If I said I love you, what should I do?
Kageyama Tobio x Hinata Shoyo
Haikyuu! milik Furudate Haruichi
Cerita milik saya
Summary:
Kalau kukatakan aku sudah terlanjur mencintaimu, apa yang harus kulakukan, hei malaikat pelindungku?
Enjoy!
.
.
Chapter 1 – Guardian Angel
Sejak kecil Kageyama tidak pernah percaya pada yang namanya malaikat, dan sebangsanya. Baginya hal itu hanyalah mitos, dongeng yang dibuat-buat para orang tua untuk menghibur anak mereka. Tetapi kini, diumurnya yang ke-15 tahun, untuk pertama kalinya Kageyama merasa dirinya sudah gila. Karena tepat pukul 5 pagi itu, disaat ia baru saja bangun tidur, didepannya berdiri makhluk yang dianggapnya hanya mitos belaka. Sosok bersurai jingga dengan pakaian putih bersih lengkap dengan sayap yang sama putih bercahaya yang melebar hingga dua meter kesamping tubuhnya.
"Hai, Kageyama, katanya kau itu manusia madesu yang penyendiri dan aku ditugaskan untuk mengawasi dan membantumu berubah. Perkenalkan, namaku Hinata Shoyo. Mulai sekarang aku akan tinggal disini bersamamu." Sosok itu tersenyum, yang menurut Kageyama sangat menyilaukan.
"Tunggu, apa maksudmu? Tinggal disini? Tidak, tidak, tidak. Orang asing yang sedang cosplay sepertimu lebih baik segera pergi dari sini! Dan bagaimana kau bisa masuk apartemenku, huh!?" ketus Kageyama. Hinata menggembungkan pipinya.
"Aku bukan orang asing, Kageyama! Kau bisa menganggapku guardian angelmu! Jadi hargailah aku sedikit!" Hinata membalas dengan kesal.
"Jangan bercanda! Tidak ada yang namanya guardian angel! Itu hanya karangan saja! Aku tidak percaya dan tidak akan pernah percaya dengan hal semacam itu! Aku pasti sedang bermimpi. Ya, benar. Ini pasti mimpi. Jadi aku cukup kembali tidur dan saat aku bangun nanti, kau pasti sudah menghilang." Usai berkata demikian, Kageyama kembali tertidur lelap. Saking cepatnya hingga membuat Hinata yang kesal menjadi semakin kesal. Tapi ia hanya menghela nafas sebelum mengukir tersenyum tipis dibibirnya.
"Kau masih belum percaya? Baiklah, akan kubuat kau percaya padaku, Kageyama Tobio-kun." Kemudian ia menghilang dicahaya terang, menyisakan beberapa helai bulu berwarna putih bersih yang bersinar kekuningan.
.
.
.
Kringg! Kringg!
Jam weker Kageyama berbunyi nyaring, berusaha membangunkan sang pemilik yang masih berlayar dalam lautan mimpi.
"Kageyama, ayo bangun! Sudah jam tujuh lho! Bukankah harusnya kau siap-siap sekolah? Hari ini hari pertamamu,'kan? Ayo bangun!" suara cempreng milik seseorang mengusik Kageyama, namun Kageyama hanya mengabaikannya dan semakin bergelung kedalam selimut hangatnya.
"Kageyama, ayo bangunlah!" sosok bersurai jingga itu merebut guling Kageyama kemudian menggunakannya untuk memukul kepala Kageyama.
Buk! Buk! Buk!
"Aduh! Aduh! Berhentilah memukulku! Iya! Iya! Aku bangun, aku bangun! Ukh!" Kageyama perlahan bangun kemudian duduk dipinggir kasurnya yang empuk. Wajahnya kusut dan kelihatan benar-benar mengerikan. Mulutnya tak henti mengucapkan rentetan sumpah serapah untuk orang yang sudah membangunkannya. Hinata sampai merinding dan mundur beberapa langkah. Tapi ia menggeleng dan kembali maju. Bukankah ia sudah bertekad? Ia tak boleh gentar hanya karena melihat wajah Kageyama yang mengerikan!
"Oi, oi, Kageyama! Kau seharusnya senang aku membangunkanmu! Bukannya malah menyumpahiku! Kageyama bodoh!" Hinata menggembungkan pipinya. Mendengar itu, sumpah serapah yang Kageyama ucapkan terhenti dan seketika kamarnya hening. Mata yang awalnya terbuka separuh refleks membelalak lebar dan berakhir menatap kosong kearah Hinata. Oke, ini mulai menakutkan.
"Ka-Kageyama, kau baik-baik saja,'kan?" Hinata yang khawatir melihat Kageyama yang hanya menatap kosong kearahnya segera melambai-lambaikan tangannya didepan wajah pemuda tersebut. Percuma. Kageyama masih terdiam dan hal itu membuat Hinata makin panik.
"Kageyama, j-jangan bercanda! Ah! Kau marah ya padaku karena sudah memukulmu? Maafkan aku…" Hinata makin gencar melambaikan tangannya didepan wajah Kageyama, bahkan ia juga mengguncang bahu Kageyama sambil berharap pemuda itu segera sadar. Dan tentu saja berhasil.
"Kau…siapa?" Hinata memasang wajah kaget mendengar pertanyaan itu meluncur dari bibir Kageyama dan ia menatap pemuda itu seakan Pemuda itu adalah alien yang tidak dikenal.
"Kau melupakanku, Kageyama? Secepat itu kah otakmu mereset ingatan tentang keberadaanku?" Hinata menghapus air mata –imajiner- nya dengan gaya ala-ala drama Korea. Kageyama mendengus kesal.
"Jangan mendrama! Jawab saja pertanyaanku!" hardik Kageyama. Hinata menghela nafas sebelum mengiyakan saja permintaan Kageyama.
"Huft~ Baiklah, aku akan memperkenalkan diriku sekali lagi. Dengar dan ingat baik-baik ya." Hinata berjalan mundur sebelum melebarkan kedua tangannya.
Srakkk!
Mata Kageyama melebar melihat dua sayap putih membentang dibelakang punggung si jingga. I-itu sayap,'kan? Itu benar-benar sayap! Apakah sayap itu…nyata?
"Perkenalkan, namaku Hinata Shoyo, aku malaikat yang ditugaskan untuk mengawasimu dan membantumu berubah dari sifatmu yang madesu yang penyendiri itu. Misi kita adalah mencarikan teman untukmu! Kau juga bisa menganggapku Guardian Angelmu. Dan mulai sekarang aku akan tinggal disini! Salam kenal, Kageyama Tobio-kun!" perkenalannya ia akhiri dengan bonus senyum semanis gula yang bisa membuat siapa saja diabetes kalau melihatnya terlalu lama.
"Tunggu! Bukan itu yang kutanyakan! Kau siapa? Kau tidak mungkin benar-benar malaikat! Malaika itu hanya mitos!"
"Kageyama-kun, kau masih mau denial? Aku benar-benar malaikat lho. Aku berdiri didepanmu dan menunjukkan kalau sayapku ini memang asli, apa lagi yang kau ragukan?" Hinata berputar beberapa kali untuk menunjukkan sayapnya pada Kageyama.
"Bohong, kau pasti berbohong. Biar kubuktikan sendiri kalau sayapmu itu palsu!" Kageyama berdiri tiba-tiba dan menuju kearah Hinata yang masih memandanginya dengan tatapan bertanya-tanya. 'Mau apa manusia ini?' pikir Hinata bingung. Baru saja ia hendak bertanya kepada Kageyama namun segera ia urungkan karena ia merasakan sesuatu yang menyentuh sayapnya dan…
Syut!
"Gyaa!"
"H-huh?" Kageyama memiringkan kepalanya sambil menatap bergantian antara Hinata yang tampak kesakitan dan bulu putih bercahaya kekuningan ditangannya.
"Sakit ya?" tanyanya polos. Sontak saja Hinata kesal dan memukul kepala Kageyama.
"Kageyama jahat! Tentu saja sakit! Jangan asal cabut bulu disayapku, Kageyama bodoh!" semprot Hinata.
"Kau…Tidak sedang berbohong,'kan?" Kageyama mengambil ancang-ancang ingin mencabut lagi bulu dari sayap Hinata, membuat Hinata ketakutan dan segera menghilangkan sayapnya.
"Iya! Aku tidak bohong! Kau saja yang denial padahal sudah diberi bukti nyata! Hiks! Aduh, sakitnya…"
"H-huh! Bagaimana lagi?! Siapa tahu kau itu pencuri yang sedang menyamar? Tidak ada salahnya berjaga-jaga,'kan?" Kageyama membuang mukanya kearah lain, kemanapun asal jangan kearah Hinata.
"Huu.. Kageyama jahat!" Hinata memeletkan lidahnya sambil mengelus-ngelus punggungnya pelan, tampaknya masih kesakitan akibat ulah Kageyama yang asal mencabuti bulu dari sayapnya tadi. Kageyama yang mendengar namanya disebutkan segera saja menoleh dengan raut kesal.
"Hei! Bukan salahku! Bisa saja kau hanya berakting kesakitan saja,'kan? Siapa tahu kau memang orang jahat yang sedang menyamar! Ini bukan salahku!" jari Kageyama menuding wajah Hinata disertai bertambah seramnya raut wajahnya.
"Kageyama, jangan emosi. Wajahmu mengerikan kau tahu?" Hinata mundur beberapa langkah.
"Wajahku memang begini sejak lahir! Boke! Hinata boke!" wajah Kageyama semakin bertambah mengerikan. Mendadak Hinata semakin kesal karena dikatai Kageyama dengan sebutan 'boke'.
"Kau jadi bertambah jelek-Gyaaaaaa! Ampun, Kageyama! Aku bisa botak kalau kau mencengkram kepala sampai rambutku serasa mau lepas begini!" teriakkan Hinata menggema dikamar berukuran 4x4 tersebut.
"Pergi kau dari apartemenku! Kalau kau tinggal disini, bisa-bisa aku gila!" usir Kageyama. Hinata menggeleng, masih keras kepala.
"Aku ini ditugaskan untuk bersamamu 24 jam penuh, jadi aku tidak mau tahu! Aku akan tetap tinggal disini!"
"Ini apartemenku! Dan aku tidak mengijinkanmu tingal disini!" Kageyama masih bersikeras untuk mengusir Hinata.
"Pokoknya tidak mau! Aku akan tinggal disini! Apartemenmu juga luas bukan, tuan muda Tobio? Tambahan satu penghuni yang tinggal disini tidak akan merubah apapun. Kamarnya saja ada tiga! Kau pasti kesepian, jadi biarkan aku tinggal disini!" Hinata masih keras kepala, membuat Kageyama makin kesal.
"Kau menelusuri apartemenku?! Ternyata kau memang berniat buruk ya?! Dan lagi, kata siapa aku kesepian?! Aku tidak kesepian! Jadi sekarang juga, pergi dari sini dan jangan kembali lagi!" Kageyama menyeret Hinata ke pintu depan kemudian membuka pintunya berniat melempar Hinata keluar. Sebenarnya niat awalnya tadi melempar Hinata keluar jendela sekalian, tapi pasti percuma saja. Kan dia bisa terbang. Jadi Kageyama memilih opsi dua yaitu pintu depan.
"Huwee! Kageyama jahat! Setelah aku menunjukkan semuanya padamu, kau begini padaku?! Padahal kau sudah merasakan bagaimana hangatnya saat kau menyentuhku tadi! Kau malah berkata aku penipu dan mengusirku begitu saja? Hiks! Kageyama jahat! Bodoh, jelek!" Hinata menangis sambil memeluk tangan Kageyama. Mambuat Kageyama jijik dan segera mendorong Hinata sampai yang bersangkutan jatuh.
"Berisik!" baru saja Kageyama berniat menutup pintu, mata Kageyama membelalak melihat sosok bersurai coklat tercengang didepan pintu.
"Wow, Kageyama, kau…"
"Tunggu! Futakuchi-san! Bukan begitu! Aku tidak kenal dia!" Kageyama segera melesat menuju pintu apartemen milik tetanggganya, Futakuchi Kenji.
"Tidak masalah, aku mengerti kok." Ia menyeringai sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tidak! Bukan begitu!" Kageyama berusaha membuat tetangganya itu mengerti tapi malah makin salah paham.
"Tidak perlu panik, Kageyama. Aku bisa jaga rahasia kok." Ia mengacungkan jempolnya. Kageyama malah makin panik. Masalahnya kalau orang didepannya ini mengatakan bisa menjaga rahasia, pasti yang ada hanya kebalikannya. Karena dia ini sebelas duabelas dengan Oikawa –mantan senpainya- kalau urusan gosip menggosip. Kageyama mengusap wajahnya kasar sebelum kembali kedepan apartemennya dan membantu Hinata bangun sebelum memaksakan senyum kepada Futakuchi.
"Futakuchi-san, tolong jangan salah paham. Kami hanya sedang latihan drama kok. Agar lebih mendalami, makanya kami praktekkan didepan pintu seperti dinaskahnya. Bukankah begitu, Hinata?" Kageyama menatap Hinata dengan tajam yang sontak membuat Hinata menelan ludah gugup.
"I-iya, benar. Kami hanya sedang latihan drama kok." Hinata mengangguk cepat-cepat.
"Ah~Kukira aku dapat bahan gosip baru. Ya sudah kalau begitu, silakan lanjutkan latihannya ya." Kageyama tersenyum masam. 'Sudah kuduga.' Batinnya. Baru saja Futakuchi hendak hendak pergi, ia kembali berbalik dan berkata kepada Kageyama dan Hinata.
"Omong-omong, kalian tidak bersiap kesekolah?" tanya Futakuchi dan mata Kageyama sukses melebar.
"Astaga! Aku bisa terlambat! Terima kasih, Futakuchi-san. Kami masuk dulu!" Kageyama menyeret Hinata masuk kemudian menutup pintu dengan cepat.
"Fyuuh, adik-adik kelas sekarang sangat menarik. Ah, telfon dari Kamasaki-san, fufu." Ia segera berlalu dari sana dengan ponsel ditelinga, meninggalkan lorong yang hening.
Didalam apartemen Kageyama, ia sibuk mengomeli Hinata yang hanya ditanggapi dengan, 'iya', 'maaf', 'oke', dan 'hm~' dari si malaikat. Setelah sekitar lima belas menit mengomeli Hinata akhirnya ia mengakhiri omelannya.
"Pokoknya awas kalau kau sampai teriak-teriak lagi dan membuat tetanggaku salah paham!" Kageyama berniat menuju kamar mandi andai saja Hinata tidak menahan lengannya.
"Apa lagi?! Aku tidak mau terlambat dihari pertamaku!" Kageyama menatap Hinata seakan-akan ia akan menelan Hinata bulat-bulat. Tapi Hinata hanya membalas dengan senyum polos.
"Aku diizinkan tinggal disini,'kan?" tanya Hinata memastikan. Kageyama memberi wajah kesal sebelum mengangguk tak ikhlas.
"Terserah kau saja! Aku tidak peduli! Sekarang lepaskan tanganku!" Kageyama berlalu meninggalkan Hinata diruang tamu.
"Yatta! Kageyama-kun memang baik!" Hinata melompat-lompat kecil kemudian mengulum senyum.
"Kalau begitu, tinggal menyiapkan keperluan untuk 'itu' dan misi siap dilaksanakan." Hinata tersenyum lebar seraya menampakkan sayapnya.
"Tunggulah, Kageyama Tobio. Kejutan akan menantimu." Dan keberadaan Hinata hilang ditengah cahaya terang.
.
.
Tbc…
A/N : Hei! Hei! Hei! Ini dia KageHina dan fic multichapter pertama yang saya publish! Saya akhirnya kesampean buat mempublish fic di fandom ini! (tepuk tangan) Senang deh rasanya, hehe. Saya mohon maaf ya kalau masih banyak kesalahan dalam penulisan fic ini, kalau ada tolong bantu koreksi ya, hehe. Yak, gak usah banyak omonglah nanti semua yang baca pada bosen (emang ada yang mau baca?). Mohon kritik dan sarannya ya, semuanya. Terima kasih.
