~ANGEL~
by: PrinceStraw
Chapter : Drabble
Cast: Reita/Ruki
Genre : Angst
Rating : PG
Warning : Weird story as usual
Summary :In the arms of the angel
Fly away from here
From this dark cold hotel room
And the endlessness that you fear...
Disclaimer : I don't own cast, just story line.
.
.
.
.
.
Reita merasa begitu terlambat ketika menemukan secarik kertas basah sebab tempias hujan yang terkulai di depan pintu rumahnya. Kertas yang lusuh, kumal, tinta hitamnya berceceran dan tak lagi rapi, namun susunan huruf di dalamnya masih bisa dibaca. Ia mengangkat kertas tersebut dengan sangat hati-hati, dalam keadaan penuh sadar mengeja kata perkata nya.
"Menghabiskan seluruh waktu ku untuk menunggu kekasih
Sekedar menjemputmu untuk kupeluk meski perih
Jutaan kata yang tak tersampaikan terus menggigih
Terseok-seok diantara likuan langkah yang tertatih
Andai kau memilih untuk tahu seberapa dalam diriku
Aku akan rela menjadikanmu bintang paling terang di angkasaku
Aku akan berbagi cerita tentangmu di mimpi-mimpiku
Hanya sayangnya kau menolak memahami bahasa jiwaku...
Bodohkah ia?
Saat ini juga Reita berharap burung merpati mau meminjamkan sayapnya untuknya, lalu dengan segera mengepakkan sayap-sayap itu dan terbang menuju ke tempat seseorang yang sudah sangat lama ia abaikan.
Reita kejam, tak pernah melirik barangkali sedetik seseorang itu yang selalu memandangnya dengan cara yang berbeda. Selalu memusatkan perhatiannya kepadanya kala ia berjalan, bergerak, tersenyum, tertawa, bahkan sekedar menghembuskan napas. Tentu saja orang itu tak pernah merasa baik dengan perlakuan tak acuhnya selama ini, namun betapa menyedihkan ketika orang itu masih saja membangun senyuman indah nan tulus untuknya. Orang itu merangkai dusta, mengarang cerita untuk menutupi luka yang kentara tersirat di dalam matanya tetapi tak pernah terbaca olehnya sebab begitu buta.
Dan ia teringat paragraf-paragraf terakhir dalam surat itu,
Sayang..
Selalu ada alasan untuk merasa tak cukup baik
Dan berat rasanya di penghujung hari, sedangkan kau tak pernah menyadari.
Seolah-olah aku butuh pengalihan
Pelampiasan yang indah
Kenangan merembes dari nadiku
Mungkin saja kosong, tak berbobot
Dan mungkin malam ini kutemukan kedamaian..."
BRAAKK!
Sekuat tenaga ia mendobrak pintu kamar hotel itu dan dengan gegabah membukanya. Ia ingin berteriak. Tak apa meski hanya selongsong kosong yang keluar dari tenggorokannya. Namun kenyataannya sampai detik ke 32 tepat jarum jam menunjukan pukul 6 petang, tak ada secuilpun kata yang terlontar. Ia membeku di tempat, ujung jemari kakinya menyentuh pil-pil aneh yang banyak bertebaran di lantai. Kesedihan membuatnya bertekuk lutut. Terkembang senyum yang sama saat pertama kali ia mengenal seseorang itu, di wajah itu yang kini tampak pasi dan menyimpan kebebasan tak berarti.
Dalam dekapan bidadari seseorang itu terbang pergi dari sini; dari kamar hotel yang gelap dan dingin ditarik dari rongsokan kesedihan menuju keabadian yang penuh pengharapan. Ruangan yang menguak hening yang panjang dan menyisakan tangis yang tenggelam, ia menyerukan doa-doa dalam hatinya,
Semoga kau menemukan kenyamanan disana. Ruki.
.
.
.
.
.
.
.
~FIN~
A/n: Hanya coretan iseng saat insomnia :(
