Bitterswet
-Just Friend-
.
.
Lee Daehwi x Bae Jinyoung x Park Jihoon
Rate T
.
Pair: BaeHwi, JinHoon, Little bit JinSeop
.
Warning!
Yaoi, gs!BxB
Au. Typo. OOC.
.
.
.
"Benarkah?"
Ketiga orang yang sedang melahap makan siangnya itu menatap Park Woojin dengan wajah serius mereka. Pasalnya pria bermarga Park itu baru saja mengatakan bahwa ia tengah berkencan dengan seorang gadis.
"Tentu saja." jawab Woojin enteng seraya melipat tangannya didepan dadanya.
"Siapa gadis itu?" Lee Daehwi gadis berambut pirang itu membuka suara serta menyipitkan matanya. "Im Youngmin. Namanya Im Youngmin."
"Maksudmu wakil ketua osis itu?" Kini Ahn Hyeongseop membuka suaranya dengan nada yang sedikit. Kecewa.
"Eum."
"Bagaimana menurutmu Jinyoung-ah?" Pria yang sedari tadi hanya diam itu -Bae jinyoung- menolehkan kepalanya. "Oh. Itu bagus, setidaknya kau tidak sendiri lagi."
Sedangkan sedari tadi Daehwi mulai menyadari perubahan wajah dari Hyeongseop. "Aku tidak setuju dengan mu Jinyoung opaa."
"Ya Woojin oppa. Apakah kau yakin bahwa Youngmin sunbae menyukai mu?"
"Tentu."
Ya, benar diantara mereka berempat, Daehwi lah yang paling muda. Jinyoung, Woojin, dan Hyeongseop berada dikelas 2-1 sedangkan Daehwi ada dikelas 1-1. Sedikit penjelasan, mereka berempat sering dijuluki Prince and Princess sekolah. Woojin dan Jinyoung yang merupakan salah satu pengurus kelas musik, Daehwi yang merupakan salah satu siswa populer yan mengikuti kelas masak, serta Hyeongseop yang merupakan anggota Tim pemandu sorak yang -katanya- sangat imut dan menawan. Itulah alasan mereka mendapat julukan seperti itu. Back to the story.
"Tapi aku tidak setuju" Ketiganya menoleh kearah Daehwi. "Kenapa?"
"Kau tidak bisa seperti itu, apa kau tidak tahu ka- mpfft" sebelum sempat melanjutkan kalimatnya, Jinyoung sudah duluan membekap mulut mungil Daehwi. Selanjutnya, "Akhhhh!" Pekik Jinyoung merasakan perih pada tangannya. "KENAPA KAU MENGGIGIT TANGANKU!?"
Yang diteriaki hanya menatap Jinyoung kesal dan pergi meninggalkan ketiga temannya dikantin. "Yak Lee Daehwi! Tunggu!" Jinyoung segera mengejar Daehwi, meninggalkan Woojin yang menatap aneh pada dua orang yang baru saja pergi itu dan Hyeongseop yang sedari tadi,
hanya menatap Woojin.
.
.
.
"Lee Daehwi!"
"Tunggu aku!"
Daehwi berhenti dan menoleh kearah Jinyoung dengan tatapan kesalnyanamun terlihat lucu dimata Jinyoung. "Apa?"
"Aigoo, jangan marah seperti itu." Sungguh. Melihat wajah Daehwi seperti ini membuat Jinyoung ingin muncubit pipinya itu.
"Salahmu." Daehwi tetap pada pendiriannya. "Kenapa menghalangiku tadi?"
Jinyoung terdiam lalu berpikir sebentar, "hm, kenapa ya? aku lupa."
"Awww." Daehwi menginjak kaki Jinyoung. "Rasakan itu." dan tersenyum penuh kemenangan.
"Ish baiklah baiklah. Aku melakukan itu karena Hyeongseop. Kau pikir Hyeongseop mau Woojin mengetahui perasaannya?" Daehwi terdiam. Benar juga. "Tapi aku kasihan pada Hyeongseop eonni, dia sudah lama menyukai Woojin oppa." Rasanya Daehwi seperti ingin menangis. Ia sangat menyayangi Hyeongseop sehingga tidak rela jika Hyeongseop sakit hati.
"Aku tahu itu. Tapi jika kita memberitahu Woojin, mungkin saja Woojin akan menjauhi Hyeongseop." Kini kedua tangan Jinyoung sudah berada diatas pundak Daehwi. "Dan mungkin Hyeongseop akan sedih." Hingga akhirnya Daehwi mengangguk pelan. Jinyoung tersenyum. Begitupun Daehwi.
"Kalo begitu ayo ke kelas. sebentar lagi bel masuk."
Jinyoung menggandeng tangan Daehwi.
Mereka berjalan bersama.
Dengan wajah Daehwi yang perlahan mulai memerah.
Sepasang kekasih? Bukan.
Mereka hanyalah bersahabat.
Ya, Lee Daehwi dan Bae Jinyoung.
Sahabat.
.
.
.
"Eonni! Tunggu aku!"
Daehwi terus berari mengejar Hyeongseop.
"Eonni!" Hyeongseop menoleh. Dengan wajah lesu.
"Maaf Daehwi-ah, aku tidak bisa pulang denganmu." Daehwi menatap kecewa pada Hyeongseop. Karena ia tahu penyebab Hyeongseop seperti ini. "Aku ingin sendiri dulu." Hyeongseop tersenyum tipis. Kemudian Daehwi mengangguk.
"Kalau begitu hati hati eonni."
Daehwi tersenyum tipis melihat kepergian Hyeongseop. Hingga pandangannya terhenti pada Woojin. Mungkin aku bisa mengajak Woojin oppa pulang bersama -pikirnya-.
"Woojin oppa!" Woojin menoleh. Daehwi berjalan mendekati Woojin. "Ada apa?"
"Ayo pulang bersama." Ucap Daehwi penuh semangat. "Eum, maaf Daehwi-ah aku sudah janji akan pulang dengan Youngmin."
Wajah Woojin tampak merasa bersalah. Sedangkan Daehwi hanya tersenyum kaku. "Baiklah. Bersenang senanglah." Ucap Daehwi dengan nada yang tidak ikhlas.
Daehwi berdecak kesal. Tidak ada yang bisa ia ajak pulang bersama.
'TING' 'TING'
Daehwi merogoh ponselnya. Terdapat dua pesan singkat yang baru saja masuk. Daehwi membuka pesan pertama, dari ayahnya.
From : Ayah
Daehwi-ah pulang lah lebih awal hari ini. Ada yang ingin ayah bicarakan denganmu dan Gunhee.
Daehwi tampak berpikir sebentar. Aneh. Kenapa ayahnya menyuruh pulang cepat? Padahal juga biasanya ayah Daehwi dan Gunhee -kakaknya- akan pulang jam 7 malam. Kira kira ada apa? Daehwi penasaran.
'TING'
masuk satu pesan lagi. Ah, Daehwi hampir lupa jika ada satu pesan lagi yang belum ia baca. Ia melihat pesan tersebut dan pesan yang baru saja ia terima. Keduanya dari, Bae Jinyoung.
Pesan pertama,
From : Baejin
Mau pulang bersama?
Pesan kedua,
From : Baejin
Kenapa melamun? Ada masalah? Lihatlah kebelakang.
"KYAAAA"
Kalau saja tidak menahan diri, mungkin Daehwi sudah terjatuh. Bagaimana tidak, ketika ia menoleh kebelakang, tiba tiba saja Bae Jinyoung -sialan- sudah berada satu langkah dibelakang Daehwi. Tentu saja, siapa yang tidak akan terkejut?
"HAHAHAHA" Daehwi menyipitkan matanya ketika pria dihadapanya ini tertawa dengan lebarnya. "Apa yang baru saja kau lakukan Bae Jinyoung?" Kini wajah Daehwi sudah memerah menahan marah.
"Maaf maaf. Tapi wajahmu sangat lucu tadi. pffft- Hahaha" Tawa Jinyoung kembali pecah. Daehwi hanya memutar kedua bola matanya. "Katakan. Apa urusanmu?" Tanya Daehwi dengan nada 'agak' Sinis.
Jinyoung beusaha mengatur nafasnya agar tidak tertawa lagi.
"Baiklah. Mau pulang bersama?"
"Maaf aku tidak bisa."
"Memangnya kenapa?"
Jinyoung menatap Daehwi lekat. "Aku buru buru. lain kali saja ya."
"Tapi-" perkataan Jinyoung terhenti ketika Daehwi langsung melesat pergi dari hadapan Jinyoung. Jinyoung hanya bisa menghela nafas.
.
.
.
Daehwi sampai kerumahnya bertepatan dengan sang kakak yang juga terlihat baru saja memarkirkan mobilnya.
"Oppa" panggil Daehwi ketika Gunhee baru keluar dari mobilnya. "Oh Daehwi. Ayah juga menyuruhmu pulang lebih awal?" Gunhee tersenyum, sedangkan Daehwi hanya mengangguk lucu.
"Ayo masuk."
Mereka pun masuk kedalam rumah dan mendapati ayahnya sedang bersama seseorang. Tidak. Dua orang.
"Oh kalian sudah datang." Tuan Lee tersenyum menyambut kedua anaknya. Gunhee disambut hanya tersenyum kaku. Sedang Daehwi, senyumannya sudah hilang beberapa detik yang lalu.
"Ayah, siapa mereka?" Hening. Pertanyaan Daehwi membuat suasana didalam ruangan itu menjadi hening.
"Ah. Daehwi, Gunhee, kenalkan ini Park Heeseok dan ini anaknya Park Jihoon" Ucap sang ayah seraya menunjuk seorang wanita paruhbaya dan seorang lagi yang lebih muda yang ada disamping wanita paruhbaya tersebut, yang sedari tadi hanya diam dan tersenyum.
"Bukan itu yang kumaksud. Maksudku ada hubungan apa ayah dengan mereka? Atau-" Daehwi tidak meneruskan perkataannya. Sedang sang ayah mengangguk pelan. Membuat Daehwi -Maupun Gunhee- melebarkan matanya. "Ayah akan menikahi Park Ahjumma, dan Jihoon akan menjadi saudara tiri kalian."
DEG
Inilah yang tidak ingin Daehwi dengar dari ayahnya.
Mimpi buruknya datang.
Ia akan memiliki Ibu tiri. Dan,
Saudara tiri.
.To be continue.
Hai~ aku Author baru '^' mohon bantuannya~ Masih newbie dalam ff yaoi:( maaf kalau ceritanya amatir banget:( dan lagi, mungkin yang suka pairing ini sedikit:'( tapi jujur aku suka banget JinHwi:) sama JinHoon juga suka sih :D Reviewnya ya~
