat lengan kekasihnya. Joenmyoen yang di perlakukan seperti itu oleh kekasihnya mangengguk dengan senang hati sambil tersenyum lebar.
Akhirnya Tao pun berjalan menuju tempat yang berisi papan besar dengan tulisan –KITE SURFING LESSON- yang diikuti oleh gege beserta pasangannya.
"May I help you, sir?" Sapa seorang lelaki berkulit coklat eksotis pada Tao menggunakan bahasa inggris yang fasih.
"Kau orang asia kan, ku harap kau bisa berbahasa korea." Jawab Tao malas.
"Tentu aku bisa." Balas pemuda berkulit coklat itu. "Ada yang bisa aku bantu?" Tanya nya mengulang.
"Aku mau belajar main layangan itu." Tunjuk Tao pada sebuah layangan besar yang sedang di pompa oleh seseorang bertelinga lebar.
"Kau sudah pernah bermain sebelumnya." Tanya pemuda itu lagi.
"Belum." Jawab Tao singkat.
"Baiklah, perkenalkan namaku Kim Jongin, kau bisa memanggilku Kai." Kai -pemuda berkulit coklat itu- mengulurkan tangannya. "Aku Tao, Huang Zi Tao." Balas tao.
"Kau orang Cina? Tapi bahasa korea mu sangat fasih." Ucap Kai sambil tersenyum.
"Kau lihat dua kekasih gegeku itu, mereka orang korea." Ucap Tao menunjuk malas orang-orang yang ada di belakangnya yang sedang asik berfoto menggunakan tongsis.
"Baiklah, kalau begitu kau harus belajar dulu agar bisa bermain kite surfing ini." Ucap kai.
"Oke." Balas Tao.
"Kris!" Kai terlihat memanggil seseorang pemuda yang sangat tinggi berambut blonde yang tengah berlari menuju keduanya.
"Ada apa?" tanya pemuda itu setelah tiba.
"Tolong kau ajarkan dia, dia belum pernah bermain sebelumnya." Ucap Kai menunjuk Tao. Lelaki yang di panggil namanya Kris itu menatap Tao dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tao yang diperhatikan seperti itu menatap Kris tajam, lalu berdeham. "Ku kira kau yang akan mengajarkanku?" Tanya Tao pada Kai.
"Oh tidak, aku sudah ada appointment dengan seseorang untuk melatihnya." Balas Kai.
"Kita harus membuat janji juga?" Tanya Tao bingung.
"Tentu, biasanya jika ingin belajar harus booking dulu jadwal, jam dan permainan apa. Kebetulan hari ini hanya Kris yang free, jadi kau akan diajarkan oleh dia." Jelas Kai panjang lebar. Tao membulatkan mulutnya memebentuk huruf O. "Kalau begitu selamat belajar Tao, customer ku sudah datang." Kai berlari meninggalkan Kris dan Tao sambil melambaikan tangannya.
"Jadi?" Kris mengalihkan pandangan Tao yang menatap datar Kai.
"Jadi apa?" tanya Tao bingung.
"Jadi kau ingin belajar apa?" Tanya Kris setelah menghela nafas kecil.
Tao mengangkat sebelah alisnya mendengar pertanyaan Kris yang menurutnya, aneh. "Tentu saja aku ingin belajar menerbangkan layangan ini. Memang apa lagi?" Jawab Tao.
Kris membuka kaca mata hitam yang sedari tadi di pakainya, ia menatap tajam sosok panda yang ada di hadapannya. "Maksudku, kau ingin belajar yang level berapa?"
Kini giliran Tao yang menghela nafas. "Tentu saja aku ingin belajar level dasar, aku ini pe-mu-la." Balas Tao dengan penekanan di akhir kata.
"Kalau begitu, kau harus gunakan rasvest ini dulu, kau pilih yang mana long sleeve atau short sleeve?" Tanya Kris sambil mengangkat dua buah baju yang berbeda ukuran lengan.
"Tentu saja yang long sleeve, aku tidak mau kulit halusku terbakar." Ucap Tao.
Kris mendecih mendengar penuturan Tao. "Memiliki kulit coklat saja sombong, bahkan kulitku yang lebih putih darimu tidak sombong." Balas Kris.
Tao hanya mencibir lalu menarik salah satu baju dengan lengan yang lebih panjang. Ia hendak ingin membuka sun block namun di cegat oleh Kris. "Kenapa?" tanya Tao bingung.
"Rasvest ini sudah memiliki SPF bahkan 60% bocah." Jelas Kris.
"Tapi ini kan tidak menutup seluruh tubuhku." Rengut Tao. "Dan satu lagi jangan panggil aku bocah. Aku sudah lulus SMA, dan sebentar lagi akan kuliah."
"Bukan urusanku, kau ini hanya membuang-buang waktu. Cepat ganti bajumu." Balas Kris yang kini sedang memilih-milih harnest. Setelah dilihatnya Tao menggunakan rasvest yang sangat pas di tubuhnya Kris menyerahkan seat harnest kepada Tao. "Gunakan ini, karena kau seorang pemula lebih baik kau pakai seat harnest daripada west harnest."
Tao mengambil benda melingkar yang seperti ikat pinggang besar itu dari tangan Kris, ia bingung bagaimana cara menggunakannya. Kris yang jengah melihat Tao tak juga memakainya membantu pemuda panda itu mengenakan harnest tersebut. Entah detak jantung siapa yang terpacu sangat keras saat kedua tubuh itu berdekatan.
"Sekarang berdirilah di atas papan ini, lalu masukan kakimu pada foot strep." Jelas Kris sambil menunjuk equipment yang ada. Tao mengikuti semua instruktur Kris dengan baik. Mulai dari belajar berdiri diatas papan sampai memompa kite yang akan di gunakan.
.
.
.
.
.
Kini tiba saatnya Tao untuk terjun langsung ke laut. Ia sudah sangat gugup sedari tadi, bayangan yang terapung selalu melayang-layang di fikirannya.
"Kris, kurasa kita tidak perlu untuk turun langsung." Ujar Tao gugp.
"Lalu untuk apa kau belajar?" Tanya Kris mengangkat sebelah alisnya. Tao terdiam tak menjawab pertanyaan Kris. "kalau kau takut, aku akan menemanimu di belakangmu." Ucap Kris.
"tapi, papan ini kan kecil." Tao berucap sambil menunjuk papan.
"Kau tenang saja." Balas Kris.
Tao sudah bersiap, ia menggunakan kite berukuran sebelas meter yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil untuk seorang pemula. Ia berdiri diatas board yang mengambang di air laut dengan Kris yang berada di belakangnya sambil memeluk tubuh pemuda manis itu. Rasa gugupnya bertambah ketika ia merasakan nafas Kris di tengkuknya. Kini keduanya hanya tinggal menunggu angin untuk menerbangkan kite yang sudah terhubung pada harnest miliknya. Saat angin yang cukup besar datang menerbangngkan kite beserta tubuh Tao dan Kris, pemuda Panda itu berteriak nyaring, tapi setelah terbiasa ia terlihat sangat gembira. Kris yang ada di belakangnya mengeratkan pelukannya pada Tao. Tangan Kris yang sedari tadi hanya memeluk pinggang ramping Tao, kini beranjak naik menuju dada pemuda panda itu. Tao yang tersentak kaget mencoba berteriak pada Kris agar menurunkan tangannya, namun pemuda berambut pirang itu malah semakin mencengkram dada berisi Tao. "Tetaplah focus kedepan, jika kau tetap ingin kita selamat." Bisik Kris tepat di telinga Tao yang kini beranjak mengecup tengkuk pemuda manis itu. Tao yang sudah gelisah dan marah atas perlakuan Kris, mencoba menyiku perut pemuda mesum yang ada di belakangnya. Namun ia malah oleng, karena gerakan tambahan dari Tao. Tao semakin belingsatan ketika Kris terus memberikan rangsangan pada dada dan tengkuknya dengan sekuat tenaga ia menyikut perut Kris kembali hingga menyebabkan pemuda bersurai blonde itu terjatuh ke laut.
BYUR
Tao yang terkejut melihat pemuda mesum itu terjatuh dengan bersusah payah menurunkan kite-nya, ketika ia sudah berada di bibir pantai dengan cepat pemuda panda itu meminta mencari seseorang untuk meminta pertolongan supaya menyelamatkan Kris. Mengingat kebenciannya terhadap air laut, ya Tao tidak bisa berenang.
Kai yang melihat Tao panic segera menghampiri pemuda manis itu bersama pemuda lainnya yang bertelinga lebar. "Ada apa Tao?" tanya Kai.
"K-Kris, dia tercebur ke laut." Ucap Tao susah payah.
"Itu Kris!" Teriak pemuda yang bertelinga lebar.
"Ayo Chanyeol, kita harus selamatkan Kris." Kai langsung berlari ke tengah laut bersama Chanyeol –pemuda bertelinga lebar- untuk menyelamatkan Kris yang sepertinya tak sadarkan diri. Tao menunggu di pinggir pantai dengan gelisah. Ia kembali teringat kejadian dimana Mr. Panda terpung di laut, bedanya sekarang itu Kris, makhluk hidup. Bukan benda mati.
Setelah mondar-mandir beberapa saat, akhirnya Tao melihat Kai dan Chanyeol membopong Kris. "Bagaimana keadaanyan." Tanya Tao khawatir.
"Ia masih pingsan, sepertinya air menyumbat pernapasannya." Jawab Chanyeol.
Kai terlihat sedang memompa perut Kris dan beberapa saat setelehnya terdengar suara batuk dari mulut pemuda bersurai blonde itu. Tao bernafas lega melihat instrukturnya selamat.
Beberapa saat setelah Kris sadar, ia menatap Tao tajam. "Apa yang kau lakukan?!" teriak Kris marah pada Tao.
"Ma-maaf." Jawab Tao lirih.
"Kau hampir saja membunuhku." Balas Kris tajam.
Tao balik menatap Kris tajam tak terima, "Jika saja kau tak berbuat mesum padaku, mungkin aku tak akan mendorongmu." Teriak Tao.
"Kau-" ucapan Kris terpotong ketika Kai mengintrupsi pertengkaran mereka.
"Sudahlah, sebaiknya kalian istirahat dan Tao kau bisa selesaikan administrasinya." Ucap Kai.
"Baiklah." Balas Tao. Tao mengedarka pandangannya mencari keberadaan kedua gege beserta kekasihnya yang absurd itu. Namun ia sama sekali tak menemukan jejak mereka.
"Um, Kai." Panggil Tao pada Kai, ia sama sekali tak berani menatap Kris.
"Ada apa?" tanya Kai.
"Bisakah aku membayar besok, kedua gegeku tak ada begitu pula kekasih mereka. Dan aku sekarang tak membawa dompet." Ucap Tao takut-takut.
"APA?!" Teriak Kris mendengar pengakuan Tao. "Setelah kau menghabiskan waktuku hanya untuk mengajari bocah bodoh sepertimu, dan juga kau hampir membunuhku. Sekarang kau tak ingin membayar?" Kris berucap dengan aura hitam di belakangnya.
"Bu-bukannya aku tak ingin, tapi gege-gegeku meninggalkanku, dan aku tidak membawa dompet bahkan handphone-ku." Balas Tao.
"Aku tidak menerima alasanmu." Kris berdiri dari duduknya dan mencengkrem pergelangan tangan Tao. "Sekarang kau ikut aku." Ucap Kris sambil menarik tangan Tao.
"Kita mau kemana?" Tanya Tao takut-takut.
Kris diam tak menjawab apapun dan tetap menarik tangan Tao menjauhi kedua temannya yang menatapnya bingung.
"Mau kemana mereka?" tanya Chanyeol bingung.
"Sudah biarkan saja, itu urusan mereka." Balas Kai yang kini merapikan beberapa board. Mereka hendak kembali kerumah mengingat langit sudah menorehkan warna senja.
.
.
.
.
"Kau mau membawaku kemana Kris? Lepaskan tanganku ini sakit!" Tao memberontak dalam genggaman Kris. "Le-lepaskan, kubilang lepaskan!"
"Diam!" bentak Kris pada Tao yang langsung membuat pemuda panda itu terdiam. Air mata Tao telah menggenang di pelupuk matanya karena ketakutan mendengar bentakan Kris sekaligus mata tajam pemuda berambut blonde itu.
Pergelangan tangan Tao yang sudah memerah karena sinar matahari langsung semakin terkelupas terlebih kini Kris tengah menggenggam dan menarik paksa tangan mungil itu. Tao kembali memberontak ketika Kris terus menggiringnya, membawanya entah kemana.
"Kita mau kemana, Kris. Biarkan aku kembali ke villa, bila kau tidak percaya kau bisa bawa aku ke villa yang aku sewa, aku akan membayar administrasi disana." Ucap Tao yang kini sudah meneteskan air matanya karena takut.
"Kau harus bertanggung jawab." Balas Kris "Tapi dengan caraku." Lanjutnya lagi dengan seringai yang tak dilihat oleh Tao.
"Katakan dulu kita mau kemana?" rengek Tao lagi.
Tao terus mencoba melepaskan genggeman tangannya, terkadang ia mencubit dan memukul-mukul lengan Kris, namun tak juga di respon oleh pemuda yang ada di hadapannya.
"Berhenti merengek dan memukulku, jika tdak kau akan aku buang ke Kaupoa!" Ucap Kris ganas.
"Kaupoa? Tempat apa itu?" gumam Tao. Kris menghentikan langkahnya secara mendadak membuat pemuda manis di belakangnya meringis karena membentur punggung lebar tersebut.
"Kau tidak tahu pantai Kaupoa?" Tanya Kris yang dibalas gelengan oleh Tao. "Itu adalah pantai sepi, tak berpenghuni dan… berhantu." Ucap Kris dengan suara selirih mungkin agar terdengar seram. Tao menelan ludahnya mendengar bahwa ia akan dibuang ke pantai yang berhantu.
"Ti-tidak mungkin ada pantai berhantu di Hawaii." Ucap Tao dengan takut-takut.
"Pantai itu memang tidak dekat sini, tapi di pulau Molokai." Kris memberikan jeda sebentar. "Pantai disana memiliki pohon palm yang tak berdaun, dan kau tahu? Ayunan disana akan bergerak sendiri, itu karena digerakan oleh hantu orang yang dulu menempati pantai itu." Kris semakin mendekatkan dirinya pada Tao dan menatap mata Tao tajam, ia tahu jika pemuda manis itu sudah keatakutan oleh ceritanya. "Dan satu hal lagi, hantu itu adalah sekelompok orang yang disebut pemberontak yang dianggap melawan hukum adat di Hawaii." Diakhirnya Kris menambahkan bumbu dengan tertawa seram, dan itu sukses membuat Panda manis itu merapatkan tubuhnya pada Kris. Pemuda berambut pirang itu kembali menarik tangan Tao yang sekarang sudah seperti tak bernyawa.
Tao kini merutuki dirinya yang sudah menghabiskan satu buah semangka utuh dengan ukuran besar. Karena gara-gara semangka sialan itu ia harus berurusan dengan pemuda paling mesum dan kejam yang pernah ia temui. Kini ia hanya ingin bersama kedua gegenya dan calon ipar-iparnya. Tao kembali meneteskan air matanya sambil merapalkan kata maaf dalam hatinya yang ia tujukan untuk kedua gege, ayah dan ibunya, karena sudah menjadi anak yang nakal.
.
.
.
.
.
Kris melempar Tao ke sebuah kamar. Tao yang merasa telah terlepas dari cengkraman Kris meneglus pergelangan tangannya yang telah mengelupas. Ia sudah menangis sesenggukan sambil berjongkok. Kris berjalan melewatinya menuju entah kemana.
"Kau minum ini dulu, ku yakin kau pasti haus." Ucap Kris sekembalinya sambil membawa segelas air, Tao mendongak menatap Kris. Ia dengan takut-takut mengambil gelas yang ada di tangan Kris. Setelah gelas tersebut berpindah ke tangannya ia langsung meneguk isi dari gelas tersebut. Tao mengernyit ketika merasakan cairan yang ia kira air putih itu dengan rasa yang berbeda.
"Ini apa?" Tanya Tao ketika merasakan panas pada tenggorokannya.
"Kau tidak tahu jika ini soju?" Tanya Kris. Tao hanya menggeleng, dia sudah merasa pusing sedikit. "Bukankah kau fasih berbahasa korea? Mengapa kau tidak tahu minuman macam seperti ini?" Tanya Kris bingung, bahkan ia sudah sering meminum minuman tersebut meskipun di Hawaii.
"Memang apa peduliku dengan minuman sialan itu!" ucap Tao galak.
"Oh, kau masih bisa bersikap seperti itu padaku?" tanya Kris, Tao hanya terdiam mendengar pertanyaan Kris, ia merutuki mulut bodohnya kenapa bisa membentak pemuda yang sudah menyiksanya itu. "Sekarang kau habiskan minuman ini." Ucap Kris sambil menyodorkan gelas tadi yang isinya masih setengah.
"Aku tidak mau, aku tidak suka rasanya." Balas Tao.
"Jangan buat aku memaksamu." Balas Kris dingin dengan tatapan tajam matanya.
"Sedari tadi kau sudah memaksaku." Tao memberenggut lalu mengalihkan pandangan matanya dari Kris.
"Baiklah, kalau kau memang suka di paksa." Ucap Kris lalu menarik dagu Tao kemudian menekan pipi gembil pemuda malang itu. Ia memaksakan sisa soju untuk masuk ke mulut Tao. Pemuda panda itu terus menolak meski sia-sia. Soju yang ada didalam gelas tersebut telah berpindah ke lambung Tao, bahkan ada beberapa yang mengalir kelehernya. Kris melepaskan cengkramannya pada rahang pemuda manis itu, ia menyeringai ketika melihat Tao yang wajahnya sudah memerah sempurna. Tao terduduk lemah di lantai yang dingin, kepalanya pusing dan pandangannya berkunang-kunang. Sesekali ia bergumam tak jelas. "Reaksinya cepat sekali." Ucap Kris yang masih lekat menatap Tao. "Dasar polos, tapi sok galak." Ejek Kris.
"Uhh, panas." Gumam Tao yang kini sudah berguling-guling di lantai. "Aku ma huk mau pulang." Gerutu Tao tak jelas.
Kris mengangkat tubuh Tao lalu membawanya ke ranjang yang ada di pojok kanan, ia merebahkan tubuh pemuda manis itu dengan perlahan. Tao yang kesadarannya tak sepenuhnya ia kendalikan tergolek pasrah di atas ranjang King size itu. Kris berjalan menjauhi Tao dan membuka kaos basah oleh keringat dan air laut yang sedari tadi melekat ditubuhnya. Ia berjalan perlahan dengan tubuh topless menuju ranjang, lalu lelaki tampan itu menaiki ranjang tersebut dan menindih Tao yang kini sudah terpejam.
"Kau harus membayar biaya kite surfing-" Ucap Kris merobek lengan baju Tao, "Biaya karena membuatku tenggelam-" kini lengan sebelahnya lagi berhasil ia robek "Dan biaya karena telah memukul dan mencubitku sedari tadi." Dan semua kain yang melekat pada tubuh Tao berhasil ia enyahkan. "Dan kau harus membayarnya dengan ini." Ucap Kris lagi lalu mengecup bibir curve nan sexy itu. Dan setelahnya Kris melahap bibir curve Tao dengan semangat dan bergairah. Tangannya tak tinggal diam menggerayangi perut datar dengan sedikit abs itu berpindah ke pinggang rampingnya lalu naik ke dada berisi Tao dan meremasnya dengan sensual.
Pemuda manis yang ada di bawahnya melenguh tertahan menandakan ia juga menikmati apa yang telah dilakukan oleh surfer tersebut. Namun, baru sebentar lelaki diatasnya menyeringai karena berhasil memberikan service pasangannya ia harus meringis karena pemuda dibawahnya mencakar pinggangnya, meski tidak dengan sepenuh tenaganya namun tetap sakit. Sepertinya pemuda manis itu berhasil menguasai kesadarannya meski tak sepenuhnya. Dengan santai Kris berjalan membuka lemari dan mengambil sebuah tali yang biasanya digunakan untuk menghubungkan harnest ke kite. Ia mengikatkan tali itu pada kedua pergelangan Tao dan menghubungkannya ke kepala kasur. Pemuda manis dibawahnya menggeliat tak tenang meski dengan sangat lemas dan tak bertenaga, dan setelahnya kesadarannya kembali hilang.
.
.
.
.
.
.
Pendingin ruangan itu sama sekali tak berfungsi bahkan ditambah uadara malam yang dihasilkan oleh jendela yang terbuka. Harusnya menyebabkan suhu dalam ruangan tersebut sangat tidak cocok untuk manusia dalam keadaan naked. Namun semua berbanding terbalik, keringat yang mengucur pada tubuh keduanya, suara erotis dan penuh aura sensual menyelimuti ruangan tersebut.
Tautan tangan karena telah terlepasnya ikatan menambah semangat meski kesadaran tak sepenuhnya dimiliki oleh salah satunya. Dengan semangat lelaki diatasnya menggerakan pinggulnya kasar menghentakan kesejatiannya kedalam lubang anal pemuda di bawahnya yang mengangkang. Sebelah tangan lelaki itu bergerak menuju penis pemuda manis itu memijat lembut hingga menghasilkan racauan yang tak jelas. Mulut yang sedari tadi terbuka dan tertutup karena merasakan nikmat kini beralih menggapai puting mungil yang menonjol yang sudah basah oleh saliva. Seolah tak puas hanya menjilat saja ia kini memasukan nipple menggoda itu ke mulutnya, menikmatnya bagai seorang bayi yang menyusu pada ibunya, namun pergerakan dibawah masih tetap pada tempo pertama, keras dan penuh nafsu.
Tao hanya bisa mengerang merasakan nikmat yang menghujam holenya, ia tak mampu bergerak. Alam bawah sadarnya sudah tak dikendalkan lagi oleh akal sehat pemuda manis itu. Ia hanya bisa menggerakan tangannya meremas helaian surai pirang lelaki diatasnya. Masih dalam hentakan bahkan tempo yang lebih keras, lelaki itu mengangkat tubuh lemas pemuda di bawahnya. Membawanya terduduk diatas pangkuan lelaki tampan itu. Tao hanya bisa pasrah, tubuh lemasnya ia senderkan pada dada bidang lelaki tampan itu, ia membiarkan Kris menaik turunkan pinggulnya dan penis lelaki tampan itu menghujam titik terdalam tubuhnya. Membuatnya melenguh tertahan.
Rasa lelah sudah menjalar keseluruh tubuhnya, ia ingin berhenti tapi tubuh yang mengukungnya tak ada tanda-tanda akan menghentikan kegiatan panas mereka. Entah sudah yang keberapa kali mereka mengganti posisi, namun tak sedikitpun niat lelaki itu menghentikan permainan mereka.
Tao sudah merasakan akan mencapai puncaknya, namun Kris masih terus menusuk-nusuk titik manis itu bahkan lebih keras dari semula.
"K-Krrii..uh..Kriss." ucap Tao terbata ketika ia akan menyemburkan laharnya.
"Be-bersama sayang,, ahhhh.." akhirnya Kris pun menyemburkan benihnya pada hole Tao, lelaki tampan itu sedikit mengejang ketika menyemburkan ratusan bahkan mungkin jutaan sperma ke dalam hole sempit milik Tao.
Keduanya ambruk diatas ranjang dengan yang lebih muda lebih dahulu terlelap. Lelaki tampan itu mengecup dahi pemuda manis disampinya, kemudian beranjak dari tempat tidur mereka yang jauh dari kata rapi dan bersih, melihat banyaknya sperma dan darah dari Tao karena masa pertamanya diambil oleh lelaki tampan itu.
Kris berjalan menuju kamar mandi untuk memebersihkan tubuhnya, tak sampai 20 menit ia keluar dengan keadaan lebih segar dari sebelumnya. Dan mulai merebahkan diri sambil memeluk pinggang ramping Tao. Dalam sekejap ia menyusul Tao ke alam mimpi.
.
.
.
.
.
.
Seminggu sudah setelah kejadian pemerkosaan panda oleh naga, Tao telah kembali kerumah megahnya di China. Pagi hari setelah kejadian itu, ia berteriak lalu menendang Kris dengan wushunya, meski harus menahan sakit diseluruh tubuhnya terutama di bagian bawah tubuhnya. Kris yang belum sempat mengumpulkan nyawa, hanya bengong dengan keadaan terjungkal. Dan akhrinya lelaki tampan itu mengantar Tao kembali ke villa menemui dua gegenya.
Betapa terkejutnya Luhan melihat adiknya berjalan harus di bantu seperti itu, awalnya ia kira adiknya terjatuh karena bermain kite surfing, namun setelah melihat banyaknya bercak merah dileher Tao, ia hanya menyeringai. Sedangkan Tao sudah ngambek apalagi di tambah godaan mesum tuan Oh.
Pemuda manis itu memasuki pelataran kampus yang kini menjadi tempatnya menuntut ilmu –The University of Hongkong-. Ia melangkah dengan tenang, sambil memakai jas almamater berwarna biru. Ini adalah hari pertamanya orientasi mahasiswa. Tanpa ragu ia menuju lapangan dimana sudah dipenuhi mahasiswa baru.
Sreetttt…
Seseorang menarik lengannya secara paksa, hingga membuat langkah anggunnya terhenti dan membentur sebuah dada bindang.
'Yak! Apa-apan- Kau!" ucapannya terhenti dan matanya membelalak lebar ketika melihat siapa yang sudah berlaku tak sopan padanya.
"Kita bertemu lagi panda manis." Ucap lelaki dihadapannya sambil menyeringai sexy.
"Apa yang kau lakukan disini? Kau stalker?!" sembur Tao tak sabar.
"Kau tak melihat almamater ku, aku sunbae mu disini." Ucap lelaki itu kini menarik Tao semakin dekat padanya, lalu merengkuh tubuh yang selalu pas dalam pelukannya. "Kau miliku sekarang." Ucap lelaki itu tepat ditelinga Tao.
"Aku tak mau punya sunbae mesum sepertimu, Kris!" Teriak Tao sambil berusaha berontak.
Dan Kris –Sunbae Tao- yang sudah meng-klaim panda manis itu miliknya hanya tertawa sambil menggiring anak panda yang masih meronta itu, entah kemana.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
.
Yakkkk….
Itulah tadi, Ff gaje saya.
Terima kasih telah membaca.
Mohon saran dan tanggapannya.
Deep Bow.
.
.
.
