Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Warning : Typo(s), OOC , abal(?) , gaje.

Happy Reading


"Sai, tunggu!"

Tapi Sai tidak peduli, pemuda berambut hitam itu terus melanjutkan langkahnya.

"Baka! Aku memakai heels dan aku susah mengejarmu!"

Ino, gadis berambut blonde dengan rambut yang terikat, masih sibuk menyusul langkah kaki Sai –mungkin- pacarnya itu.

"Kena kau ah-"

Sret!

Karena kakinya tersandung, Ino pun hilang keseimbangan dan…

Dan tangan Sai menahannya. Hei, bagaimana bisa? Sai dengan refleksnya yang bagus, meskipun Ino ada tepat di belakangnya, sehingga Ino tidak terjatuh.

Dan muka mereka saling bertemu, saling menatap. Ino hanya bisa bersemu merah, tidak memperdulikan tatapan orang lain yang melihat kearah mereka.

"Lain kali hati-hati ya. Lepas high heels itu sekarang juga."

"Eh?" Ino hanya menggumam melihat Sai mengatakannya.

"Duh, sepertinya harus aku yang melepaskannya ya?" Ujar Sai yang tak jelas antara pertanyaan atau pernyataan. Tapi Ino tidak perlu menjawabnya karena sedetik kemudian Sai melepaskan kedua high heels berwarna hitam miliknya.

"Ayo kita ke mobil."

"Eh?" Ino lagi-lagi bergumam tidak jelas.

Ino lalu hanya bisa mengekor Sai kearah parkiran memasuki mobil Sai.


"Kita.. ada dimana?" Ino melihat kesamping dan melihat sebuah toko kecil.

"Tunggu sebentar disini, aku harus beli sesuatu." Sai hanya tersenyum singkat sebelum ia pergi dari hadapannya.

"Apa ia akan membeli es krim? Wah senangnya! Eh, atau dia akan membeli rokok? Tidak boleh! Awas saja kalau dia membelinya, aku akan menghabisinya!" Ujar Ino berapi-api.

Dan pintu mobil pun terbuka,

"Ino, pakai ini."

Dan Ino hanya membelalakan mata ketika dia melihat apa yang ada di hadapannya.

Sendal karet! Dengan motif badut yang sedang tersenyum.

"Baka! Jauhkan sandal laknat itu dariku!"

Ino lalu keluar dari mobil, dan Sai mengikutinya.

"Ta, tapi.. "

"Aku benci badut, kau tahu?!"

"Ta, tapi.. Cuma ini sandal yang tersisa, kau tidak mungkin memaksakan diri pakai high heels itu kan, kakimu sudah lecet,"

"Kemarikan sepatumu."

Sai menatap sepatunya getir,

"Ini baru dicuci lho, jadi…" Ada nada tidak rela di dalam suaranya.

Hey, sepatu merk terkenal dan ori lho! Baru saja ia mencucinya.. dan baru dipakai untuk kedua kalinya. Untuk orang sepelit Sai sih, rasanya gak rela banget!

"Dicuci atau tidak, aku yang akan memakainya!" Sepertinya hari ini Ino sedang mendapat tamu bulanannya, sehingga dia melakukan aksi nekat mencabut sepatu Sai secara paksa!

"Tidak!"

"Iya, kemarikan sepatumu!"

"Tidak! Tidak boleh!"

"Boleh!"

Sementara dari kejauhan Shikamaru dan Temari melihat mereka. Keduanya sama-sama menghela nafas melihat kelakukan sahabat mereka itu.

"Perlu kita Bantu?" Ucap Temari menatap Shikamaru.

"Anggap saja kau melihat sesuatu yang merepotkan sehingga kau tidak berniat membantunya." Jawab Shikamaru sambil masih menggandeng tangan Temari.

Temari sih nurut saja, asal Shikamaru disisinya, tentu ia juga tak mau repot-repot mengurus mereka.


'We are couple, we know it.

We fight, of course

Do we have to break up?'

Bagai hitam dan putih, juga minyak dan air.. mereka selalu bertentangan. Si pria dengan sifatnya yang kalem, dan kadang kurang peka. Lalu si wanita yang aktif, sedikit cerewet, dan juga agak pemarah.

Yakin hubungan kalian akan bertahan?


(A/N: Hai reader! Ini baru prolog, jadi yah masih dikit. Buat chapter selanjutnya gatau kapan, karena bentar lagi saya mau UAS (T_T) mudah-mudahan sempat ya sesudah UAS… RnR juga ya… Sankyuu~)