ino x shino. Haha.. pairings yg aneeh.. mungkinkah? Ingat! Ini fanfic, so.. nothing impossible, right? R&R pliss.


Love After the rain.

Shino terseok lemah di tengah hujan. Sebelah tanganya mencengkram erat perutnya. Kakinya terasa berat menopang tubuhnya yang mulai kehilangan tenaga. Dan jalanan ini begitu sepi—seperti hari lain yang berhujan di Konoha.

Dia masih mampu mengingat semuanya. Setelah misi tanpa Kurenai-sensei —yang sedang hamil besar—selesai tadi: dia, Hinata, dan Kiba kembali ke Konoha dengan kelelahan yang amat sangat.

Naruto menjemput Hinata di gerbang. Setelah melemparkan pandangan bahagia dari mata abu-abunya, hinata berlalu bersama si anak pirang itu. Sementara kiba, yang tidak bisa diharapkan kepekaanya selain dalam penciuman, tak menyadari luka Shino. Dia Cuma mengucapkan selamat tinggal dari punggung Akamaru, dan menuju rumahnya.

Jadi, disinilah Shino. Berjalan ditengah hujan yang tak menampakan tanda-tanda akan berhenti sama sekali. Dengan luka yang sepertinya mulai berdarah, dan tulang rusuknya yang kemungkinan besar retak, bahkan munkin patah. Dan kediaman klan Aburame, rumahnya, masih jauh ke belakang desa.

Kesadaranku mulai menghilang.. pikir Shino.

Dengan tenaga terakhirnya, Shino menyeret tubuhnya ke pinggiran jalan. Belum sempat ia menyandarkan tubuhnya, kekuatan dan tenaganya menghilang ditelan lukanya.

uhuk! Shino terbatuk. Cairan kental berwarna merah keluar dari mulutnya, darah. Perlahan-lahan, matanya tertutup.

Shino masih merasakan dinginya tanah tempat dia berbaring, juga basahnya seluruh tubuhnya karena air hujan. Mungkin karena inilah dia merasakan sentuhan di belakang kepalanya, yang mengangkat kepala itu sedikit. Dan sebuah suara, yang dia tahu dekat tapi terdengar sangaaat jauh.

"Shino? Kau bisa mendengarku?"

Shino mencoba menjawabnya, tapi Cuma erangan yang terdengar.

"untunglah.."

suara itu menghela nafas lega. Tapi siapa? Shino tak mampu membuka matanya.

aliran chakra hangat terasa mengalir ke lukanya, medical jutsu. Tapi—masih pertanyaan yang sama—siapa?

Dan tiba-tiba semua menjadi gelap..


Dimana.. aku? Pikir Shino. Dia sadar dia tak lagi merasakan dinginya hujan. Justru semua terasa hangat, dan dia berselimutkan kain dan tidur diatas ranjang.

Shino meraba lukanya, tertutup sempurna, meskipun masih terasa sedikit nyeri di tulangnya.

Semua berwarna hitam putih. Cuma gelap terang. Ya, kacamatanya membuat semua terlihat seperti itu. Aku.. masih mengantuk.. dan tanpa bisa melawan rasa itu, Shino kembali tertidur.


Sejak aku kecil,

aku tak boleh—tak bisa—lagi melepas kacamata ini.

Sejak rasa sakit itu..

Sejak rasa sakit yang menyerang mata normal ku..


Perlahan-lahan Shino mulai terbangun. Dan sangat terkejut saat menatap wajah khawatir Ino tepat diatasnya.

"kau tak apa-apa?" Tanya Ino.

"ya, kurasa.." jawabku.

"kau terluka parah. Dan luka itu menyebabkan infeksi. Misi berbahaya?"

Shino Cuma diam.

"kurasa bicara memang bukan hobimu.." Ino tersenyum.

"trim's" Shino mencoba berdiri, tapi tangan Ino menghentikanya.

"kau belum sanggup berjalan, istirahatlah sebentar.."

Ino keluar dari kamar. Shino menatap sekelilingnya. Ini jelas bukan rumah sakit. Apa ini rumah Ino?

Dari jendela, diluar terlihat sudah gelap. Semakin gelap dari balik kacamatanya.

'jgrek' pintu dibuka. Ino masuk membawa makanan. Dan saat itu, Shino menyadari betapa laparnya dirinya.

Semangkuk bubur hangat. Bukan makanan favorit Shino, tapi siapa peduli? Serangga-serangga dalam perutnya menjerit lapar dan bisa meluncur keluar begitu saja dari mulutnya.

'nyam..nyam..nyam..'

ino tersenyum menatap Shino. Si pawang serangga. Julukannya waktu di akademi. Ino ingat dia dan anak-anak perempuan membicarakan kalau Shino membuka mulutnya sedikit lebih lama dari pada satu kata, serangga-serangga akan keluar dari mulutnya. Juga apa yang ada di balik kacamata hitam itu. Ya, semakin misterius seorang cowok, semakin banyak bahan pembicaraan untuk cewek-cewek.

"bisa kau lepaskan kacamata itu?" Tanya Ino setelah makanan itu licin tandas.

"mau apa?"

"aku perlu memeriksa matamu, untuk memastikan kondisimu.."

"tak bisa dengan cara lain?"

Ino menggeleng.

"harus?"

Tanga Ino mendekat ke wajah Shino. Perlahan melepaskan kacamata itu. Tapi Shino memejamkan matanya rapat-rapat.

"buka matamu…"

Shino menggeleng.

Tangan Ino menepuk kedua pipinya, mengejutkan Shino yang secara refleks langsung membuka matanya..

Ino terkejut. Bukan bola mata manusia yang menatapnya. Bentuknya sama seperti mata manusia, tapi.. mirip seperti mata capung. Tidak menonjol, tapi penuh wajik-wajik dan berwarna seperti mata lalat.

"kaget?" Tanya Shino.

"sedikit.." dan untunglah.. masih sama seperti mata manusia. Ino bisa mengecek keadaan Shino dari matanya. Karena semua sama. hanya bola mata itu yang berbeda.. lebih.. indah..

Ino tak bisa memalingkan matanya dari bola mata itu.

"sudah?" suara Shino menghentaknya dari lamunan. Ino mengangguk, kemudian Shino memakai lagi kacamatanya.

"kau tau? Kau perlu lebih banyak bicara.." kata Ino.

Shino hanya menatapnya.

"bukan Cuma menjawab. Tapi berbicara.. atau kau bisa berakhir sebagai kakek-kakek tanpa seorang istri"

"aku tak tertarik"

"haaah.. mulai banyak yang berpasang-pasangan, kau tau? Naruto, Hinata. Neji, Tenten. Shikamaru, Temari. Bahkan kudengar Kiba dengan seorang cewek dari desa lain.."

"ryoushin.."

"siapa?"

"pacar kiba. Ryoushin"

"berarti itu benar?"

Shino mengangguk.

"dan mungkin sebentar lagi Sakura dengan entah-siapa.. dan aku kalah dalam cinta.. tak berhasil mengamalkan last wordnya Asuma-sensei.."

Shino menggeleng. "semua diciptakan berpasang-pasangan. Bahkan serangga sekalipun.."

"itu kalimatmu yang paling panjang yang pernah kudengar dari mulutmu. Dan semoga itu benar. Masalahnya, dimana pasanganku?"

"mungkin disini? Di depanmu?"

ino mengerjapkan matannya, tak percaya. Menatap wajah yang setengahnya tertutup kerah baju itu, dan melihat semburat merah.

Wajah mereka perlahan mendekat..

Shino menurunkan kerahnya, siap menyambut bibir Ino..

Kira-kira 3 milimeter lagi..

"tunggu.. serangga-seranggamu takkan keluar dari mulutmu kan?"

"kau benar-benar mau tau?"


Ahahaha.. sebuah fic dadakan di tengah malam. ini terinspirasi dari fanfic Shino's glases, di Naruto central. Highly recommended. Bisa nggak ya bikin fanfic mereka lagi? R&R plissss.. butuh banget nih! Klo aneh bilang yaaa.. abis gempa nih! pada ngerasain ga?