Warning : GS, Typo's bertebaran, ff gaje dan alur yang terlalu cepat.
Happy Reading and Enjoy ^^
.
.
.
.
"Baik-baiklah di rumah, jangan sering-sering keluar rumah arraseo ?" Ucap Jongin atau biasa dikenal dengan nama Kai pada istrinya. Ia mengusak rambut istrinya dengan senyum yang mengembang.
Lalu ia meraih anak kecil yang sedang digendong sang istri. Ia menciumi anaknya dengan gemas.
"Jongsoo jangan nakal ya, jangan merepotkan eomma selama appa tidak ada" Jongsoo hanya mengedipkan matanya polos, ia masih berumur satu tahun tentu saja belum mengerti ucapan ayahnya. Jongin menyerahkan kembali Jongsoo pada Kyungsoo –istrinya. Lalu mengecup dahi istrinya lama.
"Jangan sampai melupakan sarapanmu, aku tidak mau kau sakit"
"Arra arra. Aku berangkat dulu, member lain sudah menungguku. Aku akan menghubungimu jika sudah sampai."
Kyungsoo mengangguk lalu mengantarkan suaminya sampai depan apartemen mereka.
Hari ini Jongin akan melakukan konser solo di Jepang selama 3 hari bersama rekannya. Mereka tergabung dalam sebuah Boygroup bernama EXO yang terdiri dari 6 member. Jongin adalah satu-satunya member yang sudah mempunyai istri, pernikahannya dengan Kyungsoo berlangsung hampir 2 tahun lamanya. Mereka menikah 3 bulan sebelum EXO debut.
Dan saat mereka debut agency yang menaungi EXO itu mengunggah biodata tanpa menyembunyikan status dari Jongin yang notabennya sudah menikah. Jongin memang tidak mau menyembunyikannya, ia tak keberatan jika tidak mempunyai fans banyak karena statusnya.
Tapi sampai saat ini ia belum pernah memperkenalkan istrinya secara langsyung kepada penggemarnya, alasannya tentu saja kalian tahu bukan ? Ya ia takut terjadi apa-apa dengan istrinya dan anaknya.
.
.
.
Mereka –EXO sudah sampai hotel tempat mereka menginap, mereka langsung menuju kamar masing-masing. Setiap kamar untuk dua orang, Kris dengan Suho, Sehun dengan Chen, dan Chanyeol dengan Jongin.
Jongin merebahkan tubuhnya diatas kasur, ia langsung mengambil ponselnya yang berada dalam saku celananya dan langsung menghubungi istrinya melalui video call.
Sedikit lama Jongin menunggu hingga layar ponselnya menampilkan wajah istrinya. Padahal baru beberajam ia tak bertemu dengan belahan jiwanya tapi kerinduannya sudah begitu besar.
"Sayang" Jongin melambaikan tangannya sambil tersenyum menampakkan gigi rapinya. Disana ia melihat Kyungsoo bersama jagoannya sedang tiduran, ah lebih tepatnya Jongsoo sedang tertidur pulas.
"Kau sudah sampai ?"
"Eung... Apa kau baru bangun tidur ?"
"Ya, karena ponselku berdering keras aku terbangun. Apa kau yang mengganti nada deringku ? Seingatku aku membuat mode diam terakhir kali memegang ponsel, itu saat aku sedang mengemasi barang-barangmu" Jongin terkekeh saat melihat raut kesal tapi menggemaskan milik istrinya.
"Aku sengaja memang, kau jarang memegang ponsel karena mengurus Jongsoo tapi kau malah membuat mode diam, jika ada telepon penting bagaimana huh"
"Aku bukan orang kantoran sayang, jadi tidak mungkin ada telepon yang penting"
"Lalu apa aku tidak termasuk penting hm?"
"Tentu saja kau penting, tapi apa aku pernah tidak mengangkat telepon darimu ?"
"Tampan sekali jagoanku"
"Yak! jangan mengalihkan pembicaraan"
"Kkk~ aku menghubungimu bukan untuk berdebat okay ?"
"Arraseo" Ucap Kyungsoo sambil menciumi pipi anaknya, Jongsoo terlihat bergerak tak nyaman saat diciumi oleh Kyungsoo. Kyungsoo memang sengaja melakukannya, agar anaknya bangun. Itu karena pasti setelah ini suaminya akan sibuk dengan konsernya dan tidak akan menghubunginya. Dan Jongsoo pasti akan menanyakan ayahnya dengan bahasanya sendiri.
"Kau membangunkan jagoanku sayang"
"Tak apa, aku memang sengaja. Setelah ini kau pasti sibuk"
"Appa...ppa..hickk" Jongsoo memanggil Jongin dengan suara isakannya saat ia terbangun dari tidurnya dan langsung melihat ayahnya pada layar ponsel yang ada di depannya. Kyungsoo mengelus kepala anaknya, dan menenangkannya.
"Aigoo, jagoan appa kenapa menangis hm" Jongin sebenarnya tidak ingin jauh-jauh dari keluarga kecilnya, tapi mau bagaimana lagi ini sudah menjadi tuntutan pekerjaannya.
Kyungsoo mendekatkan ponselnya pada anaknya, dengan reflek Jongsoo menyentuh layar ponsel dengan random, mencoba menyentuh sang ayah yang berada jauh darinya.
"Hick..appa.." Jongsoo memang belum lancar berbicara, tetapi ia sudah bisa berjalan. Tangis Jongsoo mulai menjadi membuat Kyungsoo tidak tega melihatnya.
Jongin yang melihat Jongsoo seperti itupun menjadi ingin menangis juga.
"Appa disini sayang, jangan menangis ya appa akan segera pulang."
Jongin lalu membuat aegyo untuk menenangkan anaknya, membuat wajahnya terlihat konyol seperti biasanya yang ia lakukan jika anaknya menangis, dan menurut Kyungsoo itu tak pernah gagal. Terbukti sekarang tangis Jongsoo mereda dan mulai menampilkan senyum lucunya.
"Setelah ini kau akan melakukan rehearsal ?"
"Ya, satu jam lagi sayang"
"Kau sudah makan ? Jangan bilang belum Jongin" Jongin terkekeh kecil,
"Memang belum"
"Astaga, kenapa kau tidak pernah menuruti perkataanku. Cepatlah makan, isi energimu kau bukan robot Jong"
Jongin terkekeh lagi, membuat Kyungsoo kesal karena omongannya hanya dianggap lelucon oleh suaminya.
"Jangan ngambek seperti itu, aku akan makan sebentar lagi"
"Sekarang tuan Kim, tak ada penolakan. Aku akan menutup sambungannya"
Secepat kilat Jongin mencegah Kyungsoo.
"Yak! jangan diputus seenaknya. Aku masih merindukan kalian"
"Nanti di sambung lagi okay ?" Kyungsoo hendak memutus sambungan itu, dan menyuruh Jongsoo melambaikan tangannya pada ayahnya.
"Arra arra, kecupan semangat dulu sayang"
Kyungsoo mendekatkan wajahnya pada ponsel, dan Jongin mendekatkan pipi kananya. Jadi seolah-olah Kyungsoo mencium pipi kanan Jongin.
"Jongsoo-ya kiss bye" Kyungsoo membimbing anaknya melakukan apa yang diminta suaminya.
"Saranghae eomma, Jagoan appa"
"Nado appa"
Dan video call itu terputus, Jongin tersenyum memandang wallpaper ponselnya. Semangatnya kembali penuh setelah melakukan video call itu. Mereka benar-benar sudah menjadi semangat dalam hidupnya. Keluarga kecilnya yang manis, dan semoga akan selamanya seperti itu.
Jika harus memilih keluarga kecilnya atau karirnya ia dengan pasti akan menjawab keluarganya dengan mantap.
'Aku masih bisa hidup jika tanpa karirku, tapi aku bukan apa-apa jika tanpa keluarga kecilku. Karena mereka adalah belahan jiwaku sekaligus sumber semangatku.' –Kim Jongin
.
.
Fin
.
.
Gaje ya ? Iya saya tau, maaf ya jika tidak memuaskan.
LOVE YA!
