Park Jimin x Min Yoongi

(Jimin is top here || Its BST era)
...

"Dasar manusia tak berguna!" Rambut kehitamannya ditarik dengan kasar, beberapanya sampai rontok dan jatuh ke atas lantai.

Sakit, perih, panas.

"Ampun mam" suara itu bergetar, wajahnya memerah, tangannya memegangi kepalanya yang mulai pening.

"Kamu kira dengan ampun pria itu akan kembali hah?!" Bentakan itu disertai tarikan yang lebih menyakitkan lagi, teriakan makin memenuhi ruangan sempit dan lembab itu. "Kamu itu cuma pelacur Yoon! Gak usah sok-sokan suci dan nolak untuk dimasuki begitu!" Kepalanya di hempaskan.

Isakan terdengar lagi, yang ini lebih menyayat hati. Ketakutan sangat tergambar di wajahnya, pipinya sudah memerah terkena tamparan keras dari tangan ibu-ibu gemuk yang sedaritadi menyiksanya.

"Ampun-" suaranya sudah tak jelas, lebih terdengar seperti raungan minta tolong.

"Ampun ampun! Kau tak tau siapa tuan Jung huh! Dasar tak tau diuntung!" Dan wanita gemuk itu pergi meninggalkannya yang sudah tersungkur nyaris tak sadarkan diri. "Kau tidur disana malam ini!".

Mata hitam itu terbuka, ekspresinya berubah panik, gila saja tidur diloteng saat musim dingin, bisa-bisa ia mati membeku.

"Kumohon keluarkan aku" menangis sejadi-jadinya sambil memukul pintu kayu bersar yang telah dikunci dari luar. "Aku bisa mati disini kumohon" ia menangis sejadi-jadinya, suaranya tak akan didengar, bagaimanapun ia berteriak.

Ia takut, kesepian, butuh perlindungan.

"Aku benci hidupku" dan semuanya menghitam.

Ia tertidur karena kelelahan.

...

"Psst hyung-" suara membangunkan pria mungil yang sedang tidur meringkuk, matanya mengerjap.

"Astaga hyung pucat sekali!" Si gembul mendekati hyungnya tersebut, setelah tangannya meletakan piring dan selimut yang ia bawa, "Hyung ayo bangun-".

Si rambut hitam, yang tadinya tertidur mulai mengangkat tubuhnya yang ngilu-ngilu, sakit sekali badannya.

"Kook!" Ia senang, dengan cepat ia langsung memeluk sosok gembul yang ada di hadapannya.

"Hyung ayo makan dulu, habis itu pindah ke kamar Kookie saja" pria gembul dan manis itu membawa piring makanannya kembali, meletakannya kehadapan si mungil, dan tangan pucat si mungil itu meraih piring makanan yang ditawarkan.

Perutnya lapar, sangat lapar.

"Kau tidak takut?" Suaranya agak bergetar, bagaimana tidak, disini udaranya sangat dingin, dan lagi ia hanya menggunakan pakaian ala kadarnya

"Takut untuk apa?" Kookie, pria gembul tadi menatap si mungil dengan tatapan bingung.

"Mengizinkanku untuk tidur denganmu di kamarmu".

"Aku lebih baik dimarahi daripada melihat hyung mati membeku disini".

"Terimakasih Kook, kamu adik terbaikku" piring penuh makanan tu diletakan disamping tubuhnya, dan dipeluknya pria gembul dihadapannya. "Kau sudah banyak membantuku, tak kubayangkan hidup tanpa dirimu".

"Hyung, sudahlah, ayo makan lagi, mau kusuapi?" Dan rambut hitam itu berayun, kepala itu mengangguk lemah, setuju.

"Yasudah sini, aaa?".

...

Ya tuhan, aku lelah
Tunggu,
masihkah aku pantas memanggil namamu?
Sudikah namamu dipanggil oleh manusia kotor sepertiku?
...

TBC

Hi, its me again..

so, I republish this fanfic from wattpad, and i hope you like it...

don't forget to give me some review,

Thank you

KIM