CONCEAL


..

Disclaimer : Terinspirasi dari kisah saya sendiri. So, ini murni dari pemikiran saya. Tokoh milik Tuhan, agensi, dan orang tua mereka.

Setting : School-life.

Warning : Yaoi / Boys Love / Shounen-Ai, Alternate Universe, Typo(s), Out Of Character.

..


PROLOG


"I-Ibu .."

"Baek, cepat bantu Ibu!"

"A-Ah, iya."

"Kau hebat nak. Tidak sia-sia Ibu membesarkanmu untuk menjadi anak yang berbakti. Tidak seperti kembaranmu yang selalu membawa sial bagi keluarga kita."

"Kenapa Ibu menyamakanku dengan culun jelek itu? Hahaha!"

Tidak ..

Kenapa menjadi seperti ini ..

"Kau yang terbaik, Luhan-ssi!"

"Gambaranmu bagus sekali!"

"Ceritamu menarik!"

"Terima kasih semua .."

Dia berbohong.

"Itu aku yang buat, kalian semua bodoh!"

"Hah?! Mimpi sana!"

"Ini memang punyaku! Kenapa dengan seenaknya kau menuduhku?! Dasar sirik!"

Namja manis itu menatap kosong novel misteri yang dibacanya. Kenapa ia tiba-tiba teringat masa menyedihkan itu? Mengalihkan pandangannya lalu menghembuskan napas, Baekhyun mengambil cangkir di sampingnya dan menyesap cokelat hangat di dalamnya dengan perlahan. Setelahnya ia mendesah lega.

Dari balik jendela kamarnya, hujan masih saja mengguyur kota Seoul dengan deras. Baekhyun beranjak dari duduknya. Membuka jendela, matanya terpejam menikmati hawa dingin yang menerpanya.

"Haish, di luar hujannya deras sekali." Baekhyun berbalik ketika mendengar suara yang ia hafal hingga luar kepala dengan baik. Ia menatap datar Kyungsoo yang berada di ambang pintu kamarnya dengan kondisi basah kuyup. Saat Kyungsoo hendak masuk ke kamarnya, dengan sigap Baekhyun melemparkan bola tenisnya ke kepala Kyungsoo.

"Auch!" Kyungsoo mundur selangkah dengan sebelah tangan yang mengusap jidatnya. Ia menatap nyalang sahabatnya yang dibalas Baekhyun dengan datar membuat nyali Kyungsoo menciut seketika.

"Keluar," titah Baekhyun datar. Kyungsoo menggeleng kecil sembari mencebikkan bibirnya. "Aku baru saja datang, dan dengan seenak jidatnya Chanyeol kau mengusirku?! Kejam!"

Baekhyun sedikit merasa jantungnya berdetak cepat mendengar nama yang disebutkan Kyungsoo barusan, namun ia mengabaikannya. Berjalan menuju lemarinya, ia mencari kemeja putih kebesaran dan handuk miliknya. Baekhyun melemparkannya yang langsung diterima oleh Kyungsoo.

"Mandi sana," perintah Baekhyun, masih dengan aksen datarnya. Kyungsoo berbinar senang. "Ay ay!" serunya. Ia dengan cepat memasuki kamar mandi Baekhyun—walaupun sempat diprotes oleh sang pemiliknya. Maksudnya, mandi di kamar mandi lantai bawah, duh.

..

..

..

"Kau tahu Kyung—" Baekhyun menjilat bibirnya. "—jika aku adalah lelaki, aku pasti akan langsung jatuh cinta denganmu." celetuknya. Kyungsoo memutar kedua bola matanya jengah mendengar penuturan aneh Baekhyun—walau tak dapat dipungkiri pipinya merona samar.

Kyungsoo duduk di pinggir kasur. "Kau itu lelaki, Baek," imbuhnya. Baekhyun duduk di sebelahnya, menatap Kyungsoo dengan jahil.

"Tidak sia-sia aku memberimu kemeja putih saja. Akhirnya, aku bisa melihat bagaimana lekuk tubuh sexy sahabatku ini yang selalu didambakan oleh banyak orang di luar sana—ADUH!" Kyungsoo menjitak kepala sahabatnya dengan kesal.

"Hentikan omong kosongmu, Byun," jengah Kyungsoo. Ia melihat sebuah novel tebal di atas meja belajar Baekhyun. Mengabaikan peringatan Baekhyun ("Hei, itu novel mahal, tahu! Jangan sentuh dengan tangan kotormu!" Yang dibalas Kyungsoo dengan putaran kedua bola matanya.), ia mengambil novel bersampul hitam itu.

"Sudah diterbitkan ya?" Baekhyun mendecih. "Lalu yang ada digenggamanmu itu apa? Ayam tiren?" sinis Baekhyun pedas. Kyungsoo mencubit kecil paha dalam Baekhyun dengan sadis.

"Aku tahu, bodoh," dengusnya kesal. "Jadi .. apa Luhan tidak melanggar hak cipta lagi?" Baekhyun menghentikan ringisannya, lalu mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Hah?" Butuh beberapa detik sebelum ia connect dengan maksud Kyungsoo barusan. "Oh. Dia tidak tahu jika aku menerbitkan buku lagi. Lagipula, aku tidak peduli dengan rubah licik itu," ujar Baekhyun sembari mengendikkan bahunya. Kyungsoo mengangguk kecil. Tangannya mengusap nama penulis yang ada di halaman paling belakang novel itu.

"Tidak ada foto, huh?" Baekhyun nyengir lebar—ekspresi yang hanya ia tunjukkan kepada Kyungsoo. "Dan, apa ini? Baixian? Pft—nama yang bagus, kawan," dengus Kyungsoo geli. Baekhyun merebut bukunya, lalu meletakkannya kembali.

"Kau yang menyarankannya, bodoh," desis Baekhyun kesal. Kedua mata sipitnya menatap Kyungsoo penuh intimidasi, membuat sahabatnya itu menggeliat tak nyaman. "Ugh, hentikan tatapan mematikanmu, Byun."

Setelah hening beberapa detik, Baekhyun merebahkan tubuhnya di kasur yang disusul oleh Kyungsoo. "Kyung." Sahabatnya yang bermata bulat itu menggumam tak jelas sebagai jawabannya. "Di bawah ada Ibu dan Luhan?" tanya Baekhyun dengan mata tertutup.

"Tidak. Kurasa wanita jalang itu sedang bermain dengan salah satu koleksi prianya—" Baekhyun mendesah sambil mengangguk kecil menyetujuinya. "—dan Luhan mungkin sedang berkecan dengan Chanyeol .." Kyungsoo melirik Baekhyun jahil, ingin melihat reaksi Baekhyun.

"Oh, sudah jelas." Ia memunggungi Kyungsoo yang merasa ia telah salah bicara barusan. "Mereka cocok kok .."

Kyungsoo menghela napas melihat punggung ringkih sahabatnya. Ia membuat pola tidak beraturan di sana dan bibirnya bergerak sesuai nyanyian yang ia lantunkan.

"To those who don't know, baby this is me ..

I might be bad, baby this is me ..

I might be lacking, baby this is me ..

Haters and antis dissing me ..

But I'm sorry this is me .."

Baekhyun tersenyum tipis. "Kenapa kau membuat lirik rap menjadi nyanyian, huh?" dengusnya tanpa berbalik. Kyungsoo tersenyum misterius tanpa sepengetahuan sahabatnya.

"Sudahlah. Lebih baik kau tidur saja," perintah Kyungsoo yang membuat Baekhyun mengernyit. Ia berbalik menghadap Kyungsoo yang masih betah dengan senyuman misteriusnya. Mengerti jika Baekhyun bingung kenapa ia menyuruhnya cepat tidur, Kyungsoo meringis. "Aku ngantuk. Dan kau juga harus tidur! Kita sahabat, kan?" Kyungsoo mengangkat kedua alisnya berusaha meyakinkan Baekhyun yang dibalas dengan helaan napas kecil.

"Ya sudah." Baekhyun menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua. Kyungsoo memekik senang, lalu refleks memeluk sahabatnya itu."Kau memang sahabatku, Baek!"

Baekhyun terdiam sebentar.

'Sahabat ya .."


..

- To Be Continued -

..


[A/N] :

Yo yo wassup~

Hai semua! Saya author baru disini, salam kenaaal~ Tapi udah jadi reader dengan berbagai akun sih, hihihi. Dan kali ini dengan tidak percaya dirinya saya membuat FF dengan genre Drama yang sebenarnya sangat saya hindari wkwkwk :D

Prolognya panjang ya? Hehe.

Anyway, ada yang tertarik gak sama FF ini? Gak? Ya udah -_- /digampar/. Saran dan kritik saya terima untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi. Oh, maaf gak nyambung.

Oh iya. Kalau manggil saya jangan thor ya /ditendang/. Panggil saya Pin. Okeee?

Jadi, berminat untuk review?