Domo minna-san~ :3 setelah lama nggak ngubek-ngubek(?) dunia per-fanfiction-an, akhirnya aku memutuskan untuk nulis lagi... yah mungkin agak sedikit kaku karna lama nggak nulis, hehehe.

Tapi aku nulisnya nggak terus-terusan sih, mungkin cuman musiman kalo lagi mood aja._.v hehe, semoga kalian menikmati tulisanku kali ini, check it out!

One Night

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

KakaSaku – Rate: M – Chapter 1

Anak dibawah 17th nggak boleh baca dulu ya:3 author sekarang udah 17th yeay /o/

Summary: "Give me your love even though just one night."

TIDAK TERIMA FLAME. TERIMAKASIH.

Konoha. Ibu kota metropolitan yang tidak pernah tidur.

Pagi itu, jam masih menunjukkan pukul 6 pagi waktu setempat. Matahari perlahan mulai menyebarkan sinarnya yang semakin lama terlihat semakin terang.

Sakura Haruno. Wanita karir lajang berumur 25 tahun, berambut merah jambu yang tidak lebih panjang melebihi pundaknya, kulitnya putih bersih, kedua matanya berwarna emerald dihias oleh sebingkai kacamata persegi panjang berwarna coklat tua. Sedang memandangi dirinya di depan cermin kamarnya.

Ia terlihat kembali menata rambut pendeknya. Kali ini ia menggunakan sisir yang berfungsi untuk memberi efek blow pada rambut merah jambunya itu. Setelah itu, ia meletakkan sisir itu dan meraih kacamata yang tergeletak tepat di depannya. Ia tersenyum kecil menatap dirinya di depan cermin, sesekali memoles sedikit make up di wajahnya yang terlihat masih kurang.

Diraihlah tas kerja yang tergeletak di ranjangnya, dan ia siap untuk melakukan aktivitasnya hari ini sebagai wanita karir seperti biasanya.

Di sisi lain.

Di kawasan perumahan elite yang terletak di tengah kota Konoha, tinggallah sepasang suami istri yang baru saja menikah satu tahun yang lalu. Mereka adalah Hatake Kakashi dan Hatake Anko. Ya, karena mereka adalah pasangan suami istri, maka nama marga mereka sama.

Kakashi keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk di bagian pinggangnya. Kilau bercak titik air masih menghiasi tubuh kekarnya yang dibalut kulit putih bersih itu.

"Kau sudah selesai mandi, sayang?" sapa Anko, istrinya, yang tengah sibuk menyiapkan meja makan untuk mereka gunakan sarapan nantinya.

"Yah. Menu apa pagi ini?" Kakashi berjalan mendekati Anko dan memeluk istrinya dari belakang. Anko sedikit tersipu.

"Kesukaanmu, nasi goreng." Ia tersenyum sembari menggenggam tangan suaminya yang kini bertengger di perutnya.

Kakashi tidak membalas perkataan istrinya. Ia langsung memutar balik tubuh Anko agar mereka dapat berhadap-hadapan. Kedua telapak tangannya memegang kedua pipi Anko dan membimbingnya untuk berciuman. Kedua bibir mereka saling bertemu, kasih sayang keduanya seperti tersampaikan oleh ciuman itu.

Anko merasa nafasnya sudah mulai menipis, ia melepas ciuman Kakashi secara mendadak, "Cepatlah bersiap, nanti kau terlambat!" katanya seraya memukul pundak suaminya yang tidak dibalut sehelai benangpun.

Kakashi mencubit pipi kanan istrinya, "Iya sayangku." Ia berlalu.

Anko hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Perlahan ia mengelus-elus perutnya dibalik piyama dan celemek warna hijau yang ia kenakan.

oOo

Sakura melangkahkan kakinya memasuki lift kantornya untuk sampai ke ruangannya. Saat pintu lift akan tertutup, tiba-tiba ada tangan kekar dibalut jas berwarna hitam menahannya agar terbuka kembali, lalu si pemilik tangan itu masuk ke dalam lift yang sama dengan Sakura.

"Ah, selamat pagi direktur Kakashi." Sapa Sakura sambil menunduk kecil.

"Selamat pagi. Kau, Haruno Sakura kan?"

"Iya pak, benar sekali." Jawab Sakura sambil tersenyum manis.

"Yah, kudengar dari wakilku kau memiliki kinerja yang bagus selama menjadi sekretarisnya disini." Kakashi ikut tersenyum tipis.

"Benarkah begitu pak? Syukurlah jika begitu." Wajah Sakura terlihat begitu senang.

"Jadi, sejak kapan kau bekerja menjadi sekretarisnya?" kini Kakashi menatap kedua mata Sakura.

"Sekitar satu tahun yang lalu, pak."

Ting. Pintu ls ift terbuka di lantai 4, "Kalau begitu saya duluan, pak. Semoga hari bapak menyenangkan." Pamit Sakura seraya mununduk kembali dan berjalan keluar dari lift.

"Sakura!" seru Kakashi.

"Ya, pak?"

"Kau bisa ambil ini, jika saja kau membutuhkan bantuanku." Ucap Kakashi sambil memberikan kertas kecil persegi panjang berwarna hitam.

Sakura menerima kertas itu dengan tangan kanannya, "Baik. Terima kasih sekali, pak. Saya permisi dulu."

"Ya."

oOo

Sakura meletakkan tas kerjanya dan menyalakan PC yang ada di depannya. Ia mendudukkan dirinya di kursi kerjanya. Diambilnya kertas kecil persegi panjang berwarna hitam pemberian Kakashi dan membacanya. Tiba-tiba seseorang menghampirinya,

"Sakura, kau sedang sibuk?" tanya orang itu, yang tak lain dan tak bukan adalah wakil direktur perusahaan tempat Sakura bekerja, Uchiha Sasuke. Laki-laki tampan berambut biru dongker dan berwarna mata hitam gelap.

"Kebetulan tidak, pak. Ada yang bisa saya lakukan untuk anda?" Sakura berdiri dari tempat duduknya.

"Tolong kau buat salinan dokumen ini ya, dan berikan dokumen yang asli untuk ditandatangani oleh direktur Kakashi." Jawab Sasuke sambil meletakkan sebuah map berwarna kuning di meja kerja Sakura.

"Baik, pak." Jawab Sakura.

"Jika boleh tau, apa yang kau pegang itu, Sakura?" tanya Sasuke sambil memperhatikan tangan kanan Sakura yang masih memegang kartu nama Kakashi.

"Ini? Oh, ini kartu nama direktur Kakashi, pak. Kebetulan sekali tadi saya bertemu dengannya di lift." Jawab Sakura.

"Oh, baiklah. Tolong segera kau kerjakan ya,aku membutuhkan salinan dokumen itu hari ini."

"Baik, pak." Lalu Sasuke meninggalkan Sakura.

Sakura menggeret kursinya agar lebih dekat dengan meja kerjanya, dan mulai memainkan jari-jarinya pada keyboard PC kerjanya.

oOo

Jam menunjukkan pukul 11:30. Sakura selesai membuat salinan dokumen yang kira-kira lebih dari 10 halaman itu. Ia merasa tangannya mulai terasa kaku karena terlalu lama mengetik di depan monitor. Ia lepas kacamata coklat tuanya, dan memijit kecil ujung atas hidungnya. Ia merasa sedikit pusing. Mungkin ini efek karena ia belum sempat sarapan tadi pagi.

Sakura berjalan meninggalkan ruangannya untuk menuju ruangan Kakashi. Setelah sampai di depan ruangan Kakashi, ia mengetuk kecil pintu kayu itu.

"Masuk." Senyap-senyap Sakura mendengar suara Kakashi dari dalam ruangan itu.

Ia menekan gagang pintu itu, "Permisi direktur." Sakura mulai melangkahkan kakinya memasuki ruangan Kakashi.

"Ada yang bisa kubantu, Sakura?" Kakashi mengalihkan pandangannya dari monitor untuk menatap Sakura.

Sakura berjalan mendekati meja kerja Kakashi, ia menyodorkan sebuah map kearah Kakashi, "Wakil direktur meninta anda untuk menandatangani dokumen ini, pak."

Kakashi menerima map itu dan membuka lalu membacanya sedikit, "Sakura, tolong kau sampaikan padanya, aku ingin berbicara dengannya setelah jam makan siang selesai." Kata Kakashi sambil menyodorkan map itu kembali ke Sakura.

"Baik, pak. Kalau begitu saya permisi dulu." Sakura menunduk. Selangkah dari tempat ia berdiri, Sakura merasa ada sesuatu yang sangat berat sedang menimpanya dan membuat ia merasa sangat pusing. Ia memegangi pelipisnya.

Kakashi melihat reaksi Sakura tersebut. Ia beranjak dari kursinya dan memegang kedua bahu Sakura, "Sakura, kau tidak apa-apa?" tanyanya.

"Ah, tidak pak. Maaf. Mungkin karena saya belum menyantap satupun makanan hari ini." Jawab Sakura sambil memaksakan dirinya untuk kembali berdiri.

"Ya Tuhan. Kau jangan menyiksa dirimu seperti itu Sakura. Berhubung sekarang jam makan siang, bagaimana kalau kita makan siang terlebih dahulu?" tawar Kakashi.

"Tapi pak, saya harus menyerahkan dokumen ini terlebih dahulu." Jawab Sakura.

"Kesehatanmu lebih penting, Sakura. Bagaimana jika kau sakit? Siapa yang akan mengerjakan perkerjaanmu?" tanya Kakashi.

"Ah, benar juga. Baiklah jika seperti itu, pak."

Lalu mereka berjalan menuju kantin kantor. Selama jam makan siang, mereka saling mengobrol dan saling bertukar pikiran satu sama lain. Sakura mulai merasa ada yang aneh pada dirinya, namun ia mencoba membuang perasaan itu jauh-jauh.

To be continued.

Nyahaa~ akhirnya chapter 1 selesai xD

Sebenernya mau aku buat oneshot, tapi... chapter-an ajadeh:3

Gimana? Gimana? Mohon pendapatnya ya minna-san sekalian (?)

Jaa mata sampe chapter berikutnya~~~~

Aumu Hatake.