My Lovely Parents

.

.

Apa jadinya jika Naruto,Sasuke dan Shikamaru harus menjadi ayah dan menikah pada usia 16 tahun?! Mereka bertiga harus mengurusi para missingnin tingkat S+ (Obito,Konan,Itachi,Daidara,Yahiko dan Karin) yang telah dirubah menjadi bayi penuh dosa eh maksudnya tanpa dosa loh *kan masih bayi. :D

|"Huaaaa, Tobi anak baik Touchan! Huaaa Touchan menyelamkan" | "Kachan dan Touchan tadi sedang apa un? Kok sepelti mau memakan bibir cih unn?" | "Hn belicik" | "Yosh! Yahiko ingin jadi anak paman Naluto sajah, Touchan jeyek!" |"EH?" semua ber sweatdrope ria|..

Pairing : Naruto-hinata, Sasuke-Sakura, Ino-Shikamaru

Genre : Romance and Family

R/R

.

.

Dalam Fanfiction ini,ceritanya si Karin dan Hinata sudah meninggal karena melindung orang yang mereka cinta!

Chapter 1

Bayi penuh dosa

Naruto telah mengalahkan ke enam Pain dengan susah payah, hampir seluruh bangunan di desa Konohagure hancur dan hanya menyisahkan kepedihan bagi penduduk desa, mereka yang kehilangan anggota keluarga dan teman bersama-sama mencari nya di reruntuhan bangunan kemudian mengumpulkan mayat-mayat di depan mission Hokage ke-5.

Naruto berlari dengan kencang, melompat dari satu pohon ke pohon lain. Pandangannya agak kabur karena air mata yang sedari tadi Naruto tahan agar tidak keluar, tetapi pada akhirnya Naruto menyerah, ia menangis terisak-isak, hatinya pedih mengingat lebih dari separuh penduduk desa meninggal dunia, kemudian Naruto juga dihadapkan pada kenyataan bahwa wanita yang di cintainya telah tiada.

"Hinataa.." Ucapnya lirih ditengah isakan yang memilukan. Naruto merasa begitu bodoh, bagaimana mungkin ia tak menyadari tentang perasaannya untuk Hinata! Sejujurnya Naruto tau bahwa Hinata selalu mencintai nya sedari kecil, tetapi Naruto terlalu egois dan hanya mengejar Sakura, wanita yang selalu mencintai Sasuke. Meskipun masih berkabung tetapi sedikit ada rasa lega dalam hati Naruto karena Sasuke telah kembali ke Konoha bahkan Sasuke ikut melindungi penduduk dari serangan Pain.

Sekarang Naruto telah sampai di depan pohon besar yang terbuat dari kertas. Ia pun segera masuk dan mendapati dua orang yang memasang wajah datar. Naruto menatap seorang laki-laki berambut merah panjang dengan tatapan penuh nafsu ingin membunuh.

"Hn sepertinya ada tamu tak diundang Konan, si bocah Kyubi yang telah mengalahkan Pain."

Mendengar dirinya disebut sebagai bocah Kyubi membuat Naruto semakin marah, tanpa ia sadari cakra oranye Kyubi telah menyelimuti tubuh nya, memperlihatkan mata yang berubah menjadi menyeramkan dan ketiga garis dipipi Naruto semakin terlihat.

"Ka-kau! Kenapa kau membunuh orang-orang yang tak bersalah hah?!".

"Fufufufu hanya untuk bersenang-senang saja."

"APA?! BODOH! MEMBUNUH ADALAH PERBUATAN YANG TAK TERMAAFKAN! Manusia tak berhak mengambil nyawa manusia lain! Berikan aku alasan yang masuk akal atas segala perbuatanmu".

"Alasan ya? Hei bocah, tak semua nya butuh alasan kan?" Uh sepertinya Nagato berusaha memancing amarah Naruto, tetapi sesungguhnya ia sedang mengetes pemuda berambut kuning itu.

"Grrrrrrr.." Naruto menggeram marah.

"Percuma saja jika kau membunuh Nagato, itu tak'an merubah apapun." Konan yang sedari tadi diam pun ikut berbicara.

"Hn diamlah Konan, kita lihat saja apa yang akan bocah Kyubi ini lakukan, uhuk uhuk." Nagato mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Nagato.."

"Aku tidak apa-apa Konan, Siapa namamu bocah kuning?"

Apa? Tadi pria dihadapannya menyebut dirinya sebagai bocah Kyubi sekarang bocah kuning? Meskipun sangat marah akan tetapi Naruto berusaha untuk bersabar dan perlahan mata nya berubah menjadi biru kembali.

"Namaku Uzumaki Naruto, cita-citaku adalah menjadi hokage dan membawa perdamaian di dunia ini." Naruto berbicara dengan semangat yang menggebu-gebu.

Nagato tampak agak kaget mendengar nya, ia terlihat tersenyum tipis. 'Ternyata masih ada Uzumaki lain, hn bocah yang penuh akan kejutan, tadi dia terlihat sangat marah tapi ia bisa melenyapkan amarahnya dan digantikan dengan semangat ya.'

"Sebelum aku memberikan alasan ku, aku ingin kau menjelaskan perdamaian dunia yang kau maksud itu."

Naruto tampak berpikir sejenak, "Hmm Perdamaian ya? Sederhana saja, Aku ingin manusia didunia ini sadar bahwa perang hanya akan membawa penderitaan, suatu hari nanti aku ingin melihat kelima Negara bersatu dalam satu aliansi internasional dimana aliansi tersebut akan membawa perdamaian di dunia. Tak akan ada lagi saling membunuh,tak akan ada lagi penduduk yang menjadi korban perang dan tak an ada lagi rasa sakit akibat perang."

"Jadi intinya kau ingin membuat negara-negara besar menjadi satu ya? Dan bermaksud untuk menghilangkan rasa sakit akibat perang, fufufu maaf saja Bocah, kurasa itu sangat konyol."

"Aku tau ini konyol dan terlihat sangat mustahil mengingat kelima Negara yang sudah di kuasai oleh dendam dan keserakahan."

Nagato tampak sedang bepikir. 'Dia adalah seorang Uzumaki, pantas saja bocah ini terlihat sangat kuat. Aku tak menyangka masih memiliki saudara.'

"Baiklah bocah, duduklah.. Akan kuceritakan rasa sakit ku."

"Tidak Nagato, jangan banyak bicara! Kau sudah kehilangan banyak cakra."

"Konan.. " Konan pun diam setelah mendengar nada peringatan dari sahabatnya itu.

"Rasa sakit pertama ku adalah ketika kedua orang tua ku terbunuh oleh ninja dari desamu."

Naruto membelalakan matanya, tampak tak percaya.

.

.

Setelah menceritakan kisah hidupnya, Nagato diam sejenak menunggu respon dari Naruto.

"Aku tau rasanya kehilangan kedua orang tua, asal kau tau saja ya, dari kecil aku tak pernah tau siapa kedua orang tua ku yang aku tau aku adalah tempat disegelnya monster ekor sembilan, sedari kecil aku hidup sendirian! Tak ada yang mau menemaniku dan para penduduk desa begitu membenciku. Memang rasanya sakit diperlakukan seperti kuman! kemudian aku bersumpah akan membuat mereka semua mengakui keberadaanku dengan menjadi Hokage." Naruto menarik nafas dalam-dalam.

"Hn,, Apa kau tidak dendam dengan perlakuan mereka?".

Naruto menatap tajam kearah kedua bola mata milik lawan bicaranya. "TIDAK!". Dengan tersenyum lima jari nya.

"Kenapa?" Nagato tampak terkejut.

"Dendam dan amarah hanya akan terus membuat ku sakit, aku tidak mau dikalahkan oleh rasa dendam, Karena aku percaya suatu hari nanti hidupku pasti akan bisa lebih baik tanpa rasa dendam".

Kemudian Naruto mengeluarkan sebuah buku dari saku bajunya.

"Guru ku pernah berkata bahwa orang tuaku adalah orang yang hebat di Konoha, dan ia mempercayai Konoha kepada ku.."

"Menurutnya suatu hari nanti aku bisa mengubah dunia yang penuh akan rasa dendam ini, ia ingin murid-muridnya dapat menciptakan kedamaian dengan tanpa saling membunuh, baginya membunuh adalah hal paling nista dan tak dapat dimaafkan. Ia benci kejahatan tetapi ero-sennin tidak membenci pelaku kejahatan tersebut."

Nagato tampak sangat terkejut 'Sensai.. '

"Kau pasti mengenal gurukan? Karna dia adalah guru mu juga Nagato!."

"Orang tua itu ya? Hn dia hanya seorang pemimpi Naruto! Dengan cara selemah itu mana mungkin bisa menciptakan perdamaian?!." Nagato tersenyum sinis kearah Naruto tapi pemuda Kyubi itu masih tetap mempertahankan senyuman rubahnya.

"Tak ada yang tidak mungkin di dunia ini! Akan kubuktikan bahwa tanpa saling membunuh pun kita bisa bahagia!."

"Omong kosong apa lagi itu hah?!" Konan berniat untuk menyerang Naruto tetapi Nagato menahan nya.

"Kau ingat buku ini Nagato? Dibelakang buku ini tertulis namamu."

Nagato menatap Naruto dengan tatapan kosong, ia ingat dulu sensainya pernah menanyakan sesuatu hal untuk dijadikan inspirasi dalam novel pertama sensainya itu.

'Sensai, sekarang aku mengerti kenapa kau mempercayai Naruto untuk menciptakan perdamaian di dunia, Sensai.. Kurasa sekarang giliranku untuk menebus segala kesalahan ku ini, terimakasih Sensai.' Nagato menatap Konan dan ia tersenyum, Konan pun balas tersenyum.

"Hn kurasa aku mempercayaimu Naruto." Nagato tersenyum dengan hangat kearah Naruto.

Kemudian Nagato membuat gerakan tangan dan merapal sebuah jutsu.

Seketika itu juga muncul 5 orang , diantaranya adalah anggota akatsuki yang telah meninggal yaitu Daidara dan Itachi. Sedang dua orang lainnya adalah Uzumaki Karin, Yahiko dan HINATA!.

"Eh aku dimana? Bukankah aku sudah mati?" Ucap ke empatnya secara bersamaan.

"YAHIKO!" "KONAN-CHAN!".. Yahiko dan Konan berlari dan saling berpelukan.

"HINATA!" "NARUTO-KUN". Hinata pun berlari kearah pemuda yang begitu ia cintai, dan brukk keduanya berpelukan dengan sangat erat.

"Naruto, aku menghidupkan seluruh penduduk yang terbunuh dan aku juga menghidupkan 2 anggota ku! Aku juga menghidupkan Yahiko dan gadis yang kau cintai, serta seorang gadis dari klan kita, UZUMAKI!"

"Hn kenapa?" Tanya Itachi dan Deidara keheranan.

"Karna aku percaya bahwa kalian tidak 100% jahat, dan tak ada salah nya memberikan kesempatan kedua untuk kalian."

Tiba-tiba muncul kabut hitam kemudian tampak seorang laki-laki menggunakan topeng dengan satu lubang.

"Cih, Nagato kau merusak rencanaku!" Ucap lelaki itu dengan sengit.

"Sudahlah Tobi kau hentikan saja rencana gilamu itu, dari awal aku sudah menentang keras rencana mu untuk melakukan perang dunia ke-4! Perang hanya akan membuat semua orang menderita Tobi!"

"Cih, aku tak peduli! Kurasa kau sudah tak dibutuhkan lagi Nagato,dan akan kuambil kembali mata itu." Tobi tiba-tiba sudah berada di depan Nagato, ia mengarahkan sebuah kunai kearah dada lelaki yang sudah sekarat itu. Tetapi dengan cepat mata Nagato berubah seperti riak air. Dan Tobi pun terhempas kebelakang kemudian terjatuh dengan kencang ke tanah yang keras.

"Itu kah mata rinnegan? Mata yang terkuat di dunia." Naruto bergumam lirih.

"Tidak semudah itu Tobi, Karna aku masih punya tugas." Nagato masih tersenyum hangat, kemudian ia merapalkan sebuah jutsu aneh kemudian keluarlah asap putih menuju semua orang di hadapannya, dengan cepat Naruto menarik tangan Hinata dan memeluknya serta menyelimuti keduanya dengan cakra Kyubi.

'Apa yang Nagato lakukan, Kami-sama semoga semua akan baik-baik saja.' Pikir Naruto dalam hati.

Naruto mengedarkan pemandangan matanya kearah ke enam manusia yang ada di sana. Mulutnya langsung menganga dengan lebar, mata naruto mengerjab-ngerjab tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Begitu juga Hinata yang sama-sama melongo menatap enam bayi yang sedang menangis dengan kencang dihadapannya. Dengan refleks Hinata melangkahkan kaki menuju keenam bayi mungil penuh dosa itu. Tampaknya bayi-bayi itu baru berumur 1 tahun.

Naruto kemudian melirik kearah Nagato "Apa yang kau lakukan?"

Nagato masih saja tersenyum "Hm tolong besarkan mereka untuk menjadi orang-orang yang baik, aku mempercayaimu Naruto, aku titip Yahiko dan Konan ya.." Kemudian Nagato menutup matanya dengan damai.

Entah mengapa Konan dan Yahiko versi bayi langsung menangis lebih kencang lagi ketika melihat Nagato meninggal. Naruto melangkah kearah keduanya dan mengelus kepala Konan dan Yahiko.

"Hussst, sudah sudah jangan menangis, aku akan menjaga kalian semua agar kalian menjadi orang yang baik dan tak akan kubiarkan kalian terjerumus dalam rasa dendam lagi."

Brakkkkkkkkkkkkkkk Muncul 4 orang shinobi dari arah belakang Naruto, keempat orang tersebut terjatuh dengan tidak elitnya setelah membuat pohon itu berlubang.

"Eh Sasuke, Shika, Sakura , Ino?" Keempat Shinobi yang dipanggil tampak mengacuhkan Naruto, keempatnya menatap bayi-bayi di dekat Hinata dengan mulut yang terbuka lebar. Bahkan Sasuke dan Shika yang selalu berusaha cool pun tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Sasuke adalah orang pertama yang menghampiri Hinata, pandangan matanya menatap ragu kearah Itachi versi bayi.

"I-Itachi –nii?!".

Itachi menatap Sasuke dengan mata bulatnya yang menggemaskan, kemudian kedua tangan mungil itu diarahkan kearah Sasuke.

"Sepertinya ia ingin kau gendong Teme." Naruto nyengir lebar.

"Eh?" Sasuke tampak sangat bingung, karena merasa dihiraukan membuat Itachi menagis lagi dengan kencang. Sasuke pun langsung menggendong Itachi agar berhenti menangis dan Sasuke mengelus punggung Itachi dengan lembut.

"Siapa mereka Naruto?" Tanya Ino sambil memeluk Deidara yang masih terisak-isak. Sedangkan Sakura kini sedang memeluk Yahiko.

"Itachi,Deidara,Konan,Yahiko,Tobi, dan Karin."

"APA?!" Sakura,Ino,Shika dan Sasuke tampak begitu terkejut.

'Karin..' Sasuke melirik sekilas kearah bayi yang sedang menangis kecil.

Hinata yang sedang memeluk Tobi pun merasa heran, Tobi yang ada dalam pelukan Hinata memiliki dua buah mata yang indah dan sekilas mirip dengan Naruto.

Naruto pun menghela nafas panjang, ia mulai menceritakan kepada keempat sahabatnya itu.

.

.

Karin yang melihat kelima temannya sedang dimanja pun langsung merengek kearah Shikamaru untuk dipeluk juga.

"Huh merepotkan, kami mencari mu kemana-mana Naruto." Shikamaru pun menggendong Yahiko sembari mengelus rambut bayi itu. Ketiga gadis itu tersenyum melihat pria yang dicintai mereka yang sedang menggendong bayi.

"Hn Jadi begitu ya.." Sasuke tersenyum tipis kearah Itachi yang ternyata sedang tertidur dalam gendongannya.

"Ini bukan saatnya untuk tersenyum Sasuke-kun." Ino mendengus kesal.

"Lalu apa yang akan kita lakukan kepada bayi-bayi ini?" Tanya Sakura kepada Naruto.

"Aku akan merawat mereka agar mereka menjadi orang baik itu adalah pesan terakhir dari Nagato."

"Hn aku akan mengurus Itachi-nii."

"eh?" Semua nya menatap tak percaya ke arah Sasuke.

"Kalau begitu aku akan mengurus Tobi ya Hinata, aku rasa aku tak an bisa jika harus mengurus perempuan. Hehe" Naruto tertawa kencang.

"Eum ha-hai, aku akan merawat Konan-chan a-agar menjadi ga-dis yang ba-ik dan kuat." Hinata tersipu malu karena Naruto mengatakan itu tepat di depan wajahnya. Jarak mereka begitu dekat sehingga Hinata dapat merasakan hembusan nafas Naruto. Dengan iseng Naruto semakin memajukan wajahnya kearah Hinata.

PLAK!

Tangan-tangan kecil Konan dan Tobi menampar pipi Naruto dengan cukup keras, membuat Naruto langsung mundur kebelakang dengan kesal. Ino dan Sakura pun langsung tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Konan dan Tobi, sepertinya kedua bayi tersebut telah menggagalkan aksi mesum Naruto.

"Hn Dobe jangan mencontohkan hal yang tidak baik kepada bayi-bayi tak berdosa ini."

"Hei Teme kurasa yang kau maksud adalah bayi-bayi penuh dosa."

DHUAGH!

"BAKA! Jangan berbicara seperti itu."

"I-itaiii Sakura-chan." Naruto mengelus-elus kepalanya.

"Hei bagai mana dengan kalian bertiga?" Sasuke bertanya sambil tetap tersenyum kearah Itachi yang tertidur sambil menghisap jempol kecilnya.

"A-ano, bagaimana ya.." Ino melirik Shikamaru yang masih asik mengelus rambut Karin, Melihat Shikamaru mengangguk pun membuat Ino merasa yakin dengan pilihannya.

"Baiklah aku akan merawat Dei-chan." Deidara yang mendengar namanya dipanggil dengan suffix chan pun langsung menggembungkan pipinya karena kesal.

"Hihihi kau lucu sekali sih." Bukannya minta maaf, Ino justru mencubit pipi tembem Dei-chan.

"Hei ino-pig, Deidara itu laki-laki bukan perempuan tau."

"Eh? Masa sih pantas saja ada yang aneh." Ino tersenyum jahil dan kembali mencubit pipi anak angkatnya yang begitu menggemaskan.

"Merepotkan, tapi baiklah akan ku didik anak ini agar menjadi shinobi yang baik." Dengan cepat Karin menepuk pipi Shikamaru dengan tangan yang penuh dengan air liur.

"Aaaaaaaaaahhk Karin-chan! Jangan sembarangan menempelkan air liurmu."

Melihat tingkah Shikamaru dan Karin membuat semuanya kembali tertawa.

Kemudian pandangan semua orang mengarah kepada Sakura yang masih saja belum memberikan jawabannya.

Sakura menatap kedua bola mata Yahiko yang berwarna ungu muda. Yahiko tertawa senang sembil memainkan helaian rambut berwarna pink. Sakura pun tersenyum dan menatap teman-temannya.

"Kalau begitu aku juga akan merawat Yahiko agar menjadi pemuda yang lebih baik."

"Hn semoga saja."

Selama beberapa menit tak ada yang berbicara, keenam remaja itu begitu sibuk dengan bayi dalam gendongan mereka.

"Oke, ayo kita kembali ke desa, kurasa mereka telah menunggu kehadiran pahlawan konoha." Ino melirik Naruto sekilas.

"Yosh! Ayo kita kembali dan menceritakan semua ini kepada Bachan."

Maka ke enam remaja itu pun berlari untuk pulang ke desa mereka, tentu saja masing-masing dari mereka menggendong seorang bayi penuh dosa (Author langsung di tinju sama Sakura).

.

.

TBC..

Review please! Kalau hasilnya banyak yang review maka saya akan melanjutkan cerita abal-abal ini. Ditunggu saja guys ..