HATE TO HEART U

Author : rainy hearT

Length : Series

Rated : T

Cast :

-Cho Kyuhyun

-Lee Sungmin

- Henry Lau

-And other SUJU member

Pairing : || KYUMIN || slight HenMin|| and Other Pairs ||

Disclaimer : Semua cast belongs to God and themselves. And seperti biasa, Sungmin selalu punyaku #plak#

Genre : Romance || Drama || Sad ||

Warning : || Boy x Boy / BL / YAOI || Gaje || typo's || EYD tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, Genderswitch for Umma (Y).||

Summarry : || ...I'm sorry but I have been waiting for this moment, I have been waiting forever that your long time love would end. Forget about him and wash him off from your mind. He's not meant to be with you. So baby, won't U come to me... ||

Welcome to my New FF - HATE TO HEART U-

HAPPY READING

.

.

-oooHate To Heart Uooo-


Chapter 1

Blue Shappire Senior High School

.

"Lee Sungmin imnida."

Seorang namja cantik, membungkuk sopan didepan siswa lainnya. Seluruh pasang mata menatapnya dengan tatapan berbeda. Tapi, bisa dipastikan jika satu namja ini menatapnya dengan tatapan lembut penuh sayang. "Duduklah disisi Henry Lau, sepertinya kau mengenalnya dan aku rasa memang hanya kursi disisi Henry yang kosong."

"Nde, Songsae. Gamsahamnida."

Henry, memang sengaja mengosongkan kursi disisinya agar Sungmin bisa duduk bersamanya. Pelajaran di hari pertama yang membosankan karena sudah harus dimulai dengan Matematika. Dan semua orang tahu, jika mata pelajaran itu memang sulit, terlebih untuk seorang Lee Sungmin. Akhirnya setelah berkutat berjam-jam dengan Matematika dan Fisika, mereka semua dapat mengistirahatkan sejenak otak mereka yang memang sudah kelewat buntu. Bagi anak Bahasa dan Sastra, semua mata pelajaran Sains itu sulit, terlebih bagi seorang Lee Sungmin yang memang hanya berotak pas - pasan.

.

"Huh... Bagaimana rasanya hyung ?" Henry menghempaskan tubuhnya di atas rerumputan. Menghela nafasnya, menikmati sejuknya udara siang hari di musim semi ini.

"Mwoya ? Apanya yang bagaimana ?" Sungmin duduk disisi Henry dan memakan bekalnya. Ia selalu membawa bekal, dulu. Dan sekarang pun ia tetap membawa bekalnya.

"Kembali bersekolah disini ?"

Sungmin meminum green teanya dan menatap air jernih didepannya. "Rasanya sangat berat Henry, apalagi aku sudah tak sekolah selama dua tahun lebih. Rasanya begitu sulit. Mungkin sedikit meminta bantuan guru les privat akan meringankan kerja otakku. Terkadang aku masih sering sakit kepala jika terlalu keras berfikir."

"Seandainya saja aku pintar, pasti aku akan mengajarimu hyung." Henry memasang wajah masamnya yang lebih memberikan kesan imut dengan intensitas berlebihan. Sungmin segera saja mencubit kedua pipi yang tengah menggembung itu. "Awww... Appo..."

"Hahahahaha... Kau memang selalu saja menggemaskan Henry." Sungmin tertawa melihat ekspresi kesal seorang Henry Lau. Memang intensitas keimutannya sama sekali tak berkurang meski dengan ekspresi jelek sekalipun.

Mereka tengah menikmati waktu istirahat di sebuah taman kecil di belakang sekolah. Menghadap pada hamparan danau yang dengan air yang jernih. "Saranghae hyung..."

"Nde, nado saranghae."

"Kau tahu hyung, selama dua tahun ini aku selalu merindukanmu. Sangat kesal sebenarnya, saat tahu kau harus menjalani terapi selama itu di Jepang. Terlebih lagi aku tak boleh menemanimu atau mengunjungimu sekalipun disana."

"Henry-ah, Mianhe."

"Kumohon hyung, jangan pergi lagi."

"Nde, tentu saja aku tidak akan pergi lagi. Aku sudah disini bukan ? Jadi ayo, nikmati saja Henry." Henry tersenyum melihat tingkah childish Sungmin. Mereka menghabiskan bekal yang dibawa Sungmin, memakannya bersama di bawah pohon apel yang tengah berdaun lebat dimusim itu.

Mereka kembali kekelas setelah bel berbunyi. Saling bertautan tangan. Seperti kekasih memang, ya...

Mereka memang sepasang kekasih. Anggap saja begitu karena lelihatannya begitu. Aneh ? Memang, sangat aneh ketika namja mencintai namja, tapi itulah kenyataannya. Semua orang di Korea tahu, jika namja cantik itu adalah tunangan seorang putra dari Choi Siwon. Konglomerat nomor satu di Korea.

Tanpa mereka berdua sadari, seorang namja lain dengan tatapan sayunya menatap pada mereka. Ia terbiasa untuk menyeringai, dulu. Namun sekarang, tepatnya untuk dua tahun kemarin sampai saat ini, sepertinya ia lebih suka membungkam bibirnya, tak ada sedikitpun niat untuk berbicara. Ia berjalan menunduk, kembali kekelasnya setelah menjadi seorang stalker bagi Lee Sungmin.

'Mengapa kau sama sekali tak mengingatku Hyung ? Kau tega sekali padaku.' Membatin ? Ya, hanya bisa membatin dan sibuk dengan pikirannya sendiri.

Hari itu, adalah hari pertama seorang Lee Sungmin kembali pada kehidupannya, setelah sekian lama ia menghilang dari hidupnya sendiri. Menghilang dari pikirannya sendiri selama dua tahun ini. Dan terlebih lagi, ia hanya mengingat seorang Henry Lau dalam memorinya. Bukan tanpa sebab, tapi ini memang sudah terencana. Sungguh jahat memang, memaksakan cinta pada seseorang. Tapi itulah kenyataan, yang membuat seorang Lee Sungmin harus mengubah jalur tujuan hidupnya.

.

.

Flashback On

.

"Kau tahu Appa, aku sangat mencintainya."

"Tapi Sungmin, dia adalah putra keluarga Cho. Keluarga kaya dengan segala kesombongannya yang hampir membuat kita bangkrut. Untung saja ada keluarga Choi yang berniat membantu kita."

"Tapi appa, mengapa harus dengan syarat bodoh itu ? Kau tahu aku mencintai Kyuhyun."

"Kau tidak mencintainya dan tidak boleh mencintainya. Kau harus menikah dengan putra Siwon. Pernikahan kalian saja sudah aneh karena namja itu mencintaimu Sungmin. Meski aku sedikit tak bisa menerima jika anakku adalah gay. Terlebih lagi kau menjadi gay karena namja Cho itu."

"Tapi appa, aku tak mencintai Henry appa. Dia sudah seperti dongsaengku sendiri, aku menyayanginya seperti aku menyayangi Sungjin appa. Aku menganggap Henry itu Sungjin."

"Dia bukan Sungjin ! Dan ingat, Sungjin itu sudah meninggal. Appa tak mau kau menjadi gila karena terus mengenang adikmu, Sungmin. Hentikan menganggap semua namja kesayanganmu itu adalah Sungjin. Karena Sungjin hanya ada satu, dan dia sudah tenang disana. Dan satu hal lagi, kau mencintai Henry, Sungmin. Dan hanya mencintainya." Kangin tetap saja ngotot. "Kau mencintainya chagi, dan lupakan namja Cho itu."

"Tapi appa, aku benar-benar..."

"No excuse Lee Sungmin !"

"Ck... Yeobo, sudahlah. Berhenti berdebat dengan Sungmin." LeeTeuk menyelamatkan Sungmin dan membawanya ke kamarnya.

Di kamar besar nan luas itu, penuh dengan foto namja tampan yang terus saja menyita perhatian seorang Lee Sungmin. "Umma, mengapa appa sama sekali tak mau mengerti. Aku mencintai Kyu, Umma." Sungmin berjalan mendekati foto berukuran hampir dua meter lebih. Tertempel di dinding kamar kesayangannya. Sungmin mengusap pelan wajah tampan yang begitu ia cintai. Menangis dalam diam.

"Kau tahu Sungmin, Henry juga mencintaimu dan Umma rasa dia juga baik untukmu. Dia juga pewaris tunggal perusahaan Choi Siwon, pemilik dari begitu banyak perusahaan di Korea dan Jepang. Dan poinnya adalah, kau memang harus membantu Appa dan Umma."

"Tapi Umma, aku men..."

"Umma tahu Sungmin. Kau sangat mencintai Kyu. Tapi perusahaan Cho hampir membuat kita bangkrut Sungmin. Jika saja tidak ada bantuan dari Siwon, mungkin saat ini kau sudah tak merasakan semua fasilitas ini. Termasuk kamarmu yang penuh dengan namja putra keluarga Cho ini."

Sungmin hanya bisa diam memikirkan semua perkataan dan permintaan kedua orang tuanya. Ia tahu, perjuangan cintanya akan berakhir sekarang.

.

.

"Bagaimana appa ? Apa Sungmin Hyung bersedia menerima perjodohan ini ? Apa Kangin ahjussi menyetujui syarat bantuannya ?" Seorang namja bertanya dengan begitu semangatnya. Ia hanya terlalu mencintai seorang Lee Sungmin dan akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Lee Sungmin, namja cantik yang merupakan senior di sekolahnya. Namja yang telah merebut perhatiannya sejak ia pertama kali pulang dari Kanada dan menginjakkan kaki di Korea, tepatnya Shapire Blue Senior High School.

"Minumlah obatmu dulu Henry, Umma tidak mau kau kambuh dan lemah lagi. Umma harap, setelah ini kau akan lebih menikmati hidupmu chagi, dan kau juga harus mau menjalani operasi itu." Kibum melangkah mendekati putra satu-satunya itu. Ia membawa sebuah baki ditangannya. Baki kecil yang berisi air putih, beberapa vitamin dan obat.

"Untunglah, appa bisa mendapatkan pendonor untuk sum sum tulang belakangmu Henry."

Henry langsung meminum semua obat dan vitaminnya. "Mianhe, telah menyusahkan Appa dan Umma."

"Gwenchana baby..." Kibum memeluk sayang putranya itu. Henry Lau, atau Choi Xian Hua adalah seorang putra dari Choi Siwon dan Choi Kibum. Putra satu-satunya penerus keluarga Choi. Sayangnya, ia mengidap leukimia sejak lahir. Dan untunglah sudah ada donor sum-sum tulang belakang yang cocok untuknya.

Henry yang selama ini tak punya semangat hidup karena penyakitnya, menjadi orang yang berbeda setelah bertemu seorang Lee Sungmin. Menjadi namja baru yang selalu bersemangat dan bahagia. Hingga akhirnya ia mencintai namja cantik itu. Dan sayangnya, kedua orang tua Henry sama sekali tak bisa menolak permintaan putranya, apapun itu tidak terkecuali.

Saat mengetahui perusahaan Kangin hampir bangkrut, Siwon langsung mengajukan bantuan dengan syarat, ia akan mengijinkan putranya menikah dengan Henry. Setelah pendidikan mereka selesai tentunya.

"Aku akan menjalani operasi itu appa, umma. Tenanglah." Henry menatap kedua orang tuanya dan memeluk erat keduanya. Ia sungguh bahagia sekarang, karena satu lagi permintaannya telah di kabulkan oleh Siwon.

Henry, selalu mendapatkan semuanya. Apapun dan bagaimanapun caranya, ia akan mendapatkan semuanya.

.

.

"Jadi bagaimana ? Putramu sudah setuju dengan pernikahan ini nanti ?" Siwon bertanya dengan tatapan penuh arti. Ia tengah menemui Kangin di kantornya. Hari itu adalah hari penentuan dari pinjaman untuk perusahaan Kangin. Satu tanda tangan saja, untuk satu keputusan besar.

"Sungmin belum bisa melepaskan namja Cho itu. Kurasa, aku harus sedikit melakukan tindakan untuk mengatasinya Siwon. Atau kau punya solusi lain ? Jujur, aku tak bisa memaksa Sungmin, aku terlalu menyayanginya."

"Asal kau setuju dengan semua rencanaku, aku bisa mengatur semuanya. Hingga Sungmin tak akan mengingat putra Cho Hankyung sialan itu lagi."

"Apa rencanamu ?"

"Mencuci otak Sungmin."

"Mwo ?"

"Mencuci otaknya. Bawa dia ke Jepang dan aku akan mengenalkanmu pada seorang terapis di sana. Tenang saja, dia tidak akan menjalani satu tindakan medis di Jepang. Dia akan dipengaruhi secara halus oleh terapis itu."

"Maksudmu ?" Kangin semakin mengernyit heran. Jujur saja, ia juga sedikit tak rela jika putranya harus menjalani semua hal aneh yang akan dilakukan terapis itu.

"Terapis itu sangat hebat Kangin-ah. Dia akan menghilangkan memori Sungmin tentang putra Hankyung itu dan menggantinya dengan kenangan bersama putraku. Selain itu, aku juga berniat memberimu satu perusahaanku di Jepang jika kau berhasil mengembangkan lima perusahaanku disana selama dua tahun."

"Jadi, aku harus tinggal di Jepang selama dua tahun ?"

"Nde, tentu saja."

Kangin terlihat berfikir sejenak. Namun akhirnya dia mengulurkan tangannya. "Deal !"

Siwon tersenyum penuh kemenangan sekarang. Ia dapat menjalankan dua rencana sekaligus.

.

Di rumah keluarga Cho

.

.

"Appa ! Kau tahu apa yang baru saja kau lakukan !" Namja berambut ikal itu langsung membentak kedua orang tuanya, tepatnya appanya. Ia begitu murka saat tahu keluarga Lee pindah ke Jepang. Dan seakan ia tahu, ia menduga penyebabnya adalah kebangkrutan yang hampir saja melanda perusahaan itu. Dan ia juga seakan tahu, jika semua itu adalah hasil perbuatan Appanya.

"Calm down Kyu ! Aku ini appamu !"

"Kau menyebalkan appa ! Karena rencana bodohmu itu kau membuat keluarga Lee pindah dan menjauhkan aku dengan Sungmin. Apa tujuanmu sebenarnya appa ? Kenapa kau tega melakukan ini pada anakmu sendiri."

Hankyung membenarkan kacamatanya dan menatap Heechul yang duduk diam disisinya. "Katakan saja Hannie, agar Kyu mengerti rencana kita sebenarnya." Heechul berkata dengan wajah datarnya yang sedikit kesal. Ia membimbing putranya dan mendudukkannya disisinya.

"Sebenarnya, itu memang sudah Appa rencanakan. Appa ingin membeli perusahaan itu tapi Kangin tak mau memberikannya. Satu jalan adalah membuat perusahaan Kangin bangkrut dengan memenangkan semua tendernya."

"Tapi appa, kenapa kau melakukannya ? Kau bisa membuat keluarga Sungmin jatuh miskin. Dan lihat sekarang akibatnya ! Dia pergi ke Jepang !"

"Kyu, hentikan memarahi appamu seperti itu. Sungmin pergi atau tidak itu bukan masalah."

"Tentu saja masalah Umma ! Kau tahu sendiri, aku mencintai Sungmin Umma, melebihi apapun didunia ini."

.

Plak...

.

Sebuah tamparan keras seakan menyadarkan Kyu akan kekerasan hati seorang Cho Hankyung. "Anak bodoh !" Kyu menatap tak percaya pada Hankyung, sedikit tak percaya jika appanya yang sangat lembut dan baik hati itu bisa menamparnya.

"Kau itu namja, dan jangan harap appa akan mengijinkanmu menjalani hubungan aneh dengan anak itu."

.

.

Namun kenyataan berkata lain. Setelah hari itu, dimana Sungmin pergi, Kyu menjadi mayat hidup. Ia seperti tak punya semangat lagi, dan ini semua murni kesalahan kedua orang tuanya. Akhirnya atas bujukan istrinya, Hankyung menemui Siwon. Ia telah menyelidiki, sebab keluarga Lee pergi ke Jepang, dan saat ia tahu bahwa penyebabnya adalah Choi coorporation, dia langsung menemuinya.

.

Diruangan inilah, dua pasang mata itu saling menatap tajam. Siwon mengepalkan tangannya kuat saat berhadapan dengan Hankyung. Ia tersenyum menyeringai pada Hankyung. "Apa yang membuatmu menemuiku ? Sepertinya sangat penting hingga kau rela mengantri jadwalku dari sebulan kemarin."

"Tidak usah banyak bicara Choi Siwon ! Kau tahu pasti apa tujuanku." Hankyung yang mulai geram kini meremas kerah jas Siwon.

"Ck... Singkirkan tanganmu dari jas mahalku." Siwon menghempaskan tangan Hankyung dan membenarkan jasnya. Ia lalu duduk santai disofanya dan meminum kopi hitam yang ada diatas meja. Memasang wajah santai penuh kemenangan. "Sangat menyenangkan Cho-Ssi."

"Kau !" Hankyung begitu geram menahan marah sekarang. Ditambah lagi dengan tatapan yang Siwon berikan padanya. Jika saja dia bukan salah satu orang terpandang di Korea, ia pasti sudah meninju Siwon sedari tadi.

"Bukankah sakit Cho Hankyung ? Ini bahkan tak sebanding dengan sakit yang kurasakan dulu. Ini belum apa-apanya."

"Sebaiknya kau menghentikan semuanya Siwon."

"Ck... Ck... Ck... " Siwon menggeleng dan berdiri. Memainkan jarinya di dagunya. Dia tetap memasang wajah mengejeknya. "Bagaimana ya ?" Siwon lalu tersenyum mengejek dan mengusap bahu Hankyung. "Ini sangat menyenangkan Cho Hankyung. Bukankah begitu?"

"Kau...!"

"Hei, jangan membentakku begitu. Kau kira dimana kau berada sekarang ? Aku bisa meminta pengawalku untuk menyeretmu keluar sekarang juga."

"Kau memang brengsek Siwon !"

Siwon tersenyum miris. "Hei, bukannya kau yang brengsek ? Kenapa mengataiku ?" Siwon begitu santai, mengingat dialah pemenangnya saat ini. "Bukankah menyenangkan melihat putra kesayanganmu itu menderita ? Aku bahkan sangat menikmatinya."

Siwon melangkah dan duduk kembali di kursinya. "Aku sangat menikmatinya Hankyung. Suatu kebetulan karena Henry mencintai namja itu. Lebih mudah bagiku untuk membalasmu setelah apa yang kau lakukan dulu."

Hankyung duduk di hadapan Siwon, ia melepas kacamatanya dan menatap sahabatnya itu. Mencoba menahan marahnya yang semakin memuncak mendengar perkataan Siwon. "Kau salah paham Siwon. Dan aku sudah menjelaskannya. Apa masih belum bisa kau menerimanya ? Heechulie yang memilihku dan itu kesalahanmu sendiri."

"Kau pikir aku percaya begitu saja ? Heechul sangat mencintaiku dan seenaknya kau merebutnya dariku. Katakan, apa yang kau lakukan padanya ?"

"Aku tak melakukan apapun. Itu salahmu sendiri. Kau berselingkuh dengan Kibum. Kau pikir Chullie tidak tahu hah ? Bodoh ! "

"Aku tidak berselingkuh. Aku..."

"Hei, siapa yang bisa membuktikan kau tidak berselingkuh jika sekarang kenyataannya kau menikahi wanita itu. Pengecut sekali kau !"

.

Brakk...

.

Siwon menggebrak kasar mejanya. Ia sungguh marah sekarang. "Aku tak pernah berselingkuh ! Dan kau merebut Chullie dariku. Dan aku menikahi Kibum karena perjodohan bodoh ayah kami. Kau pun tahu apa alasannya Hankyung-Ssi. Kau ini sahabatku, tapi menikamku. Kau pikir aku tak tahu, kalau kau menyukai Chullie dari pertama kau mengenalnya ? Sangat menyesal karena kebodohanku mengenalkan kau padanya. Dasar sahabat tak tahu diri."

"Jaga bicaramu Siwon. Kau yang berselingkuh. Chullie melihatnya sendiri. Kau tidur dengan wanita itu, dan kau masih saja menyalahkanku ? Sungguh menggelikan."

"Aku tidak tidur dengan Kibum ! Harus berapa kali lagi aku mengatakannya Hankyung !" Siwon tersenyum mengejek dan menyeringai, "Aku tahu, kau menjebakku bukan ? Katakan, kau pasti menjebakku. Kampungan sekali caramu."

"Chullie mencintaiku Siwon, dan dia akan terus mencintaiku. Kau sebaiknya menghentikan semuanya atau kau akan menyakiti Chullie lebih dalam lagi. Kau menyakiti putranya."

"Dia anakmu Hankyung. Meski dia anak Chullie, tapi dia darahmu. Dan aku sangat senang melihatnya menderita. Aku ingin Chullie kembali padaku dan kau menderita. Ah... Hidup memang menyenangkan."

"Brengsek kau ! Cepat kembalikan keluarga Lee ke Korea atau kalau kau tidak segera melakukannya, aku akan membunuhmu !" Hankyung sudah sangat marah sekarang. Ia meremas kuat baju Siwon dan menatapnya tajam.

"Masalah ini, antara kau dan aku. Jangan bawa putraku kedalam masalah kita. Kekanak-kanakan sekali caramu."

Siwon menurunkan dengan pelan cengkraman Hankyung pada bajunya. "Ini sangat menyenangkan Hankyung-Ssi. Aku bisa membalasmu perlahan dan merebut Chullie darimu. Aku akan merebutnya Hankyung. Bersiaplah kehilangan semua yang kau sayangi, hingga kau nanti tahu betapa sakitnya saat kehilangan mereka. Kau harus merasakan sakitnya menjadi aku Hankyung-Ssi."

"Kau ! Beraninya kau !" Hankyung sudah hampir meremas baju Siwon lagi, namun kali ini tangannya ditahan sempurna oleh Siwon. "Kuharap kau pergi dari kantorku sekarang Hankyung-Ssi. Aku tak akan merubah rencanaku sedikitpun."

"Awas saja kau brengsek !" Hankyung melangkah kesal keluar kantor Siwon. Ia begitu kesal dan langsung pulang ke rumah. Di rumah, ia menemukan Cinderelanya tengah duduk di taman belakang rumah megah mereka.

"Bagaimana Hannie, apa Siwon mau mengatakan dimana keluarga Sungmin ? Apa dia mau mengembalikan mereka ke Korea ?"

Hankyung mencium sekilas bibir kering istrinya, "Mianhe Chullie..."

"Akh, sudah kuduga." Heechul kembali diam. Ia tengah menatap wajah ceria putranya yang terlukis indah di pigura kayu yang sedari tadi dia pegang. "Hanya Sungmin yang bisa mengembalikan nae Baby Kyunnie. Bagaimana ini Hannie, Kyu... Hiks...hiksss..."

Hankyung berusaha menenangkan Heechul. Memeluk tubuh kurus istrinya dengan erat. Mencium wangi rambut istrinya yang memabukkan.

Hankyung memegang dagu istrinya dan mengecup bibirnya sekilas. Dia mencium pipi putih pucat itu dan menatap dalam ke mata merah Heechul.

Menghapus jejak air mata dengan ibu jarinya dan tersenyum. "Yakinlah Chullie, Kyu bisa bertahan. Aku yakin dia anak yang kuat."

Heechul hanya mengangguk. Ia terlalu lemah untuk menerima kenyataan perubahan Kyu. Kyu yang ceria dan hangat menjadi namja dingin dan penyendiri. Sama sekali tak bisa tersentuh oleh orang lain, tak terkecuali oleh orang tuanya sendiri. Kyu seakan mempunyai dunianya sendiri. Ia sibuk dengan dunianya sendiri.

.

Flashback Off

.

.

Pepohonan ditaman sekolah ini, seakan menjadi saksi bagi Sungmin dan Kyu. Saat indah mereka dulu. Kyu selalu mengenangnya.

Ia melangkah gontai menuju satu pohon dan duduk di bawahnya, mencoba memejamkan mata dan menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya sore itu. Tiba-tiba saja, terdengar suara percikan air dan suara halus yang selama ini ia rindukan.

"Hemmm... Aku seperti mengenal tempat ini."

Kyu menoleh kesana kemari, mencari sumber suara, ia menemukan namja lain tengah duduk ditepi danau. Mencelupkan (?) kakinya ke air dan memainkannya.

Kyu tahu benar siapa namja ini. Dari wanginya saja, Kyu sudah bisa menebaknya. Kyu beranjak dari duduknya dan melangkah mendekati namja itu. Ia duduk disisi namja itu dan menatapnya.

"Lee Sungmin ?"

Namja itu menoleh, dia mengerjapkan matanya mencoba menatap wajah Kyu. "Ah, nde. Sungmin, Lee Sungmin imnida. Apa kau mengenalku ?"

"Nde, tentu saja. Aku bahkan sangat mengenalmu. Teramat sangat mengenalmu." Kyu menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya pelan. Rasa gugup menjalari seluruh tubuhnya. Ia sangat merindukan sosok ini. "Apa yang kau lakukan disini Minimi ?"

"Mwo ? Minimi ?" Sungmin mengernyit heran mendengar panggilan itu.

"Nde, Minimi. Itu panggilan dariku untukmu. Kau menyukainya ?"

"Nde, tentu saja. Terdengar manis. Tapi mengapa rasanya tak asing di telingaku ya ?"

Kyu menatapnya lembut, ia menahan perih dan tangis yang seakan menggenang di mata coklatnya. Betapa ia ingin memeluk tubuh mungil dihadapannya itu.

"Kau kelas berapa ?"

"Kelas 3 hyung."

"Akh, berarti kau memang mengenalku. Karena saat kau kelas satu, aku kelas tiga. Tapi sayang, aku harus terapi di Osaka, Jepang selama dua tahun, jadilah sekarang aku mengulang kelas tiga."

"Osaka ?" Kyu terkejut. Tentu saja, ia selama ini tak tahu dimana keberadaan Bunny Min tersayangnya ini. "Terapi ...?"

"Nde, terapi. Meski aku tak tahu terapi apa, appaku tetap menyuruhku mengikuti terapi itu. Meski rasanya sama saja, entah mengapa aku seperti kehilangan sesuatu. Entah apa itu, aku juga tak tahu."

"Hyung !" Terdengar teriakan dari jauh. Namja imut lain tengah berlari menuju mereka berdua. "Nde Henry." Sungmin berdiri dan meraih kedua sepatunya.

"Sebaiknya aku pergi dulu. Tunanganku sudah datang. Annyeong..." Sungmin membungkuk sekilas dan meninggalkan Kyu.

"Tunangan ?" Kyu menggumam lirih. Rasa nyeri itu kembali menyerangnya. "Aku akan membuatmu mencintaiku kembali hyung... Aku bersumpah akan merebutmu dari namja manja kekanakan itu."

.

.

oooHATE TO HEART Uooo

.

.

T.B.C

.

New Story... Kritik and sarannya sangat author tunggu. Mianhe jika storynya terkesan garing and pasaran. Please enjoy my fic. Need your review. Please...