---Apple Tea---

Pairing:SasuNaru slight –piiip-Naru . . . (untuk sementara dirahasiakan) XDD

Disclaimer:Pak Masashi Kishimoto, Berikan Saia Para Seme!! XD

Summary:Percintaan yang Rumit. Aku mencintaimu, Dia mencintaimu. Lalu Siapa yang Kau cintai, Manis? Dan Kau tau, Apple Tea dapat mengubah Rasa Cinta menjadi Benci. "Dan Aku akan mengubah Alibi itu, Apple Tea dapat merubah rasa Benci menjadi Cinta"

MixMiu: Hola! Every body, I'm Sorry for This fanfic. Coz, Ga ada OC disini. Gomen, Nee . . . X0 *Ditendang para pengaju OC*

Itachi: Kan Miu-chan sendiri yang membuka Lowongan OC. Kok gak jadi?

Jadi gini, Tadinya Apple Tea itu bukan yang ini ceritanya… Saia ganti soalnya. Daaaan, kalo dipakein OC rasanya gak cocok. Gitu. Dan parahnya lagi, Pizza Delivery Saia belon Kelar nihh… T~T

Tapi, Makasih ya dah Ripiu fanfic-ku yang gaje itu!! Saia akan berusaha akan membuatnya dengan baik! (^0^)q

Ahh… Sudahlah…

Kita mulai saja Fanfic-nya… X) *siap-siap kabur dari Para Senpai*

Dahh ! ! ! XDDDDDD *dikejer-kejer*

Chap 1: My Blue Sky

---Apple Tea---

Hari ini tampak begitu cerah. Langit seakan tersenyum kepada Dunia. Burung-burung Gereja berterbangan menembus Langit Biru itu. Dan Aku, ingin seperti mereka… Terbang bebas, Menembus Langit cerah nan Biru itu…

"Baka!!"

Dia mendekat ke arahku, Dengan senyuman Riangnya –yang nyaris membuatku ingin menciumnya- dan Rambutnya yang berterbangan tak tentu arah…

Ahh…

Manisnya…

"Kau ini! Tadi Aku mencarimu kesana-kemari! Eh, Ternyata Kau malah disini! Bengong lagi! Sedang apa Kau disini??" Ucapnya bertubi-tubi. Wajah Riang-nya yang barusan hilang dalam sekejap. Berganti dengan Wajah manjanya. Aku suka wajahnya yang Manja itu. Manis sekali.

"Ahh, Kenapa Aku disini ya? Kau tidak melihatku sedang apa, Hm?" Jawabku tersenyum sambil mengacungkan sebuah Buku dan sebuah Pensil mekanik.

"Oh iya… Kebiasaanmu sejak dulu ya? Maaf deh, Baka…" Jawabnya singkat. Kulihat Dia menggaruk-garuk Kepala bagian belakangnya –Yang kuyakini, itu tidak gatal- dan menunjukan cengiran polosnya lagi. Mengapa semua yang Ia lakukan membuatku ingin selalu menciumnya? Pikiran Kotor.

Padahal, Ia baru saja mengucapkan kata Baka untukku…

Tapi...

Aku senang mendengarnya. Apa-pun yang keluar dari mulutnya, Aku tak akan marah. Malah Sebaliknya, Aku akan selalu tersenyum untuknya. Sampai Dia bosan…

"Duduk"

Dia-pun mengikuti perintahku dengan santai. Kami berdua-pun duduk diatas Rumput yang lembut. Menatap langit dalam diam. Dia sih diam, tapi kalau Aku, sedang mengerjakan sesuatu.

"Hei, Kau sedang membuat apa sih??"

"Tunggu hasilnya, Nanti Kau juga akan lihat. Ini untukmu kok"

"Tapi-kan, Aku penasaran…"

Aku tersenyum melihat tingkahnya. Pipinya digembungkan, menandakan Ia sebal denganku. Aku meneruskan aktivitasku kembali, sibuk berkutat dengan Note-book ku. Dia kembali diam, dan menatap langit dengan hikmat. Sesekali kutatap mata dan wajahnya dari samping, Begitu indah. Mata Biru-nya bersinar terang bagaikan langit yang ditatapnya kini. Seperti siapapun yang menatap mata itu, akan terhisap kedalamnya, dan tak akan pernah bias kembali dari pesona itu…

Seperti keadaanku kini…

Mata Onyx-ku terus menatapnya lekat. Tak mau berkedip. Akal sehatku sudah hilang sedari tadi. Kumulai dekatkan wajahku dengan wajahnya yang masih menatap langit. Kupejamkan mataku, perlahan, bibirku mengecup pipinya. Secara tiba-tiba. Sepertinya, Ia terkejut. Kulihat, ada guratan semu Merah dipipi-nya. Blushing.

"Ba..Baka! Kenapa Kau menciumku tiba-tiba sih?!" Bentaknya kesal. Masih terlihat jelas, wajahnya merah bukan kepalang. Bahkan, darah pun kalah.

"Hmm, kenapa ya?" Tanyaku menggodanya. Aku memeluknya dari samping, dan mengecup dahinya. "Mungkin karena Aku terhipnotis oleh Manis-nya wajahmu" Sambungku sambil tersenyum.

"Ap..Apaan sih??! Huh!! gombal…" Cibirnya sebal. Dia palingkan wajahnya menghadap arah pohon yang berada di samping kanan Kami. Wajahnya makin merah.

"Naru-chan, disini tidak ada gombal" Ledek-ku untuknya. Dan kuperlihatkan senyumku yang tulus untuknya. Tulus. Berbeda dengan senyum yang kutujukan untuk orang lain.

"Aaagggrh!! Baka! Aku Sebal padamu!!" Teriaknya Frustasi. Sepertinya, Ia mulai kesal padaku –bahkan, sudah sedari tadi?-

"Hahahah… Naruto, Naruto…" Ucapku sambil menggelengkan kepalaku. Aku tak habis pikir, Frustasi-pun Dia tetap Manis.

"Sudahlah! Sekarang, Aku mau mengajakmu pergi! Ayo ikut!" Ucapnya sambil menarik tanganku untuk segera bangkit

Aku hanya tersenyum, bangkit, dan mengikuti arah kemana Dia akan berjalan…

---Apple Tea---

"Tuan, Kita menemukan orangnya." Ucap seorang wanita yang berambut Pink dan bermata Hijau.

"Panggil dia kesini" Ucap seorang Pria bermata Onyx. Tampak dari wajahnya, Ia sangat angkuh dan dingin. Kini, Laki-laki itu sedang menghadap ke luar Balcon. Wanita dibelakangnya hanya diam dan menunduk.

"Aku ingin melihatnya, dan menguji kebisaannya" Sambungnya lagi

"Menurut data, laki-laki ini bernama Uzumaki Naruto. Dia lulusan Universitas Konoha Tuan. Dan menurut keterangan dari Universitas tersebut, Uzumaki Naruto adalah anak yang berprestasi. Nem-nya paling tinggi Tuan" Jelas wanita itu sambil membaca Sebuah rangkuman Berkas

"Naruto ya…" Ucapnya dengan tersenyum licik. Kedua tangannya masuk kedalam saku celananya. Didalam Saku-nya, Ia menggenggam erat tangannya itu.

"Kita Uji, seberapa baguskah anak ini…" Sambungnya.

---Apple Tea---

"Naru-chan, Kita mau kemana?" Tanyaku yang kini telah lelah menyusuri seluruh tempat-tempat di Konoha. Mungkin lebih tepatnya Pasar Malam Konoha.

"Aah, Ikuti saja! Aku mau jalan-jalan denganmu… Kali ini saja… please!" Jawab Naruto sambil tetap menggenggam tanganku. Rasa hangat menjulur diseluruh tubuhku. Nyaman.

"Memangnya Kau ini mau kemana Sih?? Kau ini kenapa? Seperti akan pergi meninggalkan aku saja" Ucapku asal. Tapi entah mengapa, mimik wajah Naruto berubah drastis, dari Riang menjadi suram. Aku merasa bersalah dengan ucapanku tadi, langsung mengucapkan, "Maaf…"

"Tidak apa-apa. Kau tak perlu Minta Maaf…"

Aku bingung dengan tingkahnya itu. Kenapa Dia? Sepertinya, Naruto menyembunyikan sesuatu dariku.

"Kenap.."

"Aku memang mau pergi"

"Hah?" Aku tercengang. Apa maksudnya? Mengapa Ia mengucapkan kata itu? Sungguh, Aku tak mengerti.

"Apa maksudmu, Naruto..?"

Aku-pun berhenti berjalan. Berdiam diri ditengah ramainya pasar Malam –yang buka pada Sore hari-. Sungguh, Aku tak mengerti! Apa yang Kau ucapkan?? Memang Mau pergi? Kenapa??

Naruto hanya berdiam diri. Tepat didepanku. Tangannya menggenggam, bergetar. Dia berbalik, menghadap ke diriku yang kini berwajah tak mengerti. Kulihat, mata Birunya berkaca-kaca, dan perlahan, air mata jatuh dari mata Indahnya itu.

Kenapa?

"Yah, Aku ingin pergi. Maaf, Aku tidak memberi tahumu sebelumnya"

Bukan itu!

"Aku pergi besok. Maka.. sebelum Aku pergi.. Aku…"

Kenapa…

"Mau menghabiskan waktu… bersamamu… Hiks.."

Kau…

"Ohh…" Tubuhku lemas. Entah kenapa yang keluar dari bibirku hanya kata 'Ohh'. Aku ingin bertanya. Bukan bertanya Kapan Dia pergi. Bukan bertanya Kenapa Dia tidak bilang dari awal kalau ingin pergi. Bukan bertanya mengapa Mau menghabiskan waktu bersamaku. Tapi… Kenapa…

Kenapa Kau meninggalkanku, Naruto…

Dia mendengkat ke arahku, memeluk tubuhku yang kaku karena diam. Dia hisap aroma tubuhku, menangis didadaku. Aku hanya bisa diam. Diam. Dia memelukku erat, erat sekali. Hingga rasa sesak didadaku mencekat. Bukan sesak karena dipeluk terlalu erat. Sesak karena terlalu erat menahan tangis.

Tapi entah mengapa, Aku hanya bisa tersenyum…

"Kemana Kau akan pergi?" Ucapku sambil tersenyum. Hanya kata itu yang dapat terlontar dari bibirku yang tersenyum palsu itu.

"KAU INI BATU ATAU APA SIHH?!! Kau tau Aku akan pergi, Tapi Kau malah tersenyum!! KAU SENANG KALAU AKU PERGI, HAH?!?! Dasar, BRENGSEK!!!" Teriaknya didadaku. Ia memukul-mukul ke dada bidangku. Tangisnya makin menjadi. Ia genggam kerahku, Tangisnya makin jadi. Senyum palsuku belum pudar.

"Hei…" Ucapku lirih. Namun, masih tetap tersenyum dan terdengar olehnya. "Kau ini kenapa sih? Katanya mau pergi? Kok malah marah-marah seperti itu?" Sambungku. Senyum palsu ini, Hanya menutupi rasa sakit yang berada di hatiku.

"Habisnya," Ucapnya makin memperdalam pelukan kami. "Aku mau pergi jauh, Kau malah tersenyum. Kau ini, Keluarkan emosimu, Baka!" Ucapnya dengan tempo yang tinggi. Dia tenggelamkan kepalanya di dadaku. Nafasnya terisak, menahan tangis. Aku tak sanggup melihatnya seperti itu.

---Apple Tea---

"Memangnya, Kau mau pergi kemana, Huh?" Tanyaku lembut. Dengan senyum yang palsu tentunya.

"Oto…" Jawabnya singkat. Aku baru menyadari, orang sekitar kami memperhatikan Kami dengan tatapan 'aneh'. Yah, mungkin karena kejadian tadi seperti sinema yang ada di acara Telivisi. Naruto melepaskan pelukannya, yang membuat aku kecewa. Padahal, pelukannya hangat loh.

"Oto? Kenapa ke sana? Ada panggilan kerja kah?" Tanyaku lagi. Senyumku telah hilang menjadi serius. Mataku yang sedari tertutup karena tersenyum kubuka perlahan dan menatapnya dalam-dalam. Kali ini Aku ingin serius, Tak mau main-main lagi. Karena, hari ini adalah hari terakhir pertemuan Kita. Aku tak mau menyia-nyiakan momen ini.

"Iya. Sudah lama Aku mengincar pekerjaan itu. Yah, lumayan lah Gajinya. Tapi, yang jelas, dari kecil Aku sudah lama ingin ke sana. Oto adalah tempat yang Indah… dan tempat kenangan semasa kecilku dulu…" Jawabnya lembut. Kini, Kami berjalan menyusuri pasar sekali lagi, dan menuju jalan pulang. Karena hari sudah mulai sore, jadi Kami –atau lebih tepatnya Naru-chan sendiri- ingin Pulang saja. Lebih baik senang-senangnya dirumah saja. Biar lebih dekat. Ya, setidaknya untuk yang terakhir kali.

"Wah, kalau sudah seperti itu, ya sudah, Pergi ke Oto dan kejar mimpimu itu!" Ucapku semangat. Kukembangkan senyum yang Tulus. Matanya yang Biru itu memantulkan cahaya Sore yang indah. Oh Tuhan, Kenapa Aku tambah tidak rela untuk kehilangan Mata Biru itu? Aku yakin, Aku akan sangat rindu dengannya.

"Baka… Aku tak akan bisa mengejar Mimpi-ku itu tanpamu! Aku… sangat mencintaimu…" Ucapnya mulai lirih. Cahaya Mata Birunya perlahan mulai redup. Langkah Kami terhenti sejenak.

"Sudah sampai. Masuk. Kau-kan harus siap-siap untuk berangkat ke Oto.." Ucapku sambil membukakan pintu Rumah. Setelah terbuka dengan Kunci, Naruto melangkah masuk kedalam diikuti denganku. Kukunci kembali pintu Rumah, mengingat hari sudah mulai Petang. Naruto pun melangkah menuju kamar kami berdua.

"Hei Baka…"

"Hmm?"

"Apakah Kau mengizinkan Aku pergi?" Tanyanya. Aku bingung menjawabnya. Antara Ya dan Tidak.

"Mmm…"

"Kalau Kau melarangku, Aku tak akan pergi" Sambungnya. Mata Onyx-ku membelalak. Benarkah? Kenapa keinginanku cepat sekali terkabul? Tapi… Aku tak sanggup melihat wajah murungnya. Sepertinya, Ia ingin sekali pergi kesana. Yah, apa boleh buat? Kalau melihat wajahnya yang seperti itu, Aku jadi…

"Ahahaha, Kau ini. Tentu saja Aku tak akan melarangmu. Apapun yang ingin Kau lakukan, Aku akan mendukungmu seratus persen" Jawabku. Sungguh, Aku tak mau membuatnya murung. Aku ingin melihatnya selalu tersenyum, Riang dan Gembira. Seperti saat ini. Ia tersenyum untukku. Senyum yang lugu, polos, dan jujur. Mata biru itu berkilau, walau kini matahari telah tenggelam. Dia berlari menuju ke arahku, lalu Kami berpelukan. Hangatnya.

Perlahan, Kudekatkan wajahku dengannya. Jarak semakin menipis, Bibir Kami pun saling menyatu dalam satu momen yang hangat. Kutekan bibirku, memperdalam Ciuman kami. Dia hanya membalasnya lembut. Sebelum Nafsu menguasai Kami, Kulepas bibir ku dari bibirnya. Sama seperti nanti. Aku akan melepaskannya. Aku tak mau, Egoku menguasaiku. Tenanglah… ini untuk kebahagiaannya juga!!

"Tidurlah, Naruto…"

"Arigatou Gozaimasu, Sai-kun…"

---Apple Tea---

"Tuan, besok Naruto Uzumaki akan menuju kesini.." Ucap seorang wanita berambut Pink itu. Dia membukuk Hormat di depat meja seseorang. Sepertinya, Dia bos-nya.

"Sakura, Tolong Kau sediakan sebuah Apartment untuknya. Dan, jemput Dia di Bandara" Ucap seorang Laki-laki yang sepertinya Boss dari orang yang bernama Sakura.

"Baik, Tuan…" Ucapnya lalu membukuk Hormat kembali. Setelah itu, Ia pergi meninggalkan Laki-laki itu sendirian. Laki-laki itu menatap Malam dari balik kaca jendela, Menatap indahnya kota itu. Penuh dengan gemerlap Bintang. Laki-laki itu hanya tersenyum tipis.

Piiip Piip

Sepertinya, Laki-laki itu menerima Sebuah pesan.

From: Aniki

Message: Hei Ototou, cepat ke Café Biasa. Ada minuman kesukaanmu nih. Cepat ya. Oh ya, ceritakan juga tentang Naru-chan lagi. Aku sudah kangen dengannya. Haha.

Update: February 4, 2009 (09:30)

"Heh, dasar. Kau pikir, hanya Kau saja yang rindu dengannya? Aku juga sudah sangat rindu dengan cengiran bodohnya." Ucapnya sambil tertawa kecil. Tawa kecil yang dingin.

"Naru-chan… Aku Ingin segera bertemu denganmu… My Blue Sky…"

---To be continued---

---

---Talk show---

Ea… Tes… Tes…

Sebenarnya, Inspirasi bikin Fanfic ini dari Fanfic-Fanfic para Senpai sih. Ada yang dari rate M, dan ada yang dari Rate T. Tapi, malah Jadi ancur (_ _)"

Gaje kan? Sudah Saia Sangka. Pasti ni fanfic sama Gajenya dengan Pizza Delivery. =='

Itachi: Miu-chan, jangan putus asa! Fanfic ini bagus kok! ^^ -mencoba menghibur-

Sasuke: Apa ini?! Freak! Masa' Aku tampil diakhir doank?? MANA NARU-CHANKU!! *ngamuk-ngamuk*

Mixmiu: Sabar, sabar! Nanti di chap. 2, Kamu sama Naru kok!! _^

Oh iya, Udah pada taukan?? Tadi POV-nya sapa? XD

Maaf juga ya, belum bisa Apdet dan meRiview Fanfic. Soalnya, mau belajar buat kenaikan kelas nanti. Huhu~ T~T

Sai: Enaknya… Dipeluk Naru… Ahh… -berPikTor ria-

Sasuke: Jadi ini yang ngerebut peran Gue? Hah?! Kurang Asem lo!! Sini! Balikin Naru-chan ku!! -menyerang dengan ketapel-

Sai: Enak aja! Naru-chan milikku! -senyam-senyum megang tomat busuk-

Sai n Sasuke: SERANGGGG!!! -melempar ketapel dan Tomat busuk secara bersamaan-

Mixmiu: Whoa! Awas kena!! -menghindar dibalik jubah Itachi-

Itachi: -kena tomat busuk dan peluru ketapel- =="

Mixmiu: Hehe, Sabar Itachi-kun…

Itachi: SASUKE!! SAI!! KUKUTUK KALIAN JADI BANCIIIII!!!! –ngamuk-

Naruto: Halah-halah!! Pokoke Riview ajalah!! Kagak terima Flame yak!! ^0^//

Sai n Sasuke: NARU-CHAN!!!!!

Naruto: -kabur-