Chapter 1
DARK UNTOLD
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Story: Cadis Damago
ALERT :
Miss Typo, Plot Rush, LEMON only 18+, Out of character and many more,,
DONT LIKE?DONT READ...
...ENJOYED...
Transylvania 1865
Awan mendung menyelimuti langit malam kota Transylvania , angin dingin berhembus kencang menyebabkan pohon-pohon bergoyang menimbulkan suara
yang khas bagi siapa saja orang yang mendengarnya, suhu dibawah sepuluh derajat celcius yang menusuk kedalam tulang tak ayal menyebabkan warganya enggan untuk pergi keluar rumah, mereka lebih baik mengurung diri didalam rumah dan menyalakan perapian atau pergi terlelap ke alam mimpi.
Suasana tersebut tak menggentarkan sepasang pemuda dan pemudi yang tengah terlihat berjalan beriringan di sepanjang jalan hutan gelap Transylvania. Dengan dibekali lampu minyak sebagai alat penerangan seadanya mereka menapaki jalan hutan setapak demi setapak sampai pada akhirnya mereka menemukan pemukiman warga Transylvania.
"hm, kita sudah sampai" ucap pemuda berambut merah darah menatap pemukiman warga dihadapannya.
"akhirnya, tapi mengapa sepi sekali disini padahal waktu belum terlalu malam, " ucap gadis berambut merah muda menanggapi perkataan pria berambut merah disebelahnya.
"kita akan beristirahat dulu disini, besok kita akan mulai pencarian" ucap pemuda merah kepada gadis merah muda disebelahnya yang hanya dihadiahi anggukan oleh gadis tersebut.
Pemuda dan gadis itu pergi menelusuri pemukiman warga , dan langkah mereka terhenti tepat di depan sebuah rumah sederhana yang pintunya dipenuhi dengan rentetan bawang putih juga sebuah rosario yang menempel di pintu tersebut, melihat keadaan itu kedua orang tersebut mengerutkan dahi, sang pemuda pun mencoba mengetuk pintu rumah tersebut.
'Knock..Knock..Knock', tak beberapa lama kemudian sesosok pria tua membukakan pintu rumahnya perlahan .
"Siapa kalian?" Tanya pria tua itu kepada pemuda dan gadis tersebut seraya menelisik penampilan kedua orang dihadapannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"permisi tuan, apakah kami bisa menginap disini untuk malam ini ? kami baru dari perjalanan panjang dan kami lelah sekali saat ini" Jelas gadis berambut merah muda dengan raut wajah kelelahan.
Sang pria tua yang mendengar penjelasan dari gadis tersebut masih nampak ragu , ia masih menatap waspada kepada kedua orang dihadapannya, melihat gerak gerik pria tua itu , pemuda berambut merah mengerti bahwa pria ini berhati-berhati terhadap mereka berdua , sepertinya pria tersebut mengira bila mereka ada niatan buruk, namun itu adalah hal yang wajar mengingat mereka adalah orang asing di kota ini.
"ah, kami tidak berniat jahat tuan, kami kesini karena sedang menjalankan tugas dari Vatikan"klarifikasi pemuda berambut merah itu kepada pria tua tersebut.
Mendengar perkataan pemuda dihadapannya sang pria terkejut, lalu bergegas membukakan pintunya lebar dan menyuruh kedua orang yang sempat dicurigainya tadi untuk masuk kedalam rumahnya.
"maafkan aku, aku kira kalian orang jahat, silahkan duduk dulu " Ucap pria tua itu ramah berbeda sekali saat didepan pintu tadi.
"jadi apa kalian benar-benar dari Vatikan?"Tanya pria tua tersebut agar meyakinkan.
"iya kami ditugaskan oleh uskup untuk membantu warga disini, ah maafkan aku , namaku Sasori dan gadis ini Sakura ia adalah adikku"Jawab pria berambut merah kepada pria dihadapannya.
"salam kenal tuan" ucap Sakura merespon .
"baiklah kalau begitu, namaku Jiraiya aku adalah wali kota disini kebetulan sekali kalian datang tepat kerumahku, kami warga disini memang menanti kedatangan kalian berdua "Ucap pria tua tersebut yang ternyata adalah wali kota Transylvania.
Tak selang beberapa lama datang seorang wanita tua disusul dengan gadis muda dibelakangnya, kehadiran sasori dan sakura ternyata menarik perhatian mereka.
"siapa mereka ayah? Tanya gadis muda berambut pirang kepada Jiraiya.
"Ino, kau belum tidur? Perkenalkan pria ini bernama Sasori dan gadis ini bernama Sakura mereka berasal dari Vatikan"Jawab Jiraiya kepada Ino anaknya.
"Oh! Ya ampun, maafkan kami, silahkan dilanjutkan kembali aku akan ke dapur untuk membuat teh" Ucap kaget wanita tua yang bersebelahan dengan Ino mendengar perkataan Jiraiya.
"tidak usah repot-repot nyonya" Ucap sakura menolak.
"tidak usah sungkan, kalian datang dari jauh pasti lelah, tunggu sebentar" Jawab wanita tua tersebut kepada Sakura, setelah itu wanita tersebut bergegas pergi ke dapur rumahnya .
"ah dia adalah istriku Mary dan gadis yang disana itu adalah anakku Ino"ucap Jiraiya memperkenalkan kedua orang tadi yang menghampiri mereka.
"Salam kenal nona " Ucap Sakura kepada Ino, lalu disusul oleh Sasori sambil tersenyum hangat kepada Ino "Salam kenal nona Ino", ucapan Sasori tadi ternyata menimbulkan semburat merah di pipi Ino
"S-salam kenal, ah aku lebih baik pergi ke kamarku"ucap Ino sembari pergi meninggalkan Jiraiya ,Sasori dan Sakura.
Setelah kepergian Ino, tak beberapa lama Mary datang dan menyajikan tiga gelas cangkir teh di meja tempat Sasori , Sakura dan Jiraiya duduk, Mary pun ikut bergabung dalam pembicaraan. keempat orang tersebut pun kembali pada perbincangan awal mereka mengapa kedatangan Sasori dan Sakura ditunggu oleh warga Transylvania.
"Sebenarnya apa yang terjadi di kota ini tuan?"Tanya Sakura kepada Jiraiya.
Mendengar pertanyaan Sakura, Jiraiya mulai menampilkan raut seriusnya.
"Kota kami diteror oleh vampir, setiap sebulan sekali para vampir pergi ke kota kami untuk mencari mangsa, mereka menangkapi warga kami dan menawannya kedalam kastil mereka, setelah kejadian itu warga yang ditangkap pun tidak kembali lagi, dan kadang sang raja vampir pergi mencari wanita muda dari kota kami untuk dijadikan vampir wanita yang selanjutnya dijadikan selir untuk menambah keturunannya, aku tidak bisa membayangkannya karena aku juga punya seorang anak gadis, kami terlalu takut menghadapinya, karena raja vampir tersebut sangat kuat sedangkan warga kami mulai berkurang jumlahnya"Jelas panjang Jiraiya dengan wajah kesedihan dan tampak matanya merah menahan tangis begitu juga dengan Mary istrinya yang duduk disebelah Jiraiya.
Mendengar perkataan Jiraiya memunculkan rasa iba Sasori dan Sakura. Kakak beradik tersebut adalah calon pendeta vatikan masa depan yang sudah dilatih oleh uskup-uskup di Vatikan untuk melawan iblis , mereka dilatih mulai dari segi pertahanan diri dan pertahanan iman. Sasori dan Sakura sudah banyak memusnahkan vampir-vampir yang menyelakai manusia, nama mereka sudah terkenal didaratan eropa.
"aku tahu kalian pasti lelah, lebih baik kalian istirahat dulu besok aku akan mengadakan perkumpulan warga untuk menyambut kedatangan kalian berdua"Saran Jiraiya.
"Baiklah" Ucap serentak Sasori dan Sakura.
"kami hanya punya 1 kamar tamu, jadi mungkin Sakura tidur dengan putri kami Ino "Jelas Mary.
"tidak apa-apa nyonya maaf merepotkan"Ucap Sakura.
Sakura diantar oleh Mary menuju kamar Ino, sedangkan Sasori tidur dikamar tamu seorang diri. Saat Sakura masuk menghampiri kamar Ino, terlihat Ino sedang menatap keluar jendela yang terbuka lebar, suasana dingin mencekam di kamar tersebut.
"kau belum tidur?ada yang kau pikirkan?"Tanya Sakura kepada Ino yang masih setia menatap langit malam. Hawa dingin yang menusuk membuat sakura menggosok-gosokan lengannya, Nampak kepulan asap hawa dingin keluar dari mulutny terlihat sekali bahwa sakura kedinginan, berbanding terbalik dengan Ino yang tampak tak terusik dari hawa dingin.
Tak mendapat respon dari Ino, Sakura pun menghampirinya dan menutup paksa jendela yang terbuka lebar tadi "jangan berlama-lama dengan dingin nanti kau bisa hipotermia"Ucap sakura menasehati. Melihat tindakan Sakura , Ino pun menurutinya, ia lalu menghampiri ranjangnya, sedangkan Sakura mulai menyalakan perapian di dalam kamar tersebut untuk menghangatkan ruangan.
"apakah vampir itu akan menyerang kota lagi?"Tanya Ino tiba-tiba kepada Sakura.
Mendengar pertanyaan Ino, Sakura menolehkan kepalanya kepada gadis pirang tersebut.
"entahlah"Respon sakura.
"kalian pasti akan membunuh vampir itu kan?" Tanya Ino kembali dengan tatapan memohon.
Melihat tatapan Ino, Sakura merasakan harapan besar Ino terhadapnya dengan penuh keyakinan sakura menjawab pertanyaan Ino "iya, pasti kami akan memusnahkan mereka" ucap sakura serius. Mendengar jawaban Sakura , Ino tersenyum lalu mulai membaringkan tubuhnya di ranjang dan tak beberapa lama matanya terpejam, begitu pula dengan Sakura, ia memutuskan untuk pergi terlelap ke alam mimpi.
.
.
.
.
.
"aaahhh~
"uh, ahn,ahhh~
"terus, lebih cepat lebih keras, aaahhh~"
"oh lord, terus seperti itu, ahnnn~"
"hn"
Suara desahan dan deritan ranjang menggema di sebuah ruangan dingin nan gelap, terlihat dua orang wanita bertubuh sintal yang tengah digagahi oleh seorang pria rupawan bertubuh tegap. Tak nampak raut kelelahan dari pria tersebut yang tengah meladeni dua wanita sekaligus dihadapannya, ia terus memaju mundurkan kejantannya yang panjang dan besar keluar masuk di lubang surgawi wanita berambut merah maroon dihadapannya, sedangkan jari-jari tangannya terlihat tengah mengocok lubang vagina wanita berambut pirang disebelahnya, mereka terus melakukan kegiatan erotis tersebut hampir 2 jam berturut-turut.
"aaahhh, lord kau sungguh luar biasa kejantananmu mengocok vaginaku" racau kotor wanita berambut merah maroon dengan pandangan berkabut nafsu.
"oh lord, enak sekali, lebih d-dalam lagi isshhh aahhhh"begitu pula racau dari gadis pirang yang sama-sama berantakan penampilannya seperti wanita berambut merah maroon di sebelahnya.
"se-sedikit lagi, aku keluarrr aaahh~"
"a-aku juga aahhh"
"aaahhhhhhhhhhhhh~" teriak serentak kedua wanita tersebut melepaskan orgasmenya, terlihat cairan cinta mereka yang merembes keluar, Nampak sekali tampang kedua wanita itu kacau berbeda dengan pria yang menyetubuhi mereka, badannya dingin dan pria tersebut sama sekali tidak mengeluarkan benih spermanya setetes pun, membuat kedua wanita itu sedikit geram.
"lord, mengapa setiap kau bercinta dengan kami , kau tak pernah menyemburkan spermamu?"Omel wanita berambut merah maroon kepada pria raven tersebut.
"hn, entahlah mungkin aku bosan"jawab pria tersebut santai.
Jawaban tersebut kembali memicu amarah kedua wanita tersebut,
"Lord Sasuke, aku tahu kau memilih kami menjadi selirmu untuk melahirkan keturunanmu kan?mengapa setelah kami rela meninggalkan kehidupan kami dan menjadi vampir sepertimu, kau sama sekali tak meneruskan tujuanmu?"Ucap wanita berambut pirang sengit kepada pria raven yang diketahu bernama Sasuke itu.
"kami mencintaimu lord, apakah kau tidak mencintai kami?"Tanya penuh harap wanita berambut merah kepada Sasuke.
Mendengar perkataan wanita tersebut, sasuke sedikit geli mendengarnya, cinta?makhluk sepertinya tidak membutuhkan cinta, yang dia pikirkan hanyalah ambisi dan kekuasaan, dan menghasilkan keturunan merupakan salah satu ambisinya maka dari itu ia mencari wanita-wanita yang sekiranya menarik perhatiannya untuk melancarkan ambisinya, namun entah mengapa dengan wanita-wanita itu ia selalu bosan karena setiap ia bercinta dengan kedua wanita itu ia belum sempat menuntaskan hasratnya selalu wanita-wanita itu terlebih dahulu mencapai kepuasaan sehingga Sasuke kehilangan seleranya dalam bercinta, sepertinya ia harus mencari wanita baru yang benar-benar cocok dengannya , sudah saatnya ia pergi turun ke kota untuk mencari wanita idamannya.
"aku tidak butuh cinta"Jawab singkat sasuke.
"tapi Lord…"rujuk kembali wanita pirang kepada Sasuke, namun belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya Sasuke sudah menatap wanita itu tajam seakan ingin membunuhnya, matanya berubah menjadi merah semerah darah, melihat tatapan Lordnya yang sudah seperti itu menyiutkan nyali kedua wanita tersebut.
"hn, sudah saatnya aku mencari mangsa, Karin , Shion persiapkan diri kalian, kita akan turun ke kota sebentar lagi"titah Sasuke kepada kedua wanita tersebut yang dibalas anggukan oleh keduanya, setelah perintah tersebut kedua wanita itu pun berubah wujud menjadi kelelawar dan pergi keluar dari ruangan nan mencekam tersebut, sedangkan sasuke dengan ajaibnya tubuhnya yang tadi polos tanpa sehelai benang pun kini telah rapih dengan sebuah setelan jas dan jubah yang membalut tubuh kekarnya, ia lalu menatap keluar jendela dan tiba-tiba memunculkan sebuah seringai menyeramkan yang menampilkan kedua taringnya.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, Sasori dan Sakura pergi untuk menemui seluruh warga Transylvania di alun-alun kota, seluruh warga terlihat antusias untuk melihat mereka berdua, mereka berharap Sasori dan Sakura bisa menghilangkan teror vampir yang menyerang kota.
"Seluruh warga Transylvania, permohonan kita ke Vatikan telah ditanggapi, kini pihak Vatikan telah mengutus kedua orang ini untuk membantu kita dalam menghadapi iblis yang telah menghantui kota kita selama hampir seratus tahun" ucap Jiraya selaku wali kota diatas podium kepada warga yang ada dihadapannya.
"apa kita benar-benar bisa menaruh harapan kepada mereka berdua? Kelihatannya mereka masih sangat muda" Ucap dari salah satu warga merespons perkataan dari Jiraiya.
Ucapan dari salah satu warga tersebut memicu bisik-bisik dari warga lainnya, tak sedikit warga lain yang menyetujui ucapannya, karena bagaimanapun kelihatannya Sasori dan Sakura memang tampak belum berpengalaman. Melihat kericuhan yang terjadi Sasori berinisiatif menjawab keraguan dari para warga.
"kami memang masih muda, tapi kami sudah dilatih oleh para uskup di Vatikan, kami akan berusaha memusnahkan vampir yang menyerang kota maka dari itu kami juga meminta dukungan dari para warga sekalian, jika kita bisa bersatu kita pasti bisa mengakhiri teror" Ucap Sasori menjelasakan.
Ucapan Sasori hanya berefek sedikit mengurangi rasa khawatir warga karena masih banyak juga warga yang menampilkan wajah penuh keputusasaan, mereka takut karena sebentar lagi pasti para vampir biadab itu menyerang kota, dan menangkap mereka untuk dibunuh dengan cara menghisap darah mereka hingga habis.
"tenang para warga, benar kata Sasori apa salahnya kita mencoba?setidaknya walaupun kita mati namun kita tidak mati sia-sia, kita harus berjuang untuk melindungi keluarga kita dan kota, sudah saatnya kita melawan"Ucap Jiraiya penuh keyakinan dan semangat menyetujui ucapan dari Sasori.
Perkataan Jiraiya menyulut sedikit emosi para warga, memang benar mereka harus melawan karena bagaimanapun juga manusia adalah makhluk yang paling mulia di mata tuhan, dibandingkan dengan iblis vampir yang menyerang mereka. Para warga pun mulai ikut menyetujui perkataan Jiraiya dan menerima keberadaan Sasori dan Sakura.
"baiklah kami setuju untuk ikut berjuang,jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?"Ucap dari salah satu warga yang mewakilkan pendapat dari warga lainnya.
Sasori dan Sakura mulai mengutarakan strategi untuk melawan vampir kepada warga. Mereka sengaja menunggu vampir terlebih dulu menyerang, baru setelah itu mereka beraksi, para warga mulai mengumpulkan peralatan untuk melawan seperti mengumpulkan benda-benda berbahan perak, pisau perak, bawang putih, Rosario, juga menampung sebanyak mungkin air suci dari gereja, mereka terlihat bersungguh-sungguh merakit senjata dan perangkap jebakan.
.
.
"kakak apa kau sedang memberi kabar kepada uskup ?" Tanya Sakura menghampiri Sasori yang tengah terlihat menulis sesuatu di sebuah kertas.
"hm, aku mengabarkan keadaan kota Transylvania saat ini"jawab Sasori seraya menyudahi acara menulisnya, lalu tak beberapa lama muncul seekor burung elang menghampirinya dan Sasori menaruh kertas yang ditulisnya tadi pada sumbat yang ada dibawah kaki elang tersebut.
"pergilah light, kabarkan kepada uskup" ucap Sasori menatap elang yang menghampirinya sambil mengelus-ngelus bulu elang tersebut dan tak lama elang tersebut mengepakan sayapnya pergi meninggalkan Sasori dan Sakura.
"aarrgh"keluh sasori tiba-tiba seperti sedang kesakitan sambil memegang dadanya, tingkah sasori tersebut membuat sakura curiga.
"kau tidak apa-apa?"Tanya sakura khawatir yang langsung direspon gelengan oleh Sasori.
"aku baik-baik saja"jawab sasori.
"apa yang terjadi?"Tanya sakura kembali penasaran.
"ah, saat membuat jebakan dengan para warga aku terjatuh dari pohon, mungkin ini efek akibat jatuh tadi"aku sasori pada sakura.
"biar aku obati"tawar sakura pada sasori .
"tidak usah, aku tadi sudah diobati oleh nyonya mary"ucap sasori menolak. Mendengar ucapan kakaknya sakura pun membatalkan niatnya.
"baiklah kalau begitu, luangkanlah waktu sedikit untuk beristirahat"
"ya, tenang saja apa kau sudah menyiapkan senjatamu?"Tanya Sasori pada Sakura mengganti topik pembicaraan.
"hm, aku sudah mengisi penuh peluru perak pada senapanku"Jawab sakura sambil tersenyum.
"bagus, itu baru gadis manisku"Ucap Sasori sambil mengusap lembut kepala Sakura. Tindakan Sasori tersebut lagi-lagi menimbulkan senyum di bibir tipis Sakura.
Sasori sangat menyayangi Sakura karena hanya Sakura seorang lah keluarganya saat ini begitupun juga dengan Sakura. Kedua orang tua mereka telah lama meninggal dunia. Ayahnya meninggal secara misterius saat menjalankan tugas dari Vatikan untuk memburu werewolf yang membuat kekacauan di London pada saat itu, tubuhnya ditemukan telah terbujur kaku bersama dengan jasad werewolf yang diburunya disudut pinggir kota London, peristiwa menyedihkan itu terjadi pada saat Sasori berumur 5 tahun dan Sakura yang belum genap setahun. Dua tahun kemudian Ibunda tercintanya menyusul sang ayah mereka ke surga, dikarenakan wabah cacar yang tengah melanda roma pada waktu itu. Pada saat itulah pihak gereja Vatikan mulai membawa Sasori dan Sakura lalu dilatih menjadi pendeta dan menjadi pemburu iblis yang menyerang manusia.
"ah, aku akan keluar sebentar ke hutan untuk mengamati lokasi pertempuran nanti" Ucap Sakura kepada Sasori.
"baiklah, tapi kau tetap harus waspada"Pinta Sasori yang dijawab anggukan oleh Sakura.
Sakura pergi berjalan menyelusuri hutan seorang diri ditemani awan mendung yang menemani perjalanannya, ia berjalan santai namun tetap waspada pada sekitarnya karena tak menampik kemungkinan ada vampir yang berkeliaran. Setelah setengah jam lamanya Sakura berjalan, langkahnya terhenti tepat didepan sebuah air terjun, sesaat ia memejamkan matanya merasakan atmosfir yang timbul dari hempasan percikan air yang mengenai sedikit wajahnya.
"kau menikmatinya?" Tanya sesosok pria misterius tiba-tiba yang ternyata telah memperhatikan Sakura sedari tadi.
Mendengar seseorang tengah berbicara padanya, Sakura menoleh pada asal suara tersebut. Netranya menangkap siluet seperti seorang pria yang sedang bersembunyi dibalik pohon dan tak beberapa lama sosok tersebut menampakan wujudnya. Mata sakura membulat seketika melihat wujud dari orang tersebut, Sosok tinggi nan gagah dengan rambut ravennya dan sakura tak mampu menggambarkan wajah pria yang ada dihadapannya ini, sungguh sangat menawan ,pahatan wajahnya begitu tegas. Kulit putih pucat , hidung mancung , bibir penuh dan tatapan onyx yang mematikan seakan menenggelamkan Sakura. Gadis gulali tersebut mencoba mengenyahkan pikiran negative dari otaknya terhadap pria yang ada di hadapannya, ia tidak boleh jatuh kedalam lubang yang akan menjerumuskannya kedalam kubangan dosa karena ia adalah seorang pendeta. Menelusuri penampilan dari pria yang sempat memenuhi pkirannya tadi , tampaknya pria tersebut bukanlah seorang manusia karena sakura memiliki kemampuan untuk membedakan manusia dan iblis, maka dari itu ia harus waspada kali ini.
"makhluk apa kau?" Tanya sakura ketus terhadap pria raven didepannya.
Mendengar perkataan sakura membuat sedikit seringai tercetak dibibir pria raven tersebut, ia tak mengira jika wanita cantik dihadapannya ini bisa langsung mengetahui identitasnya, biasanya para wanita yang ditemuinya akan jatuh kedalam pesonanya karena mereka mengira bahwa ia adalah manusia 'hn,menarik' pikirnya.
"maafkan aku nona mengejutkanmu, izinkan aku mengenalkan diri terlebih dahulu, namaku uchiha sasuke , ya kau benar aku memang bukan berasal dari kaummu"Ucap pria tersebut yang ternyata adalah lord dari vampire yang jelas-jelas adalah target buruan dari Sakura.
Mendengar ucapan dari Sasuke membuat Sakura semakin waspada, ia tahu jelas bahwa pria menawan dihadapannya ini adalah vampir dan sangat kuat, ia merasakan aura yang sangat menyeramkan dari pria tersebut, ia harus kembali ke dalam kota dan memberi tahu Sasori juga para warga.
"apa maumu?apa kau akan menyerang kota " Tanya sakura kembali.
"Tujuanku bukan itu saat ini"jawab sasuke.
"lalu, apa tujuanmu sekarang? Mengapa kau ada disini?"
".."
Melihat tak ada respon dari Sasuke, Sakura mulai gerah ia tidak percaya omongan sasuke, pasti tujuannya adalah menyerang kota, ia harus cepat segera kembali ke dalam kota. Dengan perlahan sakura menelusupkan tangannya dibalik saku celananya untuk mengambil pisau perak kecil didalamnya, namun belum sempat sakura bertindak tiba –tiba sasuke muncul dibelakangnya secara tak terduga.
"!"
"hn, tujuanku saat ini adalah kau"ucap sasuke seraya menyelusupkan kepalanya ke dalam leher Sakura untuk menghirup aroma tubuh dari Sakura yang memabukkannya.
Melihat aksi dari sasuke, Sakura kaget bukan main ia dengan reflex meninju wajah sasuke sehingga membuat sedikit lebam dan goresan panjang yang diakibatkan oleh cincin perak yang dikenakan sakura di jari manisnya, setelah itu ia bergerak mundur menjauhi Sasuke.
Tak berselang lama Sasuke menampakan wajahnya yang terluka akibat pukulan sakura, namun kejadian tak terduga terjadi , luka sasuke menghilang sedikit demi sedikit dan akhirnya luka tersebut menghilang. Kejadian tersebut membuat sakura geram, ia lalu mengambil pisau perak kecil yang berada di sakunya tadi dan melemparnya sangat cepat kearah dada Sasuke, namun yang terjadi malah pisau tersebut tiba-tiba berhenti dan jatuh dihadapan sasuke hanya dengan tatapannya sambil menyeringai. Sakura memerlukan senjata yang lebih besar , ia harus kembali ke kota mengambil senapannya dan mengevakuasi warga, untuk itu ia langsung pergi melarikan diri meninggalkan Sasuke sekencang mungkin, ia terus berlari melewati semak-semak belukar didalam hutan tak peduli ilalang tajam menggores tangan dan wajahnya. Saat sakura hampir melewati semua semak ia dikejutkan oleh sosok Sasuke yang berdiri tegak dihadapannya. Secepat kilat sasuke mencengkram tangan sakura dan menyudutkannya di sebuah pohon besar, ia menatap sakura dengan tatapan tajam.
"kau tidak akan bisa kemana-mana"Ucap Sasuke mengancam.
Sakura hanya bisa diam saja diperlakukan oleh sasuke seperti itu, ia mencoba melepaskan cengkraman tangan sasuke di tangannya namun apa daya tenaga sasuke jauh lebih besar dari padanya, tak lama tangan sasuke merambat kewajah Sakura ia menatap wajah sakura intens. Sasuke terpaku dengan kecantikan sakura, emerald hijaunya seakan membawa sasuke ke dunia yang asing, vampir tampan tersebut semakin tenggelam kedalam pesona Sakura, ia menatap satu per satu asset yang terpampang pada wanita dihadapannya dan pandangannya terhenti tepat di bibir cherry sakura. Sasuke tergoda untuk mencicipi bibir tersebut, ia lalu mencium paksa Sakura, perlahan ciumannya begitu lembut namun sedikit demi sedikit ciumannya menuntut dan menjadi ganas. Sasuke baru kali ini menemukan bibir semanis bibir Sakura, ia seakan tidak puas untuk mencium sakura terus menerus seperti orang yang sedang kehausan. Tak kunjung mendapat respon dari Sakura, tangan kanan sasuke bergerilya menuju dada besar sakura, ia meremas dada sakura keras sehingga sakura memekik membuka mulutnya, kesempatan tersebut tak disia-siakan Sasuke ia dengan cepat melesakan benda lunak dan basah miliknya kedalam mulut sakura. Sakura sempat tersedak karena lidah panjang sasuke yang mengobrak ngabrik isi mulutnya. Sakura merasa menyedihkan saat ini, ia tak boleh berakhir seperti ini, didalam hati sakura berdoa kepada tuhan agar makhluk laknat dihadapannya kini yang tengah menawan bibirnya pergi sekarang juga. Tak beberapa lama sasuke melepaskan ciumannya, vampire tampan itu menyingkirkan helaian merah muda Sakura dari bahunya sehingga menampilkan leher jenjang mulus milik sakura.
"hn, kau adalah milikku"Ucap sasuke ambigu.
Merasakan akan terjadi hal buruk sakura terus menerus merapalkan ayat-ayat injil untuk menghentikan aksi sasuke selanjutnya, sasuke hanya merespon tindakan sakura dengan senyum geli. Sasuke mulai membuka mulutnya dan menampilkan kedua taring tajamnya ia berencana melesakkan taring panjangnya kedalam urat nadi yang terdapat dileher sakura. Kini sakura pasrah, sakura menutup matanya , ia berharap ada secercah keajaiban datang menolongnya namun bila ini jalan takdirnya dari tuhan maka ia ikhlas untuk menerimanya. Saat sasuke hendak melesakan taringnya tiba-tiba awan mendung yang menghiasi Transylvania menghilang dan menampilkan sang surya begitu terang, kejadian tersebut tak ayal membuat sasuke menghentikan aksinya, walaupun ia lord vampir yang sangat kuat ia tetap saja seorang vampir yang lemah terhadap sinar matahari meskipun cahaya matahari tak benar-benar bisa membunuhnya hanya saja Cuma melemahkannya.
"kita pasti akan bertemu lagi, aku akan mendapatkanmu"Ucap sasuke kepada sakura yang setelah itu langsung hilang entah kemana.
Sakura jatuh terduduk setelah kepergian sasuke ia sangat bersyukur tuhan mendengar doanya, dengan segera sakura bangkit lalu menuju ke tengah kota untuk memperingati warga agar bersiap-siap Karena vampir akan menyerang kota.
-TO BE CONTINUED-
Haiiii, salam kenal saya author baru di fanfiction, dan ini fanfic Naruto pertamaku dan langsung rate M *evilsmirk.. *disambergledek
Fanfic ini sedikit terinspirasi dari film van helsing dan hensel &Gretel, jadi mudah-mudahan suasana gothicnya kerasa, ya kalau ngga kerasa goyang itik aja hahaha (maaf gaje -_-).
Rencana saya gak akan bikin panjang-panjang cukup 2 chapter aja, dan yang pastinya ada LEMON disetiap chapternya, yeaahhh
Oke saya sangat mengharapkan review dari para reader (kalau ada yang baca) flame juga boleh, asalkan gunakan bahasa yang baik dan benar.
Cukup sekian dan terimakasih ^^
