Amari : Cerita horor pertamaku, enjoy~
I don't own Pokemon and Vocaloid
Let's Play Together
Song : Kagome Kagome – Hatsune Miku and Megurine Luka
-xxxxx-
hi no ataranu haikyo
mukishitsu na rouka
tsukiatari no heya ni
wasuraruru kodomotachi
"Bagaimana kalau kita memasuki rumah hantu ini?" tantang Blue pada Yellow. "aah… t—tidak mau… gedung itu terlihat begitu… umm… menyeramkan…" Tolak Yellow. "Kenapa? Kau takut? Bagaimana kau bisa memberanikan dirimu kalau memasuki rumah saja tidak bisa" tantang Blue.
"tetap saja aku tidak mau!" Pekik Yellow. Dia mengalihkan wajahnya dari Blue. "ya sudah! Aku akan masuk sendiri!" kata Blue sambil melangkah masuk kedalam gedung kosong yang sudah tidak terpakai itu.
Blue membuka pintu itu. Suara berderit terdengar ketika dia membuka pintu itu. Dengan pelan pula dia menutup pintu.
Langkah kakinya seolah terasa pelan ketika dia berjalan melalui lorong dengan lantai yang berderit. Lorong itu terasa begitu… mati. Tidak ada tanda-tanda kehidupan disana, termasuk para nyamuk.
Entah berapa lama dia berjalan di lorong jauh itu. Yang pada akhirnya, dia menemukan sebuah pintu. Dia membuka pintu itu dan tercengang ketika melihat sesuatu dibalik pintu itu.
Mayat anak-anak. Banyak anak-anak disana.
anata ga kuru no wo
zutto mattetanda!
ureshii na! ureshii na!
nakayoku asobo?
Diluar, Yellow sedang menanti kedatangan Blue, terkejut ketika mendengar pekikan Blue dari dalam. "B—Blue!" panggil Yellow panik. Dia mencoba mendobrak pintu, tapi tidak bisa. "P—pintunya macet!" gumam Yellow tambah panik. Dia terus coba mendobraknya, tapi gagal.
"semoga Blue tidak apa-apa…" gumam Yellow.
-xxxxx-
Blue menutup dengan keras pintu itu dan berlari ke pintu depan. Lantai di lorong-lorong itu berderit ketika Blue melangkahinya.
Entah kenapa dia tidak merasa sedang berjalan. Seolah dia hanya berjalan ditempat.
Tiba-tiba, dia melihat beberapa orang anak. Anehnya, saat dia datang, dia tidak melihat, bahkan merasakan seorangpun di rumah ini.
"kami sudah menunggumu kedatanganmu!" seru salah satu dari mereka. "a—apa maksudmu?" Tanya Blue tergagap. "kami sangat senang!" Seru anak-anak itu bersamaan. Mengacuhkan kata-kata Blue.
Blue mundur selangkah, tapi ternyata, dibelakangnya masih ada anak-anak lain, menyahuti kata-kata yang sama.
Akhirnya, salah seorang dari mereka maju dan bertanya ; "maukah kau bermain dengan kami?"
kakome kakome
nigerarenu you ni
kakome kakome
nani shite asobu no?
yoake no ban ni
nakama ni nareru ne!
kagome kagome
"Ushiro no shoumen daare?"
Anak-anak itu mulai bernyanyi, "mari mengelilingi~ mari mengelilingi~". Mereka mulai mengelilingi Blue, membuat sebuah lingkaran tanpa celah, membuat Blue tidak bisa menerobos mereka.
"permainan apa yang harus kita mainkan?" Tanya seorang anak. "b—bolehkah a—aku pergi?" Tanya Blue mulai ketakutan.
Lingkaran anak-anak itu semakin merapat. "ayolah… kita bisa bermain~ kita bisa menjadi teman sebelum pagi datang" kata anak-anak itu bersamaan.
Tiba-tiba mereka mulai mengucapkan kata-kata lain yang diulang ulang. "kagome… kagome…". Blue mulai merasa ketakutan. Air mata bergulir turun dari ujung matanya. "bermainlah bersama kami selamanya…" kata mereka.
"t—tidak! Temanku yang sebenarnya menunggu di luar!" seru Blue.
"lihatlah… siapa yang ada… dibelakangmu…"
Blue menengok kebelakan. Matanya melebar dan dia berteriak kencang.
-xxxxx-
Beberapa minggu setelah itu, mayat Blue ditemukan di selokan sebelah rumah hantu itu. Kabarnya, rumah itu adalah rumah tempat para korban bom nuklir ketika Perang Dunia ke 2. Banyak korban yang ditemukan disana, terlebih lagi anak-anak. Dan, memang, banyak orang yang mengaku ketika melewati rumah itu, mereka mendegar ada yang bernyanyi…
"kagome… kagome…"
-xxxxx-
fukaki mori no shisetsu
kinjirareta gijutsu
osanaki nouzui de
dekiru fushi no myouyaku
Yellow dengan langkah gontai memasuki hutan Viridian. Kini dia kehilangan teman terbaiknya. Dia hanya melangkah mengikuti kakinya, entah kemana kakinya menuntunnya, dia hanya perlu tempat untuk menyendiri…
Dia melihat sekeliling. Kini dia tersesat di tengah hutan Viridian yang gelap, tanda malam sudah muncul, menggantikan sinar di siang hari yang terik dan cerah.
Tiba-tiba dia mendengar suara gemerisik. Yellow terkejut. Dengan pelan, dia melangkah ke suara gemerisik itu.
Saat itu dia hamper berteriak ketika melihat apa yang terjadi dibalik semak itu.
Seseorang, dengan kekuatan aneh, dia membelah kepala seorang anak. Dia mengambil otak anak itu dan mencampurnya dengan carian kimia.
"Obat keabadian pun telah kubuat!" Seru orang itu sambil tertawa jahat.
in no kodomotachi wa
sensei wo kakonde
warabeuta de asobu
"Kagome Kagome"
Orang itu dengan paksa memaksa mayat anak itu meminum obat yang baru saja dia buat. Bukan hanya anak itu, ternyata korban orang itu banyak, ada yang perut mereka terbuka, hingga terlihat terdapat lubang besar menganga di lambung mereka. Ada juga dengan kepala terbuka, mereka kehilangan otak mereka, dan masih banyak lagi.
Anak yang kehilangan otaknya langsung terbangun ketika orang itu selesai memasukkan obat itu. Orang itu tersenyum lebar, seolah mulutnya akan sobek saat itu juga.
"Guru…?" anak tadi memanggil orang itu. "tenang nak… gurumu ada disini… tenanglah…" kata orang tadi, seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kagome… Kagome…" Anak tadi tiba-tiba bernyanyi. Tidak hanya anak itu, tiba-tiba saja banyak anak yang mengelilingi guru itu. Mereka mengelilingi guru itu sambil bernyanyi…
"Kagome… Kagome…"
Entah kenapa, Yellow merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya. Dia melihat kebelakang.
Anak-anak lain. Tersenyum padanya sambil bernyanyi.
"Kagome… Kagome…"
kakome kakome
maketa gakitachi wo
kakome kakome
nigerarenu you ni
yoake no ban ni
kubi wo kiriotose
kagome kagome
"Ushiro no shoumen daare?"
Yellow baru menyadari bahwa dia telah dikelilingi oleh anak-anak yang mengelilingi guru tadi. "a—apa-apaan ini?" gumam Yellow ketakutan.
"Mari mengelilingi~ mari mengelilingi~" Anak-anak itu terus bernyanyi, menyanyikan lagu yang sama setiap saat. "Sebelum pagi tiba, kita bisa menjadi teman!" Seru salah seorang anak yang kepalanya diiris oleh guru tadi. Yellow berteriak kencang, tapi dia tidak bisa mendengar suaranya, seolah suaranya tertahan di tenggorokannya.
"Lihatlah… siapa yang berada… dibelakangmu sekarang…"
Yellow melihat kebelakang dan menjerit.
Blue, berlumuran darah, membawa pisau penuh darah dan bernyanyi,
"Kagome… Kagome…"
ude ga mogetemo atama ga tsuburetemo
shinenai kodomotachi
mujaki ni warau
Yellow mengamati anak anak tersebut. Mereka benar-benar hancur. Ada yang perutnya robek, dan ada yang kepalanya hancur. Mereka terlihat pernah disiksa ketika hidupnya.
Tapi mereka terlihat begitu bahagia.
Walau mereka sudah mati, mereka tetap tersenyum.
kakome kakome
nigerarenu you ni
kakome kakome
anata mo nomou yo?
watashitachi to
eien ni asobou?
kagome kagome
"Ushiro no shoumen daare?"
Yellow kembali menatap Blue. "Blue! Sadarlah!" pekik Yellow. Blue hanya tersenyum dan bernyanyi, "Kagome… Kagome…"
Yellow mundur selangkah, berusaha menjauhi temannya yang tiba-tiba berubah menjadi Psycho itu. Tapi kini dia sadar, itu percuma, karena dia sudah dikepung oleh anak-anak yang terus bernyanyi
"Kagome… Kagome…"
"Apa kau mau minum sesuatu?" Tanya salah seorang anak. Dia mengambil otak di kepalanya yang terbuka dan menguras otaknya. Membuat Yellow mengalihkan pandangannya karena jijik.
"Maukah kau main bersama kami… selamanya?" Tanya anak lain. "t—tidak a—aku—"
Ucapan Yellow terpotong ketika Blue menusukkan pisaunya ke punggung Yellow. Yellow tercengang melihat tingkah temannya itu.
"ka…go…me… ka…go…me…" itulah yang Yellow ucapkan sebelum dia kehilangan nyawanya.
-xxxxx-
"kagome… kagome…"
"jangan lihat kebelakangmu…"
"apa kau mendengar nyanyianku…?"
"Kagome… Kagome…"
"Aku…"
"aku… ada dibelakangmu…"
gk serem ya? maklum, yang bikin aja takut serem #PLAK
Repiu? :D
