Waiting For You
Namjoon x Seokjin
Yaoi / FanxIdol!AU / Typos / Bad construction due to lack of experience
[ Maafkan jika tidak jelas dkk, Au bikinnya negbut 2 jam di kereta karena mendadak kepikiran. Aneh emang momennya, tapi hope you like it! ]
.
.
.
.
Mata laki-laki itu terpaku pada layar handphonenya, membaca tiap kata di artikel yang terbuka di layar handphonenya. Semuanya sama, dengan sebuah nama yang terpampang kasar di judul tiap baris. Entah artikel itu hanya bualan belaka, suatu untuk mengundang views atau sebuah artikel yang didasari oleh fakta. Semua, tertulis dibawah nama seorang yang sangat terkenal akhir-akhir ini. Seorang yang mampu membuat seisi Korea Selatan atau bahkan seorang dari belahan dunia yang berbeda jatuh hati padanya.
Helaan nafas dikeluarkan secara perlahan sebelum ia menghitamkan layar handphonenya dan melemparnya keatas kasur dengan kasar. Ia menyalakan televisinya, dan bahkan setiap channel tengah membicarakan comeback sang diva; dimana music video-nya akan rilis malam ini pada pukul 12 tepat nanti, tengah malam. Cocok memang dengan tema lagu yang semua orang perkirakan dari 4 teaser berdurai 30 detik yang sudah keluar kurang lebih sejak sebulan yang lalu setiap sabtu malam.
"Prince to Cinderella, huh…" gumam laki-laki itu lagi, mengingat konsep yang secara blak-blakan ditumpahkan pada teaser lagu yang akan dibawakan oleh sang penyanyi.
Vidio pertama, menyorot seorang perempuan yang sedang asyik berdansa seorang diri dengan gaun birunya.
Vidio kedua, menyorot penyanyi populer itu tengah menggandeng perempuan dari vidio pertama.
Vidio ketiga, menyorot perempuan di vidio pertama sedang tersenyum, yang lalu di cut dan memamerkan wajah sang penyanyi yang juga tersenyum tidak kalah cerahnya.
Vidio keempat, menyorot sang diva sendiri, dengan beberapa potongan adegan yang dipercepat, dimana ia menatap lurus ke kamera dengan senyum pada akhirnya.
"Namjoon, kau sedang apa?" Tanya sebuah suara yang menginterupsi deretan fikiran laki-laki tadi, Namjoon. "Yoongi-hyung" Balas Namjoon yang langsung mengalihkan pandangannya dari televisi menuju ke sumber suara; Yoongi tidak diam saja, ia langsung beringsut masuk dan duduk disamping Namjoon, ikut menatap layar televisi yang sekarang sedang menampilkan wajah sang diva dengan sangat jelas.
"Dia sekarang sudah hebat, ya?" ucap Yoongi.
"Siapa?"
"Siapa lagi, kau pikir?"
Hening.
"Sangat, aku bangga padanya"
"Apa kau pikir ia masih mengingat kita?"
"Dia tidak pernah membalas pesanku, sih"
"Lalu?"
"Entahlah"
Namjoon melirik sebuah botol aroma terapi beraroma lemon di pojok kamarnya.
"Kalau kau rindu padaku, kau bisa mengobatinya dengan membeli aroma terapi berbau lemon ini! Kau ingat bagaimana kamarku selalu beraroma ini, bukan?"
Namjoon menggelengkan kepalanya, kenapa ia mendadak mengingat saat-saat dulu? "Kau belum bisa move on, ya?" Tanya Yoongi mendadak yang langsung membuat Namjoon melempar pandangannya pada Yoongi "Bahkan tema wallapaper handphonemu masih belum berubah sejak dua tahun lalu, miris sekali" lanjut Yoongi sembari menatap handphone Namjoon yang entah sejak kapan sudah berada di tangannya.
Namjoon langsung mengambil paksa handphonenya dari genggaman sahabatnya itu sebelum mengeluarkan tawa ringan yanbg terkesan dipaksakan.
"Dua tahun, Joon."
"Salah kah?"
"Itu waktu yang lama, kuliahmu bahkan sudah berjalan setengah, bukan?"
"Aku percaya padanya"
"Setelah semua berita?"
"Hanya rumor"
Yoongi menatap sahabatnya itu dengan pandangan tidak percaya. Dan yang ditatap, sedang sibuk menundukkan kepalanya, menatap layar handphonenya yang memaparkan foto dua orang laki-laki yang tampak sangat bahagia dengan sticker heboh disisi kanan dan kiri.
Happy debuting, Princess!
Yours sincerely, Kim Nam Joon.
Yoongi menyenderkan kepalanya ke pundak Namjoon, melirik apa yang sedang ditatap oleh Namjoon. Namjoon tertawa singkat sebelum kembali menghitamkan layar handphonenya dan menatap singkat sahabatnya yang sudah bersamanya sejak mereka masih di janjang SMA itu.
"Yoong" ucapnya, kembali menatap televisi yang sedang menayangkan iklan rasa eskrim baru dari sebuah kafe yang cukup ternama "Hmm?" gumam Yoongi sebagai balasan yang sekarang ikutan melihat iklan itu, "Dulu, aku dan dia sering mampir ke kafe itu"
"Hyung, kau sungguh mau kesana lagi?" Tanya Namjoon pada laki-laki yang telah mengisi hari-harinya dua tahun terakhir "Aku ingin makan eskrim sebelum tes kelulusan, mendinginkan kepala sebelum akhirnya memanaskannya kembali!" balas laki-laki itu sembari tertawa "Bilang saja kau tidak mau belajar, kan?" Namjoon merangkul laki-laki yang sekarang tengah mengerucutkan bibirnya kesal.
"Aku lelah. Kau tidak bosan apa, terus-terusan belajar?" tanyanya balik yang membuat Namjoon tertawa renyah "Aku ingin menggapaimu nanti, makanya aku rajin." Balasnya sembari mengacak rambut yang lebih tua; dan yang diacak rambutnya bersemu tipis "Belum tentu aku akan mendapat puncak itu, Joon" Dia menunduk, nada suaranya berubah.
"Hei, hyung" panggil Namjoon yang membuatnya menaikkan kepalanya.
Dan satu kecupan ringan dibibir didaratkan oleh Namjoon padanya.
"A-apa kau tidak sadar kita-" ucapnya dengan wajah yang memerah "Tidak ada yang melihat, kok" balas Namjoon yang membuat laki-laki itu langsung membuka mulutnya, hendak melayangkan sepath dua patah lagi sebagai tanda protes "Jangan protes lagi, kau mau kuserang disini?" Lanjut Namjoon yang membuatnya langsung menutup mulutnya.
"Kau harus percaya diri, hyung." Ucap Namjoon, menariknya lebih dekat "Aku tahu kau pasti bisa, aku mendukungmu seratus persen" lanjut Namjoon sebelum menatapnya "Kau janji akan selalu mendukungku?" tanyanya dengan mata yang berkilat "Aku akan membeli semua albummu nanti," Jawab Namjoon dengan wajah serius yang membuatnya tertawa renyah.
"Kalau begitu, ayo kita makan eskrim. Aku yang traktir karena saat ini aku telah mendapat fans pertamaku!"
"Yah, hyung- kau seharusnya belajar- yak!"
Namjoon menutup matanya, hingga saat ini, setiap hari sabtu ia masih setia pergi ke kafe itu, dengan sedikit harapan suatu saat ia akan bertemu dengannya kembali, walau Namjoon sendiri sadar bahwa ia bahkan sudah tidak berada di kota yang sama dengannya sekarang.
"Aku sudah berusaha, Yoongi" ucap Namjoon yang menarik perhatian sahabatnya itu "Mencoba untuk apa?" Tanya Yoongi yang sudah tidak menyandarkan kepalanya dipundak Namjoon; yang sekarang sedang sibuk berkutat dengan handphonenya.
"Melupakannya, tentu" Namjoon mengeluarkan tawa singkat.
"Aku mendengar rumornya, kau pacaran dengan anak jurusan sebelah, kan? Siapa namanya?"
"Jinri,"
"Aku tidak kaget. Lalu bagaimana kisah cintanya berakhir? Kau dengannya putus karena ia tahu kau juga menyukai laki-laki?"
"Bodoh, ia berkata bahwa dia merasa bahwa aku tidak menyukainya"
"Lalu kau bagaimana?"
"Aku iyakan karena memang itu faktanya."
Yoongi langsung mengabaikan pesan yang sedang ia kirim, menatap sahabatnya yang sedang tersenyum dengan tidak percaya "Baiklah, aku menyerah" balas Yoongi lalu langsung beranjak dari duduknya "Yah, kau mau kemana?" Tanya Namjoon saat ia mendengar langkah kaki Yoongi yang menjauh.
"Jimin berkata ia ingin ditemani"
"Semoga bahagia"
"Kami tidak sepertimu dan kekasihmu yang nampaknya telah melupakanmu itu"
Sakit memang mendengar ucapan Yoongi. Tapi Namjoon tersenyum karena sekesal apapun Yoongi dengan dirinya yang tidak bisa move on dari dia, atau saat Yoongi membahas tentang dia yang tampaknya sudah melupakannya; Yoongi selalu menambah kata imbuh yang mengartikan ketidak pastian.
Nampaknya, sepertinya, sepemikiranku.
"Kukira kata imbuh itu akan hilang"
"Aku tidak ingin mematahkan hatimu lebih dalam"
"Aku mencintaimu"
"Aku mencintai Park Jimin. Baik, aku pergi sekarang"
Dan suara pintu yang ditutup menghiasi keheningan di kamar kos Namjoon. Dan yang ditinggal hanya menatap kosong pintu yang sudah ditutup. Namjoon langsung mematikan televisi yang volumenya sama dengan jumlah orang yang ia sukai dua tahun terakhir.
Ia me-mute televisinya sedari tadi.
Ia berjalan untuk mematikan lampunya sebelum akhirnya ia mengistirahatkan tubuhnya. Ya, dari beberapa hal yang bisa ia lakukan, ia memilih untuk tidur.
.
.
.
[ I miss you, I miss you more than anything. I miss you, and I keep missing you even more everyday]
Namjoon yang masih setengah terbangun, mencoba mencari handphonenya yang berdering nyaring di meja sebelah tempat tidurnya.
"Oh, sial" ucapnya saat ia tanpa sengaja malah menjatuhkan handphonenya dari meja dibandingkan mengangkatnya. Namjoon-pun menyalakan lampu tidurnya sebelum mengambil handphoenya yang tergeletak dengan naasnya di lantai.
Yoongi? Pikirnya; untuk apa Yoongi meneleponnya malam-malam seperti ini?
"Halo-"
"Joon, Joon. Maafkan aku"
"Hei, tunggu- apa yang-"
"Jimin berhenti menangis-"
"Ada apa?"
"Aku tahu itu mengharukan, tapi Chim-"
"Yoongi, berhenti mengabaikanku"
"Oke maaf, apa kau sudah melihat music vidio itu?"
"Apa? Prince to Cinderella?"
"CHIM JANGAN DIBAJUKU- oke maaf, iya"
"Kupingku… eh, belum. Aku tertidur"
"Kau harus, melihatnya sekarang. Besok kau akan kutraktir Hanamasa"
"Tunggu, untuk apa kau mentraktirku-"
Terputus.
Namjoon hanya menatap handphonenya bingung setelah sambungannya diputus oleh sahabatnya itu. Ia sedikit melihat notification bar di handphonenya, penuh dengan notifikasi tweet fanbase penyanyi rookie yang terkenal itu. Baru dua jam setelah music video itu rilis, tapi notifikasinya sudah sebanyak ini? Ia jadi makin penasaran.
Ia membuka salah satu notifikasi itu, dan postingannya membahas tentang… gerakan mulut? Appu–o?
Memutuskan untuk mengabaikan sisa komentar dan balasannya, Namjoon langsung membuka google untuk mencari vidio yang ia maksud.
[ Google Search: Kim Seok Jin – Prince to Cinderella ]
Dan ia langsung mendapati vidio yang berdurasi kurang lebih lima menit di bagian teratas. Dengan thumbnail bergambar seorang perempuan, yang setia muncul di beberapa bagian vidio teaser, sedang duduk dan menutup matanya.
Artistik sekali.
Namjoon langsung meng-klik vidio itu.
.
.
Namjoon sedikit tertegun, pantas saja fanbase heboh membicarakannya. Maksud lagunya berbeda jauh dari yang mereka semua pikirkan dari konsep Cinderella.
Yang terlintas di kepala, bahkan itu yang dipikirkan Namjoon, adalah cerita tentang seorang laki-laki yang jatuh cinta pada seorang gadis yang ia sukai, dan bagaimana indahnya cerita mereka hingga bagaikan dongeng pangeran dan putri. Dan Cinderella itu sendiri diambil karena di semua vidio yang memamerkan kebersamaan mereka, latarnya pada malam hari.
Salah.
Salah besar.
Ceritanya memang bagai menggambarkan perasaan pangeran pada Cinderella. Dimana sebetulnya semua kebersamaan itu hanyalah flashback sebelum sang laki-laki pergi untuk meraih jenjang yang lebih tinggi meninggalkan kekasihnya. Lagu yang menceritakan semua pinta dan keluh kesah seorang yang meminta kekasihnya untuk menunggunya.
Tertulis sempurna, bagaimana bait itu bercerita tentang seorang meminta kekasihnya untuk menunggu, rasa takutnya bila sang pujaan hati akan berpaling darinya, bagaimana rasa rindu itu diibaratkan.
Namjoon bahkan menitikkan air mata.
Tapi, kenapa ini membuat Jimin menangis dan Yoongi heboh? Para fanbase juga heboh. Memang indah- sih, sangat; Tanya Namjoon dalam hati. Ceritanya memang mirip dengan apa yang tengah ia alami sekarang dengan pujaan hatinya. Tapi tidak mungkin juga lagu ini ditulis untuknya juga, kan?
"Oh, indah sekali…" gumamnya tanpa sadar saat lagu itu nyaris berakhir, menyisakan beberapa saat tambahan. Mungkin greeting agensi? Pikirnya, karena memang sebelum vidio itu berakhir, masih ada waktu yang cukup lama.
Namjoon memutuskan untuk melihat semuanya, tidak ada salahnya bukan?
Scene terakhirnya adalah dimana perempuan itu membuka surat yang ditulis oleh pacarnya, ( dimana pada music video itu adalah sang penyanyi itu sendiri ) lalu perempuan itu tersenyum dan kamera itu menyorot surat yang berisi beberapa penggal kalimat itu dengan jelas.
Dan Namjoon, setia membacanya.
Masih ingatkah kamu, saat kita pergi ke kafe bersama?
Atau saat kau heboh menyuruhku belajar?
Indah, bukan? Maaf aku pergi terlalu lama
Tapi kau harus tahu, tidak sedetikpun terlewat
Tanpa aku yang memikirkanmu.
Aku akan berusaha untuk kembali ke pelukmu segera
Tolong bersabar dan tetap percaya
Aku merindukanmu,
Dan selalu mencintaimu, RM.
Yours Sincerely,
Kim Seok Jin.
Layar mendadak hitam.
Namjoon menatap layar handphonenya yang secara jelas mencerminkan wajahnya yang kacau. Dengan pipi yang basah karena air matanya sendiri. Ia berusaha untuk tidak menaikkan harapannya, bisa saja perempuan di vidio itu dinamai Raemi atau sejenisnya, bukan?
Namun rupanya, vidio itu masih berjalan, dan sekarang latar langsung berpindah, kali ini diibaratkan seperti penonton sedang berlari menuruni tangga dan membuka pintu rumahnya dengan kasar.
Seokjin berdiri disana, dengan kemeja putih yang dibalut jaket abu-abu terang dan celana jeans hitam. Lengkap dengan buket bunga ditangannya.
"Maaf aku membuatmu menunggu"
"…."
"Aku tahu, aku tahu. Aku memang tidak pernah mengabarimu, maaf"
"…."
"Terimakasih untuk selalu menunggu"
"Aku mencintaimu"
Mendadak, vidio itu menjadi sunyi, bahkan suara angin yang tadi ada di background ikut hilang, vidio itu benar-benar di mute, menampilkan Seokjin yang berdiri sembari tersenyum; lalu bibir Seokjin bergerak merangkai beberapa kata, dan vidio itu selesai.
'–Rap Mon'
Namjoon benar-benar tidak dapat menahan tangisnya.
"Hyung, kau sedang apa?" Tanya Namjoon pada Seokjin yang terdiam di kasurnya, menatap handphone dengan serius "Aku bingung ingin memberimu nickname apa" balas yang ditanyakan "Kenapa bingung? Kau saja berkata padaku bahwa emoticon love disamping nama cukup, kan?" Tanya Namjoon lagi sembari menunjukkan display name Seokjin yang di setting oleh dirinya sendiri.
Seokjin-hyung 3
"Kau harus tahu, ada banyak yang bernama Namjoon di tempat lesku" balas Seokjin sembari mengerucutkan bibirnya "Tapi yang ini kan ada tanda love-nya?" Tanya Namjoon lagi pada Seokjin "Kau tidak mengerti, ah".
Namjoon hanya tersenyum lalu meletakkan handphonenya di meja dan memeluk Seokjin "Aku tidak perlu nickname, yang penting aku special dimatamu" jelasnya lalu mencium pipi kekasihnya itu. Pipi Seokjin merona halus, lalu ia mengalungkan tangannya di pundak Namjoon.
"Aku mendadak terfikir nickname yang pas untukmu" ujar Seokjin tiba-tiba, Namjoon menaikkan salah satu alisnya "Apa itu?" tanyanya "Rap Mon" jawab Seokjin lalu menariknya, yang membuat Seokjin sekarang berada dibawah Namjoon yang menopang dirinya dengan kedua tangan disamping Seokjin.
"Kenapa Rap Mon?" Tanya Namjoon sembari memberi banyak kecupan halus di leher Seokjin "Karena, kau suka menyanyi, tapi hanya bagian rap-nya saja!" Balas Seokjin sembari tertawa ringan, Namjoon langsung menaikkan kepalanya, menatap kekasihnya.
"Jangan bilang Rap Mon itu singkatan dari Rap Monster? Tega sekali kau hyung"
Seokjin tersenyum tipis, sebelum tersenyum dan kembali mengalungkan tangannya di leher Namjoon. "Memang" balasnya singkat sebelum menarik turun wajah Namjoon dan mencium bibirnya dengan lembut.
.
.
.
.
End ?
.
.
.
Akhirnya selesai Fic pertama saya setelah hiatus untuk bertahun-tahun dari sini. Saya baru kenal BTS dan langsung jatuh cinta sama couple dua ini. Mereka lucu banget pokoknya gatau lagi /slapped. Sebetulnya ada kemungkinan bakal dibikin lanjutannya, tapi untuk sementra, kayaknya gini dulu /? semoga kalian menikmati fic ini ya huhuhu
