Etto, selamat pagi/siang/sore/malam minna-san!
Kira-kira masih ada yang ingat sama Mei gak ya? _(:'3_ /ngga /kelamaanhiatussih
Mei benar-benar minta maaf karena sudah hiatus lebih dari setahun ;;v;; /sujud
Dan maaf juga karena fic-fic mei yang lain seperti Love Magic! Kuro Shinigami dll sepertinya tidak akan dilanjutkan lantaran Mei sudah lupa dengan storyline-nya QAQ /dihajarmassa
Anyway, pada kesempatan ini, Mei mencoba untuk kembali menulis fanfic Vocaloid baru, yang mungkin bakal di update seminggu sekali.
Semoga ceritanya bisa menarik perhatian dan menghibur para readers sekalian ^^
Oke, lanjut ke Disclaimer /o/
"Heaven's Messenger"
Vocaloid © Yamaha and the other companies
Story and Cover Art © Me
Genre : Fantasy, Friendship, and maybe Romance in the future
Mind to RnR?
Dengan tas berwarna emas dan sepasang sayap ini, kami mendatangi semua tempat untuk menyampaikan surat mereka. Kami hanyalah satu diantara berjuta-juta pengantar surat lainnya.
Tapi ada beberapa pengantar surat yang sangat spesial diantara mereka semua.
Karena kami mengantarkan surat untuk mereka yang berada di dunia yang lain, kamilah 'Heaven's Messenger!'
.:: Chapter 1 : The Messenger ::.
"Selamat Siang! Ada surat untukmu!"
Bunyi lonceng berbunyi nyaring seiring dengan gerak gerik dari gadis itu. Dengan senyuman yang lebar dan aura yang hangat, ia memberikan sepucuk surat berwarna emas kepada beberapa orang disana.
Sepasang sayapnya mengepak dengan indahnya, membawa tubuh gadis remaja dengan tas berwarna emas itu menuju tiap orang yang namanya tertulis di bagian belakang surat yang dipegangnya.
"Rinrin! Apa kau sudah selesai di sebelah sana? Sudah saatnya makan siang loh!" Seorang gadis lain memanggil gadis yang dipanggil Rinrin ini dari kejauhan sambil melambaikan tangannya.
Spontan saja, Rin atau yang tadi dipanggil Rinrin ini segera menolehkan wajahnya ke gadis dengan rambut hijau lime itu. "Uwah, aku segera kesana Gumi-chan!" Serunya sambil menutup tas berwarna emasnya.
Dan dengan penuh semangat ia melayang menuju Gumi, tapi entah karena disengaja atau tidak, ia malah menabrak Gumi sampai terjatuh di lantai yang selembut kapas itu.
"Mou Rinrin! Lain kali kau harus belajar cara untuk mengerem ya!" Ucap Gumi sambil menggembungkan kedua pipinya, salah satu tangannya mencoba untuk menyingkirkan tubuh gadis berambut honeyblonde itu dari atas tubuhnya. "Rinrin aku tidak bisa bernafasss…"
"U-Uwah!" Sontak saja Rin mengangkat tubuhnya begitu melihat wajah sahabatnya telah menjadi biru. "Huwe Gumi-chan jangan matiiiiii!" Serunya sambil menepuk-nepuk pipi Gumi dengan linangan air mata di wajahnya.
"Ittai! Rin stoooopppp!" Seru Gumi yang pipinya sudah menjadi merah. "Aku tidak akan mati tau! Rin no baka! Dasar…" cetusnya sambil balik mencubiti pipi Rin dengan kedua tangannya.
"Awawawa haaf huhiiiiii," ringis Rin yang sudah mulai pasrah dengan pipinya. "Hihihi, makanya lain kali jangan nabrak-nabrak orang dong, dasar Rinrin," balas Gumi sambil melepaskan cubitannya. "Yah, sudahlah, ayo kita makan siang!" Tambahnya sambil mengangkat kedua tangannya dengan penuh semangat.
"O-oooh!" Rin pun mengikuti gaya Gumi dengan rada tidak semangat.
Rind an Gumi, mereka berdua adalah sahabat yang sudah bagaikan surat dan perangko, sangat sulit untuk dipisahkan. Mereka selalu bersama kemana pun dan kapan pun.
Selain karena mereka tinggal dalam kamar asrama yang sama, mereka sangat sulit untuk dipisahkan karena mereka sudah bersahabat sejak pertama kali mereka bertemu, entah tahun berapa itu.
Maka tak heran kalau mereka berdua sudah saling sangat mengenal satu sama lain dengan baik. Walaupun kadang-kadang mereka bisa bertengkar, tapi dalam beberapa jam mereka pasti akan saling meminta maaf dan berakhir dengan tertawa bersama karena bertengkar oleh hal-hal sepele.
Sebagai Heaven's Messenger, setiap harinya mereka sama-sama bertugas untuk mengantarkan surat, di pagi harinya sesudah mereka sarapan di kantin asrama dan menerima catatan tempat mereka akan bertugas pada hari itu, mereka akan pergi menuju tempat yang sudah dituliskan.
Pergi ke dunia manusia sudah menjadi rutinitas mereka dan pembawa surat lainnya sehari-hari. Mereka biasanya akan mendatangi rumah yang dituju dan mengambil surat yang berbentuk seperti serpihan bintang dari manusia-manusia yang ingin mengirim surat mereka untuk orang yang mereka sayangi di dunia lain itu, atau yang biasa mereka sebut 'Surga'.
Pagi hari yang dikenal oleh para Heaven's Messenger pun berbeda dari waktu pagi yang manusia tahu. Pagi hari menurut para Heaven's Messenger adalah mulai dari jam 2 pagi hingga jam 9. Dan biasanya mereka akan kembali ke Surga untuk mengantarkan surat mereka dari jam 12 siang hingga jam 6 malam.
Namun dalam beberapa kesempatan, mereka bisa tinggal di dunia manusia dalam beberapa waktu dan hari. Biasanya mereka diberi tugas khusus oleh atasan, atau yang biasa mereka sebut 'Etoile'.
"Rinrin hari ini pasti mau beli pie jeruk!"
"Week, biarin aja! Gumi juga pasti hari ini mau beli pudding wortel!" Balas Rin sambil menjulurkan lidahnya, sembari mengambil pie jeruk kesukaannya. "Lagian pudding wortel emang enak apa, wortel kan sayur…." Gerutu Rin, gadis satu ini memang sangat tidak suka dengan sayur.
"Eeeee! Wortel itu manis tau! Dan wortel itu mengandung banyak vitamin A untuk kesehatan mata!" Celetuk Gumi sambil menyendok pudding wortel ke dalam mulutnya. "Uwaa~ Lezatnya~~" Ucap Gumi dengan wajah yang berbunga-bunga.
Masih dengan tatapan 'enak-apaan-dasar-maniak-wortel' nya kepada Gumi, Rin masih tetap mengunyah pie jeruknya, sebelum ia kehabisa waktu untuk menghabiskan pie-nya.
Keheningan pun terjadi hingga pada akhirnya bel tanda istirahat selesai berbunyi.
TENG TENG TENG
"Rinrin Rinrin, menurutmu hari ini kita akan ditugaskan kerumah siapa ya? Kuharap aku bisa kerumah cowo ganteng!" Ucap Gumi dengan mata penuh harap.
Rin sendiri pun sebenarnya berharap sama, hanya saja agar kelihatan bijak 'sedikit' dia malah berdehem dan terus melayang menuju ruang utama.
"Hee… Rin sendiri pasti memikirkan hal yang sama kan~~ khukhukhu~ Pasti Rin berharap biar bisa ketemu sama cowo ganteng yang pake kacamata~" Goda Gumi sambil menyenggol-nyenggol lengan Rin yang berada disampingnya dengan sikutnya. Dan spontan saja wajah Rin langsung memerah karena tebakan sahabatnya ini sangat mengenai sasaran.
"Gu-Gumi shhh!" Seru Rin sebal dengan wajah yang merah. Rin memang menyukai tipe laki-laki ganteng yang memakai kacamata, menurutnya kacamata itu menambah efek kegantengan seorang laki-laki.
Gumi yang melihat wajah sahabatnya pun hanya bisa terkekeh geli.
Begitu mereka sampai di ruang utama, ratusan bahkan mungkin ribuan Heaven's Messenger yang lain telah rapi berbaris sesuai tingkat mereka masing-masing.
Secara umum para Heaven's Messenger dibagi atas tiga tingkat. Rin dan Gumi sendiri sudah berada di tingkat dua. Tingkatan itu bisa dilihat dari jumlah bintang yang menempel di lengan baju sebelah kiri mereka.
Begitu semua Heaven's Messenger berkumpul, sebuah bintang akan terbang menuju masing-masing mereka, kemudian berubah menjadi selembar kertas yang berisi alamat target yang akan dituju.
Dan seketika itu juga, pintu raksasa dengan lambing bintang yang terdapat di atap terbuka, memperlihatkan lautan bintang yang indah. Dan secara berurutan para pengantar surat itu melesat ke langit penuh bintang sesuai dengan tingkatan mereka, dimulai dari tingkatan ketiga.
"Gumi-chan, aku dapat Tokyo!" seru Rin sambil memperlihatkan kertasnya. "Aku juga!" Balas Gumi dengan semangat. "Yattaaaa!" seru mereka berdua sambil saling menepukkan tangan mereka, sebelum pada akhirnya mereka ikut melayang dengan sepasang sayap putih mereka.
"Rinrin sebutkan identitas targetmu!" Seru Gumi di perjalanan mereka menuju bumi, sambil menunjuk kertas yang digenggam oleh Rin. Rin pun mulai mencoba membaca kertas miliknya sambil membenarkan poninya yang terus tertiup oleh angin.
"Etto-Kagamine Len, umur 16 tahun, tinggi 168 cm, berat 47 kg, bersekolah di SMA Internasional Melodia Tokyo, saat ini sudah kelas 2, dan…" Ucapan Rin berhenti, ia terus memandangi kalimat terakhir yang berada di kertasnya.
"Dan…?" Tanya Gumi sambil memiringkan kepalanya. "Rinrin?" Tambahnya lagi begitu melihat gadis berpita putih dihadapannya itu sudah mulai senyum-senyum sendiri. "Dan apa Rinrin?" Ulangnya.
"DAN DIA PAKAI MEGANEEEE!" Seru Rinrin dengan suara yang amat keras, sampai-sampai ia lupa kalau dia masih dalam formasi Heaven's Messenger yang akan menuju Jepang. "U-Ups!" Begitu ia sadar kalau hampir seluruh orang melihat kearahnya karena suara teriakannya, ia segera menutup mulutnya dengan wajah yang merah karena menahan malu. Sementara itu Gumi hanya bisa menahan tawanya melihat tingkah bodoh sahabatnya itu.
Begitulah mereka, menjalankan rutinitas sehari-hari, dipenuhi canda tawa dan tanggung jawab sebagai pengantar surat dari dunia lain yang biasa manusia sebut dengan 'Surga'.
Surat apakah yang yang telah menanti Rin di Gumi di Tokyo? Kira-kira bagaimana reaksi Rin saat bertemu dengan manusia yang bernama Kagamine Len itu?
.:: Continue in Chapter 2 ::.
Prologue End!
Mind to Review? Kalau menurut readers ceritanya menarik Mei bakal ngelanjutin ceritanya kok /o/
Arigatou gozaimasu!
